Anda di halaman 1dari 22

Alat Musik Tradisional Papua

Oleh :
Chrisantia Stella(4)
Gita Agnes (8)
Jesiska Changdra (9)
Oktaviani (18)
Sharleen Gabrielle (24)
Sophia Milka K.S (25)
X IPS 1
Udah siap belajar dan mengenal budaya di Papua terutama alat
musiknya ?
SEJARAH TIFA

Tifa mempunyai sejarah beragam tergantung persepsi tiap daerah masing-masing. Tetapi yang terkenal
dalam kalangan masyarakat papua adalah tifa dari daerah Biak, yaitu salah satu daerah di Papua.
Masyarakat pedalaman mayoritas tentunya masi erat dengan cerita-cerita mitos yang ada. Konon di
suatu daerah di Biak hidup dua bersaudara laki-laki yang bernama Fraimun dan Sarenbeyar. Nama
mereka pun memiliki arti yang membuat mereka sangat dekat, Fraimun yang atinya perangkat perang
yang gagangnya dapat membunuh. Sedangkan Saren artinya busur, sedangkan Beyar adalah tari busur
yang bermakna anak panah yang terpasang pada busur. Kedua Kakak Adik ini pergi dari desanya
Maryendi, karena desanya sudah tenggelam. Mereka berpetualang dan menemukan daerah
Wampember yang berada di Biak Utara serta menetap di sana. Ketika mereka sedang berburu di malam
hari, mereka menemukan pohon opsur. Opsur sendiri artinya adalah pohon atau kayu yang
mengeluarkan suara di tengah hutan. Karena sudah malam, mereka memutuskan untuk pulang ke
rumah dan kembali esok hari.
SEJARAH TIFA

Keesokan harinya mereka kembali mendatangi pohon tersebut. Pohon itu ditinggali oleh lebah madu, soa-soa
serta biawak dan binatang-binatang kecil lainnya. Mereka penasaran dengan pohon tersebut dan akhirnya
memutuskan untuk menebangnya. Setelah itu mereka mengeruk dan mengosongkan bagian tengah kayu
sehingga menyerupai pipa dengan peralatan seadanya yaitu memakai nibong.

Nibong adalah sebuah besi panjang yang ujungnya sangat tajam. Tidak lupa mereka membakar bagian tengah
kayu tersebut agar lebih apik. Saat ingin menutupi salah satu isinya mereka berniat untuk memakai kulit paha
sang Kakak. Setelah dipertimbangkan, rasanya akan sangat menyakitkan bagi sang Kakak. Akhirnya setelah
berunding, mereka memutuskan untuk memakai kulit soa-soa.

Penangkapan soa-soa ini pun tidak sembarangan. Mereka memanggil hewan tersebut “Hei, napiri Bo..” secara
terus menerus menggunakan bahasa Biak ini. Akhirnya soa-soa ini pun mengerti dan seolah-olah mau
menyerahkan dirinya.

Akhirnya mereka menguliti soa-soa ini dan dipakai untuk menutupi salah satu sisi kayu yang berbentuk pipa itu.
Hasil yang mereka kerjakan tersebut adalah alat musik seperti yang kita kenal sekarang sebagai alat musik tifa.
SUMBER BUNYI TIFA

Dimainkan dengan cara


dipukul pada bagian
selaput/membran yang
berasal dari kulit hewan.
Oleh karena sumber
bunyinya berasal dari
lapisan selaput/membran
alat musik ini digolongkan
sebagai alat musik
membranophone.
FUNGSI ALAT MUSIK TIFA

Tifa biasanya digunakan oleh masyarakat untuk


mengiringi upacara adat, pengiring tarian tradisional, atau
pengiring lagu.
ACARA ATAU RITUAL YANG MENGUNAKAN TIFA

Hampir setiap upacara adat Digunakan saat lomba tarian Acara “masuk minta” atau
menggunakan Tifa. Contoh : Papua, pentas seni, dan tarian lamaran dalam adat
upacara adat bakar batu penyambutan papua
“Mengenalkan dan mempertahankan budaya itu penting, supaya manusia
bisa mengenal dirinya sendiri dan lebih saling menghargai, dan
sebagainya.”
- Maisie Junardy, Man's Defender
SUMBER BUNYI TRITON

Triton tidak menggunakan senar ataupun kulit, sumber bunyi


triton berasal dari alat musik itu sendiri, sehingga triton
digolongkan sebagai alat musik Idiophone
Cara Memainkan Alat
Musik Triton
Cara memainkan alat
musik Triton adalah
dengan cara ditiup.
Biasanya alat musik
tersebut ada di seluruh
pantai, terutama di
daerah Nabire, Yapen,
Biak, dan daerah
lainnya. Dulu, alat
musik Triton mempunyai
fungsi sebagai alat
komunikasi.
FUNGSI ALAT MUSIK TRITON

Alat musik ini terdapat di seluruh pantai, terutama di daerah Biak,


Yapen, Waropen, Nabire, Wondama, serta kepulauan Raja Amat.
Awalnya, alat ini hanya digunakan untuk sarana komunikasi atau
sebagai alat panggil/ pemberi tanda. Selanjutnya, alat ini juga
digunakan sebagai sarana hiburan dan alat musik tradisional. 4503
ACARA ATAU RITUAL YANG MENGGUNAKAN TRITON

Untuk upacara adat dan ritual, berdasarkan


informasi yang diterima jarang sekali orang
menggunakan Triton. Biasanya, yang
menggunakan Triton adalah suku pesisir pantai
Papua untuk pengiring awal tarian dan sebagai
sarana hiburan
ALAT MUSIK PAPUA : KROMBI

Sumber Bunyi : berasal dari getaran setelah mengetuk alat musik


( idiofon)

Cara memainkan : alat musik krombi dimainkan dengan menggunakan


sebuah kayu kecil, yang kemudian diketuk-ketuk pada bambu tersebut.

Fungsi : berfungsi sebagai pengiring tarian pada saat acara adat


masyarakat Papua terutama suku Tehit

Upacara/tarian adat : Gorios / Tari Engge, Tari Aforefe dan Tari


Slawa.

Lagu : -
-Suku Tehit-
ALAT MUSIK PAPUA: PIKON

Nama pikon berasal dari kata “pikonane” yang bila


diartikan kedalam bahasa Indonesia berarti bunyi. Sumber Bunyi: terdapat pada sepotong lidi penggetar
yang berada di tengah alat.

Cara memainkan: ditiup sembari menarik lidi bagian


pangkal sehingga potongan penggetar akan bergetar
dan menghasilkan suara.

Fungsi: pikon dimainkan saat waktu senggang untuk


menghibur diri sendiri selepas bekerja dan saat
berkumpul di rumah honai.

Upacara/tarian adat: Festival lembah Baliem

Lagu: -
ALAT MUSIK KECAPI MULUT

Kecapi mulut dimainkan dengan cara yang


sama seperti Pikon, yaitu ditiup dan ditarik
talinya. Akan tetapi, kecapi mulut dibuat
dari bahan bambu wuluh kecil. Fungsinya
sebagai sarana hiburan dan dimainkan
secara tunggal karena suara yang
dihasilkan terbilang kecil. Alat musik
tradisional Papua ini berasal dari budaya
Suku Dani di lembah Baliem, Jaya Wijaya.
Sumber bunyi dari alat musik KECAPI
adalah DAWAI atau SENAR.
Atowo

Atowo adalah sejenis alat musik pukul


berbentuk bulat panjang dengan ukuran
yang relatif kecil dan ringan. Alat musik
atowo dimainkan dengan cara satu
tangan memegang badan atowo,
sementara satu tangan yang lain
menabuh atowo dengan menggunakan
teknik pukulan agar dapat menghasilkan
irama yang harmonis.
Alat musik ini pun memiliki kemiripan dengan tifa.
Cara penggunaannya pun cukup mudah, menggunakan 2
tangan. Tangan yang satu untuk memegang bada atowo
dan satunya lagi untuk menabuh seta menciptakan irama
nan indah. Atowo juga sering sekali digunakan untuk
hiburan penduduk.
Fuu

Fuu merupakan alat musik yang


dimainkan dengan cara ditiup
pada bagian yang berlubang atau
terbuka. Selain digunakan untuk
memanggil penduduk, alat musik
ini juga biasa digunakan untuk
mengiringi tari-tarian khas
Papua khususnya masyarakat Suku
Asmat, Kabupaten Merauke.
Alat musik Fuu adalah perpaduan antara
bentuk suling dan juga tabung karena
memiliki bentuk yang gempal dan berlubang
pada ujungnya yang biasanya dimainkan
berkolaborasi dengan alat musik papua
lainnya seperti Tifa atau Kelambut. Cara
menggunakan Fuu adalah dengan cara meniup
bagian yang terbuka atau berlubang, oleh
dari itu sumber bunyi Fuu berasal dari
udara yang keluar ketika alat musik
tersebut ditiup. Fuu ini adalah alat
musik tradisional suku Asmat yang terbuat
dari jenis bambu hitam. Fuu digunakan
memanggil para penduduk agar berkumpul
pada upacara ritual, upacara bakar batu,
juga digunakan untuk mengiringi suatu
tarian tertentu, dan lainnya.
1. YAMKO RAMBE YAMKO
2. SAJOJO
LAGU DAERAH 3. APUSE
PAPUA 4. E MAMBO SIMBO
5. DIRU-DIRU NINA
6. RASINE MA RASINE
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai