Anda di halaman 1dari 12

KASUS

IMLTD
Zirkawati (P1337434218001)
Sofwatun Khasanah (P1337434218010)
Eustacia Fergie Febyanie (P1337434218011)
Annisa Chandra Riani (P1337434218018)
Pada UDD PMI Kabupaten Kudus, pemeriksaan uji saring
IMLTD dilakukan dengan metode rapid test Intect dan CHLIA
(Chemiluminescence Immunoassays) Architect I 2000 SR atas 4
parameter:

HBsAg Anti HCV

Syphilis / Treponema
Anti HIV
pallidum

2

Prinsip Rapid Test
Imunokromatografi dengan prinsip serum/plasma yang
diteteskan pada bantalan sample bereaksi dengan partikel yang
telah dilapis dengan antibodi/antigen.
Campuran ini selanjutnya akan bergerak sepanjang strip
membrane untuk berikatan dengan antibody/antigen spesifik pada
daerah tes (T), sehingga akan menghasilkan garis warna.

3
Interpretasi Hasil

1. HBsAg
2. Anti HCV
3. Syphilis /
Treponema
pallidum.

4
HIV non reaktif
terbentuk satu garis warna pada zona garis control saja.

HIV reaktif
terbentuk dua atau tiga garis berwarna, satu pada zona garis test 1 atau 2
dan satu pada zona garis control.

Invalid / Test gagal


Jika tidak timbul garis warna pada zona Control maka test dinyatakan gagal,
ulangi test dengan alat baru. KETERANGA
N:
C = Control
T1 = HIV-1 5

Prinsip ChLIA
Antigen/antibodi pada pemeriksaan ChLIA adalah
mikropartikel magnetik. Setelah penambahan sampel, akan
terbentuk ikatan antigen dan antibodi.
Dengan adanya mikropartikel magnetik, ikatan antigen dan
antibodi yang terbentuk tidak mudah lepas akibat pencucian.
Selanjutnya dengan penambahan solusi kemiluminescen,
komplek reaksi antigen dan antibodi dapat dideteksi dengan
adanya emisi cahaya yang dihasilkan.

6
Interpretasi Hasil

▪ Non Reaktif : specimen dengan nilai


konsentrasi <1,00 S/CO
▪ Reaktif : specimen dengan nilai
kosentrasi ≥1,00 S/CO
▪ Greyzone : specimen dengan
nilai konsentrasi 0,90 – 0,99 S/CO

7
KASUS IMLTD REAKTIF
Pada pemeriksaan uji saring IMLTD HBsAg Metode
Rapid pada sebuah sampel menunjukkan garis pada C
dan garis pada T→kesimpulan Reaktif terhadap
HBsAg. Setelah dilakukan penelusuran nomor
kantong ternyata terdata sebagai pendonor baru,
sehingga darah dicekal terlebih dahulu. Pada periode
donor berikutnya darah pendonor tersebut dilakukan
uji saring IMLTD menggunakan metode ChLIA
didapat hasil >1.50 S/CO, sehingga dapat
disimpulkan reaktif terhadap HBsAg.
8
TINDAK LANJUT
• Darah dipisahkan.
• Kemudian di input kedalam simdondar.
• Jika ditemui hasil reaktif pada donor UTD mengirimkan
surat pemanggilan pendonor untuk datang dan konsultasi
dengan dokter.
• Pendonor datang berkonsultasi dengan dokter UTD.
• Dokter melihat rekam medis donor, mencari hasil uji
saring darah, memberikan konsultasi kepada pendonor.

9
• Dokter memberikan penjelasan meliputi
parameter uji saring IMLTD yang
menunjukkan hasil Reaktif, memotivasi
pendonor untuk berobat atau rujuk ke RS
untuk dilakukan pengujian diagnostik lebih
lanjut tetapi dengan biaya sendiri.
• Pendonor tidak diperbolehkan donor
sementara.

10
• Pendonor diambil sampelnya untuk tes ulang setelah 6
bulan saat pertama kali dinyatakan hasil reaktif dan
dipersilahkan kembali untuk mengetahui hasil dan
melakukan konsultasi
• Pendonor dirujuk dengan surat pengantar dari UTD:
Ke Bagian Penyakit Dalam di RS, untuk donor
dengan hasil uji saring Hepatitis B dan atau Hepatitis C
reaktif.

11
Sekian,
Terima Kasih ❤

12

Anda mungkin juga menyukai