Anda di halaman 1dari 3

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama dari Allah yang meletakkan nilai-nilai kemanusiaan, atau hubungan
personal, interpersonal dan masyarakat secara agung dan luhur, tidak ada perbedaan satu
sama lain, keadilan, relevansi, kedamaian, yang mengikat semua aspek manusia. Karena
Islam yang berakar pada kata salima – yaslamu – islaman dapat diartikan sebagai sebuah
damai yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah. Kedamaian akan hadir jika
manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri kearah bagaimana memanusiakan manusia
dan memposisikan dirinya sebagai makhluk ciptaan Allah yang bukan saja unik tapi juga
sempurna. Namun jika sebaliknya manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan seiring fitrah,
maka janji tuhan berupa azab dan kehinaan akan datang. Tegaknya aktivitas ke Islaman
dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu
memiliki akhlak. Jika seseorang sudah memahami akhlak maka akan menghasilkan kebiasaan
hidup yang baik. Akhlak dalam ajaran Islam memiliki kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak
yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Kejujuran dalam ekonomi sama dengan
kejujuran dalam politik, kejujuran terhadap sesama muslim sama dituntutnya kejujuran
terhadap non muslim. Akhlak sesungguhnya merupakan masalah yang sangat urgen, baik
terhadap sesama manusia terlebih kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena itulah agama kita
memberikan porsi perhatian yang sangat besar terhadap permasalahan pendidikan Akhlak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan yang menjadi pokok dalam pembahasan
kali ini adalah :
1. Apa pengertian Akhlak?
2. Apa saja sumber-sumber Akhlak?
3. Apa saja jenis-jenis Akhlak?
4. Apa itu urgensi Akhlak?

C. Tujuan
1. Memahami apa yang dimaksud dengan Akhlak
2. Mengetahui sumber-sumber Akhlak
3. Mengetahui macam-macam jenis Akhlak
4. Mengerti apa saja urgensi Akhlak

Sumber Akhlak
Dalam Islam Al-Qur’an dan Al-Hadist merupakan sumber pedoman bagi manusia untuk
melakukan kehidupannya agar dapat mendapatkan nikmat dunia maupun akhirat. Maka dapat
disimpulkan bahwa Akhlak juga harus bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
A. Sumber dari Al-Qur’an
a. QS. As-Syu’ara’ ayat 137
َ‫ق اَأْل َّولِين‬
ُ ُ‫ِإ ْن هَ َذا ِإاَّل ُخل‬
Artinya:”(Agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang
dahulu.”
b. QS Al-Qalam ayat 4
‫ق َع ِظ ٍيم‬ ٍ ُ‫وَِإنَّكَ لَ َعلى ُخل‬

Artinya: ”Sesungguhnya engkau (Muhammad) adalah orang yang


berakhlak sangat mulia.”

Dari kedua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa istilah Akhlak terdapat
pada Al-Qur’an. Yang membedakan kedua ayat tersebut terdapat pada
muatan akhlak yang ada didalamnya. Pada Surat As-Syu’ara’ menjelaskan
akhlak adalah kebiasaan atau adat kebiasaan buruk dari umat Nabi Hud
a.s. Sedangkan pada surat Al-Qalam di atas menjelaskan akhlak Rasulullah
SAW yang berakhlak mulia dan luhur. Dari kedua ayat di atas dapat
disimpulkan bahwa terdapat akhlak yang baik dan ada juga akhlak yang
buruk.

B. Sumber dari Al-Hadist


a. Musnad Imam Ahmad
‫ت قَاِئ ِم‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل ِإ َّن ْال ُمْؤ ِمنَ يُ ْد ِر‬
ِ ‫ك بِ ُح ْس ِن ُخلُقِ ِه َد َر َجا‬ َ ‫ي‬َّ ِ‫ْت النَّب‬
ُ ‫ت َس ِمع‬ْ َ‫ع َْن عَاِئ َشةَ قَال‬
)‫ار (مسند أحمد‬ َ ‫اللَّ ْي ِل‬
ِ َ‫صاِئ ِم النَّه‬
‘Aisyah – semoga Allah meridhainya – berkata, “Aku mendengar Nabi –
shallallaahu ‘alaihi wassalaam – berkata, sungguh orang-orang yang
beriman dengan akhlak baik mereka bisa mencapai (menyamai) derajat
mereka yang menghabiskan seluruh malamnya dalam sholat dan seluruh
siangnya dengan berpuasa.”

b. Hadist Riwayat Tirmidzi


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َأ ْك َم ُل ْال ُمْؤ ِمنِينَ ِإي َمانًا َأحْ َسنُهُ ْم ُخلُقًا َو ِخيَا ُر ُك ْم‬
َ ِ ‫ع َْن َأبِي هُ َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
)‫ِخيَا ُر ُك ْم لِنِ َساِئ ِه ْم ُخلُقًا (الترمذى‬
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah ia yang
memiliki akhlak terbaik. Yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik
akhlaknya kepada pasangannya.” (Hadits riwayat Tirmidzi)

Kedua Hadist di atas menjelaskan bahwa berakhlak baik dapat menaikkan


derajat dan menjadikan diri kita seorang mukmin yang baik. Kita harus
dapat menjaga akhlak kita agar terhindar dari segala keburukan dengan
cara sholat, puasa, sedekah, menjaga lisan, menjaga pasangan, dan masih
banyak lagi.

Penutup
A. Kesimpulan
Pengertian Akhlak

Jenis-jenis Akhlak

Urgensi Akhlak

Istilah akhlak dan penerapannya terdapat pada Al-Qur’an dan Al-Hadist, dalam Al-
Qur’an dijelaskan jenis-jenis akhlak dan keutamaan berakhlak mulia, dan pada hadist
di atas dijelaskan cara-cara menjaga atau menerapkan akhlak mulia.

B. Kritik dan Saran


1. Mengingat akhlak terhadap Allah dan Rasul-Nya sebagai suatu yang urgen
dalam agama Islam, maka hendaklah kita senantiasa mempelajari bagaimana
akhlak yang benar serta berusaha untuk mengamalkannya.

2. Rasulullah telah mewasiatkan kepada umat Islam untuk senantiasa berpegang


kepada Al-Quran dan As-Sunnah untuk mengarungi dunia yang fana ini. Maka
sepantasnyalah umat Islam menjadikan kedua pusaka tersebut sebagai
referensi utama dalam mempelajari Akhlak dan memperbaiki akhlak.

3. Penelitian yang penulis lakukan ini tentunya masi jauh dari kesempurnaan,
sehingga perlu adanya penelitian lanjutan dengan peluang-peluang penemuan
lebih banyak dan lebih baik dari tulisan Ini.

Anda mungkin juga menyukai