Anda di halaman 1dari 23

‫ح َم ُة اهللِ َو َب َر َكاتُ ُه‬

‫عل َيْك ُ ْم َو َر ْ‬
‫الَمـ َ‬
‫الس ُ‬
‫َّ‬
‫‪Assalamualaikum Wr. Wb‬‬
KASUS
PELANGGARAN
HAM
SMAN 1 MAOSPATI
KELOMPOK 4

1.FAIRY VIRTA R. {16}

2.FERA PUTRI N.H {17}

3.IMRAN FAIZ R. {21}

4.SEPTIANA S. {32}
KASUS
MARSINAH
KASUS
Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik PT. Catur
Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik
dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah
menghilang selama tiga hari. Mayatnya ditemukan di hutan
di Dusun Jegong Kecamatan Wilangan Nganjuk, dengan
tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Marsinah adalah
seorang aktivis dan buruh pabrik PT. Catur Putra Surya (CPS)
Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian
ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang
selama tiga hari. Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun
Jegong Kecamatan Wilangan Nganjuk, dengan tanda-tanda
bekas penyiksaan berat.
Dua orang yang terlibat dalam otopsi pertama dan kedua
jenazah Marsinah, Haryono (pegawai kamar jenazah RSUD
Nganjuk) dan Prof. Dr. Haroen Atmodirono (Kepala Bagian
Forensik RSUD Dr. Soetomo Surabaya), menyimpulkan,
Marsinah tewas akibat penganiayaan berat.
Awal tahun 1993, Gubernur KDH TK I Jawa Timur
mengeluarkan surat edaran No. 50/Th. 1992 yang berisi
himbauan kepada pengusaha agar menaikkan kesejahteraan
karyawannya dengan memberikan kenaikan gaji sebesar 20%
gaji pokok. Himbauan tersebut tentunya disambut dengan
senang hati oleh karyawan, namun di sisi pengusaha berarti
tambahannya beban pengeluaran perusahaan. Pada
pertengahan April 1993, Karyawan PT. Catur Putera Surya (PT.
CPS) Porong membahas Surat Edaran tersebut dengan resah.
Akhirnya, karyawan PT. CPS memutuskan untuk unjuk rasa
tanggal 3 dan 4 Mei 1993 menuntut kenaikan upah dari Rp
1700 menjadi Rp 2250.
Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putera
Perkasa yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh. Keterlibatan
Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat
dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal
2 Mei 1993 di Tanggul Angin Sidoarjo.
3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja.
Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan
mencegah aksi buruh.
4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12
tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah
pokok dari Rp 1.700 per hari menjadi Rp 2.250. Tunjangan
tetap Rp 550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima,
termasuk oleh buruh yang absen.
Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif
bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan
perundingan-perundingan. Marsinah menjadi salah seorang
dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan
perundingan dengan pihak perusahaan.
Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang
dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik
Militer (Kodim) Sidoarjo. Di tempat itu mereka dipaksa
mengundurkan diri dari CPS. Mereka dituduh telah
menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja.
Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk
menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya
dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam,
Marsinah lenyap.
Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui
oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah
menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.
 
FAKTOR PENYEBAB
KASUS MARSINAH
1. Dari segi ekonomi :
- terjadi kredit macet
- jatuhnya nilai tukar rupiah terhadap dolar
- banyak perusahaan yang tidak bisa membayar
hutangnya
 
2. Dari segi politik :
- rakyat tidak percaya lagi pada pemimpin saat itu
(alm.soeharto)
- terjadi kekacauan dan kerusuhan di mana-mana
- terjadi perpecahan dalam kubu kabinet
soeharto
HAK YANG
DILANGGAR
1. Hak hidup
Kasus pembunuhan Marsinah merupakan pelanggaran
hak asasi manusia (HAM) berat. Alasannya
adalah karena telah melanggar hak hidup seorang
manusia. Dan juga karena sudah melanggar dari unsur
penyiksaan dan pembunuhan sewenang-wenang di luar
putusan pengadilan terpenuhi. Dengan demikian, kasus
tersebut tergolong patut dianggap kejahatan
kemanusiaan yang diakui oleh peraturan hukum
Indonesia sebagai pelanggaran HAM berat.
• Tercantum dalam UU NO. 39 th 1999 pasal 9 – 66
     Salah satunya pasal 9
“Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup
dan meningkatkan taraf kehidupannya.
Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai, bahagia,
sejahtera lahir dan batin.
Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.”
2. Hak milik
Jika merujuk pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), jelas
bahwa tindakan pembunuhan merupakan upaya
berlebihan dalam menyikapi tuntutan marsinah dan
kawan-kawan buruh. Jelas bahwa tindakan oknum
pembunuh melanggar  hak konstitusional Marsinah,
khususnya hak untuk menuntut upah sepatutnya. Hak
tersebut secara tersurat dan tersirat ditegaskan dalam
Pasal 28D ayat (2) UUD NRI tahun 1945, bahwa setiap
orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan  layak dalam hubungan
kerja.
3. Hak untuk mendapat perlindungan hukum :
UUD 1945 pasal 27(3)
       “ setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya 
pembelaan Negara”.
Makna yang terkandung :  setiap warga negara memiliki hak untuk
mendapatkan perlindungan    dari negara   serta wajib untuk ikut serta
dalam upaya pembelaan negara , membela negara tidak harus dalam
wujud perang tetapi bisa diwujudkan dengan cara lain seperti :
-. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling)
-. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri
– Belajar dengan tekun pelajaran atau mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan atau pkn
– Selalu menaati dan melaksanakan peraturan  
SOLUSI KASUS
MARSINAH
●   Mengusut kembali siapa pelaku pembunuhan Marsinah. Terdakwa
pembunuh Marsinah bebas murni pada tingkat kasasi. Artinya pelaku
pelanggaran HAM terhadap Marsinah masih bebas berkeliaran. 
 
●  Pemerintah wajib mengawal Hak dan Kewajiban buruh sehingga tidak
ada lagi buruh yang dilanggar HAM-nya karena memperjuangkan haknya.
 
●  Pemerintah wajib mengeluarkan instrumen-instrumen hukum yang
berpihak pada buruh yang tujuannya adalah menjamin kesejahteraan
mereka.
 
●   Kebebasan buruh dalam berserikat dan menyuarakan pendapatnya
tak bisa dikecilkan apalagi dihilangkan. Pemerintah harus menjamin
kebebasan berpendapat tersebut.
Hak Asasi setiap manusia harus dihargai oleh manusia yang
lain yang dalam kasus ini adalah hak asasi berpendapat dan
hak untuk hidup. Selain itu, kasus marsinah yang tak kunjung
usai ini diakibatkan oleh kurangnya transparansi dan
kredibilitas para penyidik. Seharusnya kredibilitas dan
transparansi penyidikan lembaga terhadap suatu kasus
haruslah dijaga oleh para penegak hukum sehingga tercipta
keadilan dan ketentraman masyarakat Indonesia.
‫عل َيْك ُ ْم َو َر ْح َم ُة اهللِ َو َب َر َكاتُ ُه‬
‫الَسال َ ُم َ‬
‫َو ّـَّ‬
‫‪Wassalamu’alaikum‬‬
‫‪Wr.Wb‬‬

Anda mungkin juga menyukai