FT Pediatri
Kelompok 8
Umum Khusus
Problem Fisioterapi
1. Impairment (Body Structure & Function):
a. Ketidak mengertiannya terhadap pencetus problem
b. Kapasitas aerobik
c. FEV1 < 80 %
d. Retensi sekret
e. Sesak nafas/tachypnea
f. Kemampuan latihan rendah
g. Inflamasi saluran nafas
h. Spasme m. scaleni sterno cledomastoideus, m.Trapezius
2. Keterbatasan Aktivitas
a. Berjalan dan bergerak
b. Beraktivitas terbatas, berjalan terbatas,
bekerja terbatas
3. Keterbatasan Partisipasi
a. Perlu alat tranportasi
b. Edukasi lingkungan dan latihan
Fisioterapi Kasus Asma
pada Anak
1. Asma berkembang terutama pada usia muda, tetapi dapat juga terjadi
di masa dewasa. Prevalensi asma sekitar 5-10% pada anak-anak dan
sekitar 3% pada orang dewasa
2. Pengobatan asma terdiri dari medis, terutama pengobatan inhalasi,
dan terapi non medis.
3. Tujuan dari pengobatannya adalah mencapai gaya hidup normal
dengan normal kapasitas latihan, menghindari serangan asma yang
serius dan tercapainya fungsi paru yang optimal dengan gejala
sesedikit mungkin.
4. Intervensi yang dapat diberikan untuk kasus asma pada anak yaitu
Breathing Exercise (BE), Inspiratory Muscle Training (IMT), Airway
Clearence (AC), Physical Training.
Intervensi Fisioterapi
Primary Secondary
Problem Problem
Breathing Exercise
(BE)
1. Tujuan dilakukan BE adalah untuk ‘menormalkan’ pola pernafasan,
dapat dilakukan dengan cara memperlambat laju pernafasan dengan
memperlama ekspirasi dan pengurangan hiperventilasi juga
hiperinflasi
2. Pernafasan hidung dan pola pernafasan diafragma.
3. Intervensi BE diberikan dengan asumsi bahwa penderita asma memiliki
kelainan atau pola pernafasan disfungsional
1. Purse lips 4. Segmental
breathing breathing
2. Diafragma 5. Panik
breathing breathing/posisi
3. Muscle training relaksasi
breathing 6. Glosopharyngeal
breathing
Inspiratory Muscle
Training
1. Meningkatkan kekuatan otot inspirasi pada penderita asma dapat
mengurangi intensitas dispnea dan meningkatkan toleransi dalam
beraktifitas fisik/olahraga.
2. Terkait dengan pengobatan kortikosteroid ada kemungkinan dapat
menyebabkan penurunan masa otot pernapasan pada penderita asma
Physical Training
1. Merupakan latihan aerobik dengan program latihan aktifitas fisik yang
teratur
2. Program latihan dapat berlangsung 45 – 60 menit
3. Anak-anak penderita asma menggunakan inhaler seperti yang
direkomendasikan dokter sebelum sesi dan jika diperlukan selama
sesi.
4. Deskripsi jenis latihan active play exercise
Warm Up ( 10-15 min)
Main section ( 30-45 min)
Cool down (15 min)
Nebulizer
• Mengubah obat dalam bentuk cairan menjadi uap yang dihirup.
• Nebulizer memecah cairan obat menjadi partikel-partikel kecil ke udara kemudian
dapat dihirup melalui hidung dan langsung masuk ke dalam paru-paru. Aerosol
yang dihasilkan nebulizer berukuran lalu tepat menuju organ target yaitu bronkus.
Saat aerosol menempel pada bronkus, kemudian bronkus menjadi lembab serta
mengencerkan dahak. Maka saluran pernafasan menjadi longgar dan sesak nafas
dapat berkurang.
• Membantu mengurangi viskositas (ketebalan) sekresi (dahak) agar sputum lebih
cair/encer dan lebih mudah untuk mengeluarkan sputum, membantu pemberian
antibiotic, membuka saluran udara dan mengurangi sesak napas
Postural Drainage
• Merupakan upaya pembersihan jalan napas dengan mengubah
posisi pasien sehingga gravitasi akan membantu aliran mukus.
• Posisi didasarkan pada anatomi cabang – cabang trakeo-bronkhial
menuju bronkokioli yang lebih besar dan dapat mengalir ke trakea
sehingga akan memudahkan untuk dibatukkan atau dihisap keluar
(suctum out)
Tujuan
1. Mencegah akumulasi sekresi pada pasien dengan kecenderungan
terjadi komplikasi paru.
Hal ini bisa terjadi pada :
a. Pasien dengan penyakit paru yang berhubungan dengan
peningkatan produksi mukus seperti pada bronkitis atau kistis
fibiosis
b. Pasien dengan tirah baring lama
c. Pasien pasca operasi yang mendapat anesthesi umum dan
terdapat bekas insisi yang menyakitkan yang membatasi
pernafasan dalam batuk sesudah operasi
2. Mengeluarkan sekresi setelah terakumulasi pada paru :
a. Pasien dengan penyakit paru akut dan kronik, seperti
pneumonia, atelektosis, infeksi paru akut, dan PPOK.
b. Pasien dengan kelemahan umum atau pada orang tua.
c. Pasien dengan jalan udara artificial
Kontraindikasi
1. Ketidakstabilan 3. Hemorargi
kardiovaskuler 4. Kondisi akut yang belum
a) Aritmia kardika bisa diterapi
b) Hypertisi “severe” a) Edema pulmo berat
dan hypotensi b) Congestiv hearf
c) Infark otot jantung failure
2. Neurosurgery c) Efusi pleura yang
Posisi kepala dibawah
luas
menyebabkan
peningkatan tekanan
d) Pneumothorak
intrakranial
Daftar Pustaka
• Bruurs, M. L., van der Giessen, L. J., & Moed, H. (2013). The effectiveness of physiotherapy in
patients with asthma: a systematic review of the literature. Respiratory medicine, 107(4), 483-
494.
• Roche, N., Chrystyn, H., Lavorini, F., Agusti, A., Virchow, J. C., Dekhuijzen, R., & Price, D. (2013)
Effectiveness of Inhaler Devices in Adult Asthma and Copd
• Ambrosino, N., & Meriggi, A. (1993). Chest physiotherapy in asthma. European Respiratory
Review, 3(14), 353-355.
• The effectiveness of physiotherapy in patients with asthma: A systematic review of the
literature