Bpkad - Kebumenkab.go - Id.081020 Materi Sosialisasi Penyusunan Kajian Perhitungan TPP
Bpkad - Kebumenkab.go - Id.081020 Materi Sosialisasi Penyusunan Kajian Perhitungan TPP
Pasal 5
Penyelenggaraan Administrasi Pemerintahan
berdasarkan :
a. Asas LEGALITAS
b. Asas perlidungan hak asasi manusia; dan
c. AUPB
Pasal 9
(1) Setiap Keputusan dan/atau Tindakan wajib
berdasarkan peraturan perundang-undangan
dan AUPB
Paragraph 8
PENILAIAN KINERJA
Pasal 76
1) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan
PERENCANAAN KINERJA pada TINGKAT INDIVIDU
dan TINGKAT UNIT atau ORGANISASI, dengan
memperhatikan target, capaian, hasil, dan manfaat yang
dicapai, serta PERILAKU PNS.
Pasal 77
3) Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan
bawahannya.
4) Hasil penilaian kinerja disampaikan kepada TIM PENILAI KINERJA
PNS
5) Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin obyektivitas
dalam pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan
dalam pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian
tunjangan dan sanksi, mutasi, dan promosi serta untuk
mengikuti pendidikan dan pelatihan.
6) PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja
dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan.
VI. KETENTUAN PENUTUP (RPP GTF)
Pada saat Peraturan Pemerintah ini berlaku efektif, semua peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan:
a. gaji;
b. tunjangan jabatan struktural;
c. tunjangan jabatan fungsional;
d. tunjangan umum;
e. tunjangan khusus;
f. tunjangan kemahalan;
g. tunjangan istri/suami;
h. tunjangan anak;
i. tunjangan pangan;
j. tunjangan operasi pengamanan bagi prajurit TNI dan PNS yang bertugas dalam
operasi pengamanan pada pulau-pulau kecil terluar dan wilayah perbatasan;
k. tunjangan profesi;
l. tunjangan kehormatan;
m. tambahan penghasilan PNS;
n. honorarium; atau
o. penghasilan lainnya;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
6
RPP GAJI, TUNJANGAN KINERJA, TUNJANGAN KEMAHALAN, DAN
FASILITAS PEGAWAI ASN
PRINSIP DASAR
1. MENGAITKAN KINERJA DALAM SISTEM PENGHASILAN
2. MEMPERMUDAH PROSES PENGENDALIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN
ANGGARAN
3. MEWUJUDKAN KEADILAN DAN TRANSPARANSI SISTEM PENGHASILAN
4. GAJI YANG SAMA UNTUK PEKERJAAN YANG SECARA SUBSTANSIAL SAMA
(INTERNAL EQUITY)
5. TUNJANGAN KEMAHALAN DIBEDAKAN BERDASARKAN PADA TINGKAT
KEMAHALAN TIAP DAERAH
MEMPERHATIKAN BERDASARKAN
BERKORELASI
BOBOT JABATAN PADA TINGKAT
TOTAL DG CAPAIAN
PENGHASILAN = (BEBAN KERJA,
RISIKO, DAN + KINERJA
INDIVIDUAL
+ KEMAHALAN TIAP
DAERAH (DATA
TANGGUNG JAWAB BPS)
RPP GAJI, TUNJANGAN DAN FASILITAS PNS
VERSI KEMENKEU
Paragraf 2
Tunjangan Kinerja Atas Capaian Kinerja Organisasi
Pasal 28
(1) Tunjangan kinerja atas capaian kinerja organisasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) huruf a diberikan berdasarkan
capaian kinerja organisasi.
(2) Capaian kinerja organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diukur berdasarkan capaian kinerja organisasi atas :
a. pelaksanaan reformasi birokrasi;
b. pengelolaan keuangan pemerintah;
c. pelaksanaan akuntabilitas instansi pemerintah; dan
d. pelaksanaan penganggaran instansi pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
07/25/2021 8
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 3
Penilaian Kinerja PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu
dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan target,
capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
Pasal 5
Penilaian Kinerja PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dilaksanakan dalam suatu Sistem Manajemen Kinerja PNS.
Pasal 8
(1) Perencanaan Kinerja terdiri atas penyusunan dan penetapan
SKP dengan memperhatikan Perilaku Kerja.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 5
Penilaian Kinerja PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
dilaksanakan dalam suatu Sistem Manajemen Kinerja PNS.
Pasal 6
(1) Sistem Manajemen Kinerja PNS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 terdiri atas:
a. perencanaan kinerja;
b. pelaksanaan, Pemantauan Kinerja, dan pembinaan
kinerja;
c. penilaian kinerja;
d. tindak lanjut; dan
e. Sistem Informasi Kinerja PNS.
Pasal 7
(1) Setiap Instansi Pemerintah harus menerapkan Sistem
Manajemen Kinerja PNS sebagaimana dimaksud dalam Pasal
6.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 25
(1) Perilaku Kerja meliputi aspek:
A. ORIENTASI PELAYANAN;
B. KOMITMEN;
C. INISIATIF KERJA;
D. KERJA SAMA; DAN
E. KEPEMIMPINAN.
(2) Aspek kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e hanya dilakukan bagi PNS yang menduduki: a. jabatan
pimpinan tinggi, b. jabatan administrator, c. jabatan pengawas,
dan d. jabatan fungsional yang karakteristik kegiatannya
membutuhkan aspek kepemimpinan.
(3) Jabatan fungsional yang karakteristik kegiatannya membutuhkan
aspek kepemimpinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
d ditentukan oleh Instansi Pembina Jabatan Fungsional.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 26
(1) Pelaksanaan rencana kinerja didokumentasikan secara periodik.
(2) Pendokumentasian secara periodik sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa:
a. harian;
b. mingguan;
c. bulanan;
d. triwulanan;
e. semesteran; dan/atau
f. tahunan.
PasaL 27
(1) Pemantauan Kinerja dilakukan oleh Pejabat Penilai Kinerja
PNS terhadap PNS secara berkala dan berkelanjutan dalam
proses pelaksanaan SKP paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap
semester pada tahun berjalan.
(2) Pemantauan Kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mengamati Capaian Kinerja melalui
dokumentasi kinerja yang terdapat dalam sistern informasi non-
elektronik dan/atau sistem informasi berbasis elektronik.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 29
(1) PNS wajib melakukan pengukuran kinerja melalui sistem pengukuran kinerja.
(2) Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap:
a. SKP dengan membandingkan Realisasi SKP dengan Target SKP sesuai
dengan perencanaan kinerja yang telah ditetapkan; dan
b. Perilaku kerja dengan melakukan penilaian perilaku kerja.
(3) Pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
berdasarkan data dukung mengenai kemajuan kinerja yang telah dicapai
pada setiap periode pengukuran kinerja.
(4) Pengukuran kinerja dapat dilakukan setiap bulan, triwulanan,
semesteran, atau tahunan serta didokumentasikan dalam dokumen
pengukuran kinerja sesuai kebutuhan organisasi.
(5) Dalam pengukuran kinerja, Realisasi kinerja PNS dapat melebihi Target
kinerja.
(6) Realisasi kinerja PNS yang melebihi Target kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), nilai capaian kinerja paling tinggi pada angka 120
(seratus dua puluh).
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 35
(1) Penilaian SKP dilakukan dengan menggunakan hasil pengukuran
kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29.
(2) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Pejabat Penilai Kinerja PNS.
(3) Khusus pejabat fungsional, penilaian SKP dapat mempertimbangkan
penilaian dari Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional.
(4) Penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3)
dituangkan dalam dokumen penilaian SKP.
(5) Hasil penilaian SKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) berupa nilai SKP.
Pasal 36
Penilaian SKP bagi PNS yang mengalami rotasi, mutasi, dan/atau
penugasan lain terkait dengan tugas dan fungsi jabatan selama tahun
berjalan dilakukan dengan menggunakan metode proporsional berdasarkan
periode SKP pada unit-unit dimana PNS tersebut bekerja pada tahun
berjalan.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 37
(1) Penilaian Perilaku Kerja dilakukan dengan membandingkan standar
Perilaku Kerja dalam jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (4) dengan Penilaian Perilaku Kerja dalam jabatan.
(2) Penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
oleh Pejabat Penilai Kinerja PNS.
(3) Penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berdasarkan penilaian rekan kerja setingkat dan/atau bawahan
langsung.
(4) Penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dituangkan dalam dokumen penilaian perilaku kerja.
(5) Hasil Penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa nilai Perilaku Kerja.
Pasal 38
Dalam hal Instansi Pemerintah belum menerapkan penilaian Perilaku Kerja
berdasarkan penilaian rekan kerja setingkat dan/atau bawahan langsung
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3), maka penilaian Perilaku
Kerja dilaksanakan oleh Pejabat Penilai Kinerja PNS.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 41
(1) Penilaian kinerja PNS dilakukan dengan cara menggabungkan
nilai SKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (5) dan nilai
Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (5).
(2) Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dilakukan dengan memberikan bobot masingmasing unsur
penilaian:
a. 70 % (tujuh puluh persen) untuk penilaian SKP, dan 30% (tiga
puluh persen) untuk penilaian Perilaku Kerja; atau
b. 60% (enam puluh persen) untuk penilaian SKP, dan 40 %
(empat puluh persen) untuk penilaian Perilaku Kerja.
(3) Penilaian Kinerja PNS dengan bobot 70 % (tujuh puluh persen)
untuk penilaian SKP dan 30% (tiga puluh persen) untuk
penilaian Perilaku Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang tidak
menerapkan penilaian Perilaku Kerja dengan mempertimbangkan
pendapat rekan kerja setingkat dan bawahan langsung.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 41
(5) Penilaian Kinerja PNS dinyatakan dengan angka dan
sebutan atau predikat sebagai berikut:
a. Sangat Baik, apabila PNS memiliki: 1) nilai dengan
angka 110 (seratus sepuluh) s x < 120 (seratus dua
puluh); dan 2l menciptakan ide baru dan/atau cara baru
dalam peningkatan kinerja yang memberi manfaat bagi
organisasi atau negara;
b. Baik, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 90
(sembilan puluh) < x < angka 120 (seratus dua puluh);
c. Cukup, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 70
(tujuh puluh) < x < angka 90 (sembilan puluh);
d. Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan angka 50
(lima puluh) < x < angka 70 (tujuh puluh); dan
e. Sangat Kurang, apabila PNS memiliki nilai dengan
angka < 50 (lima puluh).
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 41
(7) Penilaian Kinerja PNS sesuai angka dan sebutan atau predikat
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) didistribusikan kepada
seluruh PNS pada Instansi Pemerintah.
(8) Distribusi PNS yang mendapatkan predikat penilaian kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dengan ketentuan:
a. paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari total populasi pegawai
dalam satu unit kerja berada pada klasifikasi status kinerja "di
atas ekspektasi";
b. paling rendah 60% (enam puluh persen) dan paling tinggi 70%
(tujuh puluh persen) dari total populasi pegawai dalam satu unit
kerja berada pada klasifikasi status kinerja "sesuai ekspektasi";
dan
c. paling tinggi 20% (dua puluh persen) dari total populasi pegawai
dalam satu unit kerja PNS berada pada klasifikasi status kinerja
"di bawah ekspektasi".
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 51
(1) Dokumen penilaian kinerja PNS dilaporkan secara berjenjang oleh Pejabat
Penilai Kinerja PNS kepada Tim Penilai Kinerja PNS dan SrB paling lambat
pada akhir bulan Februari tahun berikutnya.
(2) Laporan dokumen penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) paling kurang terdiri dari:
a. nilai kinerja PNS;
b. predikat kinerja PNS;
c. permasalahan kinerja PNS; dan
d. rekomendasi.
(3) Laporan dokumen penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikelola oleh PyB.
Pasal 54
(1) Laporan dokumen penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
ayat (2) dapat digunakan sebagai dasar pembayaran tunjangan kinerja.
(2) Pembayaran tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mengikuti ketentuan dalam peraturan pemerintah yang mengatur gaji,
tunjangan, dan fasilitas.
PP 30 TAHUN 2019 : PK PNS
Pasal 60
Pasal 57
(1) Belanja pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56
ayat (1) huruf a digunakan untuk menganggarkan
kompensasi yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
TEMPAT BEKERJA
KONDISI KERJA
KELANGKAAN PROFESI
PRESTASI KERJA
Pasal 4
(1) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah diberikan gaji, yang terdiri dari
gaji pokok, tunjangan jabatan, dan tunjangan lainnya
(2) Besarnya gaji pokok Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
Pasal 5
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah tidak dibenarkan menerima
penghasilan dan/atau fasilitas rangkap dari Negara
07/25/2021 24
PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 59 TAHUN 2000
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1980
TENTANG HAK KEUANGAN/ADMINISTRATIF KEPALA DAERAH/WAKIL
KEPALA DAERAH DAN BEKAS KEPALA DAERAH/BEKAS WAKIL KEPALA
DAERAH SERTA JANDA/DUDANYA SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA
KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 16 TAHUN 1993
Pasal I
Mengubah ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1980 …
sehingga seluruhnya berbunyi sebagai berikut :
“Pasal 4
(1) Besarnya gaji pokok, bagi
a. Kepala Daerah ……
(2) Selain gaji pokok, Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diberikan tunjangan jabatan dan
tunjangan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil, kecuali ditentukan lain dengan
peraturan perundang-undangan."
07/25/2021 25
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 123 TAHUN 2018
TENTANG
TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
Pasal 6
(1) Menteri Dalam Negeri yang mengepalai dan memimpin
Kementerian Dalam Negeri diberikan tunjangan kinerja sebesar
150 % (seratus lima puluh persen) dari tunjangan kinerja tertinggi di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri.
(2) Tunjangan kinerja bagi Menteri Dalam Negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diberikan terhitung mulai bulan Januari 2017.
Pasal 7
Pajak penghasilan atas tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 dan Pasal 6 dibebankan pada anggaran pendapatan dan
belanja negara.
07/25/2021 26
TUNJANGAN KINERJA
PER KELAS JABATAN
1 17 Rp. 33.240.000
2 16 Rp. 27 .57 7.500
3 15 Rp. 19.280.000
4 14 Rp. 17.064.000
5 13 Rp. 10.936.000
6 12 Rp. 9.896.000
7 11 Rp. 8.757.600
8 10 Rp. 5.979.200
9 9 Rp. 5.079.200
10. 8 Rp. 4.595.150
11. 7 Rp.3.915.950
L2 6 Rp.3.510.400
13 5 Rp. 3.134.250
l4 4 Rp. 2.985.000
15 3 Rp. 2.898.000
16. 2 Rp. 2.708.250
t7 1 Rp.2.531.250
07/25/2021 27
PP 13 TAHUN 2019 :
Laporan & Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
LPPD memuat satu kesatuan hasil pengukuran kinerja Pemerintah Daerah
yang terdiri atas:
a. capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; dan
b. capaian kinerja pelaksanaan tugas pembantuan.
Pasal 5
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a terdiri atas:
a. capaian kinerja makro;
b. capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah; dan
c. capaian akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah.
Pasal 6
Capaian kinerja makro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a
meliputi indeks pembangunan manusia, angka kemiskinan, angka
pengangguran, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan
ketimpangan pendapatan.
PP 13 TAHUN 2019 :
Laporan & Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Pasal 7
(1) Capaian kinerja penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b
diukur berdasarkan indikator kinerja pada masing-masing
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
(2) Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri setelah berkoordinasi dengan
menteri teknis dan pimpinan lembaga pemerintah
nonkementerian terkait.
(3) Indikator kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dapat diukur secara objektif dan dapat diperbandingkan
antardaerah.
PP 13 TAHUN 2019 :
Laporan & Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
Pasal 8
Tim pelaksanaan TPP ASN pada Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
34
PERSYARATAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI ASN
1. melakukan analisa jabatan secara menyeluruh dan telah divalidasi oleh Menteri
untuk Provinsi serta untuk Kabupaten/Kota divalidasi oleh Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;
2. menetapkan jabatan pelaksana secara menyeluruh dan telah divalidasi oleh
Menteri untuk Provinsi serta untuk Kabupaten/Kota divalidasi oleh Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;
3. melakukan analisa beban kerja secara menyeluruh dan telah divalidasi oleh
Menteri untuk Provinsi serta untuk Kabupaten/Kota divalidasi oleh Gubernur
sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah;
4. menetapkan kelas jabatan sesuai perundang-undang setelah dilakukan
pembinaan oleh Menteri untuk Provinsi dan Oleh Gubernur sebagai Wakil
Pemerintah Pusat di Daerah untuk Kabupaten/Kota; dan
5. mengalokasikan anggaran pelaksanaan urusan sesuai kewenangannya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
35
PENILAIAN TPP PEGAWAI ASN
KETRAMPILAN KHUSUS
KUALIFIKASI SEDIKIT ORANGNYA
JABATAN TERTINGGI DI DAERAH
DIAMANATKAN PERATURAN
SELAIN A S/D D
44
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33/2020 TENTANG
STANDAR HARGA SATUAN REGIONAL
07/25/2021 45
ALUR PENYUSUNAN TPP
KABUPATEN KEBUMEN
ANALISIS EVALUASI
JABATAN JABATAN
KONSEP
TUNJANGAN
KINERJA TPP
ANALISI PELAKSA-
S BEBAN
NAAN SKP
KERJA
07/25/2021 46
1. ANALISIS JABATAN
PERMENPAN RB NOMOR 01/2020 KEGIATAN MSDM
URAIAN
URAIAN JABATAN
JABATAN
T
TUUG
GAAS
S
WAKTU SIKLUS
Faktor Penyesuaian
WAKTU NORMAL
WAKTU KERJA
Faktor Kelonggaran STANDAR
WAKTU BAKU
Frekuensi
BEBAN
BEBAN KERJA AKTUAL KERJA
PERMENPAN 01/2020
KEPMENPAN KEP/75/M.PAN/7/2004
48
3. EVALUASI JABATAN (PENETAPAN KELAS JABATAN)
PERMENPAN RB NOMOR 34 TAHUN 2011
TIM INSTANSI MENYUSUN URAIAN JABATAN, PETA JABATAN DAN
INFORMASI FAKTOR JABATAN
Level 2 Level 5
Tahap memilah Laporan
Kinerja SKP dan
02 05 Tahap
360
Penilaian Perilaku
Produktivitas
Level 1 01 06 Level 6
Tahap membiasakan dan Tahap pemanfaatan data
membudayakan
KONSEP TPP E-KINERJA PEMKAB KEBUMEN - 2020
NILAI
ABSENSI
NILAI
TABEL TPP TPP
KINERJA
INDIVIDU PER KJ PRESTASI
NILAI
KINERJA
UNIT KERJA
52
TERIMA KASIH KEPADA :
PEMERINTAH KOTA MATARAM; PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT; PPK KEMAYORAN; PPK
GELORA BUNG KARNO; PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN; PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP;
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN; KEMENTERIAN PU PR; PEMERINTAH KOTA JOGJA; PEMERINTAH
KABUPATEN TUBAN; KEMENTERIAN DALAM NEGERI, PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO; DENSUS88
ANTI TEROR, KEMENTERIAN KESEHATAN, PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH, PEMERINTAH
KABUPATEN SITUBONDO, PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK; PEMERINTAH KOTA PASURUAN;
PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN; PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR; KEMENTERIAN
KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN; DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA KEMENTERIAN
PEKERJAAN UMUM; PEMERINTAH KOTA BANDUNG; PUSAT PENGELOLAAN KOMPLEK KEMAYORAN;
PEMERINTAH KABUPATEN MESUJI; BADAN STANDARDISASI NASIONAL; KEMENTERIAN ENERGI SUMBER
DAYA MINERAL; BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI; BADAN PENGEMBANGAN
WILAYAH SURABAYA MADURA; BADAN KOORDINASI KEAMANAN LAUT; BADAN NASIONAL
PENANGGULANGAN TERORISME; DEWAN KETAHANAN NASIONAL;KEMENTERIAN PAN & RB; KEMENTERIAN
KOORDINATOR BIDANG POLHUKAM; KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA; SEKRETARIAT KABINET;
LEMHANNAS; KEMENTERIAN BUMN; KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL; LAPAN; PERPUSTAKAAN
NASIONAL RI; ARSIP NASIONAL RI; LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (LKPP) ;
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL; KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA; BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN; KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA, PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA;
DLL.