Anda di halaman 1dari 29

PERTEMUAN - 2

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT


PREVIEW
• PENGERTIAN FILSAFAT
• PANCASILA SEBAGAI SISTEM
• KESATUAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU
SISTEM FILSAFAT
KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH
• Nilai – nilai Pancasila adalah falsafah hidup atau
pandangan hidup yang berkembang dalam bidang
sosial-budaya Indonesia.

• Nilai Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau


sari budaya bangsa.

• Nilai Pancasila = Jiwa dan Kepribadian Bangsa


3 SYARAT MENJADI MANUSIA PANCASILAIS
1. Keinsyafan batin tentang benarnya Pancasila
sebagai falsafah negara,
2. Pengakuan untuk menerima dan mempertahankan
Pancasila,
3. Mempersonifikasikan seluruh sila-sila Pancasila
dalam perbuatan dalam sikap, perilaku budaya, dan
politik
PENGERTIAN FILSAFAT
Phythagoras
Phythagoras (582
(582 –– 496
496 SM)
SM)

FILSAFAT (Philosophia)
•Philo, Philos, Philein, = cinta/ pecinta/mencintai
•Sophia = kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran

”Cinta pada kebijaksanaan atau kebenaran yang


hakiki”

Berpikir sedalam-dalamnya terhadap sesuatu


secara metodik, sistematik, menyeluruh dan
universal untuk mencari hakikat sesuatu.
• Menurut Thales asal mula alam ini adalah air. Segala sesuatu berasal
dari air dan kembali menjadi air. Sebagai dasar pemikirannya, Thales
memberikan argument yang rasional, bahwa tumbuh-tumbuhan,
binatang, lahir di tempat yang lembab, bakteri-bakteri hidup dan
berkembang di tempat yang lembab, bakteri makan sesuatu yang
lembab dan kelembaban bersumber dari air. Dan berdasarkan
pengalamannya menyaksikan kehidupan penduduk Mesir yang
hidupnya bergantung kepada sungai Nil, maka semuanya dijadikan
landasan berpikir untuk mencari jawaban mengenai asal mula
kejadian alam ini, yakni “semuanya berasal dari air.
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat
yaitu :
1. Keheranan. Rasa heran itu akan mendorong untuk
menyelidiki.

2. Kesangsian, Sikap ini sangat berguna untuk menemukan


titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.

3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia jika menyadari


bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila
dibandingkan dengan alam sekelilingnya.
Filsafat sebagai kegiatan olah pikir manusia
menyelidik obyek yang tidak terbatas yang
ditinjau dari dari sudut isi atau substansinya
dapat dibedakan menjadi :

1. Obyek Material Filsafat .


2. Obyek Formal Filsafat.
Obyek Material Filsafat
Obyek pembahasan filsafat yang mencakup
segala sesuatu, baik yang bersifat material kongkrit
seperti manusia, alam, benda, binatang dan lain-lain,
maupun sesuatu yang bersifat abstrak spiritual seperti
nilai-nilai, ide-ide, ideologi, moral, pandangan hidup dan
lain sebagainya.

Obyek Formal Filsafat


Cara memandang seorang peneliti terhadap objek
material tersebut.
Terdapat berbagai macam sudut pandang filsafat yang
merupakan cabang-cabang filsafat. Adapun cabang-cabang
filsafat yang pokok adalah :
a. Metafisika,
Membahas tentang hal-hal yang bereksistensi di balik fisis
b. Epistemologi,
Pikiran-pikiran yang berhubungan dengan hakikat
pengetahuan atau kebenaran.
c. Metodologi,
Ilmu yang membicarakan cara/jalan untuk
memperoleh pengetahuan.
d. Etika,
Membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
tingkah laku manusia tentang baik-buruk
e. Estetika,
Membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
hakikat keindahan dan kejelekan
Aliran-Aliran Filsafat

a.Aliran Materialisme,
b.Aliran Idealisme/Spiritualisme,
c.Aliran Realisme,
Aliran Materialisme,

Aliran ini mengajarkan bahwa hakikat realitas


kesemestaan, termasuk mahluk hidup dan manusia ialah
materi. Semua realitas itu ditentukan oleh materi
(misalnya benda ekonomi, makanan)
Aliran Idealisme/Spiritualisme
Aliran ini mengajarkan bahwa ide dan spirit manusia
yang menentukan hidup dan pengertian manusia. Jadi
hakikat diri dan kenyataan kesemestaan ialah akal budi (ide
dan spirit)
Aliran Realisme

Realitas kesemestaan, terutama kehidupan bukanlah


benda (materi) semata-mata. Realitas adalah paduan benda
(materi dan jasmaniah) dengan yang non materi (spiritual,
jiwa, dan rohaniah). Jadi menurut aliran ini, realitas
merupakan sintesis antara jasmaniah-rohaniah, materi dan
nonmateri.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
1. Pancasila Sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia

-Kausa Materialisme

Nilai-nilai dalam Pancasila sudah ada dan hidup


sejak jaman dulu yang tercermin dalam kehidupan sehari-
hari. Nilai-nilai itu adalah buah hasil pikiran-pikiran dan
gagasan-gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik
2. Rumusan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Sebagai Suatu
Sistem.

Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang


saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu
tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan
suatu kesatuan yang utuh
Ciri-ciri Sistem sebagai berikut :

a.Suatu kesatuan bagian-bagian


b.Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-
sendiri
c.Saling berhubungan dan saling ketergantungan
d.Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu
tujuan bersama (tujuan sistem)
e.Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
3. Susunan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang Bersifat
Organis.

Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan


suatu kesatuan peradaban, dalam arti, setiap sila
merupakan unsur (bagian yang mutlak) dari kesatuan
Pancasila

- Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri-sendiri terlepas


dari sila-sila lainnya.
- Di antara sila satu dan lainnya tidak saling
bertentangan.
4. Susunan Kesatuan Yang Bersifat Hirarkhis Dan
Berbentuk Piramidal.

Susunan sila-sila Pancasila menunjukkan suatu


rangkaian tingkatan luas dan isi sifatnya dari sila-sila
sebelumnya atau diatasnya

Dengan demikian, dasar susunan sila-sila Pancasila


mempunyai ikatan yang kuat pada setiap silanya
sehingga secara keseluruhan Pancasila merupakan
suatu keseluruhan yang bulat.
1

5
Arti Lambang Sila Ke-1
Bunyi sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa.
Bintang menjadi simbol sila pertama yang menggambarkan sebuah
cahaya, seperti cahaya kerohanian yang berasal dari Tuhan
kepada setiap manusia.
 
Di bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut
melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan,
bukanlah sekadar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya
dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Arti Lambang Sila Ke-2
Bunyi sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Rantai pada simbol sila kedua terdiri atas mata rantai yang
berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan
membentuk lingkaran.

Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling


terkait erat, saling bahu-membahu, dan saling
membutuhkan.
Arti Lambang Sila Ke-3
Bunyi sila ketiga: Persatuan Indonesia.
Pohon Beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan
oleh banyak orang sebagai tempat berteduh di bawahnya.

Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana


semua rakyat Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan
Negara Indonesia.

Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar
yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan
keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama
Indonesia.
Arti Lambang Sila Ke-4
Bunyi sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Kepala Banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang
suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana
orang-orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
Arti Lambang Sila Ke-5
Bunyi sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia.
Lambang padi dan kapas merupakan simbol pangan dan
sandang yang menyiratkan makna bahwa syarat utama
negara yang adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran
untuk rakyatnya secara merata.

Itulah arti lambang Pancasila beserta makna dan bunyinya.


5. Rumusan Hubungan Kesatuan Sila-Sila Pancasila Yang
Saling Mengisi Dan Saling Mengkualifikasi

Setiap sila terkandung nilai keempat sila lainnya,


dengan kata lain, dalam setiap sila Pancasila senantiasa
dikualifikasi oleh keempat sila lainnya.
Causa Materi
Adat Kebiasaan, Kebudayaan, & Agama
Causa Formalis
Founding Father yang membentuk negara
Indonesia dan memikirkan Dasar Negara
Causa Finalis
Tujuan di bentuk Pancasila sebagai Calon Dasar
Negara.
Causa Eficient
PPKI yang menjadikan Pancasila sebagai Dasar
Filsafat Negara yang sebelumnya ditetapkan sebagai
calon Dasar Filsafat Negara.
KESIMPULAN
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai
refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai Dasar
Negara dan kenyataan budaya bangsa.

Pancasila dapat memberikan jawaban yang


mendasar dan menyeluruh atas masalah-masalah asasi
filsafat tentang negara Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai