Anda di halaman 1dari 15

SEKTOR BURSA EFEK DAN

ANALISA FUNDAMENTAL
Kelompok 8
Disusun oleh:
1. Diana Ridwani Putri8 B.231.18.0316
2. Lim,Miracle Verellia Budi B.231.18.0328
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Industri
http://repository.usu.ac.id/
http://www.juruscuan.com/investasi/444-analisis-fundamental
https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan
/
https://www.invesnesia.com/rasio-nilai-pasar-market-value-ratios
https://www.invesnesia.com/rasio-likuiditas
https://www.invesnesia.com/rasio-aktivitas
https://www.invesnesia.com/rasio-leverage
https://www.invesnesia.com/rasio-profitabilitas
Ang, Robert. 1997, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent
Guide To Indonesian Capital Market). Mediasoft Indonesia. Jakarta.
POKOK PEMBAHASAN

1.JELASKAN PENGERTIAN INDUSTRI ATAU


SEKTOR
2.ADA BERAPA SEKTOR DI BURSA EFEK –
JELASKAN
3.ANALISA FUNDAMENTAL – APA ITU
4.ADA 5 KELOMPOK DALAM ANALISA
FUNDAMENTAL (BACA BUKU ROBERT ANG
BAB 18)
Analisa fundamental Analisis fundamental
adalah salah satu teknik berguna untuk Mendeteksi
analisa yang digunakan saat yang tepat untuk masuk
inverstor (terutama atau keluar dari pasar saham,
investor saham jangka Membantu memilih saham
panjang) untuk membantu yang baik untuk investasi,
keputusan jual beli saham. mengetahui harga wajar
suatu saham

K O M E N TA R K O M E N TA R
MIRACLE VERELLIA D I A N A R I D WA N I
PENGERTIAN INDUSTRI

Industri adalah suatu bidang atau kegiatan ekonomi yang berkaitan


dengan pengolahan bahan baku atau pembuatan barang jadi di pabrik
dengan menggunakan keterampilan dan tenaga kerja (bahasa Inggris
: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil
bumi, dan distribusinya sebagai kegiatan utama. Maka industri
umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha
mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi,
yaitu sesudah pertanian, perkebunan, dan pertambangan yang
berhubungan erat dengan tanah
Sektor di Bursa Efek
 Energi (A)
Sektor Energi mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa terkait dengan ekstraksi energi yang
mencakup energi tidak terbarukan (fossil fuels) sehingga pendapatannya secara langsung dipengaruhi
oleh harga komoditas energi dunia, seperti perusahaan Pertambangan Minyak Bumi, Gas Alam, Batu
Bara, dan perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa yang mendukung industri tersebut. Selain itu
sektor ini juga mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa energi alternatif.

 Barang Baku (B)


Industri Barang Baku mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa yang digunakan oleh industri
lain sebagai bahan baku untuk memproduksi barang final, seperti perusahaan yang memproduksi Barang
Kimia, Material Konstruksi, Wadah & Kemasan, Pertambangan Logam & Mineral Non-Energi, dan Produk
Kayu & Kertas.

 Perindustrian (C)
Industri Perindustrian mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa yang secara umum
dikonsumsi oleh industri, bukan oleh konsumen. Produk dan jasa dihasilkan merupakan produk dan jasa
final dan bukan produk yang harus diolah lagi seperti bahan baku. Industri ini mencakup produsen
Barang Kedirgantaraan, Pertahanan, Produk Bangunan, Produk Kelistrikan, Mesin. Selain itu industri ini
juga mencakup penyedia Jasa Komersial - seperti Percetakan, Pengelola Lingkungan, Pemasok Barang
dan Jasa Industri - dan Jasa Profesional - seperti Jasa Personalia dan Jasa Penelitian - untuk keperluan
industri.
Sektor di Bursa Efek
 Barang Konsumen Primer (D)
Industri Barang Konsumen Primer mencakup perusahaan yang melakukan produksi atau distribusi produk dan
jasa yang secara umum dijual pada konsumen namun tetapi untuk barang yang bersifat anti-siklis atau barang
primer/dasar sehingga permintaan barang dan jasa ini tidak dipengaruhi pertumbuhan ekonomi, seperti
Perusahaan Ritel Barang Primer – Toko Makanan, Toko Obat-obatan, Supermarket, Produsen Minuman,
Makanan Kemasan, Penjual Produk Pertanian, Produsen Rokok, Barang Keperluan Rumah Tangga, dan Barang
Perawatan Pribadi.

 Barang Konsumen Non-Primer (E)


Industri Barang Konsumen Sekunder mencakup perusahaan yang melakukan produksi atau distribusi produk dan
jasa yang secara umum dijual pada konsumen namun tetapi untuk barang yang bersifat siklis atau barang
sekunder sehingga permintaan barang dan jasa ini berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Industri ini
mencakup perusahaan yang memproduksi Mobil Penumpang dan Komponennya, Barang Rumah Tangga Tahan
Lama (Durable), Pakaian, Sepatu, Barang Tekstil, Barang Olahraga dan Barang Hobi. Selain itu industri ini juga
mencakup perusahaan yang menyediakan Jasa Pariwisiata, Rekreasi, Pendidikan, Penunjang Konsumen,
Perusahaan Media, Periklanan, Penyedia Hiburan, dan Perusahaan Ritel Barang Sekunder.

 Kesehatan (F)
Industri Kesehatan mencakup perusahaan yang menyediakan produk dan layanan kesehatan seperti Produsen
Peralatan dan Perlengkapan Kesehatan, Penyedia Jasa Kesehatan, Perusahaan Farmasi, dan Riset di Bidang
Kesehatan.
Sektor di Bursa Efek
 Keuangan (G)
Industri Keuangan mencakup perusahaan yang menyediakan layanan keuangan seperti Bank, Lembaga
Pembiayaan Konsumen, Modal Ventura, Jasa Investasi, Asuransi, dan Perusahaan Holdings.
 Properti & Real Estat (H)
Industri Properti dan Real Estat mencakup perusahaan Pengembang Properti dan Real Estate dan perusahaan
yang menyediakan Jasa Penunjangnya
 Teknologi (I)
Industri Teknologi mencakup perusahaan yang menjual Produk dan Jasa Teknologi, seperti Perusahan Jasa
Internet yang bukan penyedia koneksi internet, Penyedia Jasa dan Konsultan TI, Perusahaan Pengembang
Perangkat Lunak, Produsen Perangkat Jaringan, Perangkat Komputer, Perangkat dan Komponen Elektronik, dan
Semikonduktor.
 Infrastruktur (J)
Industri Infrastruktur mencakup perusahaan yang berperan dalam Pembangunan dan Pengadaan Infrastruktur
seperti Perusahaan Penyedia Jasa Logistik dan Pengantaran, Penyedia Transportasi, Operator Infrastruktur
Transportasi, Perusahaan Konstruksi Bangunan Sipil, Perusahaan Telekomunikasi, dan Perusahaan Utilitas.
 Transportasi & Logistik (K)
Industri Transportasi dan logistik mencakup perusahaan yang berperan dalam aktivitas perpindahan dan
pengangkutan seperti , Penyedia Transportasi serta Perusahaan Penyedia Jasa Logistik dan Pengantaran.
 Produk Investasi Tercatat (Z)
Produk Investasi Tercatat mencakup produk-produk investasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Analisa Fundamental

Suatu studi yang mempelajari hal-hal berhubungan dengan


keuangan suatu bisnis dengan maksud untuk lebih
memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari
perusahaan public yang menerbitkan saham tersebut.
Analisa fundamental berlandaskan atas kepercayaan bahwa
nilai suatu saham sangat dipengaruhi oleh kinerja
perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Jika prospek
suatu perusahaan public adalah sangat kuat dan baik, maka
harga saham perusahaan tersebut diperkirakan akan
merefleksikan kekuatan tersebut dan harganya meningkat.
GUDANG GARAM
S T E R R I TO N E L E M E N TA RY S C H O O L

RASIO LIKWIDITAS
A (LIQUIDTY) 30-Dec-19 30-Dec-20 Komentar

GGRM memiliki 206% lebih banyak dari aset lancar yang

Set up
dibutuhkan untuk menutupi kewajban lancarnya selama
1 CURRENT RATIO 206% 291% periode 2020, sedangkan tahun 2020 memiliki 291% lebih
banyak dari aset lancar yang dibutuhkan. kemampuan GGRM

your space
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek bagus. Hal ini
menunjukkan likuiditas keuangan yang lancar

Create an environment
conducive for learning
GGRM memiliki 22% artinya aset lancar paling likiud dari
GGRM memiliki nilai 22% lebih banyak daripada utang jangka
Have a designated
pendeknya, study di
sedangkan area complete
tahun with the nilai 43% lebih
2020 memiliki
2 QUICK RATIO 22% 43%materials
banyak dari
youutang jangka
need for the pendeknya.
day. ContinueAdanya peningkatan
sticking
tokemampuan
your routinedan kecepatan
of getting GGRMdressing
up early, dalam memenuhi
well,
kewajiban jangka pendek melalui aktiva lancar yang tetap,
eating properly,
yaitu ada and being
peningkatan prepared
quick to learn.
ratio sebesar 21%

Rp 32.527.937 Net
Working Capital bernilai positif, maka perusahaan tidak
3 NET WORKING CAPITAL Rp 26.822.406
mengalami kesulitan likuiditas.
B RASIO AKTIVITAS 30-Dec-19 30-Dec-20 Komentar
GGRM memiliki nilai rasio Total asset turnover sebesar 1,41 x pada tahun 2019. Itu
mengindikasikan bahwa investasi untuk membeli total asset perusahaan, akan
4 Total asset turnover 1,41 1,46 menghasilkan pendapatan sebanyak 1,41 kali lipat. Dan pada Tahun 2020 akan
menghasilkan sebanyak 1,46 kali lipat. Total Asset turnover tahun 2020 semakin
meningkat, tandanya semakin efisien karena seluruh aktiva digunakan untuk menunjang
kegiatan penjualan

GGRM memiliki nilai rasio Fixed Asset turnover sebesar 4,36 x pada tahun 2019. Itu
mengindikasikan bahwa investasi pada aset tetap, akan menghasilkan pendapatan
5 Fixed asset turnover 4,36 4,14 sebanyak 4,36 kali lipat. Pada tahun 2020 akan menghasilkan sebanyak 4,14 kali lipat. Di
tahun 2020 Gudang Garam kurang efisien dalam memanfaatkan Fixed Asset perusahaan
untuk menunjang kegiatan Penjualan dibandingkan dengan tahun 2019

Perputaran Piutang GGRM yaitu 58,92x selama periode 2019 artinya GGRM telah melalui
58,92 kali siklus penjualan kredit menjadi uang tunai sepanjang 2019. Sedangkan GGRM
6 Accounts Receivable Turnover 58,92 44,79 melalui 44,79 siklus penjualan kredit menjadi uang tunai sepanjang 2020. Di tahun 2019
Accounts Receivable Turnover lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020, tandanya di
tahun 2020 PT. GGRM kurang cepat dalam menagih piutang dagang.

PT GGRM menghasilkan nilai perputaran persedian sebanyak 2,05 kali di tahun 2019 dan
2,43 kali di tahun 2020. Rata-rata perputaran persediaan GGRM tahun 2019 sebanyak
7 Inventory Turnover 2,05 2,43 5,85 bulan dalam setahun (12 bulan / 2,05x) dan di tahun 2020 sebanyak 4,94 bulan. Jadi
setiap 5,85 bulan (2019) dan 4,94 bulan (2020) GGRM akan mempersiapkan persediaan
baru untuk dijual kembali
Pada tahun 2019 GGRM butuh 6 hari agar penjualan kreditnya bisa cair (dikonversi
8 Average Collection Period 6,11 8,04 menjadi uang tunai). Sedangkan di tahun 2020 GGRM butuh waktu 8 hari agar penjualan
kreditnya bisa cair.
9 Day's sales Inventory 175,80 147,93
C RASIO PROFITABILITAS

Nilai GPM mengindikasikan bahwa kemampuan GGRM tahun


2019 dan 2020 dalam menghasilkan laba kotor dari total
10Gross Profit Margin 21% 15% pendapatan yaitu masing-masingnya 21% dan 15%. Jika dilihat
GPM tahun 2019 lebih baik daripada tahun 2020 karena semakin
tinggi nilai GPM, semakin kecil biaya produksi yang dikeluarkan,
maka semakin efisien perusahaan dalam menekan biaya produksi

Nilai NPM mengindikasikan bahwa kemampuan GGRM tahun


2019 dan 2020 dalam menghasilkan laba bersih dari total
11Net Profit Margin 10% 7% pendapatan yaitu masing-masingnya 10% dan 7%. Jika dilihat
GPM tahun 2019 lebih baik daripada tahun 2020 karena semakin
tinggi nilai NPM, semakin baik kinerja GGRm dalam menghasilkan
laba bersih

Nilai OPROA mengindikasikan bahwa kemampuan GGRM tahun


2019 dan 2020 dalam mengelola tingkat kembalian dari
12Operating Return on Assets 18% 12% keuntungan operasional perusahaan terhadap seluruh asset yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan yaitu masing-
masingnya 18% dan 12%.
Nilai ROA mengindikasikan bahwa kemampaun GGRM tahun
2019 dan 2020 dalam mengelola aset untuk meraih keuntungan
13Return on Assets 14% 10% yaitu masing-masingnya 14% dan 10%. Jika dilihat ROA tahun
2019 jauh lebih baik daripada tahun 2020 karena semakin tinggi
nilai ROA semakin bagus kinerja perusahaan dalam mengelola
aset untuk meraih pendapatan bersih

Nilai ROE mengindikasikan bahwa kemampuan GGRM tahun


2019 dan 2020 dalam mengelola modal pemilik perusahaan
untuk meraih keuntungan yaitu masing-masingnya 21% dan 13%.
14Return on Equity 21% 13% Jika dibandingkan, nilai ROE tahun 2019 jauh lebih baik dari
tahun 2020 karena semakin tinggi nilai ROE, semakin baik kinerja
perusahaan dalam mengelola ekuitas untuk meraih pendapatan
bersih

Nilai OPR mengindikasikan bahwa kemampuan GGRM tahun


15Operating Ratio 13% 2019 dan 2020 dalam mengelola tingkat kembalian dari
8% keuntungan operasional perusahaan terhadap nilai bersih
penjualan yang dihasilkan yaitu masing-masingnya 13% dan 8%.
D RASIO SOLVABILITAS

GGRM memiliki rasio DR sebesar 35% pada tahun 2019 dan 25%
pada tahun 2020. Artinya pada tahun 2019 35% dari total aset
16Debt Ratio 35% 25% perusahaan dibiayai oleh utang sisanya 65% berasal dari modal
sedangkan pada tahun 2020 25% dari total aset perusahaan
dibiayai oleh utang sisanya 75% berasal dari modal.

GGRM memiliki rasio DER sebesar 54% tahun 2019 dan 34%
tahun 2020. Artinya, pada tahun 2019 utang perusahaan
17Debt to Equity Ratio 54% 34% melebihi 54% dari modal yang dimiliki perusahaan sedangkan
tahun 2020 utang perusahaan melebihi 34% dari modal yang
dimiliki perusahaan.

18Long-Term Debt to Equity Ratio 5% 5%


Long-Term Debt to
19 Capitalization Ration 5% 4%

GGRM memiliki rasio TIE sebesar 2475% tahun 2019 dan 2525%
20Times Interest Earned 2475% 2525% tahun 2020. Artinya GGRM sanggup membayar biaya bunga dari
laba usaha yang dihasilkan
E RASIO PASAR

nilai rasio BVS tahun 2019 sebesar 26.470 dan tahun 2020
sebesar 30.415 menunjukkan nilai BVS GGRM lebih rendah jika
21Book Value per Share (BVS) dibandingkan dengan nilai pasar per sahamnya, maka saham
26.470,1 30.415,7 GGRM dapat dikatakan kemahalan atau “Overvalued” atau Harga
Saham lebih tinggi dari harga yang ditentukan Pasar.

nilai rasio PBV tahun 2019 sebesar 1,38 dan tahun 2020 sebesar
1,20 (lebih dari 1x) menunjukkan harga saham perusahaan lebih
22Price to Book Value (P/BV)
1,38 1,20 besar dari nilai buku yang artinya harga saham cenderung mahal
"overvalued"

nilai rasio EPS tahun 2019 sebesar 5.655 dan tahun 2020 sebesar
23Earning per Share (EPS) 5.655,0 3.974,7 3.974 menunjukkan GGRM belum bisa memuaskan pemegang
saham karena mengalami penurunan sebesar 1.681

GGRM memiliki rasio PER sebesar 6,44 tahun 2019 dan 9,16
tahun 2020. Artinya di tahun 2019 harga saham perusahaan
24Price Earning Ratio (PER) bernilai 6,44 kali lebih besar dari laba per lembar saham
6,44 9,16 sedangkan di tahun 2020 sebesar 9,16 kali lebih besar dari laba
per lembar saham.

25Dupont Formula - ROI


0,14 0,10

Anda mungkin juga menyukai