3
Peran Pelaku Ekonomi dalam
Kegiatan Ekonomi
Fungsi ilmu ekonomi dalam kegiatan produksi, yaitu memilih bagaimana sumber daya faktor produksi dapat dikombinasikan
dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan output yang murah (least cost) dan berkualitas.
Faktor produksi adalah unsur – unsur yang digunakan dalam proses produksi.
01 Sumber
daya alam 02 sumber daya
Segala sesuatu yang disediakan
oleh alam guna memenuhi manusia
kebutuhan.
Semua kegiatan manusia
Tiga macam kemampuan (skill) yang harus ada pada faktor produksi kewirausahaan adalah:
1. Keahlian mengatur (managerial skill) adalah kemampuan cara kerja yang lebih efisien dan lebih produktif,
serta kemampuan mengadakan inovasi (penemuan barang baru).
2. Keahlian bidang teknis ekonomis (technological skill) adalah kemampuan mengombinasikan faktor-faktor
produksi sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih etektif dan efisien.
3. Keahilan mengorganisasi (organizing skill) adalah kemampuan mengorganisasi berbagai usaha, baik dalam
perusahaan maupun dalam lembaga masyarakat.
C. Teori
perilaku
ekonom
i
Teori yang menjelaskan tentang
bagaimana tingkah laku produsen
dalam menghasilkan produk yang
selalu berupaya untuk mencapai
efesiensi dalam kegiatan
produksinya.
Produksi adalah setiap kegiatan yang dapat
meningkatkan nilai guna suatu barang. Dimana bentuk
kegiatannya meliputi:
1. From Changing activitie, Kegiatan mengubah bentuk dari suatu barang.
2. Transportation, Kegiatan memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain.
3. Storage, Kegiatan menyimpan barang yang akan digunakan di masa yang datang.
4. Merchandishing, Kegiatan memperdagangkan barang sampai ke tangan konsumen.
5. Personal service, Kegiatan yang dilakukan oleh seseorang diakui keberadaannya.
Pada tahap ini (tahap I) terjadi kenaikan TP yang
lebih dari sebanding (lebih proporsional) di mana
1. Hukum tambahan hasil yang semakin berkurang
terjadi peningkatan MP di setiap penambahan 1
unit input. Secara teknis, keadaan ini disebut (The Law of Diminishing Marginal Returns)
increasing returns.
Pada tahap ini (tahap II) kenaikan TP yang terjadi
tidak proporsional (tidak sebanding dengan
peningkatan MP karena adanya tambahan input).
Namun karena penurunan MP belum diikuti oleh
penurunan AP, maka masih memungkinkan bagi
produsen untuk meningkatkan produksi total. Dengan
demikian, daerah ini disebut juga sebagai ”daerah
rasional”. Secara teknis, keadaan ini disebut
diminishing returns.
MP
Keterangan:
Q2 = Produksi sepatu akhir
Q1 = produksi sepatu awal
N2 = jumlah pegawai setelah di tambah
N1 = pegawai sebelum di tambah
MP = marginal product
Ii. Konsep pendapatan marjinal
MRP = MP X P
Keterangan :
MRP : Penambahan pendapatan total
MP : Selisih penambahan produk
P : Harga Produk
Contoh Perhitungan Biaya
Marginal :
Perusahaan HAHAHIHI mengeluarkan biaya sebanyak Rp. 300 juta untuk menghasilkan 1000 unit
kipas angin. Pada saat jumlah produksi mencapai 2000 unit, perusahaan mengeluarkan biaya
sebanyak Rp. 500 juta untuk memproduksinya. Berapakah Biaya Marjinal atau Marginal Cost (MC)
pada produksi kipas angin ini?
Diketahui :
Δ TC = Rp. 200 juta (hasil dari Rp. 500 juta – Rp. 300 juta)
Δ Q = 1000 unit (dari dari 2000 unit – 1000 unit)
Penyelesaiannya :
MC = Δ TC / Δ Q
MC = Rp. 200.000.000 / 1000
MC = Rp. 200.000
Jadi Biaya Marginal produksi kipas angin tersebut adalah Rp. 200.000,- yang artinya adalah Total
Biaya meningkat Rp. 200.000,- dengan produksi satu kipas angin tambahannya.
d. Konsep
biaya
produksi
Konsep biaya produksi
01 Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran atau semua beban yang harus ditanggung
pengertian oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa.
Dapat didefinisikan juga dengan semua pengorbanan yang diperlukan untuk mendukung proses
produksi barang atau jasa tertentu yang dinyatakan dengan uang.
02
1. Biaya eksplisit
jenis Pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi
dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
2. Biaya implisit
Perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
h. Pajak
04 Macam – Macam biaya
produksi
a) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC) b) Biaya Variabel Total (Total Variabel Cost/VC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus Biaya Variabel Total adalah biaya yang dikeluarkan apabila berproduksi
dikeluarkan walaupun perusahaan tidak berproduksi dan besar kecilnya tergantung pada banyak sedikitnya barang yang
yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. diproduksi.
(Revenue)
Beberapa konsep penerimaan adalah sebagai berikut :
AR = TR / Q
F. Laba
Maksimum
Tujuan perusahaan adalah mendapatkan laba (profit). Laba merupakan kompensasi atas resiko
01 yang ditaggung perusahaan, semakin tinggi resiko maka semakin tinggi laba yang diperoleh
perusahaan, dan sebaliknya.
Pengertian
Jika laba dinotasika, maka laba dirumuskan sebagai berikut.
𝜋 =𝑇𝑅 − 𝑇𝐶
Keterangan :
= Profit/Laba
TR = Total Revenue
TC = Total Cost
Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan menempuh strategi penjualan maksimum
(maximum selling). Sebab semakin besar penjualan makin besar laba yang diperoleh. Hanya saja
sebelum mengambil keputusan, perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus
diproduksi untuk mencapai titik impas. Kemudian besarnya output tadi dibandingkan dengan potensi
permintaan efektif.
Perusahaan akan mendapatkan laba maksimum bila berproduksi pada jumlah output dimana biaya
02 marginal (MC) sama dengan penerimaan marginal (MR). Dengan kata lain, syarat laba maksimum
syarat adalah MC = MR.
Perhitungan laba dilakukan dengan membandingkan biaya marginal (MC) dan pendapatan marginal
(MR). Laba maksimum akan tercapai pada saat MR = MC.
π = TR – TC
Laba maksimum tercapai bila turunan pertama fungsi π(δ π /δQ) sama dengan nol dan nilainya sama
dengan nilai turunan pertama TR (δTR/δQ atau MR) dikurangi nilai turunan pertama TC (δTC/δQatau
MC). Sehingga MR – MC = 0. Dengan demikian, perusahaan akan memperoleh laba maksimum bila ia
berproduksi pada tingkat output di mana MR = MC.
03 Titik Impas (Break Even Point/BEP) adalah kondisi dimana TC sama dengan TR. Posisi BER
menunjukkan bahwa pada jumlah produksi tersebut, perusahaan tidak memperoleh laba atau tidak
titik impas menderita kerugian sebab jumlah biaya total dan jumlah penerimaan total tepat sama besarnya. BEP
juga menunjukkan jumlah minimal barang yang harus diproduksi agar perusahaan tidak memperoleh
kerugian.
Dalam pendekatan ini perhitungan laba per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya
produksi rata-rata (AC) dengan harga jual output (P) kemudian laba total dihitung darilaba per unit
dikali dengan jumlah output yang terjual.
π = (P - AC).Q
Dari persamaan ini, perusahaan akan mencapai laba bila harga jual per unit output (P) lebih tinggi dari
biaya rata-rata (AC). Perusahaan akan mencapai angka impas bila P samadengan AC.
Keputusan untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC. Bila P
lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi. Implikasi pendekatan rata-rata
adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual sebanyak-banyaknya (maximum selling) agar laba (π)
makin besar.
g. distribusi
01 Distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menyalurkan barang dan/atau jasa dari produsen
ke konsumen. Orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Pengertian
Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan.
Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:
1) Pengangkutan (Transportasi)
02 2) Penjualan (Selling)
FUngsi 3) Pembelian (Buying)
4) Penyimpanan (Stooring)
5) Pembakuan Standar Kualitas Barang
6) Penanggung Risiko
Faktor – faktor yang memengaruhi distribusi :
03 a. Faktor Pasar
Faktor Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian
konsumen, yaitu jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan
dan kebiasaan dalam pembelian.
b. Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar dan
berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan pengemasan.
c. Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman dan
kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan.
a. Pedagang
Seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa mengubah bentuk dan
tanggung jawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Pedagang dibedakan menjadi:
1) Pedagang Besar ( Grosir/Wholesaler )
Pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali kepada pedagang yang lain. Pedagang besar
selalu membeli dan menjual barang dalam partai besar.
Perantara pemasaran atas nama perusahaan. Menjualkan barang hasil produksi perusahaan tersebut di
suatu daerah tertentu. Balas jasa yang diterima berupa pengurangan harga dan komisi .
2.) Broker ( Dealer )
Perantara pemasaran yang kegiatannya mempertemukan penjual dan pembeli untuk melaksanakan
kontrak atau transaksi jual beli. Balas jasa yang diterima disebut kurtasi atau provisi.
3.) Komisioner
Perantara pembelian dan penjualan atas nama dirinya sendiri dan bertanggungjawab atas dirinya
sendiri. Balas jasa yang diterima disebut komisi.
H. Konsumsi
Yang perlu diketahui dalam konsumsi :
Konsumsi mempunyai pengertian kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna atau
01 manfaat suatu barang atau jasa.
pengertian Konsumen adalah orang atau lembaga yang melakukan konsumsi, yaitu memakai atau
memanfaatkan barang atau jasa untuk memenuhi berbagai kebutuhan.
Terdapat empat tujuan kegiatan konsumsi dan merupakan pola perilaku dari konsumen yaitu:
a.) Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap, contohnya ialah seperti memakai
02 pakaian, kendaraan dan sepatu.
tujuan b.) Menghabiskan nilai guna barang sekaligus, contoh adalah makan dan minum.
c.) Memuaskan kebutuhan secara fisik, contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus agar
penampilannya bertambah baik.
d.) Memuaskan kebutuhan rohani, contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan
religiusitas/rohaninya.
Besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
Pendekatan utilitas kardinal menyatakan bahwa utilitas dapat diukur secara langsung melalui
angka-angka. Oleh karena itu, pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan kardinal (cardinal
approach).
1. Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai
utilitas maksimum, yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Hukum ini menyatakan:
”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-
menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap
tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang
semakin kecil.”
2. Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. H.H. Gossen
mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan:
Jadi, menurut teori ini yang berlaku adalah apakah seorang konsumen lebih menyukai kombinasi
barang tertentu daripada kombinasi barang lainnya. Dalam teori utilitas ordinal digunakan
pendekatan kurva utilitas sama (indifference curve) dan garis anggaran (budget line).
Jika dilihat perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua
macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen tidak rasional.
a. Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
1) barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
2) barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
3) mutu barang terjamin;
4) harga sesuai dengan kemampuan konsumen.
Di dalam perkonomian pemerintah bertugas untuk Peranan masyarakat luar negeri dalam perekonomian
mengatur, mengendalikan, serta mengadakan kontrol sangat penting. Masyarakat luar negeri terlibat dalam
terhadap jalannya roda perekonomian agar negara perekonomian apabila suatu negara melakukan
dapat maju dan rakyat dapat hidup layak dan damai. perdagangan internasional. Adapun peran masyarakat luar
Adapun Peran rumah tangga pemerintah yaitu : negeri yaitu:
1.) Membelanjakan penerimaan negara untuk membeli 1.) Masyarakat luar negeri sebagai konsumen.
barang barang kebutuhan Pemerintah 2.) Masyarakat luar negeri sebagai produsen
2.) Menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh (melakukan impor).
masyarakat luas dengan melakukan produksi barang dan 3.) Masyarakat luar negeri sebagai investor Sumber
jasa melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN). tenaga kerja ahli.
3.) Menciptakan iklim yang kondusif dan sehat bagi dunia
usaha
4.) Menjaga stabilitas ekonomi dengan kebijakan-
kebijakan ekonomi
02. Peran pelaku kegiatan
ekonomi
a. Model Diagram Interaksi Antarpelaku Ekonomi (circular flow diagram)
1. Campur tangan pemerintah dalam perekonomian menimbulkan dua perubahan penting dalam proses
penentuan keseimbangan pendapatan nasional, yaitu:
a. Pungutan pajak yang dilakukan pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat melalui
pengurangan atas konsumsi rumah tangga.
b. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan perbelanjaan dan ini akan menaikkan perbelanjaan-
perbelanjaan agregat.
Kedua aliran pengeluaran / pendapatan ini akan mengubah pola aliran pendapatan dalam perekonomian. Dalam ekonomi
tiga sektor belum terdapat kegiatan mengekspor dan mengimpor.
Oleh sebab itu ,ekonomi tiga sektor dinamakan juga ekonomi tertutup.
1. Perusahaan memperoleh faktor-faktor produksi berupa
SDA, SDM, Modal & Skill dari sektor Rumah Tangga
untuk kemudian melakukan proses-proses produksi dan
menghasilkan hasil produksi yang kemudian
dipergunakan oleh sektor rumah tangga untuk
konsumsi sehari-hari dengan cara membelinya dari
perusahaan.
2. Penghasilan yang diterimaperusahaan dari penjualan
hasil produksi dipakai untuk membiayai sewa,
membayar gaji buruh serta memperoleh laba.
3. Perusahaan menghasilkan barang dan jasa untuk
kemudian dikonsumsi oleh rumah tangga konsumen.
Agar kegiatan ekonomi bias berjalan makadiperlukan
peran pemerintah untuk memberikan subsidi kepada
masyarakat atau bantuan kepada perusahaan.
4. Rumah tangga konsumen melakukan pembelian kepada
rumah tangga produsen., sehingga produsen menerima
timbal balik berupa laba.
5. Ketika rumah tangga mendapat kelebihan pendapatan, rumah tangga konsumen menabung di lembaga keuangan.
6. Perusahaan meminjam uang ke lembaga keuangan sebagai tambahan modal untuk memperluas usaha.
7. Lembaga keuangan memutar kembali uang tersebut, untuk kemudian di pinjamkan ke rumah tangga produsen (investasi di
perusahaan)
3.) Hubungan Rumah Tanggan Konsumen, Rumah Tangga
Produsen, Pemerintah dan Masyarakat Luar Negeri (Model 4
sektor)
a. Sektor Rumah Tangga (Households Sector), yang terdiri atas sekumpulan individu yg dianggap homogen &
identik.
b. Sektor Perusahaan (Firms Sector), yang terdiri atas sekumpulan perusahaan yang memproduksi brg & jasa.
c. Sektor Pemerintah (Government Sector), yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat
& perusahaan.
d. Sektor Luar Negeri ( Foreign Sector), yaitu sektor perekonomian dunia, dimana perekonomian melakukan
transaksi ekspor-impor.
1. Rumah tangga konsumen sebagai penyedia faktor
produksi. RTK menjual faktor produksi tersebut
kepada rumah tangga produsen.
2. Perusahaan memberikan balas jasa terhadap faktor
produksi yaitu berupa sewa, gaji, bunga dan laba.
3. Perusahaan sebagai produsen yang menghasilkan
barang dan jasa.
4. Rumah tangga konsumen membeli barang dan jasa dari
produsen.
5. Rumah tangga menabung di lembaga keuangan.