Anda di halaman 1dari 8

Joint Cost

Kelompok 4:

1. Nur Hasanah (2019017120)

2. Melina Nur Safitri(2019017111)

3. Angelina Merici Jelita (2019017085)


Joint Cost (Biaya Bersama)
Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sejak pertama kali bahan baku diolah
sampai saat berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Secara lebih
lengkap joint cost ini dapat didefinisikan sebagai biaya-biaya yang timbul dalam
menghasilkan dua produk atau lebih, dalam suatu proses produksi yang sama yang
dilakukan secara simultan sampai dengan waktu atau titik pisah. Biaya bersama
atau Joint Cost adalah biaya yang diolah secara bersama seperti bahan, tenaga
kerja, dan biaya overhead untuk menghasilkan beberapa produk. Produk-produk
yang dihasilkan dalam proses tersebut bisa berupa produk utama atau bisa juga
berupa produk utama dan produk sampingan.
Produk Bersama dapat menghasilkan:

1. Produk Utama (Main Product)


Produk Utama adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara bersama,
namun mempunyai nilai atau kuantitas yang lebih besar dibandingkan dengan produk lain
(produk sampingan).
2. Produk Sampingan (By Product)
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi secara
bersama, tetapi produk tersebut nilai atau kuantitasnya lebih rendah dibandingkan dengan
produk lain (produk utama).
Karakteristik Produksi Bersama
1. Produk diproses secara bersamaan dan setiap produk mempunyai nilai yang relatif sama
antara satu dengan yang lainnya.
2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yang sangat erat dalam proses produksi. Apabila
terjadi peningkatan kualitas untuk satu unit jenis produk yang dihasilkan, maka kualitas yang
lain akan bertambah secara proporsional.
3. Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana produk-produk
tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara individual.
4. Setelah Split Off Point (titik pisah) tersebut dapat dijual pada titik pisah (secara langsung)
dan dapat juga dijual setelah pisah (setelah proses lebih lanjut) untuk mendapatkan produk
yang lebih menguntungkan. Biaya yang dikeluarkan untuk memproses produk lebih lanjut
disebut biaya proses lanjutan atau biaya setelah titik pisah (Severable Cost).
Akuntansi Produk Bersama
Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salah
satu dari empat metode dibawah ini :
1. Metode Nilai Jual Relatif. Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama
kepada produk bersama. Dasar pemikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk
merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.
Contoh 1 :
Misalkan biaya bersama yang dikeluarkan PT Bunga selama satu periode akuntansi berjumlah Rp
750.000. Jumlah dan harga jual per satuan produk yang dihasilkan perusahaan tampak seperti
berikut :
Contoh 2 :

Misalkan biaya bersama selama satu periode akuntansi berjumlah Rp 3.000.000. Harga jual per kg dan jumlah produk yang
diproduksi selama periode akuntansi berikut ini. Produk A setelah terpisah dari produk B memerlukan biaya tambahan
(separable cost) sebesar Rp 100 per kg. Alokasi biaya bersama dapat dilakukan seperti berikut ini :

2. Metode Satuan Fisik. Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan manfaat
yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya dialokasikan kepada produk atas dasar
koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Untuk menggambarkan pemakaian
metode ini, misalkan 10.000 barrels minyak mentah (crude oil) diolah dalam proses penyulingan (refinery). Hasil produksi
pengolahan tersebut setelah dikurangi dengan kerugian sebanyak 200 barrels (akibat susut atau hilang dalam proses).
Misalkan selama pengolahan 10.000 barells minyak mentah tersebut, harga pokok bahan baku yang dipakai berjumlah Rp 15.000.000.
Alokasi harga pokok bahan baku tampak dalam gambar berikut ini:

3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan. Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan
yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu
proses bersama tetapi mutunya berlainan.

Contoh 1:

Perusahaan penggergajian kayu menghasilkan berbagai macam mutu kayu. Data kegiatan perusahaan selama satu periode akuntansi
adalag sebagai berikut:
a. Jumlah produksi 762.000 meter3
b. Biaya bersama Rp 22.860.000
c. Rata-rata biaya per 1000 meter3 = Rp 30.000 (Rp 22.860.000 : 762)
Rata-rata biaya per 1.000 meter3 digunakan untuk menghitung harga pokok berbagai macam kayu yang mempunyai mutu yang
berbeda-beda sesuai dengan proporsi kuantitasnya masing-masing disajikan dalam gambar berikut ini:
4. Metode Rata-rata Tertimbang. Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang
dipakai dalam mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam
metode rata-rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang
dan hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi.

Contoh 1:

Biaya bersama yang dikeluarkan selama satu periode akuntansi berjumlah Rp 64.500.000.
Jumlah produk yang dihasilkan dan angka penimbang tiap produk disajikan dalam gambar
berikut ini

Anda mungkin juga menyukai