Anda di halaman 1dari 36

ASKEP DENGAN HPP

RUPTUR JALAN LAHIR


NENI TRIANA
PENGERTIAN

Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi


setelah melahirkan anak dalam 24 jam yang jumlahnya
lebih dari 500-600 cc
Menurut Williams & Wilkins ( 1988)

Perdarahan paska persalinan adalah perdarahan yang


terjadi pada masa post partum yang lebih dari 500 cc
segera setelah bayi lahir.
PENGERTIAN

Hemoragic pasca partum adalah


kehilangan darah melebihi dari 500
ml selama dan atau setelah kelahiran
dapat terjadi dalam 24 jam pertama
setelah kelahiran, atau lambat
sampai 28 hari pasca partum (akhir
dari puerperium) (Doenges, 2001) Perdarahan post partum adalah
perdarahan yang terjadi
setelah melahirkan anak dalam
24 jam yang jumlahnya lebih
dari 500-600 cc
Menurut Williams & Wilkins (
1988)
Perdarahan paska persalinan
adalah perdarahan yang terjadi
pada masa post partum yang
lebih dari 500 cc segera setelah
bayi lahir
ETIOLOGI

1. Atonia uteri
2. Luka jalan lahir
3. Retensio plasenta
4. Gangguan
pembekuan darah
PATOFISIOLOGI

Dalam persalinan pembuluh darah yang ada di uterus melebar untuk


meningkatkansirkulasi ke sana, atoni uteri dan subinvolusi uterus
menyebabkan kontraksi uterus menurun sehingga sehingga pembuluh
darah-pembuluh darah yang melebar tadi tidak menutup sempura sehinga
pedarahan
terjadi terus menerus.Trauma jalan terakhir seperti epiosiotomi yang
lebar,laserasi perineum, dan rupture uteri juga menyebabkan perdarahan
karena terbukanya pembuluh darah, penyakit darah pada ibu : misalnya
alfibrinogemia atau hipofibrinogemia karena tidak ada kurangnya fibrin
untuk membantu proses pembekuan darah juga merupakan penyebab dari
perdarahan dari postpartum.perdarahan yang sulit duhentikan bisa
mendorong pada keadaan shock
Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang mungkin terjadi adalah kehilangan darah dalam


jumlah banyak (500 ml), nadi lemah, haus, pucat, lochea warna merah,
gelisah, letih, tekanan darah rendah ekstremitas dingin, dapat pula
terjadi syok hemorogik
TANDA DAN GEJALA

Terjadi perdarahan rembes atau mengucur, saat kontraksi


uterus keras, darah berwarna merah muda, bila perdarahan
hebat timbul syok, pada pemeriksaan inspekulo terdapat
ronekan pada vagina, serviks atau varises pecah dan sisa
plasenta tertinggal. (purwadianto, dkk, 2000).
Menurut Mochtar (2001) gejala klinik berdasarkan penyebab ada lima yaitu :

1) Antonia Uteri
2) Robekan jalan lahir
3) Retensio plasenta
4) Tertinggalnya sisa plasenta
5) Inversio uterus

 
PENATALAKSANAAN

1) Lakukan eksplorasi untul mengidentifikasilokasi laserasi dan sumber


perdarahan
2) Lakukan irigasi pada tempat luka dan berikan laruta antiseptik.
3) Jepit dengan klem sumber perdarahan kemudian ikat dengan benang yang
dapat diserap
4) Lakukan penjahitan
Komplikasi perdarahan post partum
primer yang paling berat yaitu syok.
Bila terjadi syok yang berat dan
pasien selamat, dapat terjadi
komplikasi lanjutan yaitu anemia
dan infeksi dalam masa nifas.
KOMPLIKASI Infeksi dalam keadaan anemia bisa
berlangsung berat sampai sepsis.
Pada perdarahan yang disertai oleh
pembekuan intravaskuler merata
dapat terjadi kegagalan fungsi
organ-organ seperti gagal ginjal
mendadak (Chalik, 2000).
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian fokus pada perdarahan post portum menurut Dongoes dan


Marylin E, (2001) sebagai berikut
a. Alasan dan keluhan pertama masuk Rumah Sakit
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
e. Riwayat kesehatan dahulu
f. Riwayat kesehatan keluarga
2. Pengkajian Dasar Data Klien
a. Sirkulasi
b. Ketidaknyamanan
c. Keamanan
d. Seksuaitas
NEXT…….

3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Golongan darah
b. Jumlah darah lengkap
c. Kultur uterus dan vaginal
d. Urinalisis
f. Profil koagulasi
g. Sonografi
MASALAH KEPERAWATAN

1. Diagnosa

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (luka jahitan


perineum)
b. Defisit volume cairan b. d kehilangan aktif volume cairan
c. Resiko infeksi b. d prosedur invasif
• Diagnosa :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (luka
jahitan perineum)
Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang
Kritia hasil :
1. Skala nyeri berkurang atau hilang
2. Pasien tampak tenang
 
INTERVENSI

Rencana tindakan keperawatan


1. Kaji nyeri setiap 6 jam, baik skala, intensitas, lokasi,
frekuensi
Rasional : Untuk mengetahui derajat dan tingkat nyeri yang
dialami dan untuk dapat melakukan intervensi selanjutnya
2. Ajarkan teknik relaksasi
  Rasional : untuk mengalihkan perhatian pasien dari nyerinya
3. Kaji tanda vital
Rasional : Mengetaui perubahan tanda vital dan untuk dapat
melakukan intervensi selanjutya
4. Pemberian dengan tim medis dengan pemberian analgetik
Rasional : mengurangi rasa nyeri
Diagnosa
b. Defisit volume cairan b/d kehilangan aktif volume cairan
Tujuan : Tidak terjadi perdarahan
Kriteria hasil : Tidak terjadi perdarahan
Hb diatas normal
Tanda vital diatas normal
1. Monitor jumlah pendarahan pasien
Rasional : kehilangan darah akibat perdarahan bisa berakibat
syok.

2. Monitor hasil laboratorium pasien


Rasional : Anemi akibat kehilangan darah dapat terjadi. Terapi
pengantian darah mungkin diperlukan.

3. Tidurkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi sedang


badanya tetap terlentang.
Rasional : dengan kaki lebih tinggi akan meningkatan aliran
darah ke otak dan organ lain.
NEXT…..

4. Monitor tanda vital


Rasional : perubahan tanda vital terjadi bila perdarahan semakin berat

5. Monitor intake dan output setiap 1 jam


  Rasional : Perubahan output merupakan tanda adanya gangguan
sirkulasi darah

6. Lakukan message uterus dengan satu tangan serta tangan lainnya


diletakkan diatas simpisis.
Rasional : Message uterus merangsang kontraksi uterus dan
membantu pelepasan plasenta, satu tangan diatas simpisis mencegah
terjadinya inversio uteri.
7. Batasi pemeriksaan vagina dan rektum
  Rasional : Trauma yang terjadi di daerah vagina dan rektum
meningkatkan
terjadinya perdarahan yang lebih hebat, bila terjadi laserasi pada
serviks / perineum

8. Berikan infus atau cairan intravana


  Rasional : cairan intravana dapat meningkatkan volume
intravasculer
9. Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian anti perdarahan
Rasional : Anti perdarahan mencegah perdarahan yang lebih
hebat dan mengetahui intervensi selanjutnya
10. Berikan tranfusi whole blood (bila perlu)
  Rasional : whole blood membentu menormalkan volume
cairan tubuh akibat perdarahan
• Diagnosa : Resiko infeksi sehubungan dengan prosedur invasif
 Tujuan : tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil :Lochea tidak berbau dan
  Tanda vital dalam batas vital
Rencana tindakan keperawatan
1.Catat perubahan tanda vital
Rasional : Perubahan tanda vital (suhu) merupakan indikasi
terjadinya infeksi.
2. Obsevasi luka dan jahitan perineum tiap ganti balut.
Rasional : mengetahui seberapa besar resiko untuk infeksi dan
menentuakan intervensi selanjutnya.
3. Monitor involusi uterus dan pengeluaran lochea
 Rasional : infeksi uterus menghambat involusi dan terjadi
pengeluaran lochea yang berkepanjangan
4. Perhatikan kemungkinan infeksi ditempat lain, misalnya infeksidi
saluran nafas, mastitis dan saluran kencing
Rasional : Infeksi ditempat lain memperburuk keadaan
5. Berikan perawatan perineal, dan pertahankan agar pembalut
Jangan sampai terlalu basah
Rasional : pembalut yang terlalu basah bisa menyebabkan
iritasi dan dapat menjadi media untuk pertumbuhan bakteri,
peningkatan resiko infeksi
6. Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian zat besi dan
antibuotika.
Rasional : Anemi memperberat keadaan dan antibiotika yang
tepat diperlukan untuk keadaan infeksi
EVALUASI

1. Mengurangi rasa nyeri


2. Memenuhi kebetuhan cairan
3. Kebersihan terjaga
Pengertian Ruptur Jalan Lahir/Robekan Jalan lahir

Perdarahan dalam keadaan dimana plasenta telah


lahir lengkap dan kontraksi rahim baik, dapat
dipastikan bahwa perdarahan tersebut berasal dari
perlukaan jalan lahir.
 PERLUKAAN JALAN LAHIR

1. Robekan Perinium
2. Luka perenium
3. Robekan jalan lahir
4. Rupture Uteri
ETIOLOGI

Robekan perinium 1. Kepala janin terlalu cepat lahir


2. Persalinan tidak dipimpin
sebagaimana mestinya
3. Jaringan parut bahu
4. Distosia bahu

1. Partus presipitatus
Robekan serviks 2. Trauma karena pemakain alat-
alat operasi
3. Melahirkan keala pada letak
sunsang secara paksa,pembukaan
belum lengkap
4. Partus lama
1.Riwayat
pembedahan terhadap fundus atau
Korpus Uterus
2.Induksi dengan okstosin yang
Ruptur jalan lahir sembarangan atau persalinan yang lama
3.Presentasi abnormal ( terutama terjadi
penipisan pada segmen bawah uterus )
Helen,2001
4. Panggul sempit
5. Letak lintang
 PATOPISIOLOGI

1. Robekan jalan lahir


2. Robekan serviks
3. Rupture jalan lahir
 TANDA DAN GEJALA

a) Perdarahan segera
b) Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
c) Uterus kontraksi baik
d) Plasenta baik
 PENATALAKSANAAN

a. Penjahitan Robekan Serviks


b. Penjahitan Robekan Vagina perinium
c. Penjahitan Robekan derajat I dan II
d. Penjahitan Robekan perinium derajat III dan IV
e. Perbaikan rupture uterus
f. Rupture sampai serviks dan vagian
g. Rupture meluas secara lateral sampai arteria uteriana
h. Rupture dengan Hematoma ligamentum latum Uteri
NEXT……..

i. Penjahitan robekan uterus


THAK YOU

Anda mungkin juga menyukai