Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau dalam jangka pendek. Namun demikian ada kalanya perusahaan rela mengorbankan atau melepaskan laba jangka pendeknya untuk meningkatkan laba dalam jangka panjang. Jika laba perusahaan sama dengan nilai perusahaan maka secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. 2. Teknologi Produksi/The Technology of Production 2.1. Faktor Produksi/Factors of Production Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan. Namun pada perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible, baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut sebagai faktor fisik (physical resources). Secara umum, tenaga kerja, tanah, dan modal dipandang sebagai tiga faktor produksi terpenting. Ketika sebuah perusahaan komputer memproduksi perangkat lunak (Software) berupa sebuah program, perusahaan tersebut menggunakan waktu kerja si pemogram (tenaga kerja), ruangan fisik tempat laboratorium atau kantor berada (tanah), serta bangunan dan berbagai peralatan komputer (modal). Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources), kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources). a. Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Oleh karena itu, tenaga kerja dapat dikelompokan berdasarkan kualitas (kemampuan dan keahlian) dan berdasarkan sifat kerjanya. Berdasarkan kualitasnya, tenaga kerja dapat dibagi menjadi tenaga kerja terdidik, tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memerlukan pendidikan tertentu sehingga memiliki keahlian di bidangnya, misalnya dokter, insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa. Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh becak, dan sopir. b. Modal Modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk melakukan proses produksi. Modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yaitu modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkret dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil, dan peralatan. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya hak paten, nama baik, dan hak merek. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oleh pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contohnya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan. Modal dibagi berdasarkan sifatnya yaitu modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habis digunakan dalam satu kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku. c. Sumber Daya Fisik Alam Sumber daya fisik alam adalah semua kekayaan yang terdapat di alam semesta dan barang mentah lainnya yang dapat digunakan dalam proses produksi. Faktor yang termasuk di dalamnya adalah tanah, air, dan bahan mentah (raw material), sumber daya alam non-energi seperti bahan tambang seperti tembaga, biji besi dan pasir; juga sumber daya energi seperti bahan bakar industri, serta fasilitas perkantoran dan produksi. Dalam pandangan ekonomi klasik, tanah dianggap sebagai suatu factor produksi penting mencakup semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi. d. Kewirausahaan Kewirausahaan adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinir faktor-faktor produk. e. Sumber Daya Informasi Sumber daya informasi adalah seluruh data yang dibutuhkan perusahaan untuk menjalankan bisnisnya. Data ini bisa berupa ramalan kondisi pasar, pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan, dan data-data ekonomi lainnya. Beberapa ahli juga menganggap sumber daya informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di era globalisasi ini. 2.2. Fungsi Produksi/Production Function Fungsi produksi adalah hubungan teknis antara faktor produksi (input) dan hasil produksi (output). Bila faktor produksi tidak ada maka tidak ada proses produksi. Produksi yang dihasilkan dengan menggunakan faktor alam disebut produksi alami. Sedangkan jika produksi dilakukan dengan memanipulasi faktor- faktor produksi disebur produksi rekayasa. Produksi yang bersifat alami tidak dapat dikontrol, baik dari sisi efisiensi maupun efektivitasnya sebab ia bersifat eksternal. Kelebihan dan kekurangan produksi alami merupakan suatu yang seharusnya diterima oleh pemakai. Sedangkan produksi rekayasa adalah produksi yang bersifat internal. Produksi seperti ini dapat dikontrol oleh pemakai. Efektivitas dan efisiensi produksi dapat diatur dengan menggunakan teknologi. Setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut sebagai fungsi produksi. Hal ini dapat ditulis dengan suatu persamaan matematis:
Q = tingkat produksi X 1 = output X 2 = tenaga kerja X 3 = modal X 4 = kewirausahaan Dalam beberapa buku teks faktor produksi dapat di tulis secara matematis.
Q = tingkat produksi K = modal L = tenaga kerja dan keahlian kewirausahaan R = kekayaan alam T = teknologi Maksud dari persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematis yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam dan tingkat teknologi yang di gunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor-faktor produksi menghasilkan sejumlah Q = f (K, L, R, T) Q = f (X 1 , X 2 , X 3 ,...X n ) barang tertentu dapatlah di tentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang. 2.3. Kurva Isoquant/Isoquant Curve Kurva isoquant berfungsi menggambarkan gabungan dua faktor produksi yang berubah-ubah, sementara faktor produksi lain dianggap tetap dan akan menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Diasumsikan faktor produksi terdiri atas dua yaitu tenaga kerja dan modal.
Sebagaimana gambar di atas dapat dijelaskan secara sederhana sebagai berikut, masing-masing kurva I SOQUANT di atas menunjukan jumlah produksi yang bisa dihasilkan untuk masing-masing kombinasi input, tentu saja jumlah produksi pada kurva Iq3 lebih besar dari pada di Iq2 dan Iq1 atau Iq3>Iq2>Iq1. Perhatikan pada penggunaan modal sebanyak M2, tampak bahwa ia dapat dikombinasikan dengan sejumlah tenaga kerja untuk menghasilkan barang sejumlah di Iq1 hingga di Iq3. Bila misalkan perusahaan menurunkan sejumlah modal menjadi sebanyak M1, maka untuk sejumlah produksi di Iq3 perusahaan menambah jumlah tenaga kerja menjadi L4 dan tentu saja kombinasi M2L3=M1L4. Lalu apa yang membedakan Iq1, Iq2 dan Iq3? Tentu saja yang membedakannya adalah factor biaya/dana. Biaya yang dikeluarkan pada produksi di Iq3 tentu saja lebih besar dari pada yang di Iq2 dan biaya di Iq2 lebih besar dariIq1. Inilah suatu pembuktian teoritis yang sangat sederhana bahwa setiap penambahan faktorinput dengan tidak mengurangi factor input yang lainakan menyebabkan perusahaan harus menambah sejumlah biaya untuk menandainya. Persoalannya ternyata bukan saja pada berbedanya biaya untuk masing-masing kurva I SOQUANT (Iq) tersebut, melainkan juga pada satu macam kurva Iq terdapat berbagai macam biaya yang berbeda dan hebatnya hanya ada satu tempat (secara matematis) di mana jumlah produksi yang dihasilkan benar-benar mengalami suatu kondisi yang paling optimum atas biaya yang dianggarkan. 3. Produksi dengan Satu Input Variabel/Production with One Input 3.1. Fungsi Produksi/Production Function a. Produksi Total TP = Q = f(L) b. Produksi Marjinal/Marginal Production MP L = Q/L c. Produksi Rata-rata/Average Production AP L = Q/L d. Elastisitas Output atau Produksi E L = Q/Q : L/L = Q/L : Q/L atau MP L / AP L atau % Q / %L e. Contoh untuk menggambarkan kondisi fungsi produksi satu input variabel :
f. Gambar untuk fungsi produksi satu input variabel :
L Q MP L AP L E L 0 0 - - - 1 3 3 3 1 2 8 5 4 1.25 3 12 4 4 1 4 14 2 3.5 0.57 5 14 0 2.8 0 6 12 -2 2 -1 3.2. The Low Diminishing Marginal Returns Dalam teori ekonomi diambil pula satu asumsi dasar mengenai sifat dari fungsi produksi yaitu fungsi produksi dari semua produksi dimana semua produsen dianggap tunduk pada suatu hukum yang disebut: The Law of Diminishing Returns. Hukum ini berbunyi: apabila satu macam input di tambah penggunaannya sedang input-input lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula menaik tetapi kemudian setelah mencapai suatu titik tertentu akan semakin menurun seiring dengan pertambahan input. Hukum ini dapat dibedakan dalam 3 tahap yaitu: 1. Tahap pertama: produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat 2. Tahap kedua: produksi total pertambahannya semakin lambat 3. Tahap ketiga: produksi total semakin lama semakin berkurang. 4. Produksi dengan Dua Input/Production with Two Inputs 4.1. Fungsi Produksi/Production Function a. Isoquant menggambarkan berbagai kombinasi dari dua input (misalnya : tenaga kerja dan modal) yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk berproduksi pada tingkat output tertentu. b. Isoquant yang lebih tinggi menunjukan output yang lebih besar dan terjadi sebaliknya. 4.2. Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) Marginal Rate of Technical Substitution (MRTS) menunjukkan jumlah input salah satu faktor produk yang dikorbankan oleh perusahaan untuk menambah unit faktor produksi yang lain agar tetap berada ada isokuan yang sama. Marginal Rate of Technical Substitution ini merupakan nilai absolut kemiringan isoquant. Untuk lebih jelasnya kita lihat persamaan di bawah ini: ( L) (MP L ) = - (K) ( MP K ) sehingga : MP L / MP K = - K/L = MRTS Contoh untuk menghitung MRTS lihat gambar dibawah ini : MRTS = - (- 2,5/1) = 2,5
Daftar Pustaka http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1948712-faktor-faktor-produksi. Iskandar Putong, 2010, Economics pengantar mikro dan makro, mitra wacana, jakarta. N. Gregory, Mankiw. 2000. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Nur Rianto Al Arif, Euis Amalia, 2010. Teori Mikro Ekonomi, Jakarta: Kencana Nurdin. 2006. Ekonomi. Makassar, Mitra Media.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional