Anda di halaman 1dari 21

Penyakit Jantung

Koroner dan
Pencegahannya
Dosen Pengampu : Asima Sirait, S. Pd, M. Kes
Nama Kelompok
Debora Mendrofa Marestal Alviaman
200203002 01 04
Amaziho
200203009

Geby Parera Siti Janisah


200203032 02 05
200203013

03 06
Pengertian Jantung Epidemiologi Jantung Etiologi Jantung Pathogenesis Jantung
Koroner Koroner Koroner Koroner

Tanda dan Gejala Factor Resiko Pengobatan dan Kompikasi Jantung


Jantung Koroner Jantung Koroner Pencegahan Koroner
Jantung Koroner
Pengertian Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah kondisi seketika pembuluh darah jantung (arteri koroner) tersumbat
oleh timbunan lemak. Bila lemak makin menumpuk, maka arteri akan makin menyempit, dan membuat aliran
darah ke jantung menjadi berkurang. Berkurangnya aliran darah ke jantung akan memicu gejala PJK, seperti
angina dan sesak nafas. Bila kondisi tersebut tidak segera ditangai, arteri akan tersumbat sepenuhnya, dan
memicu serangan jantung. Arteri koroner adalah pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen ke
jantung. Terdapat dua jenis arter koroner, yang sama-sama bercabang dari aorta atau pembuluh darah besar,
yaitu :
- Arteri koroner kiri utama (left main coronary artery/LMCA), arteri ini berfungsi mengalirkan darah ke
serambi kiri dan bilik kiri jantung. LMCA terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Left anterior descending (LAD), berfungsi mengalirkan darah ke bagian depan dan kiri jantung.
2. Cirumflex (LCX), berfungsi mengalirkan darah kebagian belakang dan sisi luar jantung.
- Arteri koroner kanan (right coronary artery/RCA), arteri ini
mengalirkan darah ke serambi kanan dan bilik kanan. Selain itu, RCA
juga mengalirkan darah ke nodus sinoatrial dan nodus atrioventrikular,
yang mengatur ritme jantung. RCA terbagi menjadi right posterior
descending dan acute marginal artery. Bersama LAD, RCA juga
mengalirkan darah ke bagian tengah jantung, dan septum (dinding
pemisah antara bilik kanan dan bilik kiri jantung).
- Berdasarkan data WHO, penyakit jantung koroner merupakan salah
satu peyakit tidak menuar dan merupakan penyebab kematian tertinggi
di dunia.

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner
Epidemiologi Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner (PJK) ialah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adannya penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh
darah koroner akibat kerusakan lapisan dinding pembuluh darah (Aterosklerosis).
Pengeras dinding arteri yang diakibatkan oleh adanya ateroma (plak kekuningan yang
mengandung lemak, kolestrol, sel-sel kalsium, dll). Pada dinding pembuluh darah
arteri yang dimana gejalanya yaitu nyeri/rasa tidak nyaman di dada, di substernal,
dada kiri atau epigastrium, menjalar ke leher, bahu kiri, dan tangan kiri serta
punggung seperti tertekan, diremas-remas terbakar atau ditusuk dapat disertai keringat
dingin, mual, muntah, lemas, pusing melayang, serta pingsan.
Pada umumnya PJK tidak hanya menyerang laki-laki saja, wanita juga beresiko meskipun
kasusnya tidak sebesar laki-laki. Pada orang yang berumur 65 tahun ke atas, ditemukan 20%
PJK, dan pada laki-laiki 12%, . Pada tahun 2002 WHO memperkirakan bahwa setiap sekitar 17
juta orang meninggal tiap akibat penyakit kardiovaskuler, terutama PJK 97,2 juta) . PJK banyak
dijumpai pada individu-individu dengan usia lebih tua, secara patogenesis permulaan terjadinya
PJK sejak usia muda namun kejadian ini sulit untuk diestiminasi, diperkirakan sekitar 2-6% dari
semua kejadian PJK terjadi pada individu dibawah usia 45 tahun. Untuk mencari penyebab
seseorang terkena PJK dapat dilihat dan dihubungkan dengan faktor resiko yang bisa
dikendalikan yaitu faktor kebiasaan perilaku termasuk gaya hidup seperti (merokok, konsumsi
makanan yang tinggi garam, banyak mengandung kolestrol dan olahraga yang kurang. Selain
itu faktor resiko yang tidak bisa dikendalikan seperti riwayat alamiah seseorang.

https://pusdatin.kemenkes.go.id/
https://core.ac.uk/download/pdf/11717772.pdf
Etiologi Jantung Koroner
Etiologi penyakit jantung koroner adalah penyempitan, penyumbatan, atau
kelainan pembuluh arteri koroner. Penyimpatan atau penyumbatan
pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke otot jantung
yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah, kemampuan
jantung memompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak sistem
pengontrol irama jantung dan berakhir dengan kematian.

Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskuler/jantung pada prinsipnya


dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu :
- Anterosklerosis, merupakan penyebab paling utama penyakit kardiovaskuler, termasuk penyakit
jantung koroner (PJK), penyakit pembuluh darah otak (stroke), dan penyakit pembuluh darah tepi
(peripberal artery disease/PAD), terjadi pengerasan pembuluh darah karena plak dan akan
memperlambat bahkan menghentikan aliran darah sehingga jaringan yang disuplai oleh arteri yang
mengalami anterosklerosisakan kekungan oksigen dan nutrsi.
- Trombosis, yaitu endapan lemak dan pengerasan pembuluh darah terganggu dan lama-kelamaan
mengakibatkan terjadinya robekan pada pembuluh darah. Pada mulanya gumpalan darah merupakan
mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah perdarahan berlanjut pada saat terjadinya luka.
Berkumpulnya gumpalan darah dibagian robek tersebut, yang kemudian bergabung dengan keping-
keping darah menjadi trombus. Trombosis ini menyebabkan sumbatan di pembuluh darah jantung dan
menyebabkan serangan jantung mendadak, apabila sumbatan terjadi di pembuluh darah otak akan
menyebabkan stroke.

http://eprints.ums.ac.id/14926/2/BAB_1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/49121/2/BAB%20II.pdf
Pathogenesis
Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner berawal dari penimbunan


lemak pada pembuluh darah arteri yang mensuplai
darah ke jantung. Akibat dari proses ini pembuluh
darah arteri menyempit dan menggeras, sehingga
jantung kekurangan pasokan darah yang kaya
oksigen. Akibatnya fungsi jantung dapat terganggu
dan harus bekerja sangat keras.
Penyumbatan pada pembuluh darah disertai dengan klot trombosit yang diakibatkan keruskan dalam
pembuluh darah. Kerusakan pada awalanya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya
dapat menyebabkan ulserasi dan pendarahan di bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan klot
jantung, pada ahkirnya dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan jantung. Umumnya PJK
merupakan ketidak seimbangan antara penyediaan dan kebutuhan oksigen miokardium. Miokardium
bisa menurun atau kebutuhan oksigen miokardium bisa meningkat melebihi batas cadangan perfusi
koroner peningkatakan kebutuhan oksigen miokardium harus dipenuhi dengan peningkatan aliran
darah. Gangguan suplai darah arteri koroner dianggap berbahaya bila terjadi penyumbatan sebasar
70% atau lebih pada pangkal cabang utama arteri koroner. Penyempitan <50% kemungkinan belum
menampakan gangguan yang bearti. Keadaan ini tergantung kepada beratnya arteriosklerosis dan
luasnya gangguan jantung.
Tanda dan Gejala Jantung
Koroner
Berkurangnya asupan darah ke jantung mungkin tidak menimbulkan
gejala apa pun pada awalnya. Namun, bila lemak makin menumpuk di
arteri maka akan mulai muncul gejala PJK.

-Terdapat keluhan rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada (argina)
yang berlangsung selama lebih dari 20 menit saat istirhat atau saat
aktivitas yang ditandai dengan gejala keringat dingin atau gejala lainnya
seperti mudah lelah, rasa mual, muntah dan pusing.
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner meliputi :

1. Nyeri dada atau ketidak nyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher,
rahang, bahu dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag).
Nyeri ini ringan sampai dengan berat, nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang
dapat bertahan selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri
koronaria secara total, maka angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina
bertahn terus-menerus, segeralah bawa diri ke klinik terdekat atau dokter.
2. Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan
henti jantung (sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat
menyebabkan kematian.

http://
p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/apa-saja-tanda-dan-g
ejala-penyakit-jantung-koroner-pjk

https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-jantung-koroner
Faktor Risiko Jantung Koroner
Faktor risiko penyakit jantung koroner (PJK) dibagi menjadi dua yaitu risiko
yang tidak dapat diubah dan risiko yang dapat diubah.

- Risiko yang tidak dapat diubah


1. Umur
2. Jenis kelamin
3. keturunan/ras

- Risiko yang dapat diubah


4. Merokok
5. Dislipedemia, kondisi dimana kadar lemak dalam darah meningkat, hal ini
dapat menimbulkan jantung dan stroke.
3. Hipertensi
4. Diabetes melitus
5. Kurang aktivitas fisik
6. Berat badan lebih dan obesitas
7. Diet yang tidak sehat
8. Stress
9. Konsumsi alkohol berlebih.

- Adapun beberpa faktor yang dapat mempengaruhi penyakit jantung koroner


meliputi :

1. Usia lanjut, semakin tua arteri akan semakin menyempit dan rapuh.
2. Pria lebih memiliki risiko terkena penyakit jantung koroner dari pada wanita.
3. Apabila ada anggota keluarga yang mengidap gangguan jantung, maka resiko PJK
meningkat.
4.Merokok, nikotin dapat menyebabkan penyempitan arteri sementara
karbon monoksida menyebabkan kerusakan pembuluh.
5. Memiliki riwayat tekanan darah tinggi atau kadar lemak darah yang
tinggi.
6. Memiliki trauma mental atau stress psikologi berat jangka waktu
panjang.

http://
p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/page/6/
apa-saja-faktor-risiko-yang-menyebabkan-penyakit-jantung-koroner

https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-jantung-koroner
Pengobatan dan Pencegahan Jantung koroner
- Pencegahan penyakit jantung koroner (PJK) umumnya melibatkan
perubahan pola hidup yang dapat dikombinasikan dengan obat-obatan
atau prosedur medis. Menjalani pola hidup sehat dapat meningkatkan
kesehatan jantung dengan cara
- Berhenti merokok
- Mengurangi atau berhenti mengonsumsi alkohol
- Mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Mengurangi stress
- Menjaga berat badan ideal
- Berolahraga secara teratur.

- Pengobatan penyakit jantung koroner meliputi pengontrolan faktor


risiko, konsumsi obat secara teratur, maupun menjalani prosedur
invasif atau pembedahan. Mengobati jantung koroner penting untuk
mengurangi resiko serangan jantung.
John James Jenna Doe
Jim Patterson
Mengurangi faktor risiko dilakukan dengan cara perubahan gaya hidup
yang meiliputi berhenti merokok, perubahan pola makan untuk
mengurangi kolestrol, mengontrol tekanan darah, olahraga secara teratur
dan mengelola gula darah. Jika perubahan gaya hidup tidak cukup untuk
mengendalikan faktor risiko penyakit jantung, obat-obatan mungkin
diresepkan seperti pada kondisi kadar kolestrol tinggi atau tekanan darah
tinggi. Prosedur intervasi umum untuk mengobati jantung koroner dapat
dilakukan dengan cara pemasangan ring jantung untuk menjaga pembuluh
darah arteri tetap terbuka agar aliran darah arteri koroner kembali lancar.
Operasi cangkok bypass arteri koroner (CABG) dimana satu atau lebih
arteri koroner yang tersumbat dilewati oleh cangkok pembuluh darah
untuk mengembalikan airan darah normal kejantung. Cangkok ini
biasanya berasal dari pembuluh darah yang terletak di dada atau tungkai.

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/pengobatan
https://primayahospital.com/jantung/pengobatan-penyakit-jantung-koroner/
Komplikasi Jantung Koroner
Serangan jantung terjadi ketika plak luruh sehingga memicu terbentuknya bekuan
darah yang menyumbat pembuluh darah. Sumbatan ini dapat menyebabkan aliran
darah menuju jantung berhenti. Pasokan oksigen yang terhenti selama kurang lebih
20 menit akan menyebabkan kematian otot jantung.

Penyakit jantung koroner yang tidak tertangani dapat memicu sejumlah komplikasi,
seperti :
- Angina, angina atau nyeri dada disebabkan oleh menyempitnya arteri, sehingga
jantung tidak mendapatkan cukup darah.
- Serangan jantung, komplikasi ini terjadi bila arteri tersumbat sepenuhnya,
akibat penumpukan lemak atau gumpalan darah. Kondisis ini akan merusak
otot jantung.
- Gagal jantung, terjadi bila jantung tidak cukup kuat memompa darah. Kondisi ini
disebabkan oleh kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan jantung.
- Gangguan irama jantung (aritma), kurangnya suplai darah ke jantung atau kerusakan
pada jantung akan mempengaruhi implus listrik jantung sehingga dapat memicu
aritma.
- stroke, terjadi karena adanya gumpalan darah yang menghambat aliran darah menuju
otak. Gumpalan darah tersebut muncul karena jantung tidak bekerja dengan baik.
Keadaan ini dapat menyebabkan gangguan dalam mengingat, berbicara dan
koordinasi.

https://www.alodokter.com/penyakit-jantung-koroner/komplikas i
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai