Anda di halaman 1dari 25

Pendekatan

Konseling
Behavior
Dosen Pengampuh :
Maghfirotul Lathifah, S.Pd., M.Pd

Elly Dwi Putri Utari (195000025)


Sejarah Singkat
Joseph Wolpe menginterpretasi dari perilaku pembaharuan behaviorisme yaitu
neurotis manusia dengan inspirasi dari neo-behaviorisme yang
dipublikasikannya tulisan
Pavlovian dan Hullian serta merekomendasi menekankan pada classical
seorang psikolog Inggris
teknik khusus dalam terapi behavior yaitu conditioning dalam etiologi dan
yaitu H.J. Eysenck tentang
desentisisasi sistematis dan pelatihan perlakuan (treatment) terhadap
terapi behavior ,
asertivitas neurosis,
Tahun 1952 Tahun 1958 Tahun 1980

Tahun 1953 Tahun 1960


muncul gagasan baru yang mengemukakan
Skinnermenulis buku Science and Human Behavior
tentang terapi behavior dan neurosis dan
menjelaskan tentang peranan dari teori operant
Albert Bandura mengganti titik tekan
conditioning di dalam perilaku manusia.
perhatiannya pada teknik perilaku baru yaitu
Pavlov mengungkapkan berbagai kegunaan teori dan
participant modeling
tekniknya dalam memecahkan masalah tingkah laku
abnormal
KONSEP
DASAR
Menurut Corey (2005) mengemukakan bahwa dalam
behavioristik kontomporer terdapat empat konsep teori
   behavioristik, yaitu:
yang mengembangkan
1. Classical Conditioning (Ivan Pavlov)

2. Operant Conditioning (Skinner)

3. Social Learning Theory (Albert Bandura Richard Walter)


4. Cognitive Behaviour Therapy
KONSEP DASAR
7 karakteristik kunci dari terapi perilaku
ly
1. Terapi perilaku didasarkan pada prinsip dan prosedur metode ilmiah.
mon tue wed thu fri sat sun
2. Perilaku tidak terbatas pada tindakan nyata yang dilakukan seseorang yang dapat kita
amati 1 210 3 4 5
3. Terapi perilaku berkaitan dengan masalah konseli saat ini dan faktor-faktornya
mempengaruhi mereka, sebagai lawan dari 7
6 analisis 8 9
kemungkinan penentu 11
sejarah.12
4. Konseli yang terlibat dalam terapi perilaku diharapkan berperan aktif dengan
13 14 15 16 17 19
melakukan tindakan-tindakan khusus untuk mengatasi masalahnya.
5. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa 20 perubahan
21 dapat
21 terjadi
22 tanpa
23 wawasan
24 tentang
25
dinamika yang mendasarinya dan tanpa memahami asal-usul masalah psikologis.
6. Penilaian adalah proses pengamatan dan 26pemantauan
27 diri yang
28 29 berkelanjutan
30 31 yang
berfokus pada determinan perilaku saat ini, termasuk mengidentifikasi masalah dan
mengevaluasi perubahan
7. Intervensi pengobatan perilaku secara individual disesuaikan dengan masalah spesifik
yang dialami klien.
Langkah awal yang menentukan dan melaksanakan
memberikan dan
bertujuan untuk teknik konseling yang
menganalisis umpan balik
menentukan apa digunakan untuk mencapai
untuk memperbaiki dan
yang dilakukan oleh tingkah laku yang diinginkan
meingkatkan proses
konseli pada saat ini yang menjadi tujuan konseling.
konseling.
Tahapan konseling

I III
V
Assesment Implementasi
Teknik Feedback

IV
II
Evaluasi
Goal Setting Terminasi

Langkah untuk Proses yang berkesinambungan.


merumuskan tujuan Tingkah laku konseli digunakan
konseling. sebagai dasar untuk mengevaluasi
efektivitas konselor dan
efektivitas tertentu dari teknik
yang digunakan.
Teknik Konseling Behavior
Teknik-teknik behavioral yang dapat digunakan dalam konseling adalah (Corey, 2009):

1 2
Latihan 3
Disensitisasi
Sistematis Asertif Relaksasi

4 5 6
Modeling Reinforcement Punishment
Teknik Konseling Behavior

7 8 9
Restructuring Self Behavioral
Cognitive Management Rehensal

10 11
Behavior Role
Contract Playing
Desentasi sistematis merupakan Teknik yang digunakan dalam terapi tingkah
laku, dimana untuk menghapus tingkah laku yang negative. Dalam menangani
kecemasan yang berlebihhan dan Fobia (Corey, 2015)

Tujuan Manfaat Prinsip Teknik DS


1. Teknik Disensitisasi Sistematis

1. Menghilangkan 1. Dapat Behavior focus pada


respon kecemasan melemahkan perubahan tingkah laku
2. Mengurangi perilaku negative dari 3 kategori :
sensitive emosional 2. Konseli dapat 1. Memperkuat Ttingkah
dari mengaplikasikan laku
sendiri 2. Modeling
3. Mengurangi 3. Melemahkan Tingkah
maladaptasi laku
kecemasalan
TAHAP - TAHAP
Latihan rileksasi
Konselor melatih konseli untuk santai, agar lebih
tenang dan rileks

Hirarki Kecemasan
Konselor merencanakan hirarki kecemaasan untuk
setiap ketakutan atau kecemasann

Pemaparan Berrtingkat (DS)


Konselor meminta konseli membayangkan
suasana yang nyaman dengan urutan hirarki yang
sudah disepakati
Asertivitas merupakan suatu kemampuan untuk mengkomunikasikan apa yang
diinginkan, dirasakan dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga
dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain.

Tujuan Latihan Asertif Manfaat Latihan Asertif


1. Mengajarkan konseli 1. Melatih individu yang tidak
2. Latihan Asertif

menyatakan prasaan dapat menyatakan marah,sulit


2. Meningkatkan konseli berkata sehingga orang lain
menentukan pilihan memanfaatkannya, agar
3. Meningkatkan kemampuan mendapatkan perhatiaan orang
individu untuk lain, dan Meningkatkan
mengekspresikan dirinya. kemampuan dalam mengambil
4. Menghindari kesalah keputusan
pahaman
Tahap-tahap Latihan Asertif

1. Penyampaian rasionel penggunaan teknik asertiv.


2. Mendiskusikan perilaku agresif, pasive, dan asertiv.
3. Berlatih membedakan pernyataan dan perilaku agresif, pasive, dan
2. Latihan Asertif

asertive.
4. Memfasilitasi konseli untuk belajar perilaku non-verbal dalam latihan
asertive.
5. Bermain peran/modelling.
6. Tugas rumah (homework achievement)
Teknik relaksasi dirintis oleh Edmund Jacobson (1929), bahwa individu
memiliki kecemasan-kecemasan yang timbul dari keadaan fisik maupun
psikisnya, sehingga diperlukan usaha untuk menyalurkan kelebihan energi dalam
dirinya melalui suatu kegiatan yang menyenangkan dan menenangkan.

Membantu konseli menjadi releks,


TUJUAN sehingga dapat memperbaiki aspek
Kesehatan fisik
3. Relaksasi

Memberikan ketenangan, mengurangi


TUJUAN rasa cemas, khawatir, mengurangi
tekanan, memiliki rasa optimis,
meningkatkan daya berfikir logis
Tahap-tahap Teknik Relaksasi
1. Rasional
Lichstein (1988), 2. Instruksi tentang Pakaian
Mengemukakan jenis-jenis 3. Menciptakan Lingkungan
yang Aman
teknik relaksai antara lain:
4. Konselor Memberi Contoh
a) Autogenic Training
3. Rileksasi

Latihan Relaksasi itu


b) Progressive Training
5. Intruksi-instruksi untuk
c) Meditation
Relaksasi
6. Penilaian setelah Latihan
7. Pekerjaan Rumah dan Tindak
Lanjut
Bandura berkata bahwa modeling merupakan konsekuensi perilaku
meniru orang lain dari pengalaman baik pengalaman langsung maupun
tidak langsun, sehingga reaksi-reaksi emosional dan rasa takut seseorang
dapat dihapuskan

Tujuan Teknik Tujuan Teknik


Modeling Macam-macam Modeling
1) Development of Teknik Modeling 1) Dapat
new skill a) Live models memperlihatkan
2) Facilitation of b) Symbolic prilaku baru
4. Modeling

preexisting of models 2) Hilangnya respon


behavior, c) Multipel takut
3) Changes in model 3) Dapat mengamati
inhibition about tokoh, seseorang
self untuk melakukan
axspression yang sudah
pelajari
TAHAP - TAHAP
1) Menetapkan bentuk penokohan (live model, symbolic model, multiple model)
2) Pada live model, pilih model yang bersahabat atau teman sebaya konslei yang memiliki kesamaan seperti
usia, status ekonomi, dan penampilan fisik.
3) Bila mungkin gunakan lebih dari sati model.
4) Kompleksitas perilaku yang dimodelkan harus sesuai dengan tingkatperilaku konseli.
5) Kombinasikan modeling dengan aturan, instruksi, behavioral rehearsal, dan penguatan.
6) Pada saat konseli memperhatikan penampilan tokoh berikan penguatan alamiah.
7) Bila mungkin buat desain pelatihan untuk konseli menirukan model secara tepat, sehingga akan
mengarahkan konseli pada penguatan alamiah.
8) Bila tidak maka buat perencenaan pemberian penguatan untuk setiap peniruan tingkah laku yang tepat.
9) Bila perilaku bersifat kompleks, maka episode modeling dilakukan mulai dari yang paling mudah ke yang
lebih sukar.
10) Scenario modeling harus dibuat ralistik.
11) Melakukan pemodelan dmana tokoh menunjukkan perilaku yang menimbulkan rasa takut bagi konseli
(Dengan sikap manis, perhatian, bahsa yang lembut, dan perilaku yang menyenangkan).
untuk meningkatkan perilaku target. Pembentukan suatu pola
tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera
setelah tingkah laku yang diharapkan

Reinforcement ada dua jenis, tujuan dari teknik


yaitu : reinforcement:
1. Agar konseli terdorong
a. Reinforcement Positif : untuk mengubah tingkah
meningkatkan frekuensi perilaku lakunya
2. Mengurangi frekuensi
5. Reinforcement

yang lebih diinginkan, yang berlangsungnya tingkah laku


menggantikan perilaku yang tidak yang tidak diinginkan
3. Memberikan penguatan
diinginkan. terhadap suatu respon yang
b. Reinforcement Negatif : pelarian mengakibatkan
terhambatnya kemunculan
dari atau penghindaran rangsangan tingkah laku yang tidak
permusuhan (tidak diinginkan.

menyenangkan). 
Tahap-tahap Reinforcement :

1) Mengumpulkan informasi tentang permasalahan melalui analisis


ABC. Yaitu Antecedent (pencetus perilaku). Behavior (perilaku
yang dipermasalahkan), Consequence (akibat yang diperoleh dari
perilaku tersebut).
5. Reinforcement

2) Memilih perilaku target yang ingin ditingkatkan


3) Menetapkan data awal (baseline) perilaku awal
4) Menentukan reinforcement yang bermakna
5) Menetapkan jadwal pemberian reinforcement
6) Penerapan reinforcement
Menurut Fadjar (2005, hlm.202), “Punishment (hukuman) adalah
usaha edukatif memperbaiki dan mengarahkan siswa ke arah yang benar

Macam-macam Punishment
Tuujuan Punishhment
a. Punishment dengan isyarat.
a. Alat Pendidikan Preventif
b. Punishment dengan perkataan
b. Alat Pendidikan Repressif
c. Punishment dengan perbuatan

Tahap-tahap Punishment
6. Punishment

a) Tidak menggunakan hukuman fisik


b) Hukum perilaku yang tidak pantas secara bertahap
c) Lakukan penyelesaian terhadap konseli, hukuman perilaku apa yang akan di
berikan dan penolakan terhadap semua cara dari hukuman kedepannya
sampai perilakunya terhenti
d) Tidak menggabungkan hubungan dengan penghargaan untuk perilaku yang
sama
Menurut Coermir dkk (2009) mengemukakan bahwa teknik cognitive
restructuring memusatkan perhatian pada upaya mengidentifikasi dan mengubah
pikiran- pikiran atau pernyataan dari negatif dan keyakinan-keyakinan individu
yang tidak rasional menjadi rasional.
7. Restructuring Cognitive

Tujuan restructuring Cognitive


mengubah pikiran-pikiran yang Manfaat restructuring Cognitive
negatif terhadap tugas-tugas membantu individu dalam
tertentu yang tidak produktif dan mendorong permasalahan belajar
bagaimana pikiran-pikiran itu yang berkaitan dengan motivasi
dapat dikalahkan untuk mencapai belajar rendah yang mengarah
tujuan yang produktif. pada tindakan aktivitas belajar.
Tahap-tahap Restructuring Cognitive
7. Restructuring Cognitive

1. Tahapan pertama adalah asesmen dan diagnose


2. Tahapan kedua adalah mengidentifikasi pikiran
negative.
3. Tahap ketiga adalah memonitor pikiran.
4. Tahapan keempat adalah intervensi pikiran negatif
menjadi pikiran positif.
Self-management merupakan salah satu teknik terapi bagi konseli
untuk membantu terlibat dalam mengatur dan mengontrol prilaku
dirinya (Corey, 2005).

Tujuan self Management :


8. Self Management

mengatur perilakunya sendiri yang


bermasalah pada diri sendiri ataupun Tahap-tahap Management :
orang lain. 1) Tahap monitor diri
2) Tahap Evaluasi diri
3) Tahap pemberian penguatan,
penghapusan, atau hukuman
4) Target Behavior
Manfaat self Management :
Mengubah lingkungan fisik, sosial,
dan prilaku.
Teknik Behavioral Rehearsal adalah salah satu diantara banyak
teknik yang berasal dari terapi perilaku.

Tujuan Behavioral Rehersal TAHAP-TAHAP BEHAVIORAL REHERSAL


1) Konselor mengintruksikan untuk
9. Behavioral Rehensal

mengkomunikasikan perasaannya
menciptakan kondisi-kondisi baru tentang orang atau keadaan yang
untuk di dipelajari, membantu mengakibatkan kecemasan.
2) Konseli menggunakan suara kuat
menolong diri sendiri (self-help), dan mengulang-ngulang sebuah
peningkatan keterampilan sosial, pertanyaan tentang perasaan atau
perilaku yang tepat guna.
dan tujuan membantu klien dalam 3) Sementara itu konselor memberikan
mengembangkan suatu sistem umpan balik kepada klien
4) Klien terus berlatih sampai konselor
pengaturan diri (self-management), mengatakan bahwa pertanyaan
sehingga klien dapat mengontrol tersebut telah dikomunikasikan
secara efektif.
nasibnya (self-control) baik di
dalam maupun diluar situasi
konseling.
Menurut pendekatan ini perilaku manusia merupakan hasil belajar yang
dibentuk berdasarkan hasil pengalaman yang diperoleh dari interaksi
individu dengan lingkungan, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi
dan mengatur kondisi-kondisi belajar individu (baik itu anteseden/stimulus
ataupun consequensi/akibatnya).

Beberapa hal yang menjadi


10. Behavior Contract

prinsip dalam teknik Tahap-tahap kontrak perilaku :


kontrak perilaku adalah a. Mengubah prilaku
(Thompson, 230): mengguunakan analisi ABC
a) Contract Conditioning b. Menentuukan data awal
b) Contract Completition c. Menentukan Jenis Penguatan
Criteria d. Memberikan Reinforcement
c) Reinforcers e. Memberiikan penguatan di
d) Review and setiap prilaku yang ditampilkan
Renegotiation
e) Language and signature
Role playing merupakan model pembelajaran dimana individu (siswa) memerankan situasi yang imajinatif.
Moreno (dalam Rafael 2012:39) berpendapat bahwa salah satu faktor yang penting yang menentukan dalam role playing
yang akan menghasilkan perubahan perilaku adalah mengurangi hambatan-hambatan.

Tujuan Role Playing


untuk memotivasi siswa, untuk
menarik minat dari perhatian siswa,
11. Role Playing

memberikan kesempatan pada siswa


untuk mengeksplorsi situasi dimana
mereka mengalami emosi, dan
permasalahan dalam lingkungan Manfaat Role Playing
kehidupan sosial siswa/anak, menarik untuk menjadi sebuah sarana
siswa untuk bertanya, mengembangkan menekankan hubungan individu
kemampuan komunikasi siswa dan anak dengan orang lain. Cara ini
melatih siswa untuk aktif dalam memfokuskan proses negosiasi
kehidupan nyata. sosial yang dilakukan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai