• Makna Thaharah
• Thahara atau at-thahuru bermakna membersihkan atau
mensucikan. Landasan dari makna ini terdapat pada QS. At-
Taubah[9] ayat 103 yang artinya, “Ambillah zakat dari sebagian
harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnnya
do’a kamu itu ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lahi Maha Mengetahui”.
• Makna thaharah juga menandakan bahwa orang-orang yang
berzakat dengan ikhlas lillahi ta’ala maka Allah akan mensucikan
dirinya baik terhadap harta maupun jiwanya sehingga ia bisa
menjadi insan yang senantiasa terus merasa damai dalam hidupnya.
Makna Al-Barakatu
• Makna Al-Barakatu
• Secara sederhana makna al-barakatu adalah
berkah. Keberkahan tersebut hadir
dikarenakan harta yang telah dizakatkan telah
menjadi bersih dan suci dari kotoran. Sehingga
orang yang berzakat pada akhirnya akan
dilimpahi keberkahan oleh Allah SWT.
Makna Nama’
• Makna Nama’
• Makna Nama’ atau Numuw adalah bertumbuh. Artinya bahwa seseorang yang
berzakat nyatanya hartanya akan terus bertambah dan bertumbuh. Mungkin
terdengar tidak logis, karena kalau menggunakan hitung-hitungan matematika
dunia maka seharusnya harta yang dizakatkan menjadi berkurang. Pada
kenyataannya kalau menggunakan matematika Allah maka harta zakat
sebenarnya menjadi bertambah dan terus bertambah. Hal tersebut dikarenakan
ada faktor kesucian dan keberkahan atas harta yang telah dizakatkan.
• Menurut istilah, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
untuk diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu.
• Imam Taqi al-Din dalam bukunya Kifayah al-akhyar juga memberikan definisi
tentang zakat yaitu nama dari sejumlah harta tertentu yang diberikan kepada
golongan orang tertentu dan dengan syarat tertentu.
Dalil Zakat Fitrah
• Dalam hal objek untuk zakat fitrah memang ada dua pandangan.
Tiga ulama mazhab yaitu Maliki, Syafi’I dan Hambali menyatakan
bahwa zakat fitrah harus diserahkan dalam bentuk makanan
pokok. Hal ini merujuk pada hadist Nabi SAW, “Rasulullah SAW
mewajibkan zakat fitrah sebanyak satu sha’ kurma atau satu sha’
gandum.” (Shahih Bukhari, No.1503 dan Shahih Muslim, No.984).
• Lain halnya dengan Mazhab Hanafi yang memperbolehkan
perubahan zakat fitrah dalam bentuk uang. Pendapat tersebut
karena Hanafi tidak melihat hadist hanya sebatas tekstual. Hadist
tersebut dilihat secara kontekstual dan harus dikondisikan sesuai
maqashid syariah. Esensi zakat fitrah adalah tercukupinya
kebutuhan seluruh umat Islam khususnya pada hari raya idul fitri.