Anda di halaman 1dari 5

POLITIK ETIS

( BALAS BUDI )
 Tanam Paksa mengakibatkan penderitaan bagi
bangsa Indonesia, akibatnya timbul reaksi dari
berbagai fihak yang berusaha menghapuskan Tanam
Paksa . Penghapusan Tanam Paksa dipelopori oleh
tokoh-tokoh Belanda sebagai berikut :
1) P. Markus mengusulkan penghapusan Tanam Paksa
karena menimbulkan penderitaan .
2) Dr.W.Bosch dari dinas Kesehatan mengusulkan
Tanam Paksa di hapuskan karena merugikan
kesehatan Rakyat
3) Baron Van Hoevell, anggota Parlemen Belanda
setuju dihapuskannya Tanam Paksa, sebab
menimbulkan kemiskinan rakyat.
 Pada akhir abad ke-19, muncullah kritik-kritik tajam
yang ditujukan kepada pemerintah Hindia Belanda
akibat praktik liberalisme yang gagal memperbaiki
nasib kehidupan rakyat Indonesia.  
 Penganjur Politik Etis adalah Mr. Conraad Theodore
Van Deventer yang menuliskan buah pikirannya
dalam majalah De Gids (perinstis/pelopor) dengan
judul Een Ereschuld (Berhutang Budi).
 Gagasan Van Deventer terkenal  dengan nama
Trilogi Van Deventer yang isinya sebagai berikut :
1) Irigasi atau pengairan (memperbaiki pengairan);
2) Emigrasi ( pemindahan penduduk )
3) Edukasi atau Pendidikan (memajukan pendidikan).
 Usulan tentang Trilogi Van Deventer dapat
diterima oleh pemerintah Belanda. Akan tetapi
pelaksanaannya di selewengkan menjadi Politik
ASSOSIASI artinya pelaksanaannya hanya
menguntungkan pemerintah Belanda, seperti :
1) Edukasi (pendidikan ), dilaksanakan hanya untuk
menghasilkan tenaga kerja terdidik bagi Belanda.
2) Irigasi (pengairan), dilaksanakan hanya untuk
mengairi sawah milik Belanda saja.
3) Imigrasi (perpindahan Penduduk), dilaksanakan
hanya untuk tenaga kerja yang dipekerjakan di
perkebunan Belanda di luar Pulau Jawa.
 Walaupun Belanda telah melaksanakan Trilogi Van
Deventer, tetapi belum dapat mengubah nasib bangsa
Indonesia. Namun di bidang pendidikan bangsa
Indonesia memperoleh sedikit kemajuan, karena
diperbolehkan anak Indonesia untuk belajar sampai di
Perguruan Tinggi. Walaupun ketentuan ini hanya
berlaku bagi golongan tertentu. Namun, kesempatan
yang hanya sedikit ini telah melahirkan Golongan
Intelektual (terpelajar)
 Dalam bidang Sosial,Belanda membuat kelas-kelas
Sosial dalam masyarakat Indonesia, antara lain :
1) Kelas Atas : Orang Belanda dan Eropa
2) Kelas II : Orang Indo (peranakan Belanda dan
Eropa )
3) Kelas III : Orang Timur Asing (Cina, Arab,India)
4) Kelas Bawah : Orang Pribumi
PENDIDIKAN PADA MASA BELANDA
A. Tingkat Rendah
1. Sekolah Rakyat ( SR ) setingkat SD, yang boleh sekolah minimal berasal dari anak
Kepala Desa ( Lurah ).
2. Hollandsch Inlandsch School (HIS), muridnya dari anak kalangan Wedana dan Bupati.
3. Europeesche Lagere School ( ELS ), muridnya terdiri dari anak orang Belanda, Eropa,
Timur Asing, dan golongan bangsawan Tinggi.

B. Sekolah Menengah
1. Sekolah Menengah Pertama
Meer Uitgebreid Lager School Underwijs ( MULO ), sama dengan SMP
2. Sekolah Menengah Atas
(a). Algemeena Middelbare School ( AMS ) sama dengan SMA
(B). Hoogere Burger School ( HBS ) adalah sekolah yang menyatukan MULO dan
AMS ,lama pendidikanya 5 tahun , murid yang diterima dari lulusan ELS.

C. Tingkat Pendidikan Tinggi


1. Technische Hooge School ( THS ), Sekolah Teknik Tinggi Bandung ( STB ) Untuk
anak Indonesia dan Belanda
2. School Tot Opeiding Voor Inlandsche Artsen ( STOVIA ), sekolah Kedokteran di
Jakarta
3. Rechts Hooge School ( RHS ) atau sekolah Tinggi Hukum di Jakarta

Anda mungkin juga menyukai