Anda di halaman 1dari 8

TEORI PERUSAHAAN / THEORY OF THE FIRM

1. Tujuan dari Perusahaan


Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan adalah memaksimumkan
laba sekarang atau dalam jangka pendek. Namun demikian ada kalanya perusahaan rela
mengorbankan atau melepaskan laba jangka pendeknya untuk meningkatkan laba dalam
jangka panjang. Jika laba perusahaan sama dengan nilai perusahaan maka secara singkat
dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
2. Teknologi Produksi/The Technology of Production
2.1. Faktor Produksi/Factors of Production
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam
sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.
Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi
seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh
perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources).
Secara umum, tenaga kerja, tanah, dan modal dipandang sebagai tiga faktor
produksi terpenting. Ketika sebuah perusahaan komputer memproduksi perangkat lunak
(Software) berupa sebuah program, perusahaan tersebut menggunakan waktu kerja si
pemogram (tenaga kerja), ruangan fisik tempat laboratorium atau kantor berada (tanah),
serta bangunan dan berbagai peralatan komputer (modal).
Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu
tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources),
kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun
tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga
dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja,
terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja.
Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan
dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya.
Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik,
tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga
kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga
memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum.
Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan
bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya
tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak
terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan
dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan
lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan
tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan
pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara
itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik
dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir.
b. Modal
Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya,
bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan
sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing.
Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya
setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang
bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak.
Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi.
Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan
modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai
nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal
masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan
hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah
pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud
dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan
digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah
rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.
Modal dibagi berdasarkan sifatnya yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal
tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya
mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal
lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi.
Misalnya, bahan-bahan baku.
c. Sumber Daya Fisik Alam
Sumber daya fisik alam adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta
dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor
yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material),
sumber daya alam non-energi seperti bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan
pasir; juga sumber daya energi seperti bahan bakar industri, serta fasilitas
perkantoran dan produksi. Dalam pandangan ekonomi klasik, tanah dianggap sebagai
suatu factor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan
dalam proses produksi.
d. Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang
dalam mengkoordinir faktor-faktor produk.
e. Sumber Daya Informasi
Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk
menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan
yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya.
Beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor
produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini.
2.2. Fungsi Produksi/Production Function
Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan hasil
produksi (output). Bila faktor produksi tidak ada maka tidak ada proses produksi.
Produksi yang dihasilkan dengan menggunakan faktor alam disebut produksi alami.
Sedangkan jika produksi dilakukan dengan memanipulasi faktor- faktor produksi disebur
produksi rekayasa.
Produksi yang bersifat alami tidak dapat dikontrol, baik dari sisi efisiensi maupun
efektivitasnya sebab ia bersifat eksternal. Kelebihan dan kekurangan produksi alami
merupakan suatu yang seharusnya diterima oleh pemakai. Sedangkan produksi rekayasa
adalah produksi yang bersifat internal. Produksi seperti ini dapat dikontrol oleh pemakai.
Efektivitas dan efisiensi produksi dapat diatur dengan menggunakan teknologi.
Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi
disebut sebagai fungsi produksi. Hal ini dapat ditulis dengan suatu persamaan
matematis:

Q = tingkat produksi
X
1
= output
X
2
= tenaga kerja
X
3
= modal
X
4
= kewirausahaan
Dalam beberapa buku teks faktor produksi dapat di tulis secara matematis.

Q = tingkat produksi
K = modal
L = tenaga kerja dan keahlian kewirausahaan
R = kekayaan alam
T = teknologi
Maksud dari persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematis yang pada
dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal,
tenaga kerja, kekayaan alam dan tingkat teknologi yang di gunakan. Dengan
membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi menghasilkan sejumlah
Q = f (K, L, R, T)
Q = f (X
1
, X
2
, X
3
,...X
n
)
barang tertentu dapatlah di tentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis
untuk memproduksi sejumlah barang.
2.3. Kurva Isoquant/Isoquant Curve
Kurva isoquant berfungsi menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang
berubah-ubah, sementara faktor produksi lain dianggap tetap dan akan menghasilkan
satu tingkat produksi tertentu. Diasumsikan faktor produksi terdiri atas dua yaitu tenaga
kerja dan modal.

Sebagaimana gambar di atas dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut,
masing-masing kurva I SOQUANT di atas menunjukan jumlah produksi yang bisa
dihasilkan untuk masing-masing kombinasi input, tentu saja jumlah produksi pada kurva
Iq3 lebih besar dari pada di Iq2 dan Iq1 atau Iq3>Iq2>Iq1. Perhatikan pada penggunaan
modal sebanyak M2, tampak bahwa ia dapat dikombinasikan dengan sejumlah tenaga
kerja untuk menghasilkan barang sejumlah di Iq1 hingga di Iq3. Bila misalkan
perusahaan menurunkan sejumlah modal menjadi sebanyak M1, maka untuk sejumlah
produksi di Iq3 perusahaan menambah jumlah tenaga kerja menjadi L4 dan tentu saja
kombinasi M2L3=M1L4. Lalu apa yang membedakan Iq1, Iq2 dan Iq3? Tentu saja yang
membedakannya adalah factor biaya/dana. Biaya yang dikeluarkan pada produksi di Iq3
tentu saja lebih besar dari pada yang di Iq2 dan biaya di Iq2 lebih besar dariIq1. Inilah
suatu pembuktian teoritis yang sangat sederhana bahwa setiap penambahan faktorinput
dengan tidak mengurangi factor input yang lainakan menyebabkan perusahaan harus
menambah sejumlah biaya untuk menandainya. Persoalannya ternyata bukan saja pada
berbedanya biaya untuk masing-masing kurva I SOQUANT (Iq) tersebut, melainkan juga
pada satu macam kurva Iq terdapat berbagai macam biaya yang berbeda dan hebatnya
hanya ada satu tempat (secara matematis) di mana jumlah produksi yang dihasilkan
benar-benar mengalami suatu kondisi yang paling optimum atas biaya yang dianggarkan.
3. Produksi dengan Satu Input Variabel/Production with One Input
3.1. Fungsi Produksi/Production Function
a. Produksi Total TP = Q = f(L)
b. Produksi Marjinal/Marginal Production MP
L
= Q/L
c. Produksi Rata-rata/Average Production AP
L
= Q/L
d. Elastisitas Output atau Produksi E
L
= Q/Q : L/L = Q/L : Q/L atau MP
L
/
AP
L
atau % Q / %L
e. Contoh untuk menggambarkan kondisi fungsi produksi satu input variabel :

f. Gambar untuk fungsi produksi satu input variabel :

L Q MP
L
AP
L
E
L
0 0 - - -
1 3 3 3 1
2 8 5 4 1.25
3 12 4 4 1
4 14 2 3.5 0.57
5 14 0 2.8 0
6 12 -2 2 -1
3.2. The Low Diminishing Marginal Returns
Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi
produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap
tunduk pada suatu hukum yang disebut: The Law of Diminishing Returns. Hukum ini
berbunyi: apabila satu macam input di tambah penggunaannya sedang input-input lain
tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang
ditambahkan tadi mula-mula menaik tetapi kemudian setelah mencapai suatu titik
tertentu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan input. Hukum ini dapat
dibedakan dalam 3 tahap yaitu:
1. Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
2. Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat
3. Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang.
4. Produksi dengan Dua Input/Production with Two Inputs
4.1. Fungsi Produksi/Production Function
a. Isoquant menggambarkan berbagai kombinasi dari dua input (misalnya : tenaga
kerja dan modal) yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada
tingkat output tertentu.
b. Isoquant yang lebih tinggi menunjukan output yang lebih besar dan terjadi
sebaliknya.
4.2. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS)
Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) menunjukkan jumlah input
salah satu faktor produk yang dikorbankan oleh perusahaan untuk menambah unit faktor
produksi yang lain agar tetap berada ada isokuan yang sama. Marginal Rate of Technical
Substitution ini merupakan nilai absolut kemiringan isoquant. Untuk lebih jelasnya kita
lihat persamaan di bawah ini:
( L) (MP
L
) = - (K) ( MP
K
)
sehingga :
MP
L
/ MP
K
= - K/L = MRTS
Contoh untuk menghitung MRTS lihat gambar dibawah ini :
MRTS = - (- 2,5/1) = 2,5


Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1948712-faktor-faktor-produksi.
Iskandar Putong, 2010, Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana, jakarta.
N. Gregory, Mankiw. 2000. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, 2010. Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: Kencana
Nurdin. 2006. Ekonomi. Makassar, Mitra Media.

Anda mungkin juga menyukai