Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN (SOP)

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS KHUSUS COVID-19


DI PUSKESMAS KEMRANJEN I

I. PENGELOLAAN SAMPAH/LIMBAH DOMESTIK PADAT

II. TUJUAN:
Pengamanan limbah yang berasal dari kegiatan kerumah tanggan
seperti sisa makanan, kardus, kertas, boto; aqua, dus/ kotak makanan
dan sebagainya baik organik maupun anorganik. Selain itu semua di
kategorikan sebagai limbah khusus melipi masker sekali pakai, sarung
tangan bekas, tisu/kain yang mengandung cairan/droplet hidung dan
mulut), diperlakukan seperti Limbah B3 Infeksius.

III. LANGKAH – LANGKAH :


1. Petugas menggunakan Alat Pelindung Diri Lengkap Meliputi :
Werpack/body pack, Sarung tangan, masker, penutup kepala, kaca
mata/google mask, celmek plastik dan spatu boots.
2. Sediakan tiga wadah limbah padat domestik di lokasi yang mudah
dijangkau orang yaitu wadah limbah padat organik, non organik
dan limbah padat khusus (untuk masker sekali pakai, sarung
tangan bekas, tisu/kain yang mengandung cairan/droplet hidung
dan mulut).
3. Wadah tersebut dilapisi dengan kantong plastik dengan warna
hitang sehingga mudah untuk pengangkutan limbah dan
pembersihan wadah.
4. Limbah Khusus sampah Plastik Kuning agar dilakukan desinfeksi
kemudian diikat.
5. Pengumpulan limbah dari wadah dilakukan bila sudah ¾ penuh
atau sekurang-kurangnya sekali dalam 24 jam.
6. Pengumpulan limbah padat pada wadah khusus ini dilakukan bila
sdah ¾ atau sekurang-kurangnya 6 jam. Dan dilakukan desinfeksi
terhadap wadah yang digunakan.
7. Pengumpulan dilakukan dengan langkah-langkah :
a. Buka tutup tempat sampah
b. Ikat Kantong pelapis dengan membuat satu simpul
c. Masukkan kantong tersebut ke wadah untuk diangkut
8. Setelah melakukan pengumpulan, petugas wajib membersihkan
seluruh badan (mandi) atau sekurang-kurangnya mencuci tangan
dengan sabun dan air mengalir.
9. Peralatan pelindung diri (APD) yang sudah digunakan sesegera
mungkin dilakukan Desinfetan. Sedangkan masker dan sarung
tangan dibuang ke wadah limbah padat khusus.
10. Kantong plastik limbah domestik warna hitam sebelum dibawa ke
TPA dilakukan desinfeksi terlebih dahulu sebelum diangkut ke TPA
oleh Petugas.
11. Kantong plastik limbah khusus warna kuning sebelum dibawa ke
TPS B3 dilakukan Desinfeksi terlebih dahulu kemudian dibungkus
lagi dengan kardus kemudian di lakban dan diberi masukan
kembali palstik warna kuning kemudan diberi tanda limbah
infeksius khusus kemudian dimasukan ke dalam welben khusus
yang berada di dalam TPS B3.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kemranjen I

dr. Anggoro Supriyo


STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN (SOP)
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS KHUSUS COVID-19
DI PUSKESMAS KEMRANJEN I

I. PENGELOLAAN LIMBAH B3 MEDIS PADAT

II. TUJUAN:
Pengamanan limbah B3 hasil kegiatan operasional puskesmas yang
berpotensi dapat menimbulkan masalah kesehatan karena sudah
terkontaminasi oleh zat yang bersifat infeksius atau kontak dengan
pasien dan atau petugas di Fasynakes yang menangani pasien Covid-
19, meliputi : masker bekas, sarung tangan bekas, perban bekas, tisu
bekas, plastik bekas minuman dan makanan, kertas bekas makanan
dan minuman, alat suntik bekas, set infus bekas, alat pelindung diri
bekas, sisa makanan pasien dan lain-lain berasal dari kegiatan di
palayanan yang ada di puskesmas.

III. LANGKAH – LANGKAH :


1. Petugas wajib menggunakan APD Lengkap yaitu kaca mata google,
masker, sarung tangan, sepatu boot, werpak, aproon, dan penutup
kepala.
2. Limbah medis B3 wajib dimasukkan ke dalam wadah/bin yang
dilapisi kantong plastik warna kuning yang bersimbol “biohasard”
3. Hannya limbah B3 padat yang dapat dimasukkan ke dalam
kantong plastik limbah B3 medis.
4. Bila di dalamnya terdapat cairan, maka cairan harus dibuang ke
tempat penampungan air limbah yang di sediakan atau lubang
wastafek atau WC yang mengalir ke dalam IPAL (Instalasi
Pengelolaan Air Limbah)
5. Bila tidak ada ipal masukkan cairan tersebut kedalam Drigen
Khusus yang berlogo limbah infeksus untuk mewadahi cairan sisa
limbah medis padat.
6. Setelah ¾ penuh atau paling lama 12 jam, sampah/limbah b3
dilakukan desinfksi terlebih dahulu kemudian di kemas dan diikat
rapat.
7. Tempat sampah dilalukan desinfeksi terlebih dahulu dan dilapisi
dengan kantong plastik kuning yang baru kemudian bisa
digunakan lagi
8. Limbah B3 yang sudah diikat rapat diakukan desinfeksi terlebih
dahulu kemudian dimasukan kedalam kardus dan di lakban dan di
masukkan lagi kedalam kantong plastik kuning kemudian diberi
label limbah infeksius khusus
9. Pengumpulan limbah medis padat B3 ke TPS Limbah B3 dilakukan
dengan menggunakan alat transportasi berupa troli khusus.
10. Limbah medis khusus di kemas dalam wadah/kardus dengan
ukuran maksimal 50X50 cm dan diisiolasi rapat (wrapping) atau
dilapisi seluruh kemasan dengan plastik. Pastikan kemasan tidak
terdapat kebocoran.
11. Berikan simbol Infeksius dan label, serta keterangan Limbah
Infeksius Khusus.
12. Pada TPS limbah B3 kemasan sampah /limbah B3 Covid-19
dilakukan desinfesi dengan menyemprotkan disinfektan (sesuai
dengan dosis yang telah ditetapkan).
13. Setelah selesai digunakan wadah/bin didisinfeksi dengan
disinfetan seperti klorin 0,5%, lysol, karbol dan lain-lain.
14. Apabila dalam hal ini tidak dapat langsung di musnahkan maka
limbah dapat disimpan dengan menggunakan freezer/cold-storage
yang dapat diatur suhunya dibawah 0◦C didalam TPS
15. Timbunan/volume limbah B3 harus tercatat dalam loogbook setiap
hari.
16. Petgas pengangkut yang telah selesai bekerja melepas APD dan
segera mandi dengan menggunakan sabun antiseptik dan air
mengalir
17. APD yang digunakan segera dilakukan desinfesi kecuali masker
dan sarung tangan yang dibuang ke limbah infeksius khusus.
18. Limbah Medis B3 yang sudah ada di TPS B3 akan diangkut ke
Depo Pemindah yang sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan dan
akan diteruskan ke transporter dan dimusnahkan oleh pihak
pemusnah sesuai dengan perjanjian yang sudah ada.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Kemranjen I

dr. Anggoro Supriyo


STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN (SOP)
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS KHUSUS COVID-19
DI RUMAH SAKIT DARURAT / RUMAH KARANTINA

I. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

II. TUJUAN :
Pengamanan air limbah operasional rumah sakit darurat/ rumah
Karantina meliputi limbah tinja berasala dari penanganan pasien
Covid-19 yang kemungkinan mengandung mikroorganisme khususnya
virus Corona, bahan kima beracun, darah dan cairan dari mulut
dan/hidung atau air kumur pasien dan air cucian alat kerja, alat
makan dan minum pasien dan/atau cucian linen, yang berbahaya bagi
kesehatan, bersumber dari kegiatan pasien isolasi covid-19.

III. LANGKAH-LANGKAH :
1. Cairan dari mulut dan atau air kumur pasien dimasukkan ke wadah
pengumpulan yang disediakan atau langsung dibuang di wastafel atau
lubang air limbah di toilet.
2. Air cucian alat kerja, alat makan dan minum pasien dan atau cucian
linen dimasukkan langsung ke dalam lubang air limbah yang tersedia.
3. Pastikan semua pipa penyaluran air limbah harus tertutup dengan
diameter memadai.
4. Pastikan aliran pada semua titik aliran lancar, baik didalam gedung
maupun diluar gedung.
5. Pemeriksaan instalasi penyaluran dilakukan setiap hari.
6. Pastikan semua unit operasi dan unit proses IPAL bekerja optimal.
7. Unit proses IPAL sekurang-kurang terdiri atas proses sedimentasi awal,
proses biologis (aerob dan/atau anaerob), sedimentasi akhir,
penanganan lumpur, dan disinfeksi dengan klorinasi (dosis
disesuaikan agar mencapai sisa klor 0,5 ppm).
8. Pengukuran unit proses disinfeksi air limbah dengan kandungan sisa
klor pada kisaran 0,5 ppm sekurang-kurangnya sekali dalam sehari.
9. Pengukuran kualitas air limbah hasil proses pengolahan.
10. Pastikan semua parameter kualitas air limbah hasil pengolahan
memenuhi baku mutu air limbah domestic, meliputi parameter derajat
keasaman (pH), Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen
Demand (COD), Total Suspended Solid (TSS), minyak dan lemak,
amoniak, total coliform, dan debit yang sekurang-kurangnya setiap 1
minggu sekali.
Mengetahui,
Kasi Kesling Kesjaor
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

Imam Subagyo, ST.,M.Si

Anda mungkin juga menyukai