Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

J
DENGAN MASALAH UTAMA
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG

DISUSUN OLEH :

Anindya Wuri Oktaviana : P1337420920132


Diva Septi Uki Karisidiana : P1337420920133
Emi Yulina :P1337420920179
Rizkiana Dwi Saputri : P1337420920136
Prima Alfianita : P1337420920128
Wahyu Widyastuti : P1337420920126 The Power of PowerPoint | thepopp.com 1
Latar Belakang
Pembangunan dan kemajuan teknologi yang pesat ditambah dengan bencana
alam yang baru saja terjdi, seperti gempa bumi, tsunami dan kecelakaan pesawat,
banyak masyarakat yang kehilangan harta benda maupun keluarga mereka
berdampak pada tata kehidupan masyarakat di daerah perkotaan maupun perdesaan

Akibatnya terjadi berbagai masalah kesehatan jiwa seperti perilaku, perasaan dan
pikiran yang luar biasa terguncang jika tidak ditatalaksanakan dengan baik dapat
menimbulkan ancaman bagi pasien tersebut maupun orang lain (Kemenkes, 2011).

Seseorang yang sehat jiwa dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada
kenyataan, merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan, namun
berbeda dengan mereka yang tidak sehat jiwa mereka tidak dapat menerima
sehingga dapat menjadikan harga diri rendah.

Harga diri rendah dapat menyebabkan seseorang menolak dirinya sebagai


sesuatu yang berharga dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya
sendiri sehingga akan mengganggu kehidupan sosial
Konsep Harga Diri Rendah
Gangguan harga diri adalah keadaan ketika individu
mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri yang negatif
tentang kemampuan atau diri. (Carpenito, Lynda Juall-Moyet,
2007)
Harga diri rendah adalah keadaan ketika individu mengalami
evaluasi diri negatif mengenai diri atau kemampuan diri. (Lynda
Juall Carpenito-Moyet, 2007)
Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu
yang berharga dan tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri, gagal menyesuaikan tingkah laku dan cita –
cita. (Fk.UNDIP , 2001 )
Kesimpulan harga diri rendah adalah perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang percayaan diri, harga diri serta
menolak dirinya. Tidak dapat bertanggung jawab atas
kehidupan sendiri serta gagal dalam menyesuaikan tingkah laku
dan cita-cita.
Penyebab
1. Situasional 2. Kronik
Terjadi secara tiba-tiba, Pada klien yang Perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung
dirawat dapat terjadi harga diri rendah, lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Klien ini
karena : mempunyai cara berfikir yang negative terhadap
a. Privacy yang kurang diperhatikan dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
b. Harapan akan struktur, bentuk dan maladaptive.
fungsi tubuh yang tidak Dalam tinjauan life span history klien, penyebab
c. Perlakuan petugas kesehatan yang HDR adalah kegagalan tumbuh kembang,
tidak menghargai. misalnya sering disalahkan, kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima
dalam kelompok (Yosep, 2007).
Manifestasi klinis
• Perasaan malu terhadap diri
sendiri akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit Akibat
• Rasa bersalah terhadap diri sendiri
Klien yang mengalami
• Merendahkan martabat sendiri,
gangguan harga diri rendah
merasa tidak mampu
bisa mengakibatkan
• Gangguan hubungan sosial seperti
menarik diri gangguan interaksi sosial :

• Percaya diri kurang menarik diri, dan memicu


munculnya perilaku
• Mencederai diri
kekerasan yang beresiko
• Konsentrasi menurun
mencederai diri, orang lain
• Menyangkalfek labil
dan lingkungan.
• Regresi perkembangan
Pengkajian
IDENTITAS KLIEN
• Nama : Tn. J
• Jenis Kelamin: Laki - laki
• Umur : 27 tahun
• Status Pernikahan : Belum IDENTITAS PENANGGUNGJAWAB
Kawin • Nama : Tn. S
• Agama : Islam • Umur : 60 tahun
• Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia • Agama : Islam
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : Petani
• Alamat : Desa Kalipare, Kecamatan Bringin
• Hubungan dengan klien : Ayah
Faktor Predisposisi dan Precipitasi
Faktor Predisposisi
• Klien menjalanpernah menjalani pengobatan Faktor Presipitasi
Jiwa diRSUD Ambarawa sejak tanggal 10 ± 1 tahun sebelum
September 2016 sampai saat ini.
menjalani pengobatan klien
• Klien mengalami pembulian di kelas 1 SMP
mengalami depresi karena
yang membuat klien enggan berangkat sekolah
hingga dikeluarkan dari sekolah tidak kunjung mendapatkan
pekerjaan sesuai yang
• Pertengahan tahun 2014 klien melakukan
tindakan kriminal dengan mencuri uang dan diharapkannya sehingga
dipenjara kurang lebih selama 6 bulan membuat klien merasa tidak
• Klien mendapat penolakan di tempat kerja dan berdaya dan mengurung diri
tidak memiliki pekerjaan sehingga target didalam kamar
keuangan yang diinginkan tidak tercapai
PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 92 kali/menit PSIKOSOSIAL
Suhu : 36,7 ⁰C
Klien merupakan anak kedua dari dua
Pernafasan : 19 kali/menit
bersaudara. Ibu kandung klien telah
2. Antropometri
meninggal dunia dan ayah klien
BB/ TB : 58 kg/ 165 cm
menikah kembali. Klien mempunyai
IMT : 21,3
dua saudara tiri. Saat ini klien tinggal di
rumah bersama dengan ayah, ibu tiri,
dan satu saudara tirinya.
Konsep diri

a. Gambaran Diri: Klien mengatakan malu ketika bertemu dengan


orang lain dikarenakan merasa selalu salah ketika menjawab
pertanyaan yang diberikan.
b. Identitas Diri: Klien mengatakan bernama Tn. J berusia 27 tahun
anak dari Tn. S
c. Peran: Klien mengatakan malu tidak bisa membantu keluarganya
untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri. Klien
mengatakan ingin bekerja memikul kayu agar bisa mendapatkan
penghasilan
d. Ideal Diri: Ideal diri tidak realistis . Klien mengatakan ingin dapat
bekerja agar mempunyai penghasilan sendiri. Ny. S mengatakan
bahwa Ny. S menemukan buku yang berisikan catatan uang
tabungan setiap bulan yang dituliskan oleh klien.
e. Harga Diri: Klien mengatakan malu ketika berkomunikasi dengan
orang lain, klien merasa malu apabila tidak dapat menjawab
pertanyaan dengan benar, serta merasa tidak berharga
Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti adalah kakak laki – lakinya yang saat ini
sudah menikah dan tidak tinggal satu rumah lag\
b. Peran serta kegiatan kelompok/masyarakat : selama ini tidak
pernah mengikuti kegiatan diluar rumah
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien
mengatakan tidak mau bersosialisasi dengan orang lain
di luar rumahnya
Spiritual
d. Nilai dan keyakinan : Islam
e. Kegiatan Ibadah : Klien mengatakan sholat apabila tidak
malas
STATUS MENTAL

Penampilan Pembicaraan Aktivitas Motorik


Klien berbicara dengan intonasi lambat,
Klien tampak rapi dengan suara pelan, klien dapat menjawab Klien tampak lesu dan tidak
memakai kemeja batik dan celana pertanyaan apabila ditanya, klien tidak bisa bersemangat. Klien malas untuk
jeans. Klien memiliki kulit sawo mengembangkan dan memulai pembicaraan. beraktivitas didalam rumah maupun
matang dan tidak kering Klien menolak kontak mata dengan lawan diluar rumah
bicaranya

Afek dan Emosi Alam Perasaan Interaksi


Kontak mata dengan lawan bicara
Afek datar, emosi stabil, dan Klien mengatakan merasa malu
kurang, mudah beralih dan kadang
tidak mudah tersinggung. dan tidak berdaya, tidak dapat
menunduk, Klien kurang bisa fokus
bekerja untuk membantu
selama interaksi.
keluarganya.
.
STATUS MENTAL

Isi Pikir
Persepsi Sensori Proses Pikir
Klien tidak memiliki obsesi
Klien mengatakan tidak terdapat suara Klien mempunyai arus pikir koheren
dan waham
suara aneh yang membisikinya maupun melihat sehingga kalimat yang diucapkan klien
bayangan. dapat dipahami dengan baik. Namun,
klien mempunyai isi pikir yang rendah
diri. .

Daya Tilik Diri


Klien menyadari kondisinya sehingga
Tingkat Kesadaran dengan tertib mau untuk mengonsumsi
MEMORI obat yang diberikan oleh dokter. Klien
Klien dalam kondisi kesadaran Klien mampu mengingat kejadian juga mengatakan ingin belajar untuk
composmentis, jangka panjang, menengah dan pendek tidak merasa malu lagi ketika bertemu
dengan baik dengan orang lain selain keluarganya.
Pemenuhan kebutuhan
Perawatan diri Kemampuan klien
Kebutuhan sehari – hari klien dibiayai sepenuhnya
Klien mampu mandi dan gosok gigi sebanyak
oleh Tn. S sebagai kepala keluargaKlien mampu
2x sehari namun akhir akhir ini klien mandi memenuhi kebutuhan dasar seperti makan,
minum, BAB/BAK, Mandi, ambulasi dan
sebanyak 1x sehari dengan alasan cuaca dingin,
kebutuhan dasar manusia lainnya secara
BAB 1x sehari dan BAK 4 – 5x sehari selalu mandiri. Klien juga masih dapat membantu
orang tuanya melakukan pekerjaan rumah
dibersihkan serta sesuai tempatnya.
seperti menyapu, mencuci piring, maupun
Nutrisi mencuci baju, namun harus diarahkan dan
Klien mampu makan secara mandiri. Klien disuruh terlebih dahulu oleh orang tuanya.
tidak makan secara teratur sebanyak 3x dalam Sistem pendukung
sehari, klien makan sesuai keinginannya saja yaitu Klien tidak pernah bercerita kepada siapapun
ketika lapar. termasuk anggota keluarga yang ada dirumahnya
Hobi
Istirahat / Tidur Klien mengatakan suka membersihkan rumah
Klien mulai tidur malam pukul 21.00 wib dan untuk mengisi waktu luang dan mengukir kayu.
terbangun pukul 05.00 wib. Klien mengatakan
tidak pernah terbangun pada saat tidur.
MEKANISME KOPING
Klien mengatakan bila ada masalah besar dalam hidupnya merasa
bingung harus bagaimana dan bercerita kepada siapa. Klien mengatakan
selama ini bila ada masalah yang mengganggu hanya di pendam didalam
hati saja karena tidak bisa bercerita kepada siapa – siapa.

PENGETAHUAN
Keluarga klien sebagai orang terdekat yang bertanggung jawab untuk
kesehatan klien sangat memahami dengan baik kondisi yang dialami
oleh klien saat ini, keluarga mempunyai pengetahuan yang cukup baik
terkait pengobatan seperti apa yang diperlukan oleh klien sehingga
klien tidak mengalami putus obat. Klien menyadari kondisinya sehingga
dengan sadar mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter setiap
bulannya.

ASPEK MEDIS
Amitriptilin 25 mg tab B sebanyak 30 butir dalam satu bulan (1/24
jam)
Trihexyphenydyl 2 mg tab (b) sebanyak 30 butir dalam satu bulan
(1/24 jam)
ANALISA DATA
The Power of PowerPoint | thepopp.com 16
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

The Power of PowerPoint | thepopp.com 17


CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE 1

The Power of PowerPoint | thepopp.com 18


HARI KE 2

The Power of PowerPoint | thepopp.com 19


HARI KE 3

The Power of PowerPoint | thepopp.com 20


HARI KE 4

The Power of PowerPoint | thepopp.com 21


HARI KE 5

The Power of PowerPoint | thepopp.com 22


HARI KE 6

The Power of PowerPoint | thepopp.com 23


PEMBAHASAN

Dalam kasus gangguan konsep diri harga diri rendah yang dialami oleh Tn. J
menunjukkan adanya kesesuaian antara kasus dan teori. Pengkajian yang harus difokuskan
dalam kasus ini adalah pada konsep diri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kesinkronan
data subjektif dan data objektif sehingga dapat memperlihatkan adanya fokus pada
masalah konsep diri dan hubungan sosial. Masalah keperawatan yang muncul sudah sesuai
dengan hasil pengkajian dan Analisa data yang diperoleh penulis dari klien langsung
maupun dari keluarga yaitu gangguan konsep diri harga diri redah. Untuk implementasi
yang dilakukan kepada klien disesuaikan dengan teori keperawatan jiwa yaitu
melaksanakan sesuai strategi pelaksanaan baik strategi pelaksanaan untuk klien maupun
strategi pelaksanaan untuk keluarga karena keluarga merupakan orang terdekat yang akan
merawat klien dirumah.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 24


KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN SARAN
Berdasarkan dari data pengkajian didapatkan hasil bahwa Berdasarkan hasil dan pembahasan serta
terdapat gangguan konsep diri : harga diri rendah, kemudian kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan
dilakukan pemberian tindakan keperawatan dari SP 1,2 , dan 3 yaitu sebagai berikut :
sesuai dengan rencana yang telah tersusun. Selain itu keluarga
Di harapkan keluarga sebagai orang yang paling
juga diberikan implementasi sesuai dengan SP 1 dan SP 2
dekat dengan klien dapat memberikan bimbingan
Keluarga. Pemberian strategi pelaksanaan harga diri rendah
dan dukungan secara optimal untuk membantu
dilakukan dengan komunikasi terapeutik, efektif dalam
meningkatkan harga diri klien sehingga klien
meningkatkan harga diri klien sesuai dengan kemampuan yang
dapat kembali bersosialisasi dalam masyarakat.
masih dimiliki oleh klien.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai