Anda di halaman 1dari 23

MA N

N I N GA

Sejarah Wajib
SMA Kelas XI
Semester Ganjil
Politik Etis atau politik balas budi adalah suatu pemikiran
yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial memegang
tanggung jawab moral bagi kesejahteraan pribumi
(negara jajahan).Pencetus politik etis (politik balas budi)
ini adalah Van De Venter. Van Deventer
memperjuangkan nasib bangsa Indonesia dengan
menulis karangan dalam majalah De Gids yang berjudul
Eeu Eereschuld (Hutang Budi). Van Deventer
menjelaskan bahwa Belanda telah berhutang budi kepada
rakyat Indonesia. Hutang budi itu harus dikembalikan
dengan memperbaiki nasib rakyat, mencerdaskan dan
memakmurkan. Menurut Van Deventer, ada tiga cara
untuk memperbaiki nasib rakyat tersebut
Pendukung Politik Etis usulan Van Deventer
adalah :
Mr. P. Brooshoof, redaktur surat kabar De
Lokomotif, yang pada tahun 1901 menulis buku
berjudul De Ethische Koers In de Koloniale
Politiek (Tujuan Ethis dalam Politik Kolonial).
K.F. Holle, banyak membantu kaum tani.
Van Vollen Hoven, banyak memperdalam
hukum adat pada beberapa suku bangsa di
Indonesia.
 Abendanon, banyak memikirkan soal
pendidikan penduduk pribumi.
 Leivegoed, seorang jurnalis yang banyak
menulis tentang rakyat Indonesia.
 Van Kol, banyak menulis tentang keadaan
pemerintahan Hindia Belanda.
 Douwes Dekker (Multatuli), dalam bukunya
yang berjudul Max Havelaar,
Latar Belakang
Kemenangan kaum Liberal Belanda tahun 1884, menyebabkan
perubahan haluan politik, begitu pula dengan politik di daerah
jajahannya dirubah berdasarkan haluan politik liberalisme.
Banyaknya keadaan-keadaan di Indonesia yang tidak sesuai dengan
zamannya, dicela baik didalam maupun di luar persidangan Dewan
Perwakilan Rakyat Belanda. Douwes Dekker, ialah salah seorang
countroleur yang dengan susah payah membela nasib rakyat banten
yang di tindas baik oleh pemeritahan Belanda maupun oleh orang –
orang pamong praja, yang menjadi alat pemerintah kolonial Belanda.
Sepulangnya ke negeri Belanda, Dekker menulis buku yang berjudul
“ Max Havellar”, dengan nema samaran dalam bahasa latin
“Multatuli” yang memiliki arti “saya sangat menderita”. Yang mampu
membuka mata orang-orang Belanda untuk mengetahui keburukan
pemerintahan kolonial pada waktu itu.
BENTUK ETISCHE POLITIC
1.Pelaksanaan Educatie
2.Pelaksanaan Transmigrasi.
3.Pembangunan Irigasi Modern
1) HIS (Hollandsch Indlandsche School)
setara dengan SD
2) MULO (Meer Uitgebreid Lagare Onderwijs)
setara dengan SMP
3) AMS (Algemeene Middlebare School)
setara dengan SMU
4) Kweek School (Sekolah Guru) untuk kaum
Bumiputera
5) Technical Hoges School (Sekolah Tinggi
Teknik) di Bandung. Di tahun 2901
didirikan sekolah pertanian di Bogor (saat
ini IPB)
H.I.S. Soemenep Madura
Sekolah MULO di Medan (sekitar tahun 1925)
Portrait of the AMS students Section B Yogyakarta
Hoogere Burgerschool te Bandoeng
Hoogere Burgerschool te Bandoeng atau Bandoengsche
Hoogere Burgerschool dalam ejaan lebih baru
Hogere Burgerschool te Bandoeng disingkat HBS te Bandoeng
atau HBS Bandung adalah pendidikan menengah umum
dengan masa studi lima tahun yang didirikan pemerintah
Hindia Belanda pada tanggal 1 Juli 1915 di jalan Billitonstraat
di lokasi yang sekarang ditempati SMA Negeri 3 Bandung dan
SMA Negeri 5 Bandung (sekarang Jl. Belitung No. 8,
Kota Bandung, Jawa Barat). HBS Bandung merupakan HBS
keempat di Hindia Belanda setelah Koning Willem III School te
Batavia (27 November 1860), Surabaya (November 1875),
Semarang (1 November 1877).[1] Dari sisi kepemilikan, sekolah
ini termasuk kategori Gouvernements HBS atau Openbare
HBS dalam pengertian bahwa HBS tersebut diselenggarakan
dan dimiliki pemerintah dan berstatus sekolah negeri. Direktur
(kepala sekolah) HBS Bandung yang pertama adalah Dr.
Willem Marius Docters van Leeuwen.
Foto berkelompok Hogere Kweekschool (HKS, sekolah guru tingkat atas) di Bandung
(tahun 1925-1926)
Kweekschool
Probolinggo (tahun
1920-an)
Siswa kweekschool di Fort de Kock (Bukittinggi)
Technische Hoogeschool 1929
Dies Natalis ke-1 Technische Hoogeschool te Bandoeng 2 Juli 1921 di
Barakgebouw A (Aula Barat ITB). Prof. Ir. R. L. A. Schoemaker sedang
menyampaikan orasi ilmiah berjudul "Constructie, doelmatigheid en schoonheid
in de bouwkunde" (Konstruksi, efisiensi, dan keindahan dalam bangunan).
Foto guru besar TH Bandung di Ruang Rapat
Fakultas di sisi selatan Aula (sekarang Aula
Barat ITB).
1) Adanya pembangunan infrastruktur seperti
pembuatan rel kereta api menjadikan perpindahan
barang dan manusia menjadi lancar.
2) Pembangunan infrastruktur pertanian dalam hal ini
bendungan yang nantinya bermanfaat dalam
pengairan.
3) Berdirinya sekolah-sekolah seperti Hollandsc
Indlandsche School (HIS) setara SD untuk kelas atas
dan yang untuk kelas bawah dibentuk sekolah kelas
dua, Meer Uitgebreid Lagare Onderwijs (MULO)
setara SMP, Algemeene Middlebare School (AMS)
setara SMU, Kweek School (Sekolah Guru) untuk
kaum bumi putra dan Technical Hoges School
(Sekolah Tinggi Teknik), School Tot Opleiding Van
Indische Artsen (STOVIA) sekolah kedokteran.
4)Terdapat berbagai sekolah
menjadikan muncul kaum terpelajar
atau cendekiawan yang nantinya
menjadi pelopor Pergerakan Nasional
seperti misalnya Soetomo Mahasiswa
STOVIA yang mendirikan Organisasi
Budi Utomo.
5)Lahirnya golongan terpelajar
6)Muncul semangat nasionalisme
7)Mempercepat pembauran

Anda mungkin juga menyukai