KARYAWAN
Inna Nur Rokhmah,SEI,MM
PENDAHULUAN
Manajem
en Kinerja
Evaluasi dan
Monitoring
Kinerja
Pelaksanaan Perencanaan
Kinerja Kinerja
Manajemen Kinerja
Manajemen kinerja adalah proses berorientasi
tujuan yang diarahkan untuk memastikan bahwa
proses-proses organisasi ada pada tempatnya guna
memaksimalkan produktivitas para karyawan, tim,
dan akhirnya organisasi itu sendiri. (Mondy 2008)
Ada dua komponen manajemen kinerja (Schuler
& Jackson 2006), yaitu:
Pengukuran dan umpan balik kinerja
Komponen imbalan dari kompensasi total
Manajemen Kinerja adalah proses formal yang terstruktur untuk mengukur,
mengevaluasi, dan mempengaruhi sikap, perilaku, dan hasil kinerja para
karyawan yang terkait dengan jabatan/pekerjaan mereka. (Schuler &
Jackson 2006)
Manfaat ●
Bagi manajer : mengupayakan klarifikasi kinerja dan harapan
perilaku, menawarkan peluang menggunakan waktu secara
berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual.
Manajemen ●
Bagi individu : memperjelas peran dan tujuan, mendorong
dan mendukung untuk tampil baik, membantu
Kinerja pengembangan kemampuan dan kinerja.
Tujuan ●
mengelola sumberdaya yang berorientasi pada kinerja dengan melakukan proses
komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan serta dengan menciptakan visi bersama dan
Manajemen ●
pendekatan strategis dan terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan
organisasi.
membantu mengarahkan dan memotivasi para karyawan untuk memaksimalkan usaha
Kinerja mereka dalam mencapai tujuan organisasi. (Schuler & Jackson 2006)
Proses Manajemen Kinerja menurut Torring dan
Hall (Armstrong, 2009; Wibowo, 2007):
Menentukan
harapan kinerja
(1)
Mengelola Mendukung
standar kinerja kinerja (2)
(4)
Mereview dan
menilai kinerja
(3)
PENILAIAN KINERJA
Pengertian Kinerja
●
Sesuatu yang dicapai
Kamus Besar ●
Kemampuan kerja
Bahasa Indonesia ●
Prestasi yang diperlihatkan
●
The act of performing
Webster ●
Execution
●
A thing performed
Dictionary ●
Efficiency
Nelson
●
The carrying out (of a task or duty etc)
●
An achiement
Dictionary ●
A noteworthy action or feat
Pengertian Penilaian Kinerja
Schermerh ●
proses formal untuk mengevaluasi
kinerja dan memberi umpan balik.
orn (1996)
Dessler ●
mengevaluasi kinerja karyawan saat
ini dan/atau di masa lalu relatif
(2006) terhadap standar prestasinya.
Manfaat Penilaian Kinerja
Perbaikan kinerja
Penyesuaian kompensasi
Penempatan karyawan
Kebutuhan pelatihan dan pengembangan
Perencanaan dan pengembangan karir
Mendeteksi kelemahan proses staffing
Mendeteksi ketidaktepatan informasi
Mendeteksi kesalahan desain jabatan
Menjamin kesempatan kerja yang setara
Mendeteksi faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja
Memberikan umpan balik bagi departemen SDM
Syarat-Syarat Penilaian Kinerja
Umpan Balik
Kinerja Karyawan Penilaian Kinerja
Karyawan
Ukuran-ukuran
Kinerja
Standar-standar yang
terkait dengan Kinerja
Keputusan- Arsip-Arsip
Keputusan SDM Karyawan
Standar Kinerja
Standar kinerja (performance standards) adalah tolok
ukur (benchmark) yang digunakan untuk mengukur
kinerja.
Agar efektif, standar tersebut harus terkait dengan
hasil yang diharapkan dari suatu jabatan.
Standar-standar kinerja yang terkait dengan suatu
jabatan (job-related) bisa diperoleh melalui proses
analisis jabatan.
Lanjutan Standar kinerja
Dalam penetapan standar kinerja menggunakan
Prinsip SMART :
Specific: Jelas dan rinci
Mengidentifikasi
tujuan-tujuan spesifik penilaian kinerja
Menyusun
kriteria -kriteria kinerja
dan mengkomunikasikannya kepada para karyawan
Memeriksa
pelaksanaan pekerjaan
Menilai kinerja
Pengembang
an
Administrati
f Strategis
Tujuan Strategis.
layoffs dan
pengakuan kinerja karyawan.
19
Tujuan Pengembangan
menghubungkan aktivitas karyawan dengan
tujuan strategis organisasi,
menggunakan informasi yang berguna untuk
membuat keputusan administratif mengenai
karyawan dan
memberikan umpan balik kepada karyawan.
20
Tujuan Spesifik Penilaian Kinerja
Relevance ●
ada hubungannya.
Hubungan yang ada kesesuaian antara hasil pekerjaan dan tujuan yang telah ditetapkan
lebih dahulu.
●
berarti hasil dari sistem penilaian tersebut dapat diterima dalam
Acceptability hubungannya dengan kesuksesan dari pelaksanaan pekerjaan
dalam suatu organisasi
●
hasil sistem penilaian tersebut dapat dipercaya (konsisten dan stabil).
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: waktu dan frekuensi
Reliability
●
penilaian.
●
sistem penilaian tersebut cukup “peka” dalam membedakan atau menunjukkan kegiatan yang
Sensitivity berhasil/sukses,
●
●
cukup ataupun
●
gagal/jelek yang telah dilakukan oleh seorang karyawan.
●
sistem penilaian dapat mendukung secara langsung tercapainya
Practicality tujuan organisasi perusahaan melalui peningkatan
produktivitas para karyawan.
Dimensi / Indikator Penilaian Kinerja
PA
Hal-hal
khusus
lainnya
Kepemimpina Kemampuan
n kerja
Hubungan
Prakarsa kerja
Kedisiplinan
Indikator Penilaian Kinerja
(Robbins, 2006)
Indikato
r PA
Kemandiria
n
Ketapatan
Kuantitas
Waktu
Efektifitas Kualitas
Pengertian Indikator Kerja
Indikator kinerja adalah nilai atau karakteristik
tertentu yang digunakan untuk
mengukur output atau outcome.
Operator
28
Tingkat Prestasi (TP) Pengertian Nilai tingkat prestasi
29
Sifat Penilaian Kinerja
Prosedur
Penilaian
Waktu
Penilai
Penilaian
Karyawan
yang dinilai
Karyawan yang dinilai
Setiap karyawan berhak untuk
mendapat penilaian dari
atasannya langsung.
Perlu disusun pedoman
penilaian prestasi yang
dikomunikasikan kepada
seluruh karyawan.
32
Waktu penilaian
Pada dasarnya waktu
melaksanakan penilaian tidak
diharuskan 1 tahun atau 6 bulan
satu kali.
Sebaiknya tidak setiap saat atau
dalam jangka waktu yang relatif
pendek.
33
Prosedur penilaian kinerja
Pertama
Bagian personalia mengirimkan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan kepada setiap pejabat yang
memiliki bawahan dalam lingkungan pengawasan
disertai pedoman dalam memberikan nilainya.
Kedua
Pejabat penilai wajib melaksanakan
penilaian atas hasil kerja para karyawan.
Penilaian ini dilaksanakan secara
periodik, misalnya 6 bulan atau satu
tahun sekali.
Ketiga
Setelah menilai dan mengisi daftar
Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan, maka
daftar tersebut diberikan kepada
karyawan yang dinilai untuk dipelajari
dan ditanda tangani sebagai tanda
menyetujui penilaian tersebut.
Keempat
Apabila karyawan yang dinilai keberatan atas penilaian
atasannya maka dia dapat mengajukan keberatan
disertai dengan alasan yang logis.
Keberatan tersebut diajukan kepada atasan pejabat
penilai selambat-lambatnya dalam batas waktu
tertentu (misalnya 14 hari/ 2 minggu) sejak tanggal
diterimanya daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan
tersebut.
Kelima
Apabila setelah karyawan yang dinilai
mempelajari dan menyetujui penilaian
maka pejabat penilai menyerahkan daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut
kepada atasan pejabat penilai tanpa
catatan atau perbaikan-perbaikan.
Keenam
Apabila setelah karyawan yang dinilai berkeberatan,
maka pejabat penilai menyerahkan daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada atasan pejabat
penilai.
Hal ini berkaitan dengan catatan tanggapan pejabat
penilai atas keberatan yang diberikan oleh karyawan
yang dinilai.
Ketujuh
Apabila atasan atau pejabat penilai
memperoleh/mendapatkan alasan-alasan
yang logis cukup kuat, maka atasan
pejabat penilai dapat melakukan
perubahan-perubahan nilai yang telah
dibuat oleh pejabat nilai.
Kedelapan
Daftar Penilai Pelaksanaan pekerjan karyawan berlaku
dari sejak setelah ada tanda tangan pejabat penilai,
karyawan yang dinilai dan dari atasan pejabat penilai.
Tanda tangan pejabat penilai menunjukkan keputusan
yang terakhir dan tidak dapat diubah lagi.
Kesembilan
Apabila ternyata Bagian Personalia melihat
adanya kejanggalan/keanehan dalam daftar
penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan
tersebut, maka mereka wajib menelaah
dan meneliti kembali untuk memperoleh
kebenaran dan keobyektifan daftar
penilaian tersebut.
Tantangan Penilaian Kinerja
Dalam merancang sebuah sistem penilaian kinerja
yang efektif, kita perlu mempertimbangkan berbagai
tantangan berikut ini:
Kendala Hukum
Bias Penilai
Masalah Lintas Budaya
Kendala Hukum
(Werther & Davis 1996, Schuler & Jackson 2006)
Negara seperti Amerika Serikat sudah sangat maju dalam mengatur
masalah penilaian kinerja secara hukum. Di negara kita hal ini memang
masih belum diatur secara khusus. Namun dengan terbentuknya
Pengadilan Hubungan Industrial (dipelajari secara khusus pada mata
kuliah Hukum Ketenagakerjaan) bukan tidak mungkin dalam waktu tidak
lama lagi akan muncul aturan-aturan hukum yang terkait dengan penilaian
kinerja di perusahaan-perusahaan Indonesia.
Menurut Hukum, Penilaian kinerja harus:
Bebas dari diskriminasi
Job-related (berkaitan dengan jabatan/pekerjaan)
Valid (sah sebagai alat ukur)
Reliable (dapat diandalkan)
Dipergunakan secara adil
Beberapa Syarat Penilaian Kinerja dan Umpan Balik yang Bisa
Dipertanggungjawabkan Secara Hukum
(Schuler & Jackson 2006)
Harus didasarkan pada hasil analisis jabatan
Harus standar dan formal
Standar harus dikomunikasikan kepada karyawan sebelum periode
penilaian
Data yang digunakan harus obyektif dan tidak terkontaminasi
Pengukuran harus pada dimensi kerja yang spesifik
Jika yang dinilai adalah perilaku, maka penilai harus punya cukup
waktu untuk melakukan observasi
Untuk meningkatkan reliabilitas, perlu ada lebih dari satu penilai
Penilaian yang ekstrem perlu dilengkapi dokumentasi keperilakuan
Para karyawan harus diberi kesempatan meninjau hasil penilaian
terhadap mereka
Para penilai (raters) harus dilatih untuk mencegah diskriminasi
dan agar mampu menilai secara konsisten
Penilaian harus sering dilakukan, paling tidak setahun sekali
Bias Penilai
Bias adalah gangguan ketidakakuratan dalam pengukuran.
Beberapa bias penilai (rater biases) yang paling umum terjadi
adalah:
Efek halo
Kesalahan karena tendensi pusat (central tendency)
Bias karena kemurahan (leniency) atau kekakuan
(strictness)
Bias lintas budaya (cross-cultural biases)
Prasangka pribadi (personal prejudice)
Efek resensi
HALO EFFECT
Penyimpangan karena “halo effect” atau “halo error”
merupakan penyimpangan karena kesan sesaat dari
penilai terhadap bawahan.
Penilaian negatif pada satu aspek akan memberikan
penilaian yang negatif pada aspek lain.
Kecenderungan ke pusat
Umumnya para penilai yang tidak memiliki
kepastian tentang bawahan yang dinilai akan memilki
suatu “central tendency” (kecenderungan ke pusat)
dalam waktu melaksanakan penilaian.
Kelonggaran Penilaian
Kecenderungan pelanggaran pertama yaitu
kelonggaran penilaian atau terlalu lunak dalam
penilaian.
49
Mengurangi tingkat kesalahan pa
Rater error training.
Hal ini membuat manajer hati-hati dalam
memberikan penilaian dan meminimalkan
kesalahan yang dibuat.
Rater accuracy training.
Pelatihan yang menekankan sifat
multidimensional kinerja dan mengenalkan
raters dengan dimensi kinerja yang beragam
secara aktual.
Metode-Metode Penilaian Kinerja
Metode penilaian umpan balik 360-derajat