Anda di halaman 1dari 27

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Rekonstruksi
Masalah

am pencitraan kita mengukur g(aku,Q) dan perlu menentukan f(x


 
g (l , )    f ( x, y)   ( x cos   y sin   l )dxdy
  
Q kamu
P

??
G(Q,aku)
x

aku F(x,y)
0
Metode Proyeksi Kembali
Trik kecil yang hampir berhasil!

Obyek Back Projection


Metode Proyeksi Kembali
Trik kecil yang hampir berhasil!
Back Projection

Obyek

Kami melakukan ini untuk setiap sudut dan


kemudian menambahkan semua gambar yang
Metode Proyeksi Kembali
Langkah #1: Buat gambar lengkap untuk setiap proyeksi (misalnya
untuk setiap sudut Q)
b ( x, y )  g ( x cos( )  y sin( ), )
Ini disebut gambar yang diproyeksikan kembali

Langkah #2: Tambahkan semua gambar proyeksi belakang


bersama-sama 
f b ( x, y )   b ( x, y )d
0
Metode Proyeksi Kembali
Objek asli Objek yang direkonstruksi
Reconstructed Image

Jenis bekerja tetapi kita perlu melakukan


lebih baik dari ini. Perlu datang dengan
algoritma rekonstruksi yang lebih baik.
Teorema Iris Proyeksi
ni adalah teorema yang sangat penting dalam pencitraan CT
Pertama ambil transformasi Fourier 1D proyeksi g(aku,Q)


G (  , )  1D  g (l ,    g (l ,  ) e  j 2l
dl


g (l ,  )
Teorema Iris Proyeksi
ni adalah teorema yang sangat penting dalam pencitraan CT
Pertama ambil transformasi Fourier 1D proyeksi g(aku,Q)

G (  , )  1D  g (l ,    g (l ,  ) e  j 2l
dl


elanjutnya kita substitusikan transformasi Radon untuk g(aku,Q)


 
g (l , )    f ( x, y)   ( x cos   y sin   l )dxdy
  
  
G (  , )  
   
f ( x, y )   ( x cos   y sin   l )e  j 2l dxdydl
Teorema Iris Proyeksi
ni adalah teorema yang sangat penting dalam pencitraan CT
Pertama ambil transformasi Fourier 1D proyeksi g(aku,Q)

G (  , )  1D  g (l ,    g (l ,  ) e  j 2l
dl

elanjutnya kita substitusikan transformasi Radon untuk g(aku,Q)
 
g (l ,  )    f ( x, y)   ( x cos   y sin   l )dxdy
  
  
G (  , )  
   
f ( x, y )   ( x cos   y sin   l )e  j 2l dxdydl

lanjutnya kita lakukan sedikit penataan ulang


 
 
G (  ,  )    f ( x, y )   ( x cos   y sin   l )e  j 2l
dl dxdy
     
Teorema Iris Proyeksi
ni adalah teorema yang sangat penting dalam pencitraan CT
lanjutnya kita lakukan sedikit penataan ulang
 
 
G (  ,  )    f ( x, y )   ( x cos   y sin   l )e  j 2l
dl dxdy
     
Menerapkan sifat-sifat fungsi delta
 
G (  , )    
f ( x, y ) e  j 2  x cos  y sin   dxdy
  

 
Ini terlihat sangat mirip
F (u, v)   f ( x, y )e  j 2  xu  yv  dxdy
  

dengan u   cos( ), v   sin( )


Teorema Iris Proyeksi
ni adalah teorema yang sangat penting dalam pencitraan CT
 
G (  , )   f ( x, y )e  j 2  x cos  y sin  dxdy
  

G (  , )  F (  cos( ),  sin( ))

Pertanyaan: Jadi apa artinya ini?

Menjawab: Jika saya mengambil 1D FT dari proyeksi pada


suatu sudut Q hasilnya sama dengan sepotong FT 2D dari
objek asli f(x,y)
Teorema Iris Proyeksi
Jika saya mengambil 1D FT dari proyeksi pada suatu sudut Q hasilnya
sama dengan sepotong FT 2D dari objek asli f(x,y)
u   cos( ), v   sin( )

2D FT

QHai

F(x,y) F(kamu, v)
QHai
g (l , o )


G (  ,  o )  1D  g (l ,  o )   g (l ,  o ) e  j 2l
dl

u   cos( ), v   sin( )
v
  u 2  v 2 ,   tan 1  
u
Metode Rekonstruksi Fourier
IFT 2D

F(x,y) F(kamu, v)
g (l ,  o ) QHai
u   cos( ), v   sin( )


G (  , o )  1D  g (l , o )   g (l ,  o ) e  j 2l
dl


Ambil proyeksi di semua sudut Q.


Ambil 1D FT dari setiap proyeksi untuk membangun F(kamu, v) satu potong
pada satu waktu.
Ambil FT terbalik 2D untuk merekonstruksi objek asli berdasarkan F(kamu, v)
f ( x, y )   1
2D  G (  , )
Rekonstruksi Gambar
Menggunakan Tersaring Proyeksi belakang

g ( , l )

Saring
t


Proyeksi belakang
Proyeksi Kembali yang Difilter
Metode Fourier tidak banyak digunakan di CT karena masalah
komputasi dengan membuat FT 2D dari proyeksi. Namun, metode
ini mengarah pada teknik populer yang disebut proyeksi balik
terfilter.
 
j 2  xu  yv 
f ( x, y )   
  
F (u , v ) e dudv

Dalam koordinat kutub, transformasi Fourier terbalik dapat ditulis sebaga


2 
j 2  x cos  y sin 
f ( x, y )  
0 
 F (  cos  ,  sin  ) e dd

dengan u   cos( ), v   sin( )


Proyeksi Kembali yang Difilter
Metode Fourier tidak banyak digunakan di CT karena masalah
komputasi dengan membuat FT 2D dari proyeksi. Namun, metode
ini mengarah pada teknik populer yang disebut proyeksi balik
terfilter.
Dalam koordinat kutub, transformasi Fourier terbalik dapat ditulis sebaga
2 
j 2  x cos  y sin 
f ( x, y )  
0 
 F (  cos  ,  sin  ) e dd

dengan u   cos( ), v   sin( )

Dari teorema proyeksi G (  ,  )  F (  cos( ),  sin( ))


2 
j 2  x cos  y sin 
f ( x, y ) 
Kita dapat menulis ini sebagai  
0 
G (  ,  ) e dd
Proyeksi Kembali yang Difilter
Metode Fourier tidak banyak digunakan di CT karena masalah komputasi
dengan membuat FT 2D dari proyeksi. Namun, metode ini mengarah pada
teknik populer yang disebut proyeksi balik terfilter.

2 
j 2  x cos  y sin  
f ( x, y ) 
Kita dapat menulis ini sebagai 
0 
 G (  ,  ) e dd

Sejak g (l , )  g (l , kamu


 ) bisa menunjukkan
 
f ( x, y )    G (  , )e j 2  x cos  y sin   dd
0 

yang dapat ditulis ulang sebagai




f ( x, y )     G (  ,  )e j 2 l
 d  d
0    l  x cos( )  y sin( )
Proyeksi Kembali yang Difilter
Dan Proyeksi Kembali
A. Proyeksi Belakang
b ( x, y )  g ( x cos( )  y sin( ), )

f b ( x, y )   b ( x, y )d
0

B. Proyeksi Kembali yang Difilter



G (  , )  1D  g (l ,    g (l ,  ) e  j 2l
dl



 
f ( x, y )     G (  ,  )e j 2 l
 d  d
0   l  x cos( )  y sin( )
Metode Proyeksi Kembali yang
Difilter Filtered Back Projection

Ini selalu berhasil!

Obyek

Filter Digital
1) ambil proyeksi 1D FFT
2) Mdikalikan dengan filter ramp
3) Take 1D terbalik FFT
4) Mambil proyeksi belakang
Metode Proyeksi Kembali yang
Difilter
Selalu berhasil! Filtered Back Projection

Obyek

Filter Digital
1) ambil proyeksi 1D FFT
2) Mdikalikan dengan filter ramp
3) Take 1D terbalik FFT
4) Mambil proyeksi belakang
Metode Proyeksi Kembali yang
Difilter
Selalu berhasil! Filtered Back Projection

Obyek

Filter Digital
Kami melakukan ini untuk 1) ambil proyeksi 1D FFT
setiap sudut dan kemudian 2) Mdikalikan dengan filter ramp
menambahkan semua 3) Take 1D terbalik FFT
gambar proyeksi belakang 4) Mambil proyeksi belakang
Proyeksi Kembali yang Difilter
verse Kembali Proyeksi
A. Proyeksi Belakang
b ( x, y )  g ( x cos( )  y sin( ), )

f b ( x, y )   b ( x, y )d
0

B. Proyeksi Kembali yang Difilter



G (  , )  1D  g (l ,    g (l ,  ) e  j 2l
dl



 
f ( x, y )     G (  ,  )e j 2 l
 d  d
0   l  x cos( )  y sin( )
Proyeksi Konvolusi Kembali
Dari algoritma proyeksi balik yang difilter kita dapatkan

 
f ( x, y )     G (  ,  )e j 2 l
 d  d
0   l  x cos( )  y sin( )

Mungkin lebih mudah secara komputasi untuk menghitung IFT 1D


bagian dalam menggunakan konvolusi

 
mengingat1D F1 ( )  F2 ( )  f1 ( x)  f 2 ( x)
1



f ( x, y )   g (l ,  )  1D1 (  )  l  x cos( )  y sin( )
d
0
Proyeksi Konvolusi Kembali


f ( x, y )   g (l ,  )  1D1 (  )  l  x cos( )  y sin( )
d
0

c(l )  1D1 (  )
Membiarkan 
f ( x, y )    g (l , )  c(l ) l  x cos( )  y sin( ) d
0
Proyeksi Konvolusi Kembali
c(l )  1D1 (  )

f ( x, y )    g (l ,  )  c(l ) l  x cos( )  y sin( ) d
0


c(l )  1D (  )    e j 2l d Do tidak ada
1
Masalahnya adalah

Proyeksi Konvolusi Kembali
c(l )  1D1 (  )

f ( x, y )    g (l ,  )  c(l ) l  x cos( )  y sin( ) d
0

c(l )  1D (  )    e j 2l d Do tidak ada
1
Masalahnya adalah


Solusinya c~ (l )  1D1 (  W (  ))    W (  )e j 2l d




di mana W (  ) disebut fungsi pembobotan



f ( x, y )    g (l ,  )  c~ (l ) d
0


c~ (l )  1D1 (   W (  ))    W (  )e j 2l d

Proyeksi Konvolusi Kembali

f ( x, y )    g (l ,  )  c~ (l ) d
0


c~ (l )  1D1 (   W (  ))    W (  )e j 2l d


Fungsi jendela umum


 Jendela hamming
 Lanczos jendela (sejak fungsi)
 Jendela persegi panjang
sederhana
 Ram-Lak jendela
 Jendela Kaiser
 Shepp-Jendela masuk

Anda mungkin juga menyukai