Elly Dwi P.U - 025 - PPT Behavior
Elly Dwi P.U - 025 - PPT Behavior
Konseling
Behavior
Dosen Pengampuh :
Maghfirotul Lathifah, S.Pd., M.Pd
I III
V
Assesment Implementasi
Teknik Feedback
IV
II
Evaluasi
Goal Setting Terminasi
1 2
Latihan 3
Disensitisasi
Sistematis Asertif Relaksasi
4 5 6
Modeling Reinforcement Punishment
Teknik Konseling Behavior
7 8 9
Restructuring Self Behavioral
Cognitive Management Rehensal
10 11
Behavior Role
Contract Playing
Desentasi sistematis merupakan Teknik yang digunakan dalam terapi tingkah
laku, dimana untuk menghapus tingkah laku yang negative. Dalam menangani
kecemasan yang berlebihhan dan Fobia (Corey, 2015)
Hirarki Kecemasan
Konselor merencanakan hirarki kecemaasan untuk
setiap ketakutan atau kecemasann
asertive.
4. Memfasilitasi konseli untuk belajar perilaku non-verbal dalam latihan
asertive.
5. Bermain peran/modelling.
6. Tugas rumah (homework achievement)
Teknik relaksasi dirintis oleh Edmund Jacobson (1929), bahwa individu
memiliki kecemasan-kecemasan yang timbul dari keadaan fisik maupun
psikisnya, sehingga diperlukan usaha untuk menyalurkan kelebihan energi dalam
dirinya melalui suatu kegiatan yang menyenangkan dan menenangkan.
menyenangkan).
Tahap-tahap Reinforcement :
Macam-macam Punishment
Tuujuan Punishhment
a. Punishment dengan isyarat.
a. Alat Pendidikan Preventif
b. Punishment dengan perkataan
b. Alat Pendidikan Repressif
c. Punishment dengan perbuatan
Tahap-tahap Punishment
6. Punishment
mengkomunikasikan perasaannya
menciptakan kondisi-kondisi baru tentang orang atau keadaan yang
untuk di dipelajari, membantu mengakibatkan kecemasan.
2) Konseli menggunakan suara kuat
menolong diri sendiri (self-help), dan mengulang-ngulang sebuah
peningkatan keterampilan sosial, pertanyaan tentang perasaan atau
perilaku yang tepat guna.
dan tujuan membantu klien dalam 3) Sementara itu konselor memberikan
mengembangkan suatu sistem umpan balik kepada klien
4) Klien terus berlatih sampai konselor
pengaturan diri (self-management), mengatakan bahwa pertanyaan
sehingga klien dapat mengontrol tersebut telah dikomunikasikan
secara efektif.
nasibnya (self-control) baik di
dalam maupun diluar situasi
konseling.
Menurut pendekatan ini perilaku manusia merupakan hasil belajar yang
dibentuk berdasarkan hasil pengalaman yang diperoleh dari interaksi
individu dengan lingkungan, sehingga dapat diubah dengan memanipulasi
dan mengatur kondisi-kondisi belajar individu (baik itu anteseden/stimulus
ataupun consequensi/akibatnya).