Anda di halaman 1dari 55

Konsep Caring dan

Teori yang Mendasari


Ratna Agustin
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan
tentang caring dalam keperawatan dan kehidupan
sehari-hari
Pokok Bahasan
Definisi caring
Teori keperawatan tentang caring
Pendahuluan
Caring merupakan inti dari praktik keperawatan yang
baik, karena caring bersifat khusus dan bergantung
pada hubungan perawat - klien (Potter & Perry, 2009)
Pendahuluan
Caring memfasilitasi kemampuan perawat untuk
mengenali klien, mengetahui masalah klien, mencari
dan melaksanakan solusinya.
Perilaku seorang perawat yang caring terhadap klien,
dapat memperkuat mekanisme coping klien sehingga
memaksimalkan proses penyembuhan klien (Sitorus,
2006).
Pengertian Caring
Watson (1979 dalam Tomey & Alligood, 2006),
menyatakan bahwa caring merupakan perwujudan
dari semua faktor yang digunakan perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien.
Pengertian Caring
Ada beberapa definisi
caring yang
diungkapkan para ahli
keperawatan
Jean
Watson
Jean Watson
Watson (1979) yang terkenal dengan Theory of

Human Caring, teori pengetahuan manusia dan


MERAWAT MANUSIA.. Tolak ukur pandangan
Watson didasari unsur teori kemanusiaan.
Pengertian Caring
menurut Watson
Watson (2005, dalam Tomey & Alligood, 2006)
menyatakan bahwa caring merupakan etik dan ideal
moral dari keperawatan yang memerlukan kualitas
interpersonal dan humanistik.
Caring merupakan konsep yang kompleks yang
memerlukan pengembangan pengetahuan,
ketrampilan, keahlian, empati, komunikasi,
kompetensi klinik, keahlian teknik dan ketrampilan
interpersonal.
Watson (1985 dalam George, 1990) menyatakan
bahwa caring merupakan karakteristik interpersonal
yang tidak diturunkan melalui genetik tetapi
dipelajari melalui suatu pendidikan sebagai budaya
profesi.
Struktur ilmu caring dibangun dari sepuluh faktor
karatif yang dikenal dengan Watson’s Ten Carative
Factors
Membentuk sistem nilai
humanistik – altruistik
Nilai humanistik – altruistik merupakan nilai yang
mendasari caring.
Pemberian asuhan keperawatan berdasarkan pada
nilai – nilai kemanusiaan (humanistik) dan perilaku
mementingkan kepentingan orang lain diatas
kepentingan pribadi (altruistik) (Tomey & Alligood
2006).
Contohnya
memanggil nama klien dengan hormat sesuai dengan nama
panggilan klien sehari – hari yang klien senangi,
merespon panggilan klien dengan cepat walaupun sedang
sibuk,
mendengarkan dan memperhatikan keluhan dan kebutuhan
klien,
bersikap hormat dan sabar menghadapi klien,
menghargai dan menghormati pendapat klien,
membimbing klien dalam tindakan untuk memenuhi
kebutuhannya,
tulus dalam memberikan tindakan keperawatan
Menanamkan kepercayaan dan
harapan (Faith – hope)
Kepercayaan dan pengharapan sangat penting bagi proses
karatif maupun kuratif (Tomey & Alligood 2006).
Peran perawat adalah meningkatkan kesejahteraan klien
dengan membantu klien mengadopsi perilaku hidup sehat.
Perawat perlu memberikan alternatif-alternatif bagi pasien
jika pengobatan modern tidak berhasil. Alternatif tersebut
dapat berupa meditasi, penyembuhan sendiri, dan spiritual.
Penggunaan faktor karatif ini akan tercipta perasaan lebih
baik melalui kepercayaan dan keyakinan yang sangat berarti
bagi seseorang secara individu (Dwidiyanti, 2007).
Contohnya
 memberikan informasi pada klien tentang tindakan keperawatan dan
pengobatan yang akan diberikan,
 bersikap kompeten dalam melakukan prosedur/ tindakan,
mengobservasi efek medikasi/ obat pada klien,
 memotivasi klien untuk menghadapi penyakitnya secara realistik,
 membantu klien untuk memenuhi keinginannya terhadap alternatif
tindakan keperawatan dan pengobatan untuk memperoleh kesehatan
klien selama tidak bertentangan dengan penyakit dan kesembuhan
klien,
 mendorong klien untuk melakukan hal – hal yang positif dan
bermanfaat untuk proses penyembuhannya (Potter & Perry, 2009;
Muhlisin, 2008; Nurachmah, 2001).
Mengembangkan sensitifitas
untuk diri sendiri dan orang lain
Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan
sensitivitas terhadap diri pribadi dan orang lain serta
bersikap lebih otentik (Tomey & Alligood, 2006).
Perawat juga perlu memahami bahwa pikiran dan emosi
seseorang merupakan jendela jiwanya (Asmadi, 2008).
Perawat harus belajar mengembangkan sifat sensitif dan
peka terhadap perasaan pasien, sehingga dapat lebih
ikhlas, otentik dan dan sensitif dalam memberikan asuhan
keperawatan.
Contohnya
perawat belajar menghargai kesensitifan dan
perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi
lebih sensitif, murni,
bersikap wajar pada klien,
menunjukkan sikap penuh kesabaran dalam
menghadapi keluhan klien,
selalu siap membantu klien bila dibutuhkan
(Muhlisin, 2008; Nurachmah, 2001)
Membina hubungan saling
percaya dan saling membantu
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien
akan meningkatkan penerimaan terhadap perasaan
positif dan negatif antara perawat – klien (Tomey &
Alligood, 2006).
Ciri–ciri hubungan saling percaya adalah harmonis,
empati dan hangat.
Perawat menunjukkan sikap empati dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap
hangat dengan menerima orang lain secara positif
(Asmadi, 2008).
Contohnya
perawat memberikan informasi yang jujur,
memperlihatkan sikap empati dengan hangat pada klien,
mengenalkan diri saat kontak dengan klien,
menjelaskan tentang peran perawat,
meyakinkan klien bahwa perawat selalu siap untuk
membantu klien dalam proses penyembuhannya,
menjaga privacy klien,
membantu memenuhi kebutuhan klien dengan tulus
(Potter & Perry, 2009; Muhlisin, 2008; Nurachmah, 2001)
Meningkatkan dan menerima ekspresi
perasaan positif dan negatif
Perasaan mempengaruhi pikiran seseorang.
Hal ini perlu menjadi pertimbangan dalam
memelihara hubungan.
Perawat harus menerima perasaan klien serta
memahami perilaku mereka (Asmadi, 2008).
Perawat juga harus mempersiapkan diri dalam
menghadapi ekspresi perasaan positif dan negatif
klien dengan cara memahami ekspansi klien secara
emosional maupun intelektual dalam situasi yang
berbeda (Tomey & Alligood, 2006).
Menggunakan metode pemecahan masalah
yang sistematis dalam pengambilan
keputusan
Perawat menggunakan proses keperawatan yang
sistematis dan terorganisasi sesuai dengan ilmu dan
kiat keperwatan untuk menyelesaikan masalah klien
(Watson, 1979 dalam Tomey & Alligood, 2006).
Contohnya
perawat melakukan pengkajian, menentukan
diagnosa keperawatan, membuat prencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi asuhan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan masalah klien, memenuhi
keinginan dan kebutuhan klien yang tidak
bertentangan dengan kesehatannya, melibatkan
pasien dan keluarga dalam pemberian asuhan
keperawatan (Nurachmah, 2001; Muhlisin, 2008).
Meningkatkan proses belajar
mengajar interpersonal
 Faktor ini adalah konsep penting dalam keperawatan, karena
merupakan faktor utama ketika seseorang berusaha mengontrol
kesehatan mereka sendiri setelah mendapatkan sejumlah informasi
tentang kesehatannya (Watson, 1979 dalam Asmadi, 2008).
 Perawat memberikan informasi pada klien dan klien diberi tanggung
jawab dalam proses kesehatan dan kesejahteraannya.
 Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik belajar mengajar yang
bertujuan untuk memandirikan klien dalam memenuhi kebutuhan
dirinya dan memberikan kesempatan pada klien untuk perkembangan
pribadinya (Tomey & Alligood, 2006).
Contohnya
menetapkan kebutuhan personal klien, memberikan
pengetahuan (pendidikan kesehatan) kepada klien,
memberikan asuhan mandiri yaitu dengan
mengajarkan cara memenuhi kebutuhan diri klien
secara mandiri sesuai dengan kemampuan klien
(Potter & Perry, 2009; Muhlisin, 2008; Nurachmah,
2001).
Menyediakan lingkungan yang mendukung,
melindungi dan/ atau memperbaiki mental,
sosiokultural, dan spiritual
Perawat harus menciptakan lingkungan internal dan
eksternal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan
penyakit individu, seperti menciptakan lingkungan
yang aman, nyaman dan keleluasaan pribadi pada
klien.
Perawat dapat memberikan dukungan situasional,
membantu individu mengembangkan persepsi yang
lebih akurat, serta memberi informasi sehingga klien
dapat mengatasi masalahnya (Tomey & Alligood,
2006; Asmadi, 2008).
Contohnya
perawat mengenali pengaruh lingkungan internal dan
eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi
penyakitnya, memfasilitasi klien untuk bertemu
dengan pemuka agama bila klien membutuhkan,
membantu klien untuk menjalankan ibadah/
kegiatan agamanya, memotivasi klien untuk berdoa,
membantu menghubungi keluarga yang
dibutuhkannya (Muhlisin, 2008; Nurachamah, 2001).
Membantu dalam kebutuhan
dasar manusia
Perawat meyakini kebutuhan biophysical, psychophysical,
psychosocial, dan intrapersonal klien.
Kebutuhan biophysical seperti makan, eliminasi dan
ventilasi.
Kebutuhan psychophysical seperti kemampuan aktvitas
dan seksualitas.
Kebutuhan psychosocial seperti prestasi dan afiliasi.
Kebutuhan intrapersonal seperti aktualisasi diri. Perawat
membantu klien dengan senang hati ketika klien kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan dasarnya (Tomey & Alligood,
2006).
Contohnya
membantu klien memenuhi kebutuhan dasarnya
seperti kebutuhan nutrisi, eliminasi, higiene,
memperhatikan kenyamanan dan keamanan
lingkungan klien, sering mengunjungi klien,
mengobservasi kondisi kesehatan dan kebutuhan
klien secara teratur (Muhlisin, 2008; Nurachmah,
2001).
Mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial – fenomenologis
Perawat membantu klien untuk mengerti kehidupan
dan kematian, sehingga dapat membantu klien dalam
menentukan koping yang baik dalam menghadapi
berbagai situasi yang berhubungan dengan
penyakitnya (Tomey & Alligood, 2006; Asmadi, 2008)
Contohnya
memberikan kesempatan pada klien dan keluarga untuk
melakukan kegiatan spiritual untuk penyembuhannya,
memfasilitasi klien dan keluarga untuk melakukan terapi
alternatif sesuai pilihannya yang tidak bertentangan
dengan kondisi kesehatan dan penyakitnya serta sesuai
persetujuan medis ,
memotivasi klien untuk berserah diri pada Tuhan YME,
menyiapkan klien dan keluarga saat menghadapi fase
berduka (Muhlisin, 2008; Nurachmah, 2001).
Ann
Marriner
Tomey
Ann Marriner Tomey
Marriner Tomey (1994) menyatakan bahwa caring

merupakan pengetahuan kemanusiaan, inti dari


praktik keperawatan yang bersifat etik dan filosofikal.
Caring adalah cara yang memiliki makna dan

memotivasi tindakan.
Griffin
Griffin
Griffin (1983) menggambarkan Caring dalam

keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal


esensial yang mengharuskan perawat melakukan
aktivitas peran yang spesifik meliputi membantu,
menolong, dan melayani orang yang mempunyai
kebutuhan khusus.
Teori Keperawatan tentang
Caring
 1. Teori Caring menurut Leininger
 Leininger (1981) menggambarkan caring sebagai kegiatan perawat
profesional dan membantu klien berkaitan dengan nilai dan tujuan
yang ingin dicapai individu maupun kelompok.
 Caring bersifat sangat personal, sehingga pengungkapan Caring pada
tiap klien berbeda.
 Sebagai contoh klien yang berasal dari Jawa sangat berbeda dengan
klien yang berasal dari Madura,
 Perawat perlu mempelajari kultur klien dan ungkapan Caring, dalam
memenuhi kebutuhan klien dalam memperoleh kesembuhan.
Lanjutan..
Karakteristik caring terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu:
1) Professional caring,
2) Scientific caring,
3) Humanistic caring, yaitu proses pemberian
bantuan pada klien bersifat kreatif, intuitif atau
kognitif dan didasarkan pada filosofi, fenomenologi,
perasaan objektif maupun subyektif.
Lanjutan..
1) Professional caring, yaitu sebagai wujud dari
kemampuan secara kognitif.
Sebagai perawat professional dalam melakukan
tindakan harus berdasarkan ilmu, sikap dan
keterampilan professional agar dapat memberikan
bantuan sesuai kebutuhan klien, dapat menyelesaikan
masalah dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama antara perawat dan klien.
Lanjutan..
2) Scientific caring, yaitu segala keputusan dan
tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada klien berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
perawat
3) Humanistic caring, yaitu proses pemberian
bantuan pada klien bersifat kreatif, intuitif atau
kognitif dan didasarkan pada filosofi, fenomenologi,
perasaan objektif maupun subyektif.
Teori Keperawatan tentang
Caring
Teori Caring menurut Kristen M. Swanson
Teori caring Swanson masuk dalam level middle
range theory, mempelajari tentang seorang perawat
yang dapat merawat klien dengan tetap menghargai
martabat klien tersebut dengan komitmen dan
tanggungjawab yang tinggi.
Lanjutan…
Fokus teori caring Swanson dalam the caring model
mengembangkan 5 (lima) proses dasar, yaitu
- knowing,
- being with,
- doing for,
- enabling dan
- maintening belief.
- Penjabaran 5 (lima) proses dasar ini bisa menjadi strategi
untuk penerapan asuhan keperawatan yang dimulai
dengan pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan.
Knowing (mengetahui)
Perawat harus mengetahui kondisi klien, memahami
arti dari suatu peristiwa dalam kehidupan,
menghindari asumsi, fokus pada klien, mencari
isyarat, menilai secara cermat dan menarik
Lanjutan..
Indikator knowing adalah:
1) Mengetahui kebutuhan dan harapan pasien
2) Manfaat perawatan dan kejelasan rencana
perawatan
3) Hindari persyaratan untuk bertindak, karena
perawat peduli pasien
4) Tidak hanya mengerti kebutuhan dan harapan
tetapi fokus pada merawat yang benar atau efisien
dan berhasil guna atau efektif.
Being With
Being with merupakan kehadiran dari perawat untuk
pasien, perawat tidak hanya hadir secara fisik saja,
tetapi juga melakukan komunikasi membicarakan
kesiapan/ kesediaan untuk bisa membantu serta
berbagi perasaan dengan tidak membebani pasien.
Perawat juga hadir dengan berbagi perasaan tanpa
beban dan secara emosional bersama klien dengan
maksud memberikan dukungan kepada klien,
memberikan kenyamanan, pemantauan dan
mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan.
Lanjutan…
Indikator saat merawat pasien adalah:
1) Kehadiran kontak dengan pasien
2) Menyampaikan kemampuan merawat
3) Berbagi perasaan
4) Tidak membebani pasien
Doing for (Melakukan)
Doing for berarti bekerja sama melakukan sesuatu
tindakan yang bisa dilakukan, mengantisipasi
kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga
privasi dan martabat klien.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat
bisa memberikan konstribusi dalam pemulihan
kesehatan (atau sampai meninggal dengan damai).
Perawat akan tampil seutuhnya ketika diperlukan
dengan menggunakan semua kekuatan maupun
pengetahuan yang dimiliki.
Lanjutan…
Subdimensi dari doing for antara lain:
1) Comforting ( memberikan kenyamanan) Dalam
memberikan intervensi keperawatan perawat harus
bisa memberi kenyamanan dan menjaga privasi klien.
2) Performing competently ( menunjukkan
ketrampilan) Sebagai perawat professional perawat
dituntut tidak hanya bisa berkomunikasi tapi juga
harus bisa memperlihatkan kompetensi maupun skill
yang dimiliki seorang perawat yang professional.
Lanjutan…
3) Preserving dignity (menjaga martabat klien)
Menjaga martabat klien sebagai individu atau
memanusiakan manusia.
4) Anticipating ( mengantisipasi ). Selalu meminta
izin ataupun persetujuan dari klien ataupu keluarga
dalam melakukan tindakan keperawatan.
5) Protecting (melindungi). Menjaga hak-hak klien
dalam memberikan asuhan keperawatan dan
tindakan medis
Enabling (Memampukan)
Enabling adalah memampukan atau memberdayakan
klien,
perawat memberikan informasi, menjelaskan memberi
dukungan dengan fokus masalah yang relevan, berfikir
melalui masalah dan menghasilkan alternatif pemecahan
masalah agar klien mampu melewati masa transisi dalam
hidup yang belum pernah dialaminya sehingga bisa
mempercepat penyembuhan klien ataupun supaya klien
mampu melakukan tindakan yang tidak biasa
dilakukannya.
memberikan umpan balik / feedback
Lanjutan…
Subdimensi dari enabling antara lain:
1) Validating (memvalidasi) Memvalidasi semua
tindakan yang telah dilakukan
2) Informing ( memberikan informasi)
Menyampaikan informasi yang berhubungan dengan
peningkatan kesehatan klien dalam rangka
memberdayakan klien dan keluarga klien.
Lanjutan…
3) Supporting (mendukung) Memberi dukungan
kepada klien untuk mencapai kesejahteraan / well
being sesuai kapasitas sebagai perawat
4) Feedback (memberikan umpan balik) Memberikan
feedback kepada klien atas usahanya mencapai
kesembuhan/well being,
Lanjutan…
5) Helping patients to focus generate alternatives
(membantu klien untuk fokus dan membuat
alternatif) Membantu klien agar selalu fokus dan ikut
dalam program peningkatan kesehatannya baik
tindakan keperawatan maupun tindakan medis
(Potter & Perry, 2005)
Mengatasi kepercayaan
(maintaining belief)
Maintening belief adalah kepekaan diri seseorang
terhadap harapan yang diinginkan orang lain ataupun
membangun harapan
Lanjutan…
Indikator yang terdapat pada kepekaan diri, yaitu:
 1) Selalu punya rasa percaya diri yang tinggi
2) Mempertahankan perilaku yang siap memberikan
harapan orang lain
3) Selalu berfikir realistis
4) Selalu berada disisi klien dan siap memberikan
bantuan.
Akses e learning, waktu 10 menit

Anda mungkin juga menyukai