Jenis vaksin ini menggunakan mRNA yang direkayasa secara genetik untuk memberikan instruksi kepada
sel Anda tentang cara membuat protein S yang ditemukan di permukaan virus Covid-19. Setelah
vaksinasi, sel otot Anda mulai membuat potongan protein S dan menampilkannya di permukaan sel. Ini
membuat tubuh Anda membuat antibodi. Jadi, jika Anda terinfeksi virus Covid-19, antibodi ini akan
melawan virus tersebut.
Setelah memberikan instruksi, mRNA segera dipecah. Itu tidak pernah memasuki inti sel Anda, di mana
DNA Anda disimpan. Adapun vaksin yang menggunakan teknologi ini adalah vaksin Pfizer-BioNTech dan
Moderna.
Penyakit Huntington adalah kelainan genetik yang menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf di otak.
Penyakit ini memengaruhi gerakan, pikiran, dan emosi penderitanya.Penyebab Penyakit Huntington
Penyakit Huntington terjadi akibat kelainan pada gen yang mengendalikan produksi protein di otak.
Penyakit ini diturunkan langsung dari orang tua yang memiliki riwayat penyakit Huntington.
Umumnya, gen yang cacat baru bisa menurun ke anak dari kedua orang tuanya. Namun, pada penyakit
Huntington, gen cacat tetap dapat diturunkan walaupun hanya dimiliki oleh salah satu orang tuanya.
Dengan kata lain, setiap anak yang salah satu atau kedua orang tuanya memiliki riwayat penyakit
Huntington memiliki risiko sekitar 50% untuk menderita penyakit yang sama.
penyakit Huntington sering kali muncul pertama kali di usia 30–40 tahun dan akan makin parah seiring
waktu. Pada beberapa kasus, gejala penyakit Huntington juga bisa muncul sebelum usia 20 tahun.
Berikut ini adalah beberapa gejala yang biasanya muncul pada penderita penyakit Huntington:
Sedangkan gejala penyakit Huntington yang muncul sebelum usia 20 tahun disebut dengan juvenile
Huntington. Gejalanya meliputi:
Kejang
Tremor
Sering terjatuh
Kaku otot yang memengaruhi cara berjalan
Sulit fokus dalam belajar sehingga mengalami penurunan prestasi
Pengobatan penyakit Huntington bertujuan untuk meredakan gejala gangguan gerak dan gangguan jiwa
pada pasien. Metode pengobatan penyakit Huntington yang bisa dilakukan oleh dokter meliputi:
Obat-obatan
Pada pasien dengan gangguan gerak, dokter akan memberikan obat sesuai keluhan yang dialami.
Misalnya, untuk menangani chorea, obat-obatan yang bisa diberikan di antaranya:
Sementara obat-obatan yang dapat diberikan pada pasien dengan gejala gangguan jiwa, meliputi:
Psikoterapi juga dapat dianjurkan kepada pasien penyakit Huntington yang sulit mengendalikan emosi.
Melalui psikoterapi, pasien akan diajarkan cara berpikir, bertindak, dan mengelola emosi.
Terapi fisik
Pasien penyakit Huntington akan dianjurkan untuk menjalani terapi fisik. Tujuan terapi ini adalah untuk
melatih pasien dalam meningkatkan kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan tubuh. Dengan demikian,
pasien bisa lebih aktif bergerak dan terhindar dari cedera akibat terjatuh.
Okupasi
Terapi okupasi bertujuan untuk melatih pasien agar mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara
mandiri menggunakan alat bantu. Sebagai contoh, pasien akan diberikan alat makan khusus yang telah
disesuaikan dengan kondisinya agar dapat digunakan sendiri.
Jika tidak ditangani, penyakit Huntington dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Depresi
Pneumonia
Cedera akibat terjatuh
Malnutrisi karena sulit menelan
Percobaan bunuh diri
3. Penyakit akibat mutan resesif homozigot disebabkan adanya inaktivasi protein pada
jalur Nucleotide Excision Repair (NER),
Penyakit yang disebabkan oleh mutasi resesif homozigot yang menghasilkan inaktivasi protein pada jalur
NER (Nucleotide Excision Repair) adalah penyakit genetik yang dikenal sebagai xeroderma pigmentosum
(XP). XP adalah kelompok penyakit yang ditandai dengan sensitivitas berlebihan terhadap sinar UV dan
kerusakan kulit yang serius akibat eksposur terhadap sinar matahari.
Pada individu dengan XP, mutasi gen yang terlibat dalam jalur NER mengakibatkan ketidakmampuan
untuk memperbaiki kerusakan DNA yang disebabkan oleh sinar UV. Jalur NER adalah mekanisme alami
dalam tubuh yang bertanggung jawab atas perbaikan kerusakan pada DNA yang mungkin terjadi sebagai
akibat dari eksposur sinar UV atau berbagai agen mutagenik lainnya.
Akibat dari inaktivasi protein dalam jalur NER, orang dengan XP cenderung mengalami kumulasi
kerusakan pada DNA mereka setiap kali mereka terkena sinar UV. Hal ini dapat mengakibatkan
munculnya kanker kulit, bintik-bintik pigmentasi yang tidak normal pada kulit (xeroderma pigmentosum),
dan masalah mata seperti kepekaan terhadap cahaya (fotofobia).
XP merupakan contoh penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi resesif homozigot, yang berarti
seseorang harus memiliki dua salinan gen yang mengalami mutasi pada jalur NER untuk
mengembangkan penyakit ini. Individu yang hanya memiliki satu salinan mutasi pada gen ini (kondisi
heterozigot) biasanya tidak mengalami gejala penyakit XP, tetapi mereka dapat menjadi pembawa gen
penyakit dan memiliki risiko lebih tinggi untuk memiliki anak dengan XP jika pasangannya juga adalah
pembawa gen penyakit yang sama.
Pada proses pembelahan sel dapat terjadi nondisjunction yang mengakibatkan abnomalitas jumlah
kromosom. Abnormalitas yang muncul mengakibatkan suatu gejala-gejala dantanda-tanda khas disebut
syndrome. Kelainan-kelainan kromosom tersebut dampakberdampak pada kromosom yang
berhubungan dengan autosom (kromosom tubuh ) maupun gonosom (kromosom sexKita dapat
mengetahui penyebab dan dampak dari kelainan pada kromosom salah satu dari kejadian Non
Disjunction ini adalah Syndrom Jacob
))Sindrom Jacobs terjadi karena nondisjunction yang mengakibatkan sel sperma memiliki kelebihan
kromosom Y. Penderita sindrom Jacobs mengalami penambahan satu kromosom Y pada kromosom
kelaminnya sehingga mempunyai 44 autosom dan 3 kromosom kelamin yaitu XYY.kariotipe (22AA + XYY),
mengalami kelainan pada kromosom no.23 berupa trisomik.(Lihat Image Karyotype ). Biasanya di derita
oleh pria.Perkembangannya normal, dimana organ seksual dan ciri seksual sekundernya berjalan normal
juga pubertas terjadi tepat waktunya.
Pria XYY ini tidak mandul, mereka memiliki testis yang berkembang normaldengan gairah seksual yang
normal.
Biomol
1. Enzim katalase
Enzim katalase adalah molekul yang terbentuk dari protein yang fungsi utamanya sebagai katalisator.
Katalisator adalah proses untuk mempercepat reaksi dalam berbagai proses kimia di dalam tubuh.Enzim
ini dapat ditemukan pada hampir semua makhluk hidup di muka bumi, baik itu hewan, tumbuhan, dan
manusia. Pada manusia, enzim ini ditemukan di hati.Enzim katalase bekerja dengan cara mengurai
hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Enzim ini mencegah penumpukkan hidrogen peroksida
dalam tubuh serta melindungi organel dan jaringan seluler dari radikal bebas.Hidrogen peroksida adalah
senyawa kimia yang terus diproduksi oleh berbagai reaksi metabolisme di dalam tubuh. Penumpukkan
hidrogen peroksida dapat menyebabkan kerusakan dalam tubuh karena senyawa kimia ini dapat
menyerang biokimia penting seperti protein dan DNA.
2. Komponen kimia penyusun makhluk hidup
Berikut merupakan komponen kimiawi penyusun sel:
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu komponen kimiawi penyusun sel yang sangat penting dalam proses-
proses fisiologi yang terdapat dalam sel makhluk hidup. Komponen ini terdiri atas unsur karbon (C),
oksigen (O), dan hidrogen (H) yang membentuk rumus molekul Cn(H2O)n. Pembentukan karbohidrat
pada tumbuhan dibentuk oleh sel yang memiliki hijau daun (kloroplas mengandung klorofil) melalui
proses fotosintesis.
Menurut fungsinya karbohidrat akan dibedakan menjadi:
1. Karbohidrat sederhana sebagai sumber energi di dalam sel
2. Karbohidrat rantai pendek sebagai cadangan energi
3. Karbohidrat rantai panjang sebagai komponen struktural organel dan bagian sel lainnya
Sedangkan jika mengacu pada struktur ikatan molekulnya maka karbohidrat akan dibedakan menjadi:
1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Polisakarida
Lemak
Komponen kimiawi penyusun sel berikutnya adalah lemak yang tersusun atas unsur karbon, hidrogen dan
oksigen.
Lemak dibentuk oleh gliserol dan asam lemak dan berfungsi sebagai komponen utama membran plasma,
pembentukan hormon, dan pembentukan vitamin dalam sel hidup.
Protein
Unsur organik terbesar yang menyusun sebuah sel merupakan protein yang terdiri atas karbon, hidrogen,
oksigen dan nitrogen. Protein sendiri merupakan polimer dari asam amino yang saling berikatan dengan
ikatan peptida. Air merupakan unsur terbesar yang menyusun protoplasma yang kemudian diikuti oleh
protein yang tersusun atas protein struktural dan protein fungsional. Protein struktural adalah protein
penyusun organel sel seperti membrane, mitokondria, ribosom dan retikulum endoplasma. Protein
fungsional adalah protein yang terlibat dalam metabolisme tubuh seperti enzim-enzim dan hormon yang
berfungsi mengatur reaksi-reaksi kimia yang menjaga sel tetap hidup.
Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan materi inti dari komponen kimiawi sel. Terbagi ke dalam dua macam yaitu
asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Fungsi asam nukleat adalah untuk
mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi genetik. Asam nukleat merupakan polimer nukleotida.
Air
Diketahui bahwa 50-65% dari berat sel terdiri atas air yang merupakan komponen esensial cairan tubuh
yang terdiri dari plasma darah, cairan intrasel (sitoplasma), dan cairan ekstrasel. Air dalam sel berfungsi
sebagai pelarut dan katalisator beberapa reaksi biologis.
Vitamin
Sel tidak membutuhkan banyak jumlah vitamin namun vitamin harus tetap ada dalam sebuah sel untuk
menunjang berbagai fungsi sel dalam proses metabolismenya.
Vitamin berguna untuk mempertahankan fungsi metabolisme, pertumbuhan dan penghancur radikal
bebas. Contohnya adalah vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H.
Mineral
Komponen senyawa kimia ini berfungsi untuk memelihara fungsi dan kerja metabolisme, pengaturan
enzim serta menjaga keseimbangan asam dan basa. Mineral yang terkandung dalam jumlah yang besar
dalam sel disebut makroelemen sedangkan jika jumlahnya sedikit maka disebut mikroelemen. Mineral
makroelemen biasanya berupa kalsium, magnesium, fosfor, klor, natrium dan belerang. Sedangkan
mineral mikroelemen biasanya berupa zat besi, yodium, seng, kobalt dan fluorin.
3. Senyawa-senyawa fosfat berenergi tinggi
fosfoanhidridanya disebut sebagai ikatan berenergi tinggi. Senyawa-senyawa tinggi energi adalah
senyawa yang banyak melepaskan enegi bebas ketika mengalami hidrolisis
4. Distrofi otot Emery-dreifus
Distrofi otot atau muscular dystrophy adalah kondisi yang terjadi akibat adanya mutasi atau
perubahan pada gen. Masing-masing tipe distrofi memiliki jenis mutasi yang berbeda antara
satu sama lain. Mutasi ini dapat terjadi pada saat pembuahan atau saat perkembangan embrio.
Penyebab terjadinya mutasi seperti ini masih belum diketahui dan masih dalam
penelitian.Mutasi gen penyebab distrofi otot atau muscular dystrophy ini adalah kondisi yang
dapat diturunkan secara genetik. Dengan kata lain, kondisi ini dapat diturunkan dari orangtua
pada anaknya, karena termasuk penyakit genetik.
Distrofi otot atau muscular dystrophy adalah istilah yang merujuk pada sekelompok penyakit
otot. Secara perlahan, otot akan semakin melemah hingga kehilanggan kekuatan dan tidak
dapat berfungsi dengan baik. Kerusakan dan kelemahan otot disebabkan oleh kurangnya
protein yang disebut dengan distrofin, yaitu protein yang penting dalam fungsi otot normal.
Penderita penyakit ini biasanya mengalami kesulitan dalam berjalan, duduk, menelan, serta
melakukan gerakan yang membutuhkan koordinasi otot. Distrofi otot termasuk kelainan atau
cacat lahir bawaan yang umumnya bersifat turunan dan menyebabkan kerusakan pada otot
seiring dengan berjalannya waktu. Terdapat lebih dari 30 jenis penyakit otot yang termasuk
dalam distrofi. Berikut adalah jenis-jenis yang paling sering dijumpai:
Duchenne muscular dystrophy (DMD).
Landouzy-dejerine muscular dystrophy.
Myotonic muscular dystrophy (MMD).
Squamous cell Carcinoma
Squamous cell Carcinoma
Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong
sebagai makanan untuk pertumbuhannya
9. Pembelahan meiosis
10. Pembelahan amitosis dan kariokinesis
11. Produksi insulin dengan DNA bakteri
Terapi Gen: Terapi gen adalah bidang bioteknologi yang berkembang pesat yang
memungkinkan perubahan atau penggantian gen dalam sel manusia untuk mengobati
penyakit genetik. Teknik CRISPR-Cas9, misalnya, telah membuka pintu untuk mengedit
genom manusia dengan lebih cepat, tepat, dan efisien.
Vaksin mRNA: Pengembangan vaksin COVID-19 berbasis mRNA oleh Pfizer-BioNTech
dan Moderna adalah tonggak penting dalam bioteknologi. Ini menunjukkan potensi
besar teknologi mRNA dalam mengembangkan vaksin yang dapat diubah dengan cepat
untuk melawan penyakit baru.
Terapi Sel T: Terapi sel T adalah penggunaan sel T yang dimodifikasi secara genetik
untuk mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker. Ini telah menjadi terobosan dalam
pengobatan kanker, seperti terapi CAR-T (Chimeric Antigen Receptor T-cell therapy).
Pertanian Genetik: Bioteknologi telah digunakan untuk menghasilkan tanaman
transgenik yang tahan terhadap hama, tahan terhadap herbisida, dan bahkan yang
menghasilkan hasil yang lebih baik atau bernutrisi. Ini membantu meningkatkan hasil
pertanian dan mengurangi penggunaan pestisida.
Bioproses: Perkembangan dalam bioproses memungkinkan produksi produk
bioteknologi seperti obat-obatan, enzim, dan bahan kimia dengan lebih efisien. Teknik
fermentasi dan bioreaktor telah berkembang pesat.
Genomika dan Proteomika: Teknologi sekuensing genom dan analisis proteomik telah
menghasilkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana gen dan protein
berinteraksi dalam tubuh manusia dan organisme lain. Ini memungkinkan penelitian
lebih mendalam tentang penyakit genetik dan mekanisme biologis.
Terapi RNA: Selain vaksin mRNA, terapi RNA lainnya juga sedang dikembangkan untuk
mengobati berbagai penyakit, termasuk penyakit genetik dan infeksi virus.
Kultivasi Sel dan Terapi Sel Punca: Bioteknologi telah memungkinkan pengembangan
metode kultivasi sel dan terapi sel punca yang lebih canggih. Hal ini berguna dalam
pengobatan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit
neurodegeneratif.
Bioteknologi Lingkungan: Bioteknologi digunakan untuk mengatasi masalah
lingkungan, termasuk bioremediasi (penghilangan polutan dari lingkungan), produksi
bahan bakar terbarukan, dan manajemen limbah.
Bioteknologi Pangan dan Nutrisi: Pengembangan makanan fungsional dan
nutrasetikal, yang mengandung bahan-bahan yang memberikan manfaat kesehatan
tambahan, adalah bagian dari perkembangan bioteknologi dalam bidang pangan.
Sel Khusus dalam Ginjal: Ginjal hiu memiliki sel khusus yang disebut sel tubulus distal
yang membantu dalam ekskresi garam ke dalam urin. Ini membantu menjaga
keseimbangan ion dalam tubuh mereka.
Mengurangi Air Kencing: Elasmobranchii memiliki kemampuan untuk mengurangi
produksi urin selama kondisi osmoregulasi yang ekstrem, sehingga mereka dapat
mempertahankan air dalam tubuh mereka saat berenang di lingkungan laut yang
hypertonic.
Adaptasi-adaptasi ini membantu Elasmobranchii untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh
mereka dalam berbagai kondisi lingkungan laut yang berbeda, yang sering kali memiliki
perubahan yang signifikan dalam salinitas dan tekanan osmotik. Ini memungkinkan mereka
untuk bertahan hidup dan berkembang biak dengan sukses dalam perairan yang penuh
tantangan.
Mikronutrien sangat penting untuk fungsi mitokondria normal, terutama di jaringan kaya
mitokondria seperti miokardium.4 Mikronutrien (termasuk koenzim Q10, zinc, tembaga,
selenium, dan besi) diperlukan untuk mengubah makronutrien menjadi ATP secara efisien.4
Mikronutrien berperan dalam perubahan transpor elektron mitokondria. Rantai transpor elektron
dimulai dengan transfer proton (H+) yang dimediasi oleh kompleks I dan II, yang mendorong
gradien elektrokimia melintasi membran mitokondria. Kompleks III (ubiquinol-cytochrome c
oxidoreductase atau CIII) membentuk bagian tengah dari rantai respirasi mitokondria,
mengoksidasi CoQ10 dan mereduksi sitokrom c sambil memompa proton dari matriks ke ruang
antarmembran melalui mekanisme siklus-Q. Akhirnya, empat molekul sitokrom C mengirimkan
elektron ke kompleks IV (sitokrom c oksidase atau CIV), dibawa oleh kompleks dan
mentransfernya ke satu molekul dioksigen, mengubah molekul oksigen menjadi dua molekul
air.4 Gradien elektrokimia digunakan oleh kompleks V (sintesis adenosin trifosfat [ATP]) untuk
mendorong pembentukan ATP dari adenosin difosfat (ADP) yang tersedia. Meskipun rantai
transpor elektron adalah mekanisme yang cukup efisien untuk mendorong pembentukan energi,
generasi gradien protonmenghasilkan peningkatan produksi spesies oksigen reaktif (ROS)
karena oksidasi O2 menjadi O2 (radikalanion superoksida), H2O2 dan OH (radikal hidroksil) ,
yang merupakan produk beracun dari respirasi.4Mikronutrien menyajikan peran kunci dalam
generasi gradien proton (CoQ10) dan transfer pembawa elektron di antara kompleks yang
berbeda (Fe3+ dan Cu+). Lebih lanjut, Cu+, Zn2– dan Se2− berpartisipasi dalam sistem
pemulung oksidan, menurunkan ROS mitokondria yang toksik
Koenzim Q10 (Ubiquinone): Koenzim Q10 adalah senyawa yang penting dalam rantai
transport elektron mitokondria, yang merupakan tahap akhir dalam produksi ATP. Ini
membantu mengubah energi dari nutrisi menjadi ATP.
Vitamin B6 (Piridoksin): Piridoksin diperlukan untuk produksi NADH dan FADH2, yang
terlibat dalam reaksi-reaksi dalam respirasi seluler mitokondria.
Magnesium: Mineral ini penting untuk aktivasi enzim yang terlibat dalam sintesis ATP
dalam mitokondria. Tanpa magnesium yang cukup, proses ini dapat terhambat.
Besi: Besi diperlukan untuk membentuk heme, yang merupakan komponen hemoglobin
dalam sel darah merah. Hemoglobin membawa oksigen ke sel-sel tubuh, termasuk
mitokondria, yang memerlukan oksigen untuk respirasi seluler.
Kromium: Meskipun dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, kromium berperan dalam
metabolisme glukosa dan dapat memengaruhi fungsi mitokondria yang berkaitan
dengan regulasi gula darah.
Kekurangan mikronutrien ini dalam diet dapat menyebabkan gangguan dalam fungsi
mitokondria, yang pada gilirannya dapat mengganggu metabolisme energi dan berkontribusi
pada berbagai masalah kesehatan. Penting untuk menjaga asupan nutrisi yang seimbang untuk
memastikan fungsi optimal mitokondria dan kesehatan umum tubuh.
ESSAY
21. Pigmen penyebab warna ungu pada daun rhoe discolor dan organel tempat
disimpan
Pigmen penyebab warna ungu adalah pigmen antisianin. i bersifat larut dalam air sehingga
mampu bereaksi baik dengan asam maupun basa Sitoplasma sel (mengandung pigmen
Antosianin).
Warna ungu pada daun Rhoeo discolor, juga dikenal sebagai "Tradescantia spathacea" atau
"Moses in the Cradle," disebabkan oleh pigmen yang disebut antosianin. Anthocyanin adalah
kelompok pigmen yang memberikan warna merah, ungu, atau biru pada berbagai bagian
tumbuhan, termasuk daun dan bunga. Anthocyanin adalah senyawa yang larut dalam air dan
memberikan warna yang mencolok kepada tumbuhan.
Anthocyanin dapat ditemukan dalam berbagai organel sel tumbuhan, terutama dalam vakuola.
Vakuola adalah organel besar yang terdapat di dalam sel tumbuhan dan berfungsi sebagai
tempat penyimpanan berbagai senyawa, termasuk pigmen seperti anthocyanin. Vakuola
mengandung cairan sitoplasma yang mengandung anthocyanin dan memberikan warna yang
khas pada sel dan jaringan tumbuhan.
Warna ungu pada daun Rhoeo discolor adalah hasil dari akumulasi anthocyanin dalam vakuola
sel-sel daun. Perubahan warna ini sering terjadi sebagai respons terhadap berbagai faktor
lingkungan seperti cahaya, suhu, dan pH tanah. Warna ungu yang khas ini dapat menjadi tanda
indikator kondisi lingkungan atau kesehatan tumbuhan.
Gizi dan Malnutrisi: Stunting sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi atau
malnutrisi pada anak-anak. Kekurangan nutrisi, seperti protein, zat besi, vitamin, dan
mineral, dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Nutrisi yang tidak
mencukupi dapat mempengaruhi berbagai komponen kimia dalam tubuh, termasuk
produksi hormon pertumbuhan dan enzim yang diperlukan untuk pertumbuhan.
Hormon Pertumbuhan: Hormon pertumbuhan, seperti hormon pertumbuhan
somatotropin, adalah komponen kimia yang sangat penting untuk pertumbuhan tubuh.
Kekurangan nutrisi atau malnutrisi dapat menghambat produksi dan sekresi hormon
pertumbuhan, yang dapat berkontribusi pada stunting.
Kadar Zat Besi: Kekurangan zat besi adalah salah satu bentuk malnutrisi yang umum
terjadi pada anak-anak. Zat besi penting untuk produksi hemoglobin dalam sel darah
merah dan juga terlibat dalam berbagai reaksi biokimia dalam tubuh. Kekurangan zat
besi dapat menyebabkan anemia, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Vitamin dan Mineral: Vitamin dan mineral seperti vitamin D, kalsium, fosfor, dan
magnesium penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang. Kekurangan nutrisi
ini dapat memengaruhi kesehatan tulang dan pertumbuhan anak.
Asam Amino: Asam amino adalah komponen kimia yang membangun protein dalam
tubuh. Protein adalah salah satu nutrisi penting yang diperlukan untuk pertumbuhan
jaringan tubuh, termasuk otot dan tulang. Kekurangan protein dalam diet dapat
menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Metabolisme Energi: Keterkaitan antara stunting dan komponen kimia juga terkait
dengan metabolisme energi. Anak-anak yang menderita stunting mungkin memiliki
tingkat metabolisme yang lebih rendah, yang dapat memengaruhi tingkat aktivitas fisik
dan asupan energi mereka.
Sistem Imun: Kekurangan nutrisi dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh,
meningkatkan risiko infeksi, dan mengganggu pertumbuhan anak. Komponen kimia
dalam sistem kekebalan tubuh, seperti sel darah putih dan antibodi, dapat terpengaruh
oleh status gizi.
Stunting adalah masalah multifaktor yang melibatkan interaksi antara faktor nutrisi, faktor
lingkungan, dan faktor genetik. Untuk mencegah dan mengatasi stunting, penting untuk
memberikan anak-anak nutrisi yang mencukupi, memastikan akses ke makanan yang
seimbang, dan memberikan perhatian kesehatan yang baik selama masa pertumbuhan mereka.
Gastritis kronis: Gastritis kronis terjadi akibat peradangan jangka panjang di dinding lambung
yang tidak diobati. Gastritis kronis dapat berdampak pada sebagian atau semua bagian mukus
pelindung lambung.
Beberapa hal yang dapat menyebabkan gastritis kronis meliputi: