Anda di halaman 1dari 6

* PENANGANAN LIMBAH MEDIS

B3 PADA MASA PANDEMI


COVID-19
*PENGERTIAN
Barang atau bahan sisa hasil kegiatan
(test swab) yang tidak digunakan
kembali yang berpotensi
terkontaminasi oleh zat yang bersifat
infeksius atau kontak dengan pasien
dan/atau petugas di Puskesmas yang
menangani pasien Covid-19.
*KEBIJAKAN –
KEBIJAKAN
1. UU No. 32 Th 2009 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. PP No. 101 Th 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3
3. Permen LHK No. P56/Menlhk-Setjen/2015 tentang Tata Cara dan Persayaratan
Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Layanan
Kesehatan

4. Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Tengah No. 07 Th 2014 Tentang


Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

5. Peraturan
Bupati Lampung Tengah N0. 32 Th 2008 tentang Tata Laksana Izin
Penyimpanan Sementara Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

6. Pedoman Pengelolaan Limbah Medis Rumah Sakit Rujukan,Rumah Sakit Darurat


dan Puskesmas yang menangani Pasien Covid-19.

7. Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri (APD) dalam Menghadapi Wabah Covid-19.
* PENANGANAN TERHADAP APD
PETUGAS PELAYANAN

1) Gaun Reuseable / Coverall / Apron


2) Handscoen
3) Masker Bedah dan Masker N95
4) Pelindung Mata dan Pelindung Wajah
5) Sepatu Pelindung
1. Handscoun / sarung tangan dan masker bekas yang dipakai oleh petugas pelayanan
dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning. Bila di dalamnya terdapat cairan,
maka cairan harus dibuang ke tempat penampungan air limbah yang disediakan atau
lubang di wastafel atau WC yang mengalirkan ke dalam IPAL (instalasi pengolahan Air
Limbah).
2. Untuk masker N95 metode pertama dapat disimpan di kantong kertas berlabel nama
petugas, tanggal, dan jam (dapat dibuka dan dipasang kembali sebanyak 5 kali selama 8
jam), metode kedua diletakkan kering di ruangan terbuka dalam suhu kamar selama 3-4
hari tidak boleh dijemur dibawah sina matahari, metode ketiga sterilisasi dengan
menggantung masker N95 menggunakan jepitan kayu di dalam oven dapur dengan suhu
70 derajat celcius selama 30 menit, dan metode yang keempat sterilisasi dengan
menggantung masker N95 diatas uap air panas dari air mendidih selama 10 menit.
3. Sisa / buangan pemeriksaan test swab dibuang ke safety box.
4. Setelah ¾ penuh atau paling lama 12 jam, sampah/limbah B3 dikemas dan diikat rapat.
5. Limbah Padat B3 Medis yang telah diikat setiap 24 jam harus diangkut, dicatat dan
disimpan pada TPS Limbah B3yang ada di Puskesmas.
6. Petugas pengumpulan limbah harus dilengkapi dengan APD berupa masker, sarung
tangan, sepatu boot, dan apron.
7. Untuk gaun reuseable/coverall/apron dilakukan pencucian pada suhu 57,2 0C - 710C
selama minimal 25 menit dan dilakukan desinfeksi dengan klorin konsentrasi 1 : 99.
8. Untuk pelindung mata dan wajah dibersihkan bagian dalam menggunakan air bersih yang
sudah dicelupkan ke desinfektan (klorin) kemudian dibersihkan kembali dengan
menggunakan air bersih / alcohol untuk melepaskan residu lalu dikeringkan dengan cara
dijemur atau di lap bersih.
9. Untuk sepatu pelindung dilakukan pencucian menggunakan deterjen pada suhu
200C – 30 0C, setelah dibilas lalu di desinfeksi menggunakan klorin lalu dikeringkan
dengan cara di jemur.

10. Pada TPS Limbah B3 kemasan sampah/limbah B3 Covid-19 dilakukan disinfeksi


dengan menyemprotkan disinfektan pada plastik sampah yang telah terikat.

11. Pengangkutan Limbah B3 Medis menggunakan jasa perusahaan pengangkut yang


berizin dengan melakukan perjanjian kerjasama yaitu PT. Manuppak Abadi.

12. Pengolahan limbah B3 medis menggunakan jasa perusahaan pengolahan yang


berizin, dengan melakukan perjanjian kerjasama pengolahan yaitu PT. Horas Miduk.

13. Timbulan/volume limbah B3 harus tercatat dalam logbook setiap hari.

14. Memilki Manifest limbah 83 yang telah diolah.

15. Melaporkan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terkait jumlah
limbah B3 medis yang dikelola melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi/
Kabupaten/Kota .

Anda mungkin juga menyukai