Anda di halaman 1dari 3

BERAKHLAQ DALAM SEGALA HAL

‫ َو ْح َد ُه‬، ‫ َاْش ـَهُد َاْن َالِالَه ِاَّالُهَّللا‬،‫ َالِذ ي َبَع َث َر ُسـْو َلُه َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِلَتْتمِـْيِم َم َك اِرَم اَاْلْخ ـَالِق‬،‫َاْلَحْم ُد ِهّلِل‬
‫ َالَّلُهَّم َص ـِّل َو َس ـِّلْم‬، ‫ َش ـَهاَد ًة ُتْنِج ى َقاِئَلَهاِم ْن َع َذ اِب َيْو ِم الَّتَالِق‬،‫ َو َاْش ـَهُد َاَّن َس ـِّيَدَناُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسـْو ُلُه‬،‫َالَش ـِر ْيَك َلُه‬
‫ َاُع ْو ُذ ِباِهَّللا ِم َن‬: ‫ َقاَل ُهَّللا َتَع اَلى‬. ‫ َو َع َلىآِلِه َو َص ـْح ِبِه َو َم ْن آَم َن ِبِه َو َاَح ـَّبُه َو اْش ـَتاْق‬، ‫َع َلى َس ِّيِد َنا َو َم ْو َالَنا ُم َحَّمٍد‬
.‫ َو َم ْن َتَو َّلىَفَم اآْر َس ْلنَاَك َع َلْيِهْم َح ِفْيَظا‬،‫ُيِط ْيِع الَّرُسوََل َفَقْد َاَطاَع َهَّللا‬ ‫ َم ْن‬، ‫ ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيِم‬، ‫الَّش ْيَطاِن الَّر ِج ْيِم‬
‫ َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن‬،‫ِبَتْقَو ِهَّللا‬ ‫ ُاْو ِص ْيُك ْم‬،‫ َفَياَاُّيَهاْلُم ْس ِلُم ْو َن َر ِح َم ُك ُم ُهَّللا‬: ‫َاَّم اَبْعُد‬.

Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah

Dari mimbar yang mulya ini kami berwasiat taqwa khususnya untuk diri kami pribadi dan umumnya
kepada jamaah jum`ah, dengan penuh kesadaran mari kita laksanakan perintah-perintah Allah, kita
tinggalkan larangan-laranganNya. Dengan begitu InsyaAllah kita selamat fidunya wal akhirah amin.

Ma’asyiral muslimin Rahima Kumullah


banyak ayat-ayat Al-Qur`an yang menyebut keagungan Nabi Muhammad SAW, Ayat yang paling sarat
memuji Nabi akhir zaman tersebut adalah ayat yang berbunyi:

‫َو ِاَّنَك َلَع َلى ُخ ُلٍق َع ِظ ْيٍم‬

"Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung." (QS.al-Qalam:4)

Kata khuluq secara linguistik mempunyai akar kata yang sama dengan khalq yang berarti ciptaan.
Bedanya adalah kalau khalq lebih bermakna ciptaan Allah yang bersifat lahiriah dan fisikal, sedangkan
khuluq atau akhlaq adalah ciptaan Allah yang bersifat batiniah.

Seorang sahabat pernah mengenang Nabi yang mulia SAW dengan kalimat :

‫َك اَن َرُسْو ُل ِهَّللا صّلى هّللا عليه وسلم َاْح َسَن الَّناِس َخ ْلًقاَو ُخُلًقا‬

“Bahwa Rasulullah saw adalah manusia yang terbaik secara khalq dan khuluq”. Dengan kata lain, Nabi
Muhammad saw adalah manusia sempurna dalam segala aspek, baik lahiriyah maupun batiniyahnya."

Kesempurnaan lahiryah beliau sering kita dengar dari riwayat-riwayat para sahabat yang melaporkan
tentang sifat-sifat beliau. Hindun bin Abi Halah misalnya, mendeskripsikan sifat-sifat lahiriyah Nabi SAW
seperti berikut:

"Nabi Muhammad saw adalah seorang manusia yang sangat anggun, yang wajahnya bercahaya
bagaikan bulan purnama di saat sempurnanya. Badannya tinggi sedang. Postur tubuhnya tegap.
Rambutnya ikal dan panjang yang tidak melebihi daun telinganya. Warna kulitnya terang. Dahinya
luas. Alisnya memanjang halus, bersambung dan indah. Sepotong urat halus membelah kedua alisnya
yang akan tampak timbul di saat marahnya. Hidungnya mancung sedikit membengkok, yang di bagian
atasnya berkilau cahaya. Janggutnya lebat. Pipinya halus. Matanya hitam. Mulutnya sedang. Giginya
putih tersusun rapi. Dadanya bidang dan berbulu ringan. Lehernya putih, bersih dan kemerah-merahan.
Perutnya rata dengan dadanya. Bila berjalan, jalannya cepat laksana orang yang turun dari atas. Bila
menoleh seluruh tubuhnya menoleh. Pandangannya lebih banyak ke arah bumi ketimbang langit dan
banyak merenung. Beliau mengiringi sahabat-sahabatnya di saat berjalan, dan beliau jugalah yang
memulai salam."
1
Deskripsi para sahabat Nabi tentang sifat-sifat manusia yang agung seperti ini banyak kita temukan di
dalam kitab-kitab Maulid yang lazim dibaca di tanah air kita, seperti Barzanji (Syaikh Ja'far Al Barzanji),
Diba` (Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin
Umar ad-Diba`i Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi`i), Simthu ad-Durar (Habib Ali bin
Muhammad bin Husain al-Habsyi) dan sebagainya. Kita dibawa hanyut oleh para perawi tentang bentuk
lahiriyah Nabi SAW. Sesuatu yang meskipun indah dan sempurna, namun tidak menjadi fokus pandangan
Al-Quran terhadapnya.

Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah

Lalu, apa yang menjadi fokus pandangan Al-Quran terhadap Nabi SAW?. Jawabnya adalah khuluq-nya
alias akhlaknya, seperti pada ayat di atas. Apa arti akhlak? Kata Imam Ghazali, akhlak adalah wajah
batiniah manusia. la bisa indah dan bisa juga buruk. Akhlak yang indah disebut ‫ اْلَح َس ـُن َاْلُخ ُلُق‬sementara
akhlak buruk disebut ‫الَّس ـِّيُئ َاْلُخ ُلُق‬

Akhlak yang baik adalah akhlak yang mampu meletakkan ‘Aqliyyah (Kejernihan fikir), Ghadhabiyyah
(Emosi/Kemarahan), Syah-waniyyah (Keinginan-keinginan Syahwat) dan Wahmiyyah (Angan-angan)
secara proporsional dalam jiwa manusia, Serta mampu meletakkan dan menggunakan secara adil dalam
dirinya. Manusia yang berakhlak baik adalah orang yang tidak berlaku ifrath alias eksesif atau melampau
batas dalam menggunakan empat hal di atas, dan juga tidak bersifat tafrith atau
menyia-nyiakan/mengabaikannya secara total. la akan sangat adil dan proporsional di dalam
menggunakan keempat anugerah Ilahi itu.

Dengan kata lain akhlak yang baik adalah suatu keseimbangan yang sangat adil yang dilakukan oleh
seseorang ketika berhadapan dengan empat fakultasnya di atas. la tidak ifrath di dalam menggunakan
rasionalitasnya sehingga mengabaikan wahyu, dan juga tidak tafrith sehingga menjadi bodoh. la tidak
ifrath di dalam menggunakan ghadhab atau emosinya sehingga menjadi agresor, namun tidak juga tafrith
sehingga menjadi pengecut. la tidak ifrath di dalam syahwatnya sehingga menghambur-hamburkan
nafsunya, namun juga tidak tafrith seperti biarawan-biarawati. la mampu meletakkannya secara
seimbang sehingga ia membagi secara adil mana hak dunianya dan mana hak akheratnya. Kemampuan
itu disebut dengan al-Khuluqul hasan ‫َاْلُخ ُلُق اْلَحَس ُن‬

Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah

Orang yang menyandang sifat ini, di kedalaman jiwanya sudah pasti memantulkan suatu bentuk yang
sangat indah secara lahiriah di dalam segala aspek kehidupannya sehari-hari ; orang yang memiliki akhlaq
mulia -seperti kata sebuah riwayat- dari pancaran wajahnya akan memantul sebuah energi yang akan
mengingatkan orang kepada Allah SWT. Sedang untaian kata-katanya akan menimbulkan aura yang
menambahkan ilmu. Pada setiap orang yang mendengarnya dari akhlak lahiriyahnya bisa menyadarkan
orang dari kelalainnya. Akhlak seperti inilah yang diuswahkan Rasulullah SAW:

‫َلَقْد َك اَن َلُك ْم ِفى َرُسـْو ِل ِهَّللا أْسـَو ٌة َحَس ـَنٌةِلَم ْن َك اَن َيْر ُجْو اَهَّللا َو الَيْو َم اآلِخ َر َو َذ َك َر َهَّللا َك ِثْيًرا‬

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswah hasanah (suri tauladan yang baik) bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” (Q.S Al-Ahzab : 21)

Itulah misi utama beliau SAW :

‫ِاَّنَم اُبِع ْثُت ُأِلَتِّم َم َم َكاِرَم اَاْلْخ َالِق‬

2
“Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.”

Keluhuran akhlak Nabi SAW ini adalah cermin yang bersih dan indah yang membawa kita untuk bisa
berkaca dengannya di dalam kehidupan kita sesama manusia dalam segala lapisannya. Sebab akhlak Nabi
adalah cerminan Al-Qur`an yang sesungguhnya. Bahkan beliau sendiri adalah Al-Qur`an hidup yang hadir
di tengah-tengah ummat manusia. Membaca dan menghayati akhlak beliau berarti membaca dan
menghayati isi kandungan Al-Qur`an. Itulah kenapa sayyidah 'Aisyah sampai berkata:

‫َك اَن ُخُلُقُه اْلُقْر آْن‬

“akhlak Nabi adalah Al-Quran.”

Akhlak alkarimah menjadi kunci keberhasilan beliau membangun bangsa dari kenistaan kearah
keniscayaan. Beliau SAW menjanjikan bahwa akhlaq yang luhurlah menjadi beratnya timbangan amal di
akherat :

‫َم اِم ْن َشْيٍئ ِفاْلِم ْيَز اِن َاْثَقُل ِم ْن ُحْس ِن اْلُخ ُلِق‬

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat timbangannya (kelak diakherat) dari pada akhlak yang mulia.”

Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah

Saatnya kita mengedepakan akhlaq alkarimah diatas yang lain. Mendahulukan akhlak alkarimah diatas
perbedaan. Mendahulukan akhlak alkarimah diatas kepentingan, bahkan bila perlu dahulukan akhlak
karimah diatas Fiqih.

Mudah-mudahan kita semua berada dalam kehidupan yang akhlaqi, selalu memperoleh pancaran nur
akhlak manusia mulya Muhammad SAW .. amin.

‫ َفَاْسَتْغ ِفُرْو ُه ِاَّنُه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫ َاُقْو ُل َقْو ِلْي َهَذ ا‬، ‫َو َاْدَخ َلَناَو ِاَّياُك ْم ِفي ِع َباِدِه الَّصاِلِح ْيَن‬، ‫َج ـَع َلَناُهَّللا َو ِاَّياُك ْم ِم َن اْلَفاِئِزْيَن ْاآلِمِنْيَن‬

Khutbah II
‫ َأْش َهُد َأْن اَّل إلَه ِإاَّل‬.‫ َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْهِل اْلَو َفا‬،‫ َو ُأَص ِّلْي َو ُأَس ِّلُم َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد اْلُم ْص َطَفى‬،‫َاْلَحْم ُد ِهلل َو َكَفى‬
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَدَنا ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه َأَّم ا َبْعُد‬،‫ُهللا َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‬،
‫ َأَم َر ُك ْم ِبالَّص اَل ِة‬، ‫ ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِسْي ِبَتْقَو ى ِهللا اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْع َلُم ْو ا َأَّن َهللا َأَم َر ُك ْم ِبَأْم ٍر َع ِظ ْيٍم‬، ‫َفَيا َأُّيَها اْلُم ْس ِلُم ْو َن‬
‫ َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َع َلْيِه َو َس ِّلُم وا‬، ‫ ِإَّن َهللا َو َم اَل ِئَكَتُه ُيَص ُّلوَن َع َلى الَّنِبِّي‬: ‫َو الَّس اَل ِم َع َلى َنِبِّيِه اْلَك ِر ْيِم َفَقاَل‬
‫ َالّٰل ُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا َص َّلْيَت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا‬،‫َتْس ِليًم ا‬
، ‫ِإْبَر اِهْيَم َو َباِر ْك َع َلى َس ِّيِد َنا ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ُم َحَّمٍد َك َم ا َباَر ْك َت َع َلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم َو َع َلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِهْيَم‬
‫ِفْي اْلَع اَلِم ْيَن ِإَّنَك َحِم ْيٌد َمِج ْيٌد‬.
‫ّٰل‬
‫ اللهم اْدَفْع َع َّنا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء‬،‫َال ُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُم ْس ِلِم ْيَن َو اْلُم ْس ِلَم اِت واْلُم ْؤ ِمِنْيَن َو اْلُم ْؤ ِم َناِت اَأْلْح َياِء ِم ْنُهْم َو اَأْلْم َو اِت‬
‫ ِم ْن َبَلِد َنا َهَذ ا‬، ‫ َم ا َظَهَر ِم ْنَها َو َم ا َبَطَن‬، ‫َو اْلَو َباَء َو اْلَفْح َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغ َي َو الُّسُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَفَة َو الَّش َداِئَد َو اْلِمَح َن‬
‫ ِإَّنَك َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر َر َّبَنا آِتنَا ِفى الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ِفى ْاآلِخَر ِة َحَس َنًة َو ِقَنا‬،‫َخاَّص ًة َو ِم ْن ُبْلَداِن اْلُم ْس ِلِم ْيَن َعاَّم ًة‬
‫ َو َاْلَحْم ُد ِهّٰلِل َر ِّب اْلٰع َلِم ْيَن‬. ‫َع َذ اَب الَّناِر‬
‫ ِإَّن َهللا َيْأُم ُر ِبْالَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس اِن َو ِإْيتاِء ِذ ي ْالُقْر بَى َو َيْنَهى َع ِن ْالَفْح شاِء َو ْالُم ْنَك ِر َو ْالَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم‬،‫ٍعَباَد ِهللا‬
‫ َو َلِذ ْك ُر ِهللا َأْك‬، ‫ َو اْشُك ُرْو ُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم‬، ‫ َو اْذ ُك ُروا َهللا ْالَعِظ ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم‬، ‫َتَذَّك ُرْو َن‬

Anda mungkin juga menyukai