KELOMPOK 3
• Fachry Rahmat 18040031 • Ghufrani 18040039
• Fathu Fahrani 18040033 • Halwa Aulia 18040040
• Fika Lusy Asmarani 18040034 • Heriyana 18040041
• Fikhi Agustiyana 18040035 • Hesti Septiani 18040042
• Fitri Wahyuni 18040036 • khafriliyano 18040044
• Fitira Firdaus 18040037 • Yusita Eka C 18040097
• Frendi Nadio 18040038
Alkes definisi regulasi
persyaratan dan pedoman
LATAR BELAKANG
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 62 Tahun 2017 tentang Izin Edar Alat Kesehatan, Alat
Kesehatan Diagnostik In Vitro dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga menyebutkan
bahwa alat kesehatan dan alat kesehatan diagnostik in vitro yang beredar di Indonesia harus
memiliki izin edar. Izin edar dimaksudkan untuk pengendalian alat kesehatan dan/ atau alat
kesehatan diagnostik in vitro dalam rangka menjamin keamanan, mutu dan kemanfaatan,
baik produksi dalam negeri maupun impor.
APA ITU ALKES?
Alat Kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, perkakas, dan/atau implan, reagen in
vitro dan kalibrator, perangkat lunak, bahan atau material yang digunakan tunggal atau
kombinasi, untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan, dan meringankan penyakit,
merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh, menghalangi pembuahan, desinfeksi alat kesehatan, dan
pengujian in vitro terhadap spesimen dari tubuh manusia, dan dapat mengandung obat
yang tidak mencapai kerja utama pada tubuh manusia melalui proses farmakologi,
imunologi atau metabolisme untuk dapat membantu fungsi/kinerja yang diinginkan.
(Permenkes nomor 62 tahun 2017).
KATEGORI DAN SUB KATEGORI ALAT KESEHATAN, ALAT KESEHATAN
DIAGNOSTIK IN VITRO DAN PKRT
I. KATEGORI DAN SUB KATEGORI ALAT KESEHATAN DAN ALAT KESEHATAN
DIAGNOSTIK IN VITRO
A. A. PERALATAN KIMIA KLINIK DAN TOKSIKOLOGI KLINIK
B. B. PERALATAN HEMATOLOGI DAN PATOLOGI
C. C. PERALATAN IMUNOLOGI DAN MIKROBIOLOGI
D. D. PERALATAN ANESTESI
E. E. PERALATAN KARDIOLOGI
F. F. PERALATAN GIGI
G. G. PERALATAN TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (THT)
Alkes diagnostik in vitro
.
1. Produk diagnostik In Vitro adalah alat kesehatan yang digunakan untuk pemeriksaan
spesimen dari dalam tubuh manusia secara In Vitro untuk menyediakan informasi untuk
diagnosa, pemantuan atau gabungan. Termasuk reagen, kalibrator,bahan
kontrol,penampungan spesimen,software,dan instrumen atau alat dan bahan kimia lain
yang terkait.
Contoh : alat tes gula darah, tes kehamilan muda,tes asam urat,tes kimia
klinik, hematology analzer.
Penandaan Dan Informasi Alkes
Pasal 39
Penandaan dan informasi Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT dilaksanakan untuk melindungi
masyarakat dari informasi yang tidak obyektif, tidak lengkap serta menyesatkan.
Pasal 40
Produsen, PAK, atau Importir PKRT yang akan mengedarkan Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan
PKRT harus mencantumkan penandaan dan informasi Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT.
Pasal 41
(1) Penandaan dan informasi Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT yang harus dicantumkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 harus memenuhi persyaratan yang berisi keterangan mengenai
keamanan,kemanfaatan, petunjuk penggunaan dan/atau informasi lain yang diperlukan.
(2) Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
Alat Kesehatan dan Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro paling sedikit memuat:
a. nama dagang/merek;
b. nomor Izin Edar;
c. tipe produk;
d. nama dan alamat Produsen/Pabrikan;
e. nama dan alamat PAK pemilik Izin Edar;
f. nomor bets/kode Produksi/nomor seri;
lanjutan
g. kata “steril” dan cara sterilisasi untuk produk steril;
h. spesifikasi produk;
i. tujuan penggunaan dan petunjuk penggunaan;
j. tanggal kedaluwarsa untuk produk yang memiliki batas kedaluwarsa; dan
k. Label peringatan penggunaan “Hanya Boleh Digunakan oleh Tenaga Profesional” atau
simbol huruf “P” putih berlatar belakang hitam untuk Alat Kesehatan dan Alat
Kesehatan Diagnostik In Vitro tertentu yang harus digunakan oleh tenaga yang
kompeten dibidangnya.
(3) Dalam hal Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT terdapat
keterangan netto, komposisi dan kadar bahan aktif, kontra indikasi, perhatian dan tanda
peringatan atau KTD/efek samping, harus dicantumkan dalam penandaan dan informasi.
lanjutan
(4) Penandaan dan informasi alat kesehatan diagnostik In Vitro dan PKRT dilarang
menggunakan kata sebagai berikut :
a. kata superlatif seperti “paling”, “sangat”, “nomor satu”, “satu-satunya”, “super”,
“amazing”, “magic”, atau kata berlawanan “ter” dan/atau bermakna sama yang
menjelaskan keunggulan.
b. Penggunaan kata seperti “bebas kuman”, “bebas nyamuk”, “aman”, “basmi”, “auti-
aging”, “mengobati”, “mencegah demam berdarah”, “anti virus”, “relaksasi”, dan/atau kata
lain yang bermakna sama
c. Penulisan presentase atau pernyataan lain untuk menyatakan efektivitas produk;
d. Penggunaan kata, “family”, “kids”, “baby”, “lembut”, dan kata lain yang bermakna
sama pada produk pestisida rumah tangga.
e. Penggunaan klaim “anti bakterial” yang bukan berfungsi utama diletakan di bagian
depan penadaan.
lanjutan
f. Penggunaan klaim “pengusir serangga”, dan kata lain yang bermakna sama kecuali
pada produk pestisida rumah tangga dan kapur basa.
g. Mencantumkan fungsi zat tambahan sebagai kalim utama
h. Mencantumkan nama laboratorium uji
i. Mencantumkan klaim yang tidak sesuai dengan fungsi zat aktif sebagai klaim
utama
Lanjutan
H. PERALATAN GASTROENTEROLOGI-UROLOGI (GU)
I. PERALATAN RUMAH SAKIT UMUM DAN PERORANGAN (RSU & P)
J. PERALATAN NEUROLOGI
K. PERALATAN OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI (OG)
L. PERALATAN MATA
M. PERALATAN ORTOPEDI
N. PERALATAN KESEHATAN FISIK
O. PERALATAN RADIOLOGI
P. PERALATAN BEDAH UMUM DAN BEDAH PLASTIK
Lanjutan
II. KATEGORI DAN SUB KATEGORI PKRT
A. TISU DAN KAPAS
B. SEDIAAN UNTUK MENCUCI
C. PEMBERSIH
D. PRODUK PERAWATAN BAYI DAN IBU
E. ANTISEPTIKA DAN DESINFEKTAN
F. PEWANGI
G. PESTISIDA RUMAH TANGGA
Penyelenggaraan izin edar
Menurut Pasal 3
• Penyelenggaraan Izin Edar bertujuan untuk menjamin Alat Kesehatan Diagnostik In Vitrodan
PKRT yang memenuhi standar dan persyaratan keamanan, mutu, dan kemanfaatan.
Menurut Pasal 4
• Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT yang diproduksi, diimpor,dirakit
dan/atau dikemas ulang, yang akan diedarkan di wilayah Negara Republik Indonesia harus memiliki
Izin Edar
Menurut pasal 6
• sesuai dengan cara pembuatan yang baik
• keamanan dan kemanfaatan yang dibuktikan dengan hasil uji klinikdan/atau bukti lain yang
diperlukan
• takaran tidak melebihi batas kadar yang telah ditentukan sesuai dengan standar, persyaratan dan
ketentuan yang berlaku; dan tidak menggunakan bahan yang dilarang sesuai dengan standar,
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
Menurut pasal 7
• Produsen;
• Produsen yang memberi Makloon;
• Produsen yang melakukan Perakitan;
• PAK Pemilik Produk yang memiliki surat perjanjian kerja sama dengan Produsen; atau Produsen
yang memproduksi Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In Vitro dan PKRT yang
melakukan OEM.
Menurut pasal 17
• permohonan baru;
• permohonan perpanjangan;
• permohonan perubahan; dan
• permohonan perpanjangan dengan perubahan.
Menurut Pasal 26
1. (1) Pemilik Izin Edar yang akan melakukan perpanjangan
2. Izin Edar, harus mengajukan permohonan perpanjangan
3. Izin Edar Alat Kesehatan, Alat Kesehatan Diagnostik In
4. Vitro dan PKRT paling cepat 9 (sembilan) bulan sebelum
5. masa berlaku habis.
Alkes Berdasarkan Tujuan
Alat kesehatan berdasarkan tujuan penggunaan sebagaimana dimaksud oleh
produsen, dapat digunakan sendiri maupun kombinasi untuk manusia dengan satu atau
beberapa tujuan sebagai berikut :
a. diagnosis, pencegahan, pemantauan, perlakuan atau pengurangan penyakit
b. diagnosis, pemantauan, perlakuan, pegurangan atau kompensasi kondisi sakit
c. penyelidikan, penggantian, pemodifikasian, mendukung anatomi, atau proses fisiologis
d. mendukung atau mempertahankan hidup
e. menghalangi pembuahan
f. desinfeksi alat kesehatan
g. menyediakan informasi untuk tujuan medis atau diagnosis melalui pengujian in vitro
terhadap spesimen dari tubuh manusia. (Permenkes nomor 62 tahun 2017).
Definisi regulasi
1. Sebelum melakukan perpanjangan, pendaftar harus melakukan pelaporan produksi dan/ atau
distribusi melalui website e-report.alkes.kemkes.go.id
3. Perpanjangan izin edar dapat dilakukan 9 bulan sebelum masa berlaku izin edar habis.
4. Masa berlaku untuk perpanjangan izin edar adalah sesuai dengan surat kuasa sebagai sole agent atau
sole distributor, minimal 2 tahun dan maksimal 5 tahun.
5. Perpanjangan yang dilakukan setelah masa berlaku izin edar habis, dikategorikan sebagai
permohonan baru dan mengikuti persyaratan permohonan baru.
6. Tahap perizinan, tata cara pendaftaran, konsultasi dan ketentuan lain sama dengan tata cara
permohonan izin edar baru.
Contoh formulir persyaratan
PERSYARATAN PERMOHONAN
PERPANJANG DAN PERUBAHAN IZIN EDAR
ALAT KESEHATAN
1. Sebelum melakukan perpanjangan, pendaftar harus melakukan pelaporan produksi dan atau
distribusi melalui website e-report.alkes.kemkes.go.id
2. Perpanjang izin edar dilakukan melalui sistem elektronik http://www.regalkes.depkes.go.id
dengan memilih menu perpanjang
3. Perpanjang izin edar harus dilakukan 9 bulan sebelum masa berlaku izin edar habis.
4. Masa berlaku untuk perpanjangan izin edar adalah sesuai dengan surat kuasa sebagai sole agent
atau sole distributor, minimal 2 (dua) tahun dan maksimal 5 (lima) tahun.
5. Perpanjangan yang dilakukan setelah masa berlaku izin edar habis, dikategorikan sebagai
permohonan baru dan mengikuti persyaratan permohonan baru.
6. Tahap perizinan, tata cara pendaftaran, konsultasi dan ketentuan lain sama dengan tata cara
permohonan izin edar baru
Contoh persyaratan perpanjang izin edar
Alkes
PERUBAHAN IZIN EDAR ALAT
KESEHATAN
1. Sebelum melakukan perubahan pendaftar harus melakukan pelaporan produksi dan/atau distribusi
melalui e-report.alkes. kemkes.go.id
2. Perubahan izin edar dapat dilakukan selama izin edar masih berlaku dan dilakukan secara sistem
elektronik dengan memilih menu perubahan.
3. Perubahan izin edar yang diperbolehkan adalah perubahan terhadap :
a. kemasan
b. penandaan
c. penambahan aksesoris/ tipe/ kode/ ukuran produk
d. nama dan/atau alamat principal yang bersifat bukan akuisisi, tanpa perubahan nama pabrikan
e. nama pabrikan tanpa perubahan alamat dan kepemilikan
f. perubahan lainnya yang tidak mempengaruhi spesifikasi dan kinerja alat kesehatan
.
4. Masa berlaku untuk perubahan izin edar adalah sesuai dengan izin
edar lama.
5. Tahap perizinan, tata cara pendaftaran, konsultasi dan ketentuan lain
sama dengan tata cara permohonan izin edar baru.
6. Untuk alat kesehatan kelas D, pemohon harus menyerahkan berkas
(hardcopy) beserta penandaan berwarna rangkap dua, dan softcopy
lampiran bila ada
Contoh
PERSYARATAN PERMOHONAN PERPANJANGAN DAN
PERUBAHAN IZIN EDAR ALAT KESEHATAN