Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah: Aqidah Akhlak

Dosen Pengampu: Dr. Ahmad Ridho, DESA

Kelompok 12
Anggota Kelompok:

Hasna Taral Haqqi (11210340000128)

Muhammad Sahih As Siddiq (11210340000154)

Thoriq Abdil Aziz (11210340000161)


AKHLAK MULIA
DAN
AKHLAK TERCELA
Preview,

“Akhlak merupakan perbuatan yang berpangkal pada hati


atau atas dasar kesadaran jiwanya tanpa memerlukan
pertimbangan dan tanpa ada unsur pemaksaan, kemudian
diwujudkan dalam perbuatan yang berulang-ulang sehingga
menjadi adat dan akhirnya menjadi sifat.”

 Jika keadaan tersebut melahirkan perbuatan terpuji menurut pandangan syariat Islam dan
akal pikiran, disebut akhlakul karimah (baik).

 Jika perbuatan-perbuatan yang timbul tidak baik maka dinamakan akhlakul mazmumah
(buruk).
Akhlak
Mulia
...
Apa itu?
Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Tolak ukur kelakuan baik dan buruk mestilah merujuk kepada
Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu sikap dan tingkah ketentuan Allah. Demikian rumus yang diberikan oleh
laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia kebanyakan ulama. Perlu ditambahkan, bahwa apa yang
dinilai baik oleh Allah, pasti baik dalam esensinya.
dan lingkungannya.
Di sisi lain, Allah selalu memperagakan kebaikan, bahkan Dia
memiliki segala sifat yang terpuji. Semuanya indah dan penuh
hikmah. Kita bisa melihat keindahan sifat dan perbuatan-Nya
melalui “Asmaul Husna”; nama-nama yang indah.

Untuk menjadi manusia yang berakhlak mulia, Allah


membantu dan membimbing manusia dengan mengutus para
Nabi dan Rasul-Nya sebagai teladan. Karena itu Nabi
shallallahu alaihi wasallam bersabda,

‫الق‬
ِ ‫خ‬ ْ َ ‫ْتأل ُ َت ِ ّم َم َمك َِار َم أل‬
ُ ‫ِإن ّ َما بُ ِعث‬
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang mulia”. (HR. Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Keutamaan Akhlak Mulia

Dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin al-’Ash
radhiyallahu ‘anhuma disebutkan :

َ ‫ِ َّإـن ِخ َي َاركـ ُْم َأـ َح ِاسنُك ُْم َأـ ْخـ‬


‫القًا‬

“Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah yang paling mulia akhlaknya”.


[HR Bukhari: 6035, Muslim: 2321, Ahmad: 6505]
Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu
02 mengabarkan bahwa suatu saat
Rasulullah pernah ditanya tentang
kriteria orang yang paling banyak Tatkala Rasulullah menasihati sahabatnya,
masuk syurga. Beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam menjawab:
03 beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
menggandengkan antara nasihat untuk
bertakwa dengan nasihat untuk
bergaul/berakhlak yang baik kepada manusia
...‫خ ِل ُق‬ ِ ّ ‫تــــى ل‬
ُ ‫اــهـ َو ُح ْس ُن ـْاـل‬ ‫َ ْقـ َو‬ ... sebagaimana hadis dari Abi Dzar, ia berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
“Taqwa kepada Allah dan akhlak yang bersabda,
baik”.
َ ّ ‫ت َوأَتْب ِْع‬
‫الس ِيّئَ َة ال َْح َسن َ َة‬ َ ْ ‫ا ّت َِقالل ِّه َحيْث َُما كُن‬
(Hadis shahih riwayat at-Tirmidzi, juga ‫خل ٍُق َح َس ٍن‬ُ ‫َاس ِب‬ ِ
diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Lihat َ ّ ‫ح َها َو َخال ِق الن‬ ُ ‫تَ ْم‬
Riyadush Shalihin hadis no.627, tahqiq
“Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau
Rabbah dan Daqqaq). berada dan balaslah perbuatan buruk dengan
perbuatan baik niscaya kebaikan itu akan menutupi
kejelekan dan bergaullah dengan manusia dengan
akhlak yang baik”. (HR Tirmidzi, ia berkata:
hadis hasan, dan dishahihkan oleh syaikh al-
Salim al-Hilali)
Contoh Akhlak Terpuji
A. Husnudzan َّ ‫ُوا َك ِثيرً ا م َِّن‬
َّ‫ٱلظنِّ إِن‬ ۟ ‫وا ٱجْ َت ِنب‬ َ ‫ٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬
‫ُوا َواَل َي ْغ َتب‬ ۟ ‫ٱلظنِّ إِ ْث ٌم ۖ َواَل َت َج َّسس‬
َّ ‫ض‬ َ ْ‫َبع‬
Berasal dari Bahasa Arab,‫ ُح ْس ٌن‬yang artinya “baik” dan‫اــَظ ُّن‬
ّ ‫ ل‬artinya “prasangka”. Jadi secara
bahasa husnudzan bermakna prasangka baik. ‫ض ُكم َبعْ ضًا ۚ أَ ُيحِبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَن َيأْ ُك َل لَحْ َم‬ ُ ْ‫بَّع‬
Secara istilah, husnudzan bermakna suatu pemikiran/perasaan baik yang dimiliki seseorang ۟ ُ‫أَخِي ِه َم ْي ًتا َف َكرهْ ُتمُوهُ ۚ َوٱ َّتق‬
ٌ‫وا ٱهَّلل َ ۚ إِنَّ ٱهَّلل َ َت َّواب‬
terhadap orang lain. ِ
‫رَّ حِي ٌم‬
Seseorang yang bersifat husnudzan akan memandang segala sesuatu secara positif. Ketika
menghadapi suatu persoalan, ia akan mempertimbangkannya dengan pikiran jernih serta
bersih dari prasangka yang belum tentu kebenarannya tanpa ada rasa curiga, dengki, dan
perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas. “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah
banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian
Beberapa bentuk husnudzan, diantaranya : prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-
a. Husnudzan kepada Allah cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di
b. Husnudzan terhadap diri sendiri antara kamu yang menggunjing sebagian yang
c. Husnudzan terhadap sesama lain. Apakah ada di antara kamu yang suka
memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Lawan dari sifat ini adalah suudzan (prasangka buruk). Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat,
Dampak positif dari sikap husnudzan adalah dapat meningkatkan iman seseorang kepada Maha Penyayang”.
Allah, menjadikan seseorang menjadi pribadi yang percaya diri dan pribadi yang lebih baik
karena selalu memperbaiki diri, serta dapat menjaga dan memperkuat hubungan pertemanan,
(QS. Al-Hujurat : 12)
persahabatan, maupun persaudaraan.
‫ك إِلَ ٰى َما َم َّتعْ َنا ِب ِه ٓۦ أَ ْز ٰ َوجً ا ِّم ْن ُه ْم‬ B. Tawadu
َ ‫اَل َت ُم َّدنَّ َع ْي َن ْي‬
َ ‫اح َك ل ِْلم ُْؤ ِمن‬
‫ِين‬ َ ‫ٱخفِضْ َج َن‬ ْ ‫َواَل َتحْ َزنْ َعلَي ِْه ْم َو‬
Secara bahasa bermakna ketundukan atau rendah hati.
Secara isilah, tawadu adalah suatu sikap ketundukan atau
rendah hati yang dimiliki oleh seseorang. Ketundukan
“Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan yang dimaksud di sini adalah sikap tunduk kepada Allah
pandanganmu kepada kenikmatan hidup
subhanahu wa taala atas semua perintah maupun
yang telah Kami berikan kepada beberapa
larangan-Nya. Seseorang yang memiliki sifat tawadu
golongan di antara mereka (orang-orang kafir
itu), dan janganlah kamu bersedih hati tidak pernah menampakkan kemampuannya di dalam
terhadap mereka dan berendah dirilah kamu pergaulan sehingga ia terhindar dari sifat takabur
terhadap orang-orang yang beriman”. (sombong dan membanggakan diri sendiri).

(QS. Al-Hijr : 88) Dampak positif dari sikap tawadu antaralain, senantiasa
mendapat ketenangan hati karena taat kepada
Allah,diangkat derajatnya oleh Allah karena
ketakwaannya, dihormati dan dihargai oleh orang lain,
juga terjaganya hubungan persahabatan dan
persaudaraan.
C. Tasamuh
۟ ‫ون ٱهَّلل ِ َف َي ُسب‬
‫ُّوا‬ ِ ‫ُون مِن ُد‬ َ ‫ِين َي ْدع‬ َ ‫ُّوا ٱلَّذ‬۟ ‫َواَل َت ُسب‬
Secara bahasa mempunyai arti toleransi.
‫ٱهَّلل َ َع ْد ۢ ًوا ِب َغي ِْر عِ ْل ٍم ۗ َك ٰ َذل َِك َز َّي َّنا لِ ُك ِّل أ ُ َّم ٍة‬
Secara isilah, tasamuh adalah suatu sikap menerima, ‫َع َم َل ُه ْم ُث َّم إِلَ ٰى َرب ِِّهم مَّرْ ِج ُع ُه ْم َف ُي َن ِّب ُئهُم ِب َما‬
menghormati, dan menghargai suatu perbedaan atau hal
‫ون‬ َ ُ‫وا َيعْ َمل‬ ۟ ‫َكا ُن‬
yang kurang menyenangkan bagi diri sendiri. Contoh
penerapan sikap tasamuh salah satunya adalah antar umat
beragama. “Dan janganlah kamu memaki sembahan-
sembahan yang mereka sembah selain Allah,
karena mereka nanti akan memaki Allah
Lawan dari sikap ini yaitu sifat ta’ashub (fanatik buta). dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.
Demikianlah Kami jadikan setiap umat
Dampak positif dari sikap tasamuh yaitu akan tercipta menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian
hidup yang rukun dan dapat mewujudkan ssuasana yang kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu
harmonis dalam masyarakat. Selain itu dapat Dia memberitakan kepada mereka apa yang
memperlancar terwujudnya kerjasama yang baik dalam dahulu mereka kerjakan”.
kehidupan bermasyarakat karena saling menghargai dan
(QS. Al-An’am : 108)
menghormati.
D. Taawun

... ‫ى َواَل‬ ۖ ‫ َّلت ْق َ ٰو‬GG‫لِبرِّ َوٱ‬GG‫ٱ‬ْ ‫وا َع َلى‬۟ ‫ َاو ُن‬G‫َو َت َع‬
Berasal dari bahasa Arab ‫تــــاونًا‬
ُ ‫ن َ َعـ‬
– ُ ‫يـــعـ َاو‬
َ َ‫ن َ ت‬
– َ ‫تــــَاو‬
‫ َ َعـ‬yang
۟ ُ‫ َّتق‬G‫ن َوٱ‬
ۖ َ ‫هَّلل‬GG‫وا ٱ‬ ْ ‫ َو‬G‫إْل ِ ْثم‬GG‫وا َعلَىٱ‬
ۚ ِ ‫ ْد ٰ َو‬G‫ل ُع‬GG‫ٱ‬ ۟ ‫ َاو ُن‬G‫ َع‬GGG‫َت‬
ِ berarti tolong-menolong, gotong-royong, atau
ْ ‫دِي ُد‬G ‫هَّلل َ َش‬GG‫ َّنٱ‬Gِ‫إ‬
‫ل ِع َق ِاب‬GG‫ٱ‬ bantu-membantu dengan sesama.

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam Secara isilah, taawun adalah sikap tolong-menolong
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain.
jangan tolong-menolong dalam berbuat Tolong-menolong dimaksud di sini adalah tolong-
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah tolong dalam hal kebaikan.
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya”.
Dampak positif dari sikap taawun antaralain, dapat
(QS. Al – Maidah : 2) meringankan beban dan kesulitan orang lain,
memperkuat hubungan silaturrahim antar sesama,
serta kehidupan menjadi lebih tentram dan
sejahtera.
Akhlak
Tercela
...
Perilaku tercela adalah sifat yang sangat
merugikan diri sendiri maupun orang lain,
dalam ajaran Islam perbuatan tersebut
sangat bertentangan.

‫ح َشٓا ِء‬ َ ‫ٓائ ِذى ٱل ْ ُق ْربَ ٰى َويَن ْ َه ٰى‬


ْ ‫ع ِن ٱل ْ َف‬ ِ ‫ِإ َّن ٱلل َّ َه يَأ ْ ُم ُر ِبٱل َْع ْد ِل َوٱل ْ ِإ ْح َٰس ِن َو ِإي َت‬
َ ‫َوٱل ُْمنك َِر َوٱل ْبَ ْغ ِى ۚ يَ ِع ُظك ُْم ل ََعلَّك ُْم تَ َذك ّ َ ُر‬
‫ون‬
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi
kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
(QS. An-Nahl : 90)
Contoh Akhlak Tercela
A. Ananiyah

Berasal dari Bahasa Arab, ‫ َأـنَا‬yang bermakna “aku”.


َ ‫إِنَّ ٱهَّلل َ اَل ُيحِبُّ َمن َك‬
‫ان م ُْخ َتااًل َف ُخورً ا‬
Secara istilah, ananiyah berarti perilaku membanggakan diri
sendiri, mengakui bahwa dirinya lebih hebat dibandingkan orang Sesungguhnya Allah tidak menyukai
lain, serta menganggap orang lain hina dan rendah. orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri.
Cara menghindari perilaku ananiyah :
• Meyakini bahwa manusia hanya makhluk ciptaan Allah dan (QS. An-Nisa : 36)
tidak berhak untuk sombong.
• Mempunyai kesadaran bahwa manusia itu diciptakan sama,
mempunyai derajat dan hak yang sama.
• Senantiasa menghargai dan membiasakan untuk membantu
orang lain.
• Menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang akan
membutuhkan satu sama lain.
B. Ghadab
‫ض َها‬ ُ ْ‫ارع ُٓو ۟ا إِلَ ٰى َم ْغف َِر ٍة مِّن رَّ ِّب ُك ْم َو َج َّن ٍة َعر‬ ِ ‫َو َس‬
‫ون فِى‬ ُ
َ ‫ِين يُنفِق‬ َّ
َ ‫ ٱلذ‬.‫ِين‬ َّ ْ ْ ُ َ ‫أْل‬
َ ‫ت َوٱ رْ ضُ أ ِع َّدت لِل ُمتق‬G‫ٱل َّس ٰ َم ٰ َو‬ ُ Berasal dari Bahasa Arab yaitu ‫يـــ ِ ُض –ب َغ ْض ًبا‬
‫ َغ َض –ب َ ْغ‬yang
‫ِين َع ِن‬ َ ‫ْظ َو ْٱل َعاف‬
َ ‫ِين ْٱل َغي‬ َ ‫ ْٱل ٰ َكظِ م‬G‫ٱلضَّرَّ ٓا ِء َو‬G‫ٱلسَّرَّ ٓا ِء َو‬ bermakna “marah atau tidak enak hati, tidak senang
َ ‫اس ۗ َوٱهَّلل ُ ُيحِبُّ ْٱلمُحْ سِ ن‬
‫ِين‬ ِ ‫ٱل َّن‬ hati”.
Secara isilah, ghadap ialah suatu perasaan marah atau
tidak senang yang dialami seseorang disebabkan ia telah
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari menerima perkataan maupun perlakuan yang kurang baik
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas dari orang lain. Apabila seseorang merasa tersinggung
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-
orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang dengan perkataan dan perilaku orang lain, maka ia akan
menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang kecewa yang nantinya akan dilampiaskan dengan
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan kemarahan.
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang.
Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan. Cara menghindari perilaku ghadab :
a. Menyadari bahwa setiap manusiatidak luput dari
(QS. Ali Imran : 133-134) kesalahan.
b. Menyadari bahwa marah tidak menyelesaikan
masalah.
c. Senantiasa menyadari bahwa perilaku marah tidak
akan disukai dalam pergaulan.
C. Hasad

Dalam kamus al-'Ain disebutkan lafadz hasad adalah mashdar dari fi'il hasada yahsudu hasadan. Dalam kamus Lisan
al-'Arab disebutkan asal kata hasad adalah Qasyr (lapisan kulit luar), Ibn Mandzür mengutip perkataan al-Azhari dari
Ibn al A'rabi bahwa hasad menguliti hati seperti kutu menguliti kulit kemudian menghisap darahnya.

Hasad yaitu ketika seseorang melihat nikmat yang dimiliki saudaranya, ia berharap nikmat tersebut hilang dari
saudaranya tersebut dan menjadi miliknya seorang. Sedangkan al-Ghabthu yaitu harapan seseorang memiliki nikmat
seperti yang dimiliki saudaranya tetapi tidak berharap nikmat tersebut hilang dari saudaranya.“

Menurut al-Ghazali, dalam semua keadaan hukum hasad adalah haram, kecuali hasad terhadap nikmat yang diperoleh
fajir (yang hanyut dalam kemaksiatan) dan orang kafir yang mana nikmat tersebut digunakan untuk menyebar fitnah,
menciptakan permusuhan dan menyakiti makhluk.

Kebencian terhadap nikmat yang dimiliki fajir dan kafir serta keinginan agar nikmat tersebut hilang dari mereka
tidaklah membawa mudharat, karena kita tidak menginginkan nikmat tersebut hilang dari segi bendanya, akan tetapi
dari segi nikmat tersebut digunakan sebagai alat untuk kerusakan, andaikan nikmat tersebut bukanlah alat untuk
kerusakan tentulah kita tidak menginginkan nikmat tersebut.
D. Ghibah

Menurut bahasa berarti umpatan, fitnah dan gunjingan. Kemudian kata “umpatan" dalam kamus bahasa
Indonesia dapat diartikan sebagai perkataan yang memburukkan orang lain. Dapat pula diartikan
penggunjingan yang diidentikkan dengan kata gosip, yaitu kata negatif tentang seseorang. Kata ini berasal
dari tiga huruf yaitu: ‫ بـ ي غ‬yang mempunyai arti dasar sesuatu yang tersembunyi dari mata. Dari kata ini,
terciptalah kata al-ghaib yang berarti sesuatu yang tidak nampak, dan al- ghibah.

Merupakan istilah yang menunjukkan kepada hal yang membicarakan tentang keburukan atau aib
seseorang, orang yang dibicarakan tidak senang dan tidak ada di tempat pembicaraan berlansung. Sesuai
batasan yang diberikan oleh hadis nabi, Informasi yang membicarakan tentang gosip seseorang dapat
dikategorikan dalam gibah, khususnya yang berhubungan dengan masalah privatisasi seseorang pribadi dan
keluarganya, serta semua yang berhubungan dengan dirinya, seperti agama, harta, keturunan, bahkan
termasuk gibah pembicaraan tentang aib antara kelompok masyarakat.

Pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu obrolan dapat dikatakan gibah bila orang yang
dibicarakan tidak ada dan obyek pembicaraan tentang kekurangan atau aib seseorang dan orang tersebut
tidak rela dengan pembicaraan itu.
E. Namimah

Namimah atau adu domba adalah menyebarkan


omongan kepada orang banyak yang berisi provokasi
dan niat jahat.

Menurut Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf an-


Nawawi, definisi namimah adalah merekayasa
omongan, menghasut, memprovokasi untuk
menghancurkan manusia.
Pendidikan Akhlak Mulia & Terapi Akhlak Tercela
Terima Kasih!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.
Resources
Book and Web
● Nadhiroh, Syifaul. 2020. Akidah Akhlak untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka SBY
● https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-akhlak/#:~:text=Akhlak%20mulia%20atau%20terpuji%20disebut,Allah%2C%20sesama%20manusia
%20dan%20lingkungannya.
● https://tafsirweb.com
● http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2938
● http://www.al-basair.com/id/news/133/berakhlak-dengan-akhlak-allah-swt
● https://rumaysho.com/19209-hadits-arbain-18-takwa-mengikutkan-kejelekan-dengan-kebaikan-dan-berakhlak-mulia.html
● https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&
cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjQ6IqV9fHyAhUZAXIKHf4XDTcQFnoECCEQAQ&url=https%3A%2F%2Fosf.io%2Fpa8tj%2Fdownload&usg=
AOvVaw1HdEEoESqLaeN4frsudcPo
● https://core.ac.uk/download/pdf/322502279.pdf

Photos
● https://images.app.goo.gl/yBnx7Qb9gYE9iiwQ7
● https://images.app.goo.gl/wrwvygoBLxjVW9xQ9
● https://images.app.goo.gl/KAE7Nwud3DfNNM9X9

Anda mungkin juga menyukai