Latar Belakang
Latar Belakang
1.Eceng Gondok berkembang biak dengan sangat cepat, baik secara vegetatif maupun
generatif. Dalam waktu 6 bulan pertumbuhan Eceng Gondok pada areal 1 Ha dapat mencapai
2.Kerugian suatu perairan apabila ditumbuhi eceng gondok yakni sedimentasi lumpur pada
akarnya, menurunkan debit air di habitatnya karena penguapan air pada daunnya,
3.Potensi dari tanaman ini sebagai bahan pembuatan pupuk kompos, bahan pembuatan
biogas/briket, bahan baku kertas, tambahan untuk material komposit serta kerajinan tangan
4.Upaya pengolahan terutama pengeringan enceng gondok ini, masih membutuhkan waktu
yang cukup lama. Yakni 7-10 hari dengan panas cahaya matahari,, dibutuhkan alternative
RUMUSAN MASALAH
BATASAN PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
1. Merancang alat pengering enceng gondok dan mempersingkat waktu
pengeringan.
2. Mengontrol suhu pada alat pada pengering enceng gondok.
MANFAAT PENELITIAN
3. Diharapkan alat ini dapat mempercepat waktu pengeringan enceng
gondok.
4. Sebagai alternatif pengganti metode pengeringan secara
konvensional yang bergantung pada cuaca.
5. Memudahkan pengrajin dalam mengeringkan enceng gondok.
PENELITIAN SEBELUMNYA
Hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aji Prastyaningrum, pada tahun
2010 yang berjudul “Rancang Bangun Oven Driying Vaccun dan Aplikasi Sebagai Alat
Pengering Pada Suhu Rendah” bahwa serat eceng gondok yaitu dengan pengering pada
suhu rendah / model vakum.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi
optimal proses pengeringan serat eceng gondok dengan alat pengering vakum (vacuum
drying oven) dan uji karakteristik serat eceng gondok sebelum dan sesudah proses
pengeringan.
SENSOR TEMPERATUR
Sensor temperatur yang digunakan, yaitu
Termokopel tipe K yang dapat membaca suhu
bekisar -270°C – 1350°C. Termokopel berasal dari
kata “Thermo” yang berarti energi panas dan
“Couple” yang berarti pertemuan dari dua
buahbenda. Sensor temperatur merupakan
transduser aktif suhu yang terdiri dari dua buah
logam berbeda dengan titik bacaan pada pertemuan
kedua logam dan titik yang lain sebagai outputnya.
MIKROKONTROLLER
dimana :
Kp = adalah penguatan proportional
Ki = adalah penguatan integral
Kd = adalah penguatan derivative
e(t) = sinyal error
m(t) = output kontroler
Zero Crossing
Deteksi zero crossing adalah metode yang paling
umum digunakan untuk mengukur frekuensi atau periode
suatu sinyal periodik. Saat mengukur frekuensi suatu
sinyal, biasanya jumlah dari siklus sinyal referensi diukur
lebih dari satu periode waktu dari sinyal yang diukur
Lampu Bohlam
Perancangan Software
Perancangan
Hardware
Pengujian Alat
Tidak
Apakah hasil sesuai
sistem?
Iya
Selesai Analisa data Pengambilan Data
BLOK DIAGRAM
PERANCANGAN MEKANIK
FLOWCHART