Anda di halaman 1dari 23

Uji Statistik dalam Penelitian

(Uji Hipotesis)

Kelompok 3
Ayu Suci Pratiwi 141170182
Tiara Dewi Anggieta T. 141170252
Hipotesis Statistik
• Suatu anggapan atau dugaan yang mungkin benar atau
salah mengenai satu populasi atau lebih.
• Untuk Memastikan hipotesis, diperlukan pengujian data
sampel.
• Tujuan : membuat generalisasi mengenai populasi.

Keputusan Hipotesis :
• Penerimaan -> tidak cukup bukti untuk menolak
• Penolakan -> tidak cukup bukti untuk menerima
Prosedur Uji
Hipotesis
Langkah 1 : Formulasikan Hipotesis (1/2)
• Hipotesis nol (H0) adalah sebuah • Hipotesis alternatif (H1) adalah
pernyataan status quo, yaitu suatu hipotesis yang di dalamnya
pernyataan yang tidak berbeda atau diharapkan ada beberapa
tidak berpengaruh perbedaan atau pengaruh
• H0 : menyatakan dengan pasti nilai • H1 : hipotesis alternatif yang dapat
dari parameter (ditulis dalam bentuk memiliki beberapa kemungkinan
persamaan) (ditulis dalam bentuk
pertidaksamaan, seperti >, <, ≠

• H0 selalu merupakan hipotesis yang diuji


• • H0Dalam
selaluanalisis
merupakan hipotesis
klasik, yang diuji
tidak mungkin
• Dalam analisis H0
menentukan klasik, tidakbenar
adalah mungkin
menentukan H0 adalah benar
Langkah 1 : Formulasikan Hipotesis (2/2)
Contoh :
Supermarket akan memperkenalkan layanan belanja online jika >40% pengguna
internet berbelanja lewat internet. Maka,
H0 : π ≤ 0,40
H1 : π > 0,40
Bagaimana bentuk pernyataannya
Bagaimana bentuk pernyataannya
untuk menunjukkan uji dua arah (two
Uji hipotesis pada contoh ini adalah uji untuk menunjukkan
taileduji dua arah (two
test)?
Satu arah (one-tailed test) tailed test)?
H0 : π = 0,40 dan
H0H1
: π: π
= 0,40 dan
≠ 0,40
H1 : π ≠ 0,40
Arah Pengujian Hipotesis

Uji satu arah


Uji dua arah
Pengajuan H0 dan H1 dalam uji satu
arah adalah sebagai berikut : Pengajuan H0 dan H1 dalam uji dua
- H0 : ditulis dalam bentuk arah adalah sebagai berikut :
persamaan (menggunakan tanda =) - H0 : ditulis dalam bentuk persamaan
- H1 : ditulis dalam bentuk lebih dari (menggunakan tanda =)
(>) atau kurang dari (<) - H1 : ditulis dengan menggunakan
- Uji satu arah bersifat lebih kuat tanda ≠
dibandingkan dengan uji dua arah
Arah Pengujian Hipotesis

Satu arah

Dua arah
Langkah 2 : Pilih Pengujian yang sesuai
Langkah 3 : Pilih tingkat signifikansi
JENIS GALAT/KESALAHAN/ERROR

• Kesalahan jenis I : tolak H0 tetapi H0 benar.


- dinyatakan dengan α (taraf signifikan/taraf nyata uji)
- Dikendalikan dengan menentukan tingkat risiko yang dapat ditoleransi dari
penolakan sebuah hipotesis nol yang benar.

• Kesalahan jenis II : terima H0 tetapi H0 salah


- Dinyatakan dengan β
- Bergantung pada nilai aktual parameter populasi (proporsi)
Langkah 4 Langkah 5 Langkah 6
Kumpulkan data dan Tentukan peluang (nilai Bandingkan probabilitas
hitung statistic uji kritis) (nilai kritis)

Langkah 8 Langkah 7
Kesimpulan riset Buatlah keputusan
Jenis Uji Hipotesis
• Uji Parametrik : prosedur-prosedur uji hipotesis yang
mengasumsikan bahwa variabel-variabel yang sedang
diteliti diukur pada paling sedikit satu skala interval

• Uji non parametrik : mengasumsikan bahwa variabel-


variabel yang diteliti diukur pada skala nominal atau
ordinal
Uji Parametrik
• Satu sampel : - membuat pernyataan mengenai variabel tunggal, contohnya
pangsa pasar untuk sebuah produk akan melebihi 15%
• Dua sampel independen :
- menghubungkan parameter-parameter dari dua populasi yang berbeda,
misalnya pengguna dan bukan pengguna sebuah merk dalam hal persepsi
mereka terhadap merk tersebut.
- sampel yang diambil secara acak dari populasi yang berbeda disebut sampel
independen

• Dua sampel berpasangan : -kedua himpunan pengamatan terkait kepada


responden-responden yang sama, misalnya memeringkat dua merk yang
bersaing, mengevaluasi sebuah merk pada dua waktu yang berbeda
Uji Non-
Parametrik Satu Sampel
• Uji Runs : uji keacakan untuk variabel-variabel
dikotomis; uji ini dilakukan dengan menentukan
apakah urutan perolehan pengamatan bersifat
acak.

• Uji Binomial : menguji kesesuaian jumlah yang


diamati dari pengamatan setiap kategori sampai
jumlah yang diinginkan di bawah sebuah distibusi
binomial yang telah ditentukan spesifikasinya.
Uji Non- Dua Sampel Independen
Parametrik • Uji U Mann-Whitney : uji statistik untuk sebuah
variabel yang diukur diatas sebuah skala ordinal
yang membandingkan perbedaan dalam hal lokasi
dua populasi berdasarkan pengamatan dari
sampel independen.

• Uji Median Du Sampel : menentukan apakah


kedua kelompok diambil dari populasi-populasi
yang mempunyai median yang sama.

• Uji Kolmogorov Smirnov : menguji apakah kedua


distribusi adalah sama.
Uji Non- Dua Sampel Berpasangan
Parametrik • Uji Wilcoxon Matched-Pairs Signed-Ranks :
menganalisis perbedaan antara pengamatan yang
berpasangan, yang memperhatiakn ukuran
perbedaan.

• Test Tanda : untuk menguji perbedaan lokasi dari


dua populasi, berdasarkan pengamatan
berpasangan, yang membandingkan hanya tanda-
tanda perbedaan antara pasangan-pasangan
variabel tanpa memperhatikan ukuran perbedaan
tersebut.
Perbedaan Sample Besar dan Kecil

Distribusi t mempunyai
nilai kritis yang lebih
besar dibandingkan
distribusi z. Hal ini terjadi
karena distribusi t
mempunyai standar
deviasi yang lebih besar
dibanding distribusi z.
100

90 Uji T
80
Uji t merupakan sebuah uji
70
hipotesis univariate
60 menggunakn distribusi t
50 yang digunakan ketika
simpangan baku tidak
40
diketahui dan ukuran sample
30 kecil.
20

10

0
Uji Hipotesis Korelasi
Korelasi untuk sampel dinotasikan Uji korelasi bertujuan untuk
dengan r sedangkan untuk menguji hubungan antara dua
populasi dinotasikan p (baca rho). variabel yang tidak menunjukkan
hubungan fungsional
Uji korelasi tidak membedakan (berhubungan bukan berarti
jenis variabel apakah variabel disebabkan) Nugroho (2005:35).
dependen maupun independen.
Koefisien Korelasi dinyatakan dalam % keeratan hubungan
antar variabel yang dinamakan dengan koefisien
Korelasi korelasi, yang menunjukkan derajat keeratan
hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya
(+ atau -).
Koefisien Batas-Batas Koefisien Korelasi

Korelasi Menurut Umar (2002:314) nilai koefisien korelasi berkisar antara-1


sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut:

• Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif,
yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Y
atau makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.

• Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negati,
yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y atau
makin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y.

• Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara


variabel X dan variabel Y.

• Jika, nilai r =1 atau r -1, maka dapat dikatakan telah terjadi


hubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r
yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis makin tidak
lurus.
Koefisien Batas-Batas Koefisien Korelasi

Korelasi Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan


sebagai berikut (Nugroho, 2005:36)

• 0,00 sampai dengan 0,20 berarti korelasinya


sangat lemah
• 0,21 sampai dengan 0,40 berarti korelasinya
lemah
• 0,41 sampai dengan 0,70 berarti korelasinya kuat
• 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasinya
sangat kuat
• 0,91 sampai 0,99 berarti korelasinya sangat kuat
sekali
• 1,00 berarti korelasinya sempurna
Macam-macam Uji korelasi terdiri dari uji korelasi pearson (product
moment), rank spearman, dan kendall. Perbedaannya
Uji Korelasi adalah:

• Korelasi Pearson (product miment) digunakan jika:


Sample datanya lebih dari 30 data (sample besar) dan
kondisi datanya normal. Dan termasuk statistik parametrik 2.

• Korelasi Rank Spearman dan Kendall, digunakan jika:


Sample datanya kurang dari 30 data (sample kecil) dan
kondisi datanya tidak normal dan termasuk statistik non-
parametrik.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai