Minggu Ke 3-presentation-EYD
Minggu Ke 3-presentation-EYD
a. Jika di tengah kata ada dua vokal yang berurutan, pemisahan tersebut
dilakukan di antara kedua vokal itu.
Misalnya: ma-in, sa-at, bu-ah.
Catatan:
a. Bentuk dasar pada kata turunan sedapat-dapatnya tidak dipenggal.
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk. Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras. Selamat pagi.
Catatan:
Singkatan di atas selalu diikuti oleh tanda titik.
Penyusun Rustanto Sudin, S.S. 14
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan.
Misalnya:
Kapan Bapak berangkat? Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.
Catatan:
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai
kata ganti atau sapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau
kata yang akan dicetak miring diberi satu garis
di bawahnya.
Catatan:
(1) Apabila bentuk terikat tersebut diikuti oleh kata yang huruf awalnya
huruf besar, di antara kedua unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
non-Indonesia
pan-Afrikanisme
(2) Maha sebagai unsur gabungan kata ditulis serangkai, kecuali jika
diikuti oleh kata yang bukan kata dasar dan kata esa.
Misalnya:
Allah Yang Mahakuasa.
Misalnya:
anak-anak centang-perenang porak-poranda gerak-gerik
sayur-mayur
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
-ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
H. Partikel
3. Partikel per yang berarti 'mulai', ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian-bagian kalimat yang mendampinginya.
Misalnya:
Harga kain itu Rp2.000,00 per helai.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
b. Bilangan pecahan
Misalnya:
1/2 setengah 3/4 tiga perempat
1/100 seperseratus 1 % satu persen
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya:
Bc. Hk. (Bakalaureat Hukum)
M.B.A. (Master of Business Administration)
Sdr. (Saudara)
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar.
Misalnya:
III. Departemen Dalam Negeri
A.Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa.
B.Direktorat Jenderal Agraria.
Penyisipan Naskah: 1.Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 GambarTangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah
atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Sdr. Abdullah, Jalan Margonda Raya 21, Depok
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman; (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau
(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Misalnya:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin: 9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.