Anda di halaman 1dari 14

Anestetika

Oleh: Devi Anggraini Putri, S.Si., M.Si.


Pendahuluan

• Obat-obat golongan anestetika umumnya digunakan dalam pembedahan/operasi.


• Kegunaan anestetika:
- Mencapai keadaan pingsan.
- Merintangi rangsangan nyeri (analgesia).
- Memblokir reaksi refleks terhadap manipulasi pembedahan serta menimbulkan pelemasan
otot (relaksasi).
• Berdasarkan jenis terapinya, anestetika digolongkan ke dalam anastetika umum dan
anestetika lokal.
Anestetika umum

• Anestetika umum adalah obat yang dapat menimbulkan anesthesia atau narkosa, yakni seluruh
perasaan dan kesadaran ditiadakan, sehingga agak mirip keadaan pingsan.
• Anestetika umum dapat menekan syaraf pusat, yakni:
1. Analgesia: kesadaran berkurang, rasa nyeri hilang dan terjadi euphoria (rasa nyaman) yang disertai
impian yang mirip halusinasi.
2. Eksitasi: kesadaran hilang dan timbul kegelisahan, hingga tahap ini disebut juga taraf induksi.
3. Anesthesia: pernapasan menjadi dangkal dan teratur, seperti pada keadaan tidur (pernapasan
perut), gerakan mata dan reflex mata hilang, sedangkan otot menjadi lemas.
4. Kelumpuhan sumsum tulang: kegiatan jantung dan pernapasan terhenti.
Penggolongan anestetika umum
berdasarkan penggunaannya

1. Anestetika Inhalasi
- Anestetika inhalasi yang umum
digunakan adalah dinitrogen oksida
(N2O), halotan, isoflurane,
desfluran, dan sevofluran.
- Anestetika umum tidak memiliki
gugus farmakofor
Macam-macam anestetika inhalasi

1. Dinitrogen oksida (N2O)


 Dinitrogen oksida merupakan anestetika disosoatif dan menyebabkan euphoria ringan dan
halusinasi.
 N2O merupakan anestetika yang populer digunakan oleh dokter gigi dan umumnya disebut
sebagai “gas ketawa”.
 N2O dapat menonaktifkan enzim methionine synthase, yakni enzim yang penting dalam
sintesa DNA sehingga tidak boleh digunakan pada ibu hamil dan pasien defisiensi vitamin B 12.
 Untuk operasi, N2O digunakan bersama dengan anestetika lainnya.
2. Halotan
 Halotan dapat meningkatkan denyut jantung, menyebabkan aritmia jantung,
meningkatkan aliran darah otak dan tekanan intracranial.
 Halotan sangat mudah teroksidasi bila terpapar sinar matahari sehingga
sebaiknya ditempatkan pada wadah botol coklat dengan menambahkan
penstabil.

3. Metoksifluran
 Metoksifluran bersifat nefrotoksik, sehingga pada 2000 izin edarnya telah
dicabut AS dengan alasan keamanan.
4. Enfluran
 Enfluran meningkatkan denyut jantung, menyebabkan aritmia jantung,
meningkatkan aliran darah otak dan meningkatkan tekanan intracranial, namun
efeknya lebih ringan dibandingkan halotan.
 Enfluran dapat menyebabkan konvulsi klonik-tonik apabila digunakan pada
konsentrasi tinggi sehingga tidak dianjurkan pada pasien dengan penyakit kejang.

5. Isofluran
 Isofluran dapat mengiritasi pernafasan namun efeknya lebih ringan dibandingkan
desfluran.
 Resiko hepatoksisitas dan nefrotoksisitasnya jauh lebih rendah dibandingkan
metoksifluran.
6. Desfluran
 Desfluran tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak karena meningkatkan
insiden laryngospasm, batuk, dan meningkatkan sekresi.
 Desfluran menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.

7. Sevofluran
 Sevofluran dilaporkan menyebabkan epilepsy, kejang saat operasi khususnya pada
anak-anak

8. Xenon
• Xenon diproduksi dalam jumlah sedikit sehingga harganya sangat mahal
• Rendahnya efek samping xenon, menyebabkan ia sebagai anestetika yang menarik
untuk dikembangkan.
2. Anestetika intervena
a) Propofol
• Propofol merupakan injeksi hipnotik-
sedatif yang digunakan untuk
menginduksi anesthesia dan sedasi.

b) Etomidat
• Etomidat terdistribusi dengan cepat
setelah pemberian secara intravena ke
seluruh tubuh, konsentrasi pada jaringan
biasanya sama atau melebihi konsentrasi
plasma.
Anestetika lokal

• Anestetika lokal adalah obat yang menghasilkan keadaan anesthesia setempat dengan cara memblok
penghantaran saraf secara reversible.
• Anesthesia setempat merupakan hilangnya rasa atau fungsi gerak pada bagian tubuh tertentu.
• Sifat-sifat dari anestetika lokal:
1. Tidak mengiritasi jaringan dan tidak menyebabkan kerusakan permanen
2. Toksisitas sistemik rendah
3. Efektif jika disuntikkan ke dalam jaringan atau diinginkan secara setempat di kulit atau membran
mukosa
4. Awal kerja anesthesia cepat dengan masa kerja yang pendek
Klasifikasi anestetika lokal

A. Berdasarkan masa kerjanya


1. Masa kerja pendek, contohnya kloroprokain dan prokain
2. Masa kerja sedang, contohnya kokain, lidokain, mepivakain, dan priloksin
3. Masa kerja lama, contohnya bupivakain, dibukain, etidokain, dan tetrakain.
B. Berdasarkan penggunaannya dalam pengobatan
4. Turunan ester
5. Turunan amida
6. Turunan lain-lain
Turunan ester

1. Turunan ester asam benzoate 2. Turunan ester asam aminobenzoat


a. Kokain a. Benzokain
b. Prokain hidroklorida
b. Meprilkain
c. Klorprokain
c. Isobukain
d. Tetrakain
d. Siklometilkain
e. Piperokain
Turunan amida

1. Lidokain
2. Mepivakain
3. Prilokain HCl
4. Bupivakain
5. Etidokain HCl
Turunan lain-lain

1. Fenakain HCl
2. Diperodon HCl
3. Dimetisokuin HCl
4. Pramoksin HCl
5. Dibukain HCl

Anda mungkin juga menyukai