Anda di halaman 1dari 34

KEGIATAN SURVEILANS

HJ. HASRIIWIANIHABO ABBAS, SKM., M.KES,


PH.D
PERTEMUAN KE 4
Pengertian :
 Surveilans adalah pengamatan yang dilakukan secara
terus-menerus thd masalah kesehatan tertentu dan segala
aspeknya dengan cara :
a. pengumpulan data,
b. pengolahan, analisis, interpretasi,
c. penyebar-luasan informasi (disseminasi)
kepada orang-orang yang berkepentingan shg dapat
dipergunakan untuk pencegahan dan pengendalian
masalah kesehatan tersebut.
Sistem surveilans

Deteksi kasus
baru

Pengumpulan
Perubahan yang data
diperlukan

Pengolahan dan
Peningkatan analisa
perencanaan
kesehatan Disseminasi

Kantor Kes Regional / Daerah

Menkes
Tahap Kegiatan Surveilans

I.Tahap Persiapan
1. Menetapkan tujuan surveilans
2. Tetapkan definisi kasus ( DHF, Diare, KEP,
Tipus Abd, AFP, dll )
3. Tentukan sumber data
- laporan Puskesmas
- Laporan KLB, PWS
- Laporan RS / Lab / Praktek Swasta
- dll
4. Tetapkan instrumen yang dipakai
- manual atau elektronik, dll
5. Bagaimana sistemnya
- menunggu laporan rutin
- diambil rutin kebawah
- network – komputer
6. Tentukan indikator, teknik analisis dan sistem
disseminasi informasi.
Contoh kejadian yg membutuhkan
surveilans
1. Penyakit yang mudah mengalami epidemik / endemik
:
- DHF, Hepatitis, Meningitis, Diare, dll
2. Malnutrisi : KEP atau gizi lebih
3. Penyakit menular melalui vektor / binatang : Rabies,
Pes
4. Polusi lingkungan : air, udara, dll
5. Kejadian demografi :
- kelahiran dan kematian
II. Tahap Pengumpulan Data

 Pengumpulan data merupakan tahap awal dan tahap


yang krusial.
1. Data yang dikumpulkan harus :
a. Sistematis : urutan jelas, shg waktu analisis
mudah mengambil kesimpulan.
b. Terus-menerus : untuk melihat tren & variasi
c. Lengkap, tepat waktu, benar serta jujur

2. Sumber data : harus cukup banyak


3. Sistem Pengumpulan Data

a. Sistem primer : mrpk proses rutin dan berke-


sinambungan, berasal dari :
- Registrasi kematian
- Laporan kesakitan
- Laporan dari lab, masyarakat, dll
b. Sistem sekunder : sesuai dengan kebutuhan,
kesekolah, pasar, tempat lokalisasi, penyeli-
dikan KLB, dll.
4. Dalam pengumpulan data perlu
diperhatikan :
a. Kasus yang tepat, sesuai kriteria
b. Pencatatan cermat, jangan banyak missing & tdk bisa
dibaca.
c. Format tersedia dengan baik dan cukup
d. Instrumen dimengerti oleh petugas
e. Penyimpanan data yang baik, jangan ada yang hilang
f. Adanya kontrol yang baik, kebenaran, ketepatan, dan
kelengkapan
g. Harus ada sistem pengiriman yang benar dan jelas.
III. Tahap Analisis dan Interpretasi
 Data yang sudah terkumpul mingguan, bulanan & thn

Pengolahan, * Deskriptif - proporsi / persentase


Analisis - rate, rata-rata, dll
* Analitik  melihat korelasional
Dibandingkan dengan “ cut of point “
* Standar
* Indikator
Disimpulkan

Interpretasikan ( trend, bandingkan dengan daerah lain )


IV. Diseminasi & Advokasi
 Hasil analisis dan interpretasi di diseminasikan kepada orang-
orang yang berkepentingan dan sebagai umpan balik.
 Advokasi dilakukan kepada Bupati / Walikota dan DPRD

V. Tahap Evaluasi
- Efektifitas sistem
- Jumlah penyakit yang diamati
- dampak disseminasi & advokasi
- waktu, dana, tenaga yang diperlukan.
INDIKATOR DAN PENGEMBANGANNYA
DALAN SISTEM SURVEILANS
1. Pendahuluan
Surveilans merupakan proses pengamatan melalui
suatu subjek.
Subjek dapat bervariasi menurut :
- waktu
- tempat
- kondisi

Untuk mengumpulkan data epidemiologi ( data ) 


diperlukan indikator  batasan ukuran
Kegunaan Indikator

a. Menentukan batasan suatu masalah


b. Menentukan keseriusan suatu masalah
c. Sebagai alat evaluasi kegiatan.

2. Jenis Indikator
a. Indikator morbidity, mortality, disability
b. Indikator faktor risiko penyakit ; RR dan OR
c. Indikator hasil laboratorium
d. Indikator program : input, proses, output, outcome
3. Sifat Indikator

a. Sensitif terhadap suatu perubahan


b. Dapat memberikan arti dan makna suatu keadaan
c. Mudah sdi operasionalkan
d. Logis dan rasional
Contoh Indikator

a. AFP rate pada penduduk < 15 tahun yaitu < 2 / 100.000.


Pelacakan kasus AFP yang dilaporkan  80%
Surveilans AFP(Acute Flaccid Paralysis) bertujuan untuk memantau
adanya penyebaran virus polio liar disuatu wilayah, sehingga upaya-
upaya pemberantasannya menjadi terfokus dan efisien. Sasaran utama
surveilans AFP adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit
poliomielitis, yaitu anak berusia <15 tahu
b. Insiden diare per 1000 balita
c. Surveilans TBC
BTA + pada 1000 kasus baru
d. Dll.
Pengembangan Indikator

 Tergantung kepada :

1. Perkembangan natural history of disease


2. Perkembangan program pencegahan
penyakit
3. Perkembangan sistem, diagnostik
4. Perkembangan sistem pengobatan
Usaha mendeteksi/mencari penderita penyakit
tertentu yang tampak /tidak tampak gejala dalam
masyarakat melalui tes/pemeriksaan secara singkat
dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat
terhadap yang menderita, selanjutnya diproses
melalui diagnosis & pengobatan
(Prof. Dr. Noor Nasri Noor, MPH)
• Mendapatkan penderita sedini mungkin sehingga segera
memperoleh pengobatan
• Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat
• Mendidik & membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri
sedini mungkin
• Mendidik dan memberikan gambaran kepada petugas kes. Tentang
sifat penyakit & selalu waspada melakukan pengamatan setiap
gejala dini
• Mendapatkan keterangan epidemiologis bagi klinis & peneliti
1. Uji screening, diterapkan pada penduduk yang telah dipilih
terlebih dahulu, mereka yang dengan tes yang negatif
disisihkan, mereka ini adalah yang tidak menderita penyakit
yang dicari
2. Kepada mereka yang positif, yakni mereka yang dicurigai
menderita penyakit yang tengah dicari atau dalam keadaan
akan menderita diwaktu mendatang dilakukan tes
diagnostik dan disisihkan mereka yang tidak mempunyai
penyakit
3. Kepada mereka yang menderita panyakit dicari dilakukan
intervensi terapeutik
 Dapat dilakukan secara massal pada penduduk tertentu
 Dapat dilakukan secara selektif atau random terutama mereka dengan risk
yang lebih besar
 Dapat dilakukan untuk satu penyakit atau lebih dari satu penyakit
• Biaya dapat dilaksanakan sangat efektif
• Lebih cepat mendapatkan keterangan tentang penyakit dalam
masyarakat
• Fleksibilitas dalam pelaksanaannya
• Pelaksanaannya cukup sederhana & mudah
• Hasilnya dapat dipercaya selama tetap memperhatikan nilai
reliabilitas,validitas & kekuatan tes berdasarkan sensitivitas dan
spesivitas
Kemampuan dari tes untuk memisahkan mereka yang betul-betul menderita
terhadap mereka yang betul-betul sehat
 Sensivisitas : kemampuan dari tes secara benar menempatkan mereka
yang betul-betul menderita pada kelompok penderita
 Spesivisitas : kemampuan dari tes secara benar menempatkan mereka
yang betul-betul tidak menderita pada kelompok sehat
Hasil tes Diagnosa
screening Penyakit (+) Penyakit (-)

Positif a b
Negatif c d
Total a+c b+d
Keterangan :
a “True positives” (menderita penyakit & diagnostiknya +)
b “False positives” (menderita penyakit tapi diagnostiknya -)
c “False negatives”(tdk menderita penyakit tapi diagnostik +)
d “ true negatives” (tak menderita penyakit & diagnostik -)
• Sensivitas : a/a+c
• Spesivitas : d/b+d
• Nilai prediksi positif (NPP) : a/a+b
• Nilai prediksi negatif (NPN) : d/c+d
• False Negatives : c/a+c
• False Positives : b/b+d
Depkes melakukan tes screening penyakit diabetes ,
diasumsikan prevalensi dari penyakit diabetes di Propinsi A
sebesar 5 % dengan jumlah populasi 10000. Mula-mula kita
melakukan screening dengan pemeriksaan urine yang
mempunyai sensitivitas 70% dan spesivisitas 80%, kemudian
pemeriksaan selanjutnya menggunakan tes gula darah, suatu
pemeriksaan lebih spesifik dari pemeriksaan urine,
sensitivitas 90%, spesivisitas 90 %. Tentukan sensitivitas dan
spesivisitas penyakit diabetes pada propinsi A
Hasil tes Diabetes Melitus Total
pemeriksaan Positif Negatif
(2) gula darah

Positif 315 190 505


Negatif 35 1710 1745
Total 350 (90%) 1900 (90%) 2250
 Net sensitivitas gabungan memakai kedua
pemeriksaan tersebut diatas adalah
350
x100%  63%
500

 Net spesifisitas gabungan memakai kedua


pemeriksaan tersebut diatas adalah

1900
x100%  98%
9500
Reliabilitas memberikan hasil yang
sama pada setiap pengukuran pada
objek dan waktu yang sama
• Pembakuan /standarisasi cara penyaringan
• Peningkatan dan pemantapan keterampilan pengamatan melalui
training
• Pengamatan yang cermat setiap hasil pengamatan
• Menggunakan dua atau lebih pengamatan untuk setiap
pengamatan
• Memperbesar klasifikasi kategori yang ada terutama kondisi
penyakit bervariasi/bertingkat
• Derajat sensitivitas tes
• Prevalensi penyakit dalam masyarakat
• Frekuensi penyaringan dalam masyarakat
• Frekuensi penyaringan dalam masyarakat
• Konsep sehat/kehidupan kesehatan
masyarakat sehari-hari
Mari kita berlatih !!!
 TUGAS cari indikator surveilans untuk :
 PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR
 MISALNYA
 KEP, Malaria, DHF, Tipus abdominalis, TBC, RABIES, ANTRAKS,
HIV AIDS, POLIOMELITIS, DM, HIPERTENSI, CAMPAK,
HEPATITIS, PERTUSI, DIPTERI, DIARE, STROKE, DERMATITIS,
KECACINGAN, OBESITAS, TETANUS, PREKLAMSIA, EKLAMSIA,
DLL
 SETIAP ORANG BERBEDA JENIS PENYAKITNYA, BISA SAMA
TETAPI SASARANYA BERBEDA
Contoh Tugas penentuan
indicator Penyakit
Nama Tujuan Sampel Metode Hasil Kesimpula Indikator
Penulis Penelitian yang Penelitian Penelitian n Penyakitn
digunakan nya nya penelitian ya

Gambaran -Untuk 100 Deskrptif Terbesar - Umur


Penyakit melihat umur 30- 20-55
TBC pada gambaran 45 5ahun tahun
Pkerja Umur 45% - 50 watt
Batu di Untuk -JK yang - Penyeba
Kec. A melihat terbanyaka b
gambaran dalah laki2 Micobat
Hasriwiani, JK sebnyak erium
Sriwulanda -Untuk 20% - Masa
ri, Sidra melihat - inkubasi
FKM Umi jenis nya 6
FKM pejkerjaan bulan
Unhas - Untuk - Prevale

Anda mungkin juga menyukai