Anda di halaman 1dari 51

PENGANTAR AKUNTANSI 1—

ADAPTASI INDONESIA
EDISI 4
Carl S. Warren
James M. Reeve
Jonathan E.Duchac
Ersa Tri Wahyuni
Amir Abadi Jusuf
BAB 7

PERSEDIAAN
Tujuan Pembelajaran
Melaporkannya Melindungi
dengan benar persediaan dari
dalam laporan kerusakan atau
keuangan pencurian
Pengendalian Persediaan
Melindungi Persediaan (slide 1 dari 3)

 Pengendalian atas persediaan harus segera dimulai saat


persediaan diterima.
 Dokumen berikut merupakan dokumen yang sering
digunakan untuk pengendalian persediaan:

Pesanan Laporan Faktur


pembelian penerimaan pemasok
Melindungi Persediaan (slide 2 dari 3)

Pesanan pembelian Laporan penerimaan


(purchase order) (receiving report) harus
memberi wewenang atas dilengkapi sebagai
pembelian suatu barang catatan awal penerimaan
dari pemasok. persediaan.
Melindungi Persediaan (slide 3 dari 3)

 Tindakan-tindakan pengamanan untuk mencegah kerusakan


persediaan dan pencurian oleh pelanggan atau karyawan.

Menyimpan Menggunakan
Barang berharga
persediaan di area cermin dua arah,
disimpan dalam
dengan akses kamera, dan
lemari terkunci.
terbatas penjaga keamanan.
Melaporkan Persediaan

Penghitungan fisik persediaan atau jumlah


persediaan harus dilakukan mendekati akhir tahun.

Pastikan kuantitas persediaan yang dilaporkan


dalam laporan keuangan akurat.

Biaya perolehan persediaan dimasukkan ke dalam


laporan keuangan. Menggunakan satu dari tiga
asumsi arus biaya persediaan.
Asumsi-Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)

 Masalah akuntansi muncul saat barang yang identik


diperoleh dengan biaya berbeda pada periode tertentu.
 Saat suatu barang dijual, perlu dilakukan penentuan biaya
per unit dengan menggunakan asumsi arus biaya dan metode
biaya persediaan terkait.
Asumsi-Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 2 dari 2)
Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)

 Asumsikan tiga unit identik dari barang X dibeli selama


bulan Mei:
Ilustrasi Asumsi Arus Biaya Persediaan
(slide 2 dari 2)

 Asumsikan satu unit dijual senilai Rp20.000 pada 30 Mei.


Metode Biaya Persediaan Identifikasi Spesifik

 Unit yang terjual dikenali dengan pembelian tertentu


(spesifik).
 Persediaan akhir terdiri atas banyaknya unit yang tersisa
dalam persediaan.
 Sebagai contoh, jika pada 18 Mei unit yang terjual adalah
berikut.
• Biaya yang dibebankan pada unit terjual Rp13.000
• Laba bruto Rp7.000, dan
• Persediaan akhir Rp23.000.
Metode Biaya Persediaan Masuk-Pertama,
Keluar-Pertama (First-In, First-Out—FIFO)

Diasumsikan unit Persediaan akhir


yang terjual adalah berasal dari barang-
unit yang pertama barang yang dibeli
dibeli paling akhir
Metode Biaya Rata-Rata
Tertimbang

Beban pokok penjualan


dan persediaan akhir
ditentukan dengan
metode biaya rata-rata
tertimbang.
Metode Biaya Persediaan
Metode Biaya Persediaan dalam Sistem
Persediaan Perpetual

 Data barang 127B digunakan sebagai ilustrasi sebagaimana


ditunjukkan pada tabel berikut.
Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)

 Biaya dimasukkan dalam beban pokok penjualan dengan


urutan yang sama saat biaya tersebut terjadi.
 Metode sering konsisten dengan arus fisik atau pergerakan
barang.
 Metode FIFO memberikan hasil yang kurang lebih sama
dengan hasil yang diperoleh dari metode identifikasi biaya
spesifik.
Tampilan 4: Ayat Jurnal dan Akun
Persediaan Perpetual (FIFO)
Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang

 Dalam sistem persediaan perpetual, biaya unit rata-rata


tertimbang dihitung setiap ada pembelian yang dilakukan.
 Biaya unit ini digunakan untuk menentukan beban pokok
penjualan sampai pembelian berikutnya dilakukan dan nilai
rata-rata baru dihitung.
 Teknik ini disebut rata-rata bergerak.
Tampilan 5: Ayat Jurnal dan Akun Persediaan
Perpetual (Rata-Rata Tertimbang)
Metode Biaya Persediaan dalam Sistem
Persediaan Periodik

 Hanya pendapatan yang dicatat setiap kali terjadi penjualan.


 Tidak ada ayat jurnal yang dibuat pada saat penjualan untuk
mencatat beban pokok penjualan.
 Penghitungan fisik persediaan dilakukan untuk menghitung
biaya persediaan dan beban pokok penjualan.
Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 1 dari 3

 Kita akan menggunakan data yang sama dengan barang


127B dalam contoh persediaan perpetual.
 Persediaan awal dan pembelian barang 127B pada bulan
Januari adalah sebagai berikut.
Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 2 dari 3

 Penghitungan fisik pada tanggal 31 Januari menunjukkan


terdapat sisa persediaan sebanyak 800 unit.
 Biaya 800 unit dalam persediaan akhir pada tanggal 31
Januari dihitung sebagai berikut.
Metode Masuk-Pertama, Keluar-Pertama
(FIFO)— slide 3 dari 3

 Beban pokok penjualan sebesar Rp26.720.000, seperti


ditunjukkan berikut ini.
Tampilan 6: Arus Biaya FIFO
Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
(slide 1 dari 2)

 Biaya unit rata-rata tertimbang dihitung dengan cara berikut.


Metode Biaya Rata-Rata Tertimbang
(slide 2 dari 2)

 Data barang 127B akan digunakan sebagai berikut:

 Biaya pada persediaan akhir 31 Januari adalah sebagai


berikut :
Membandingkan Metode Biaya Persediaan
(slide 1 dari 2)

 FIFO dan persediaan rata-rata tertimbang biasanya akan


menghasilkan jumlah yang berbeda untuk:
1. Beban pokok penjualan

2. Laba bruto

3. Laba neto

4. Persediaan akhir
Membandingkan Metode Biaya Persediaan
(slide 2 dari 2)

 Menggunakan sistem persediaan perpetual


Tampilan 7: Pengaruh dari Perubahan Biaya (Harga):
Metode Biaya FIFO dan Rata-Rata Tertimbang (WA)
Melaporkan Persediaan dalam
Laporan Keuangan

 Biaya merupakan dasar utama dalam penilaian persediaan


dalam laporan keuangan.
 Persediaan dinilai berdasarkan pertimbangan lain selain
biaya dalam kasus berikut.
1. Biaya penggantian barang dalam persediaan berada di
bawah biaya yang dicatat.
2. Persediaan tidak dapat dijual pada harga penjualan
normal yang disebabkan oleh kondisi barang yang cacat,
perubahan mode, rusak, usang, atau sebab lainnya.
Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 1 dari 3)

 Jika biaya penggantian barang dalam persediaan lebih rendah daripada


biaya perolehan, metode nilai pasar atau biaya perolehan yang lebih
rendah (lower-of-cost-or-market—LCM) digunakan untuk menilai
persediaan.
 Nilai pasar yang dimaksud adalah nilai realisasi neto (net realizable
value) dari persediaan tersebut. Nilai realisasi neto ditentukan sebagai
berikut.

• Biaya Langsung atas Pelepasan mencakup beban penjualan seperti


iklan khusus atau komisi penjualan.
Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 2 dari 3)

 Asumsikan data berikut tentang persediaan yang rusak:

 Dalam penerapan LCM, nilai pasar dari persediaan adalah


Rp650.000, dihitung sebagai berikut.

 Jadi, persediaan akan dinilai sebesar Rp650.000, yang mana lebih


rendah dari biaya perolehannya sebesar Rp1.000.000 dan nilai
pasarnya adalah Rp650.000.
Penilaian pada Nilai yang Lebih Rendah antara
Biaya atau Pasar (slide 3 dari 3)

 Metode LCM dapat diterapkan dengan salah satu dari tiga


cara. Biaya, harga pasar, dan penurunan apa pun dapat
ditentukan untuk hal-hal berikut.
1. Setiap barang dalam persediaan.

2. Kelas atau kategori utama dalam persediaan.

3. Persediaan secara keseluruhan.


Persediaan di Laporan Posisi Keuangan
(slide 1 dari 2)

 Persediaan biasanya disajikan di bagian Aset Lancar dalam


laporan posisi keuangan.
 Hal-hal berikut juga dilaporkan:
1. Metode untuk menghitung biaya persediaan (FIFO atau
biaya rata-rata tertimbang).
2. Metode penilaian persediaan (biaya, atau nilai pasar atau
biaya yang lebih rendah).
Persediaan di Laporan Posisi Keuangan
(slide 2 dari 2)
Tampilan 9: Pengaruh Kesalahan Persediaan terhadap
Laporan Laba Rugi Periode Berjalan
Tampilan 10: Pengaruh Kesalahan Persediaan
untuk Laporan Laba Rugi Selama 2 Tahun
Tampilan 11: Pengaruh Kesalahan Persediaan pada
Laporan Posisi Keuangan Periode Berjalan
Analisis dan Interpretasi Keuangan

Persediaan harus tersimpan dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan


pelanggan agar mencegah terjadinya kehilangan penjualan.

Terlalu banyak persediaan mengurangi likuiditas perusahaan yang


dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan operasional.
Kelebihan persediaan meningkatkan beban penyimpanan dan pajak
properti.

Kelebihan persediaan meningkatkan risiko kerugian akibat penurunan


harga, kerusakan, atau perubahan selera pelanggan.
Perputaran Persediaan (slide 1 dari 2)

 Mengukur hubungan antara volume barang terjual dan


jumlah persediaan yang dimiliki selama periode tertentu.
 Semakin besar perputaran persediaan maka pengelolaan
persediaan semakin efisien dan efektif.
Perputaran Persediaan (slide 2 dari 2)

 Perputaran persediaan PT Matahari Dept. Store Tbk.


Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan
(slide 1 dari 2)

 Ukuran kasar atas lamanya waktu yang diperlukan untuk


memperoleh, menjual, dan mengganti persediaan.
 Beban pokok penjualan harian rata-rata ditentukan dengan
membagi beban pokok penjualan dengan 365.
Jumlah Hari Penjualan dalam Persediaan
(slide 2 dari 2)

 Jumlah hari penjualan dalam persediaan untuk Matahari


dihitung sebagai berikut.
Matahari versus PT Sepatu Bata Tbk.
Lampiran: Memperkirakan Biaya
Persediaan

Metode
Ritel Metode
Laba Bruto
Metode Ritel untuk Memperkirakan Biaya
Persediaan

 Metode persediaan ritel diterapkan dengan cara berikut ini.


• Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk dijual
pada biaya (at cost) dan pada harga ritel.
• Langkah 2. Hitung rasio biaya terhadap harga ritel atas
biaya yang tersedia untuk dijual.
• Langkah 3. Hitung persediaan akhir pada harga ritel
dengan mengurangkan penjualan dari persediaan tersedia
untuk dijual pada harga ritel.
• Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan
mengalikan persediaan akhir pada harga ritel dengan rasio
biaya terhadap harga ritel.
Tampilan 12: Menentukan Persediaan
dengan Metode Ritel
Metode Laba Bruto untuk Mempersiapkan
Biaya Persediaan

 Metode laba bruto diterapkan dengan cara sebagai berikut.


• Langkah 1. Hitung jumlah persediaan tersedia untuk dijual
pada biaya (at cost).
• Langkah 2. Hitung perkiraan laba bruto dengan
mengalikan penjualan dengan persentase laba bruto.
• Langkah 3. Hitung perkiraan beban pokok penjualan
dengan mengurangkan perkiraan laba bruto dari penjualan.
• Langkah 4. Perkirakan biaya persediaan akhir dengan
mengurangkan perkiraan beban pokok penjualan dari
persediaan tersedia untuk dijual.
Tampilan 13: Memperkirakan Persediaan
dengan Metode Laba Bruto

Anda mungkin juga menyukai