Anda di halaman 1dari 5

ANESTETIK DAN PSIKOFARMAKA

Makalah Ini Diajukan Untuk Mata Kuliah Farmakologi 1


Prodi : D3 Farmasi (B2)

Dosen pengampu : Gina Lestari, M.Farm. Apt

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Sesi Hervitriwita (22151056)

Mutiara Aulia Parmacita (22151009)

Rahmah Nurhayani (22151010)

Rafif Nugraha (21141043)

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN AL – FATAH BENGKULU


PRODI D3 FARMASI
TAHUN AJARAN 2023/2024
ANESTETIK

1. Anestetik Umum

 Pengertian
Yaitu obat – obat yang dapat menimbulkan suatu keadaan depressi dari pusat pusat
syaraf tertentu yang bersifat raversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran tindakan.

 Penggolongan
Menurut penggunaannya, anestetika Umum dapa dibagi atas dua golongan yaitu :
1) Anesetika Injeksi
Conthnya derivat – derivat berbital (Thiopental, Hexbarbital dan sebagainya).
2) Anasetika Inhalasi
Diberikan sebagai uap melalui saluran pernafasan.
Contohnya Bether, Chlorform dan sebagainya.

 Mekanisme Kerja
Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mekanisme kerja anestetika dengan
menetapkan hubungan langsung antara sifat – sifat fisikokimia dari suatu obat dengan
kegiatan anestetiknya.
Yang terpenting diantaranya adalah teori lemak dari Meyer-Overton. Karena sel-sel
syaraf dan membran-membrannya mengandung lemak, maka menurut itu suatu anestetikum
dapat masuk kedalam jaringan-jaringan syaraf, berkat daya larutnya dalam lemak. Semakin
baik daya larut suatu obat dalam lemak/minyak dan semakin kecil daya larutnya dalam air,
maka semakin kuat pula khasiat depressinya atas sel-sel syaraf yaitu kegiatan anestetiknya.
Hubungan ini dirumuskan dengan suatu perbandingan yaitu Koefisien pembagian
Minyak – Air (K.M.A), jadi :
K = daya larut dalam Oleum Olivae
daya larut dalam air
Semakin besar nilai KMA dari suatu obat, maka semakin kuat pula khasiat anestetiknya.

 Indikasi
Anestetik Umum, biasanya dilakukan pada pembedahan–pembedahan besar guna
menghilangkan rasa sakit dari si pasien dan menimbulkan pelemasan (relaksasi) dari otot
skelet guna menghindarkan gerakan-gerakan abnormal yang dapat menggangu
pembedahan.

 Kontra Indikasi
Muhardi, dkk (2009) menyatakan bahwa kontraindikasi general anestesi tergantung dari
efek farmakologi ibat anesetika terhadap organ tubuh, misalnya pada kelainan :
 Jantung : hindarkan pemakaian obat–obat yang mendespersi miokard atau
menurunkan aliran darah coroner.
 Hepar : hindarkan obat hepatotoksik, obat yang toksis terhadap hepar atau dosis obat
diturunkan.
 Ginjal : hindarkan atau seminim mugkin pemakaian bat yang diekskresi melalui
ginjal.
 Paru : hindarkan obat-oba yyang menaikkan sekresi dalam paru.
 Endokrin : hindarkan pemakaian obat yang merangsang susunan saraf simpatis pada
diabetes penyaki basedow, karena bisa menyebabkan peninggian gula darah.

 Efek Samping
Efek samping yang diakibatkan oleh hampir semua astetik inhalasi/narkika inhalasi,
antara lain ialah :
 Menekan pernafasan : NO2, Eter, Thiklon Etilen.
 Menggurangi kntraksi jantung, mis : Halutan.
 Merusak hati, misalnya : senyawa-senyawa Chlor : Chloroform.
 Merusak ginjal, khusus erhadap metoksifluran.

2. Anestetika Lokal
 Pengertian
Yakni obat-obat yang merintangi secara reversibel penerusan impuls-impuls syaraf ke
susunan syaraf sentral pada lokal.

 Penggolongan
Secara kimiawi, anesetika lokal ini dapa dibagi atas kelompok-kelompok berikut :
 Senyawa-senyawa eser misal : Benzcain, Procain, dan Oxyburpcain Butacain dan
Tetracain.
 Senyawa-senyawa amida misal : Lidocain, Prilocain, Mepivacain, Bupivacain,
Cinchcain dan sebagainya.
 Serba-serbi seperti Cocain, Benzylalcohol.

 Mekanisme Kerja
Pusat mekanisme kerja dari anestetika lokal adalah terletak di membran sel. Anestetika
lokal ini memblokir penerusan impuls dengan cara mencegah kenaikan permeabelitas
membran sel terhadap ion-ion Natrium yang perlu bagi fungsi syaraf yang layak. Pada waktu
yyang bersamaan ambang kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat yang
pada akhirnya memblkir penerusan impuls.
Diperkirakan bahwa pada proses stabilitas membran erseb inion Calcium memegang
peranan penting : yakni molekul-molekul lipofil besar dari anesetika lokal mungkin
mendesak sebagian ion-ion Calcium dalam membran sel tanpa mengambil alih fungsinya
sehngga membran sel menjadi lebih padat dan stabil dan dapat lebih baik melawan segala
perubahan dalam permeabelitas.

 Indikasi
Penggunaan anesetika lokal yaitu menghilangkan/mengurangi rasa nyeri, gatal-gatal,
panas atau dingin.

 Kontra Indikasi
Menurut Boulton (1994) beberapa kontraindikasi penggunaan anestesi lokal adalah
sebagai berikut :
 Alergi atau hipersensitivitas terhadap obat anestesi lokal yang elah diketahui.
 Infeksi lokal atau iskemia pada tempat suntikan. Asidosis lokal dapat
menguurangi pengaruh agen anestesi lokal yang disuuntikan, yang berbeda dari
bahaya penyebaran infeksi.
 Pembedahan luas yang membutuhkan dosis toksis anestesi lokal.
 Risik hematoma pada tempat-tempat tertentu (sebagai contoh ruang epidura akiba
pengobata dengan antikoagulan, kecederungan pendarahan, atau hemophilia.
 Jika dibutuhkan anestesi segera (sebagai contoh partus sungsang yang terhambat)
atau itdak cukup waktu bagi anestesi lokal untuk bekerja dengan sempurna.
 Efek Samping
Efek-efek samping biasanya terjadi sebagai akibat khasiat dari cardidepesifnya (menekan
fungsi jantung). Dapat juga mengakibatkan hipersensitasi, berupa dermatitis alergis.

Anda mungkin juga menyukai