Anda di halaman 1dari 6

NABI MUHAMMAD SAYYIDUL ANBIYA WAL MURSALIN

NABI AKHIR ZAMAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hadist Dakwah

Dosen pengampu

H. Mufti Labib,Lc ,MCL

Disusun oleh :

Nur Mahani (04040421093)

Anggi Nur Iftitah (04040421101)

Savinatus Sovia (04040421094)

Program Studi Manajemen Dakwah

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Maret 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, dan
taufik-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Sholawat serta salam tetap terlimpahkan kepada junjungan nabi agung Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun umatnya menuju jalan yang terang benderang dan gemilang.
Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah Ilmu Manajemen dengan judul “ Nabi
Muhammad Sayyidul Anbiya Wal Mursalin Nabi Akhir Zaman “

Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri maupun
bagi pembaca.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
menerima segala kritik dan saran untuk perbaikan di kemudian hari.

Surabaya, 07 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang berakhlak sempurna, diutus untuk
umat manusia dengan tujuan – tujuan atau misi tertentu, sehingga menjadi manusia yang
berhasil dalam menjalankan misi yang diembankan Tuhan kepada beliau.
Keberhasilan beliau ini tidak serta merta jadi seperti trik-trik yang dilakukan oleh
para pesulap atau penyihir. Namun telah melalui proses yang sangat panjang, menjadikan
kegelapan umat jahiliyah hilang dengan kepiawaian dan etos da’wah yang dilakukannya,
berubah menjadi umat yang mendapat petunjuk, terbebaskan dari kesesatan.
Untuk melihat latar belakang kesuksesan Nabi Muhammad SAW perlu membaca
sejarah beliau, atau yang lebih dikenal dengan siroh nabawiyah, dengan membaca sejarah
kita akan tahu sepak terjang beliau dalam berjuang menegakkan panji-panji islam di
bumi.

B. Rumusan Masalah

B. Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadist
Hadist berasal dari bahasa arab ‫دث‬66‫الح‬, kemudian artikan dalam kamus besar bahasa
Indonesia dengan tulisan. Hadist adalah perkataan dan perbuatan dari Nabi Muhammad
SAW. Hadits sebagai sumber hukum dalam agama islam memiliki kedudukan kedua paa
tingkatan sumber hukum di bawah Al Qur’an.
Hadist secara harfiah bearti perkataan atau percakapan. Dalam terminologi islam istilah
hadits bearti melaporkan atau mencatat sebuah pernyataan dan tingkah laku dari Nabi
Muhammad SAW. Namun pada saat ini kata hadist mengalami perluasan makna, sehingga
disamakan dengan sunnah, maka bisa bearti segala perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan,
maupun persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan atau hukum. Kata
hadits itu sendiri adalah bukan kata infinitif, maka kata tersebut adalah kata benda.
Termasuk dalam kategori hadist hadits adalah atsar, yaitu sesuatu yang disandarkan
kepada sahabat Nabi Muhammad SAW. Damn juga taqrir, yaitu keadaan Nabi Muhammad
yang mendiamkan, tidak mengandakan sanggahan atau menyetujui apa yang dilakukan atau
diperkatakan oleh para sahabat di hadapan beliau. Secara etimologis hadis bearti jahid , baru,
lawan dari qadim, lama;qarib,dekat,lawan dari ba’di,jauh; dan khabar, berita. Khabar
diartikan sebagai sesuatu yang dibicarakan atau dipindahkan dari seseorang (ma
yatahaddatsu bihi wa yunqala ) 1
Dari makna tersebut, terdapat perkataan hadis Rasulullah SAW hadist yang bermakna
berita ini dihubungkan dengan kata tahdist, yang bearti periwayatan atau ikhbar yang bearti
mengabarkan. Sedangkan secara terminologis, ulama hadist mendefinisikan hadits dengan :
“ Apa yang disandarkan kepada Nabi SAW. Baik berupa ucapan, perbuatan, persetujuan dan
sifat “.
Dalam terminologi muhaddisin, hadits didefinisikan sebagai perkataan, perbuatan, dan
persetujuan, serta sifat yang di sandarkan (udhifa) kepada Nabi SAW. Itu bearti tidak semua
apa yang dikatagorikan sebagai sebuah hadits adalah benar-benar dipastikan bersumber dari
1
Tasbih , “Analisis Historis Instrumen Kritik Matan Hadis “ Jurnal Umum. Vol 11 No .1, Juni 2011,hal 153-154
Nabi Muhammad SAW, sebab semuanya bersifat penyandaran. Apalagi periwatannya lebih
banyak bersifat ma’nawi daripada lafzhi. Akibatnya, hadis rentan dengan distorsi, manipulasi
dan pemalsuan. Itulah sebabnya, dalam terminologi hadits, ada istilah hadits palsu (hadis al-
maudhu’i), hadits lemah (hadis al-dha’if ) dan hadits munkar (hadist al-munkar).
B. Sayyidul Anbiya Wal Mursalin
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai nabi terbaik dan pilihan dari semua nabi-nabi dan
rasul-rasul yang ada (sayyidul anbiya wal mursalin). Kepemimpinan yang Nabi Muhammad
canangkan adalah konsep kesadaran pribadi sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin
harus sadar dan tahu diri kalau dia adalah seorang pemimpin, karena selama ini banyak orang
yang tidak sadar kalau dia adalah seorang pemimpin yang mempunyai tugas dan
tanggungjawab kepada hal yang dipimpinnya.
‫ ِه‬6 ِ‫ُئو ٌل عَنْ َر ِعيَّت‬6 ‫س‬ ٍ ‫ا َل – َأاَل ُك ُّل ُك ْم َر‬66َ‫سلَّ َم – انه ق‬
ْ ‫اع َو ُك ُّل ُك ْم َم‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ – ‫عن ابن عمر رضي هللا عنهماعن النبى‬
‫ةٌ َعلَى‬66َ‫اعي‬ ِ ‫سُئو ٌل َع ْن ُه ْم َوا ْل َم ْرَأةُ َر‬ ْ ‫اع َعلَى َأ ْه ِل بَ ْيتِ ِه َو ُه َو َم‬
ٍ ‫سُئو ٌل عَنْ رعيته َوال َّر ُج ُل َر‬ ْ ‫اع َوه َُو َم‬ ِ ‫فَاَأْل ِمي ُر الَّ ِذي َعلَى النَّا‬
ٍ ‫س َر‬
‫سُئو ٌل عَنْ َر ِعيَّتِ ِه‬ ٍ ‫سُئو ٌل َع ْنهُ أال فَ ُكلُّ ُك ْم َر‬
ْ ‫اع َو ُكلُّ ُك ْم َم‬ ْ ‫سيِّ ِد ِه َو ُه َو َم‬ ٍ ‫سُئولَةٌ َع ْن ُه ْم َوا ْل َع ْب ُد َر‬
َ ‫اع َعلَى َما ِل‬ ْ ‫ت بَ ْعلِ َها َو َولَ ِد ِه َو ِه َي َم‬
ِ ‫بَ ْي‬
Dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: “Setiap orang adalah
pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala
negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat
yang dipimpinnya. Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan
ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah tangga
dan anak-anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang pembantu rumah
tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas
pertanggungjawabannya. Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas
pertanggungjawabannya.” (HR Muslim).
Hadits tersebut menjelaskan bahwa kesadaran akan kepemimpinan diri menjadi modal
utama kesuksesan seseorang dalam bidang yanag dia pimpin.

Anda mungkin juga menyukai