Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI I

PERCOBAAN V

Disusun Oleh :

Nama / NIM : 1. Oktarisa / PO.71.39.1.18.025


2. Preti Marsyanda Putri / PO.71.39.1.18.027
3. Refi Hardianti / PO.71.39.1.18.029
Kelas : Reguler 1.A
Dosen Pembimbing : 1. Ferawati suzalin, S. Farm, Apt, M. Sc
2. Dra. Hj. Kusriati
3. Yuniarti Eka Putri, AMF
4. Metha Vionani, S.Farm, Apt

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Anestetik lokal atau zat-zat penghalang rasa adalah obat yang pada penggunaan lokal
merintangi secara reversibel penerusan impus-impuls saraf ke sistem saraf pusat dan demikian
menghilangkan rasa nyeri, gatal-gatal, rasa panas, atau dingin. Anestetik lokal pertama adalah
kokain, yaitu suatu alkaloid yang diperoleh dari daun suatu tumbuhan alang-alang di pegunungan
Andes (Peru), yang pertama kali digunakan sebagai penghilang rasa nyeri pada pengobatan mata,
kemudian pada kedokteran gigi. Sejak tahun 1892 dikembangkan anestetik lokal secara sintesis
dan ditemukan prokain dan benzokain pada tahun 1905, yang disusul oleh banyak derivat lain
seperti tetrakain, butkain, dan chincokain. Kemudian muncul anestetik lokal seperti
Prokain,lidocain HCl, Hidroklor tiazide (HCT) , Furosemide, dan Spironolakton.

1.2 TUJUAN PERCOBAAN


Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Mengetahui senyawa percobaan V dan jenis-jenisnya.
2. Mengetahui sifat fisik dan kimia dari percobaan V
3. Menganalisis kualitatif terhadap obat-obat percobaan meliputi Prokain , Lidocain HCL, Hidroklor Tiazide
(HCT), Furosemide, Sprinolakton
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 DASAR TEORI


Anastesi adalah setiap zat yang digunakan untuk tujuan menghilangkan sensasi nyeri baik
diseluruh tubuh ketika tidak sadar (anastesi umum) atau bebebrapa bagian dari tubuh (bius
lokal). Jenis anastesi dibedakan atas: Anastesi umum adalah jenis anastesi obat yang dapat
menyebabkan hilang nya rasa sakit selama proses pembedahan dan Anastesi lokal yang
bekerja yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan secara lokal pada jaringan saraf
dengan kadar cukup. Kokain , suatu alkaloid yang terdapat pada Erythroxylon coca adalah
Anastesi lokal pertama yang ditemukan. Sifat anastesi lokal sebaiknya tidak mengiritasi dan
tidak merusak jaringan saraf secara permanen. Batas kemampuan haruslah lebar . Mula kerja
nya haruslah sesingkat mungkin sedangkan masa kerjanya harus cukup lama. Serta harus
dapat larut dalam air ,stabila dalam larutan dapat disterilkan tanpa mengalami perubahan.
Secara kimia anastesi lokal dapat digolongkan atas senyawa ester dan amid. Pada
golongan ester, seperti : tetrakain, benzokain, kokain dan prokain cenderung kurang stabil dan
mudah mengalami metabolisme. Sedangkan golongan amid seperti : lidokain, prokain
,prilokain cenderung stabil.
Mekanisme kerja obat anastesi lokal ialah dengan bergabung dengan resptor spesifik yang
terdapat pada kanal Na, sehingga mengakibatkan perbadaan blokade pada kanal tersebut.hal
ini meyebabkan hambatan gerakan ion melalui membran. Anastesi lokal lebih peka terhadap
serabut saraf yang kecil dan dan tidak bermielin. Bila anatesi lokal dikenakan pada saraf
sensorik, maka yang hilang berturut –turut dalah nyeri, panas, raba dan tekanan. Sebaliknya ,
anastesi akibat penekanan serabut saraf ditandai dengan rasa rab apada awal dan nyeri yang
paling akhir. Sehingga diduga impuls rasa raba dihantarkan oleh serabut yang lebih besar ,
sedangkan nyeri oleh serabutm, yang lebih kecil. Jika kadar obat dalam darah menigkat terlalu
tinggi, maka akan timbul efek pada berbagai sistem organ.
Diuretik adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada suatu kondisi, sifat atau
penyebab naiknya laju urinasi. Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan
pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua pengertian, pertama menunjukan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukan jumlah pengeluaran
(kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretika adalah untuk memobilisasi cairan
edema, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan
ekstrasel kembali menjadi normal.

2.2 Teori

2.2.1 PROCAIN-PENICILLIN
Procaine benzylpenicillin juga dikenal sebagai penicillin G procaine , adalah antibiotik
yang berguna untuk pengobatan sejumlah infeksi bakteri. Khususnya digunakan
untuk sifilis , antraks , infeksi mulut , pneumonia , difteri , selulitis , dan gigitan hewan. Ini diberikan
melalui suntikan ke otot .
Efek samping termasuk rasa sakit di tempat suntikan, masalah pembekuan
darah , kejang , dan reaksi alergi termasuk anafilaksis. Ketika digunakan untuk mengobati sifilis,
reaksi yang dikenal sebagai Jarisch-Herxheimer dapat terjadi. Tidak dianjurkan bagi mereka
yang memiliki riwayat alergi penisilin atau alergi prokain. Penggunaan
selama kehamilan dan menyusui relative aman. Procaine benzylpenicillin ada dalam keluarga
obat penicillin dan beta lactam. Ia bekerja melalui benzilpenisilin dan menyebabkan kematian
bakteri. Procaine membuat kombinasi akting panjang.
Procaine benzylpenicillin diperkenalkan untuk penggunaan medis pada tahun 1948. Ini
ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, obat-obatan paling efektif dan aman
yang diperlukan dalam sistem kesehatan
Efek buruk : Pada dosis tinggi prokain penisilin dapat menyebabkan kejang dan kelainan
SSP karena ada prokain di dalamnya. Mekanisme kerjanya adalah bentuk penisilin yang
merupakan kombinasi dari benzilpenisilin dan prokain agen anestesi lokal. Setelah
injeksi intramuskuler dalam, perlahan-lahan diserap ke dalam sirkulasi dan dihidrolisis menjadi
benzilpenisilin - sehingga digunakan di mana diperlukan konsentrasi rendah benzilpenisilin dalam
waktu lama.

2.2.2 LIDOCAIN HCL


Lidokain, juga dikenal sebagai xilokain dan lignokain, adalah obat yang digunakan
untuk mematikan jaringan pada area spesifik dan untuk mengobati ventrikel takikardia. Obat ini
juga dapat digunakan untuk memblok saraf. Lidokaina yang dicampur dengan sejumlah
kecil epinefrin dapat diperbesar dosisnya untuk digunakan sebagai pemati rasa dan membuatnya
bertahan lebih lama. ketika digunakan sebagai injeksi obat ini biasanya mulai bekerja dalam waktu
empat menit dan berlangsung selama setengah jam sampai tiga jam. Lidokaina juga dapat
diterapkan secara langsung ke kulit untuk mati rasa
Efek samping yang umum dengan penggunaan intravena termasuk kantuk, otot berkedut,
kebingungan, perubahan penglihatan, mati rasa, kesemutan, dan muntah. Efek samping lainnya
adalah menyebabkan tekanan darah rendah dan detak jantung yang tidak teratur. Ada
kekhawatiran bahwa suntikan ke dalam sendi dapat menyebabkan masalah dengan tulang rawan.
Obat ini umumnya aman untuk digunakan dalam kehamilan. Dosis yang lebih rendah mungkin
diperlukan pada orang-orang dengan masalah hati. Obat ini umumnya aman untuk digunakan
pada mereka yang alergi terhadap tetrakaina atau benzokaina. Lidokaina bekerja
dengan memblokir saluran natrium dan dengan demikian mengurangi tingkat kontraksi dari
jantung. Bila digunakan secara lokal sebagai zat pemati rasa lokal, neuron tidak memberikan
sinyal ke otak.
Lidokaina ditemukan pada tahun 1946 dan mulai dijual pada tahun 1948. Obat ini termasuk
di dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia, daftar obat-obatan paling penting
yang dibutuhkan pada sistem kesehatan dasar. Obat ini tersedia sebagai obat generik dan tidak
terlalu mahal.

2.2.3 HIDROKLORTIAZIDE (HCT)


Hidroklorotiazid (disingkat HCTZ, HCT, atau HZT) adalah obat diuretik yang sering
digunakan untuk menangani tekanan darah tinggi dan pembengkakan karena penimbunan cairan.
Kegunaan lain termasuk diabetes insipidus, renal tubular asidosis, dan untuk mengurangi
risiko batu ginjal pada orang-orang dengan tingkat kalsium urin tinggi. Untuk tekanan darah tinggi
obat ini sering direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama. HCTZ dikonsumsi lewat mulut
dan dapat dikombinasikan dengan obat tekanan darah sebagai satu pil untuk meningkatkan
efektivitas.
Efek samping yang mungkin termasuk kerja ginjal buruk, ketidakseimbangan elektrolit
terutama kalium darah rendah dan kurang umumnya darah rendah sodium, asam urat, gula darah
tinggi, dan perasaan pingsan awalnya setelah berdiri. Sedangkan alergi HCTZ dilaporkan lebih
sering terjadi pada orang-orang dengan alergi terhadap obat sulfa, asosiasi ini tidak didukung baik.
Obat ini dapat digunakan selama kehamilan, tetapi bukanlah obat lini pertama dalam kelompok ini.
Obat ini ada dalam kelas obat tiazid dan bekerja dengan menurunkan
kemampuan ginjal untuk menahan air. Pada awalnya volume darah tereduksi, darah yang
tereduksi kembali ke jantung sehingga cardiac output. Dalam jangka panjang, diyakini ia
menurunkan resistensi pembuluh darah perifer.
Mekanisme kerja Hidroklorotiazid termasuk diuretik kelas tiazid. Ia menurunkan volume
darah dengan bekerja pada ginjal untuk mengurangi reabsorpsi natrium (Na+) di tubulus kontertus
distal. Situs utama aksi pada nefron tampak pada ko-transporter NaCl elektronetral dengan
memperebutkan situs klorida pada transporter. Dengan menghambat transportasi Na+ di tubulus
kontertus distal, hidroklorotiazid menginduksi natriuresis dan kehilangan air yang mengiringinya.
Tiazid meningkatkan reabsorpsi kalsium di segmen ini dengan cara yang tidak berhubungan
dengan transportasi natrium. Selain itu, dengan mekanisme lain, HCTZ dipercaya dapat
menurunkan resistensi pembuluh darah perifer.

2.2.4 FUROSEMID
Furosemida adalah obat yang digunakan untuk mengobati penumpukan cairan (sembap)
karena gagal jantung, jaringan parut hati (sirosis), atau penyakit ginjal (nefropati). Furosemide
juga dapat digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi. Obat ini dapat diberikan
secara intravena atau ditelan melalui mulut. Ketika diminum, biasanya obat mulai bekerja dalam
waktu satu jam, sementara intravena, biasanya mulai bekerja dalam lima menit.
Efek samping yang umum termasuk penuruan tekanan darah saat berdiri (hipotensi
ortostatik), dering di telinga (tinitus), dan kepekaan terhadap sinar matahari. Efek samping yang
berpotensi serius termasuk kelainan elektrolit, tekanan darah rendah, dan gangguan
pendengaran (ketulian). Tes darah direkomendasikan secara teratur bagi mereka yang sedang
menjalani pengobatan. Furosemide adalah jenis loop diuretik yang bekerja dengan mengurangi
reabsorpsi natrium oleh ginjal.
Furosemide ditemukan pada tahun 1962 dan disetujui untuk penggunaan medis di Amerika
Serikat pada tahun 1966. Obat ini masuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan
Dunia, obat yang paling efektif dan aman yang diperlukan dalam sistem kesehatan. Pada 2016,
furosemide merupakan obat ke 15 yang paling banyak diresepkan di Amerika Serikat dengan lebih
dari 32 juta resep. Obat ini juga masuk dalam daftar obat terlarang Badan Anti-Doping
Dunia karena khawatir obat itu dapat menutupi obat lain. Obat juga telah digunakan pada kuda
pacuan untuk pengobatan dan pencegahan perdarahan paru yang disebabkan oleh olahraga.

2.2.5 SPIRONOLAKTON
Spironolactone adalah obat yang terutama digunakan untuk mengobati penumpukan
cairan karena gagal jantung , jaringan parut hati , atau penyakit ginjal . Ia juga digunakan dalam
pengobatan tekanan darah tinggi , kalium darah rendah yang tidak membaik
dengan suplementasi , pubertas dini pada anak laki-laki, jerawat dan pertumbuhan rambut yang
berlebihan pada wanita, dan sebagai bagian dari terapi hormon feminisasi pada wanita
transgender.
Efek samping yang umum termasuk kelainan elektrolit , khususnya kalium darah tinggi ,
mual, muntah, sakit kepala, ruam. Pada mereka yang memiliki masalah hati atau ginjal, harus
dilakukan perawatan ekstra. Spironolakton belum diteliti dengan baik pada kehamilan dan tidak
boleh digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi pada kehamilan. Ini
adalah steroid yang memblokir efek hormon aldosteron dan testosteron dan memiliki beberapa efek
mirip estrogen. Spironolakton termasuk dalam kelas obat yang dikenal sebagai diuretik hemat
kalium .

2.3 ALAT dan BAHAN


Alat :
 Tabung reaksi beaker gelas
 Pipet tetes korek api
 Lampu spiritus kaki tiga
 Gelas beaker corong
 sendok spatula cawan porselen
 Plat tetes Penjepit kayu
Bahan :
Zat Prokain - penicilin Larutan NaNO2

Zat Lidocain HCl Larutan AgNO3

Zat Hidroklor – tiazide (HCT) Larutan NaOH

Zat Furosemide Larutan Etanol 75%

Zat Spironolakton Larutan P-DAB HCl


Larutan HNO3 Larutan Iodium

Larutan NH4OH Larutan Cobalt chloride

Larutan NaOH 2N Larutan Natrium carbonat

Larutan HCl pekat Larutan H2SO4 pekat

2.4 Prosedur Percobaan


Prosedur Percobaan dalam tabung reaksi yaitu :
1. Memasukkan masing-masing zat ke dalam tabung reaksi.
2. Menambahkan larutan pereaksi sesuai dengan buku penuntun prektikum pada
masing-masing bahan.
3. Memperhatikan perubahan yang terjadi
4. Memanaskan dan mengocok
5. Mengamati kelarutannya dan perubahan yang terjadi terhadap reaksi

2.5 HASIL PENGAMATAN


Tabel Pengamatan
No. Nama Zat Prosedur Hasil Pengamatan

1 Prokain-penicilin 1. +1 tetes HCL(p) Endapan putih


Indikasi : anestesi lokal + +1 tetes Endapan putih
antibiotik untuk profilaksi pre-op lar.NaNo3 10%
Bentuk sediaan : injeksi kering + B naftol dalam Endapan putih
(vial) 4-20 mg/1 ml 10 ml lar.NaOH
33% (Kocok)

2. + 3 tetes Endapan putih


Lar.AgNO3
+ NH4OH berlebih Endapan nya larut
+ HNO3 Larutan putih susu

2. Lidocain HCl 1. + NaOH 2N Putih (pH 14)


Indikasi : anastesi lokal Saring
Bentuk Sediaan : injeksi 2-40 + 1ml etanol 75% Bening
mg/ 1 ml, salep + 4 tetes cobalt Bening
chlorida
Kocok
2. + 3 tetes Larutan coklat
lar.Iodium

3. + 3 tetes AgNO3 Endapan putih


+ NH4OH Endapannya larut
+ HNO3 Terdapat endapan

4. + P-DAB HCL Tidak terdapat warna

3. Hidroklor Tiazide (HCT) 1. + 5 ml Na. Larut


Indikasi : diuretika Carbonat 5 % Bening
Bentuk sediaan : tab 10 mg dan Kocok, lalu saring
30 mg, injeksi + 1 tetes KMNO4 Coklat

2. + 2 ml etanol Tidak larut


+ NaOH kristal Putih susu
+2ml air (lalu Bening
dibagi 2)
- Tabung A
(Diasamkan Putih keruh
dengan 1 ml HNO3
(e) 13 %
+ AgNO3 Ada endapan
+ Amonia (e) 10% Endapan
+ HNO3 (e) 13%
- Tabung B
+ Lar. Iodium Larutan kehitaman
bening
+ Lar. Bacl2 5% Larutan putih keruh,
(s) putih

4. Furosemide 1. + 5 ml etanol Bening kekuningan


Indikasi : diuretika (saring)
Bentuk sediaan : tab 40 mg, + 2 tetes P-DAB Merah pekat (Ungu
injeksi HCl kehitaman)
2. + Larutan
Formaldehyde Kuning
dalam H2SO4 (p)
panaskan

5. Spironolakton 1. + 1 ml H2SO4 Jingga / hijau


Indikasi : diuretika kocok.Panaskan kekuningan

Bentuk sediaan : tab 25 mg dan 2. + Lar. Biru Merah jingga ,bau


100 mg, injeksi tetrazolium dalam menyengat
NaOH (e) Ungu
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Anastesi umum adalah obat yang menimbulkan keadaan yang bersifat reversibel
dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan. Obat anestesi umum dibagi
menurut bentuk fisiknya dibagi terdiri dari tiga golongan yaitu obat anestesi gas
(inhalasi), obat anestesi yang menguap dan obat anestesi yang diberikan secara
intravena. Anestesi umum yang ideal akan bekerja secara tepat dan baik serta
mengembalikan kesadaran dengan cepat segera sesudah pemberian dihentikan.
Anestesi lokal atau zat penghilang rasa setempat merupakan obat yang pada
penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke sistem
saraf pusat dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal
gatal, rasa panas atau dingin. Obat anestesi lokal dibagi menurut bentuk fisiknya
dibagi terdiri dari tiga golongan yaitu senyawa ester, senyawa amida dan senyawa
lainnya. Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi
di bagian tubuh tertentu. Ada kalangan medis yang membatasi istilah anestesi lokal
hanya untuk pembiusan di bagian kecil tubuh seperti gigi atau area kulit.

3.2 SARAN
Masukan dari pembimbing di dalam maupun di luar jam praktikum sangat
diharapkan demi pemahaman dan kelancaran pembuatan laporan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994. Kimia Organik Edisi III jilid 2. Erlangga :
Jakarta.
Ghalib, Achmad Kholish. 2010. Buku Pintar Kimia. Powerbooks : Jakarta.
Kaniawati. 2011. Asam Pikrat. Universitas Malang : Malang.
Pambayun. 2007. Fenol. Http://pambayun.blogspot.com/. Diakses tanggal 13 april
2014.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Binarupa aksara : Jakarta.
Sahidin. 2011. Senyawa Alkohol. Http://sahidin.blogspot.com/. Diakses tanggal 13
april 2014.
Slamet, G. 2005. Alkohol dan Fenol. Http://slametguntur.blogspot.com/. Diakses
tanggal 13 april 2014.
Suminar Achmadi. 1990. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai