BAB 03
Pabrik
Tenaga Kerja
Langsung, Tenaga
Bahan Barang
Kerja Tidak
Baku Jadi
Langsung, Bahan
Langsung
Penolong, Fasilitas
Pabrik , energi, dll.
Tiga komponen biaya produksi:
1. Biaya bahan baku langsung/BBBL (direct raw material cost)
2. Biaya tenaga kerja langsung/BTKL (direct labor cost)
3. Biaya overhead pabrik/BOP (factory overhead cost)
Biaya Bahan
Biaya Bahan
Baku Tidak
Baku Langsung
Langsung
Biaya Overhead
Pabrik
Produk
Perhitungan Harga Pokok Bahan Baku
Langsung
• Bahan baku langsung diperoleh melalui 2 cara:
dibeli atau dihasilkan sendiri.
• Perhitungan harga pokok bahan baku langsung
yang dihasilkan sendiri lebih rumit dari dibeli.
• Idealnya, semua biaya yang berkaitan dengan
aktivitas perolehan bahan baku langsung harus
menjadi komponen harga pokok bahan baku
langsung
• Jika bahan baku langsung dibeli, maka semua biaya
yang berkaitan dengan perolehan bahan baku langsung
harus menjadi komponen harga pokok bahan baku
langsung, seperti harga beli, diskon pembelian, ongkos
angkut pembelian, asuransi bahan baku yang dibeli,
biaya pembelian, biaya gudang, dan biaya akuntansi.
GAMBAR 3.3 BIAYA TIDAK
BIAYA
Pembebanan LANGSUNG
LANGSUNG
Biaya Langsung Ongkos angkut, beban
Harga beli bahan
dan Biaya Tidak pembelian, beban
baku dan potongan
Langsung ke asuransi, beban gudang,
harga
Bahan Baku dan beban akuntansi
Langsung
Bahan
Baku Cost Driver
Langsung
Keterangan Bahan A Bahan B
Biaya Langsung Bahan Baku Langsung (Direct Cost of Direct Materials):
Harga Beli Rpxx Rpxx
Potongan Pembelian (Rpxx) (Rpxx)
Total Biaya Langsung Rpxx Rpxx
Biaya Tidak Langsung Bahan Baku Langsung (Indirect Cost of Direct Materials):
Ongkos Angkut Rpxx Rpxx
Beban Asuransi Rpxx Rpxx
Beban Pembelian Rpxx Rpxx
Beban Penerimaan Rpxx Rpxx
Beban Gudang Rpxx Rpxx
Beban Akuntansi Rpxx Rpxx
Total Biaya Tidak Langsung Rpxx Rpxx
Total Harga Pokok Bahan Baku Langsung Rpxx Rpxx
Total Kuantitas Bahan Baku yang Dibeli xx Unit xx Unit
Harga Pokok Bahan Baku per unit Rpxx Rpxx
BIAYA TIDAK DRIVER BIAYA
LANGSUNG • Berat BBL
• Ongkos angkut pembelian • Nilai BBL
• Biaya asuransi • Jumlah order pembelian
• Biaya pembelian • Jumlah order pembelian
• Biaya penerimaan
• Luas gudang terpakai
• Biaya gudang
• Jumlah transaksi
• Biaya akuntansi
PT Hoya Bakery
Perhitungan HP Bahan Baku Langsung
Ayat jurnalnya:
Persediaan BBL Rp900.000
Kas Rp900.000
Rabat • Rabat biasanya diberikan jika kuantitas
(Quantity barang dibeli dalam jumlah besar.
discount)
Misalnya, harga BBL – gula pasir Rp 6.000 per
kg. Jika perusahaan membeli sebesar
Rp6.000.000 yang seharusnya mendapatkan
1.000 kg, tetapi mendapatkan 1.200 kg karena
diberi tambahan 200 kg, sehingga harga per kg
turun menjadi Rp5.000 (Rp6.000.000/1.200 kg).
Rabat tidak dicatat dalam akuntansi.
Ayat jurnalnya:
Persediaan BBL Rp6.000.000
Kas Rp6.000.000
Potongan • Potongan tunai (cash discount) diberikan
tunai (cash jika dibayar lebih cepat dari jangka waktu
discount) kredit yang ditetapkan.
Pengembalian
Buku Pembantu Daftar
Bahan ke
Gudang Persediaan
Akhir BBL
Metode Penilaian HP Persediaan
BB Langsung
Biaya
GAMBAR 3.5
Proses Pembebanan
Overhead
Biaya Tenaga Kerja Pabrik
ke Produk
Produk
Akuntansi biaya tenaga kerja langsung
Produk
Pada perusahaan yang berproduksi berdasarkan
pesanan (job shop companies), seperti pembuat
perabot, biaya overhead pabrik dibebankan ke
produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka
(predetermined rate).
Tarif BOP
Anggaran BOP selama setahun
=
Kapasitas Normal Unit Driver
GAMBAR 3.7
Hubungan antara Jumlah Unit yang Dihasilkan, Unit
Driver, dan Biaya Overhead Pabrik
Tujuan pembebanan BOP ke produk
menggunakan tarif tetentukan dimuka adalah
agar semua BOP selama periode dapat
didistribusikan secara merata ke semua
produk yang dihasilkan
Perhitungan HPP dengan membebankan
biaya sesungguhnya untuk BBBL dan
BTKL, dan biaya dibebankan (applied
cost) untuk biaya overhead pabrik disebut
perhitungan HP normal (normal costing).
Alt. I: BDP Dicatat Sbg Aset Alt. II: BDP Dicatat Sbg Beban
Mencatat Pembelian Persediaan BBL xx Persediaan BBL xx
BBL Kas/Utang Dagang xx Kas/Utang Dagang xx
Mencatat pemakaian Persediaan BDP xx BDP-BBBL xx
BBL Persediaan BBL xx Persediaan BBL xx
Mencatat BTKL Biaya Gaji & Upah xx Biaya Gaji & Upah xx
terutang Utang Gaji & Upah xx Utang Gaji & Upah xx
Mencatat pembebanan Persediaan BDP xx BDP-BTKL xx
BTKL Biaya Gaji & Upah xx Biaya Gaji & Upah xx
Mencatat BOP BOP xx BOP Sesungguhnya xx
sesungguhnya Berbagai Akun Dikredit xx Berbagai Akun. Dikredit xx
Mencatat pembebanan Persediaan BDP xx BDP-BOP xx
BOP BOP xx BOP Dibebankan xx
Alt. I: BDP Dicatat Sbg Aset Alt. II: BDP Dicatat Sbg Beban
Menutup BOP BOP xx BOP Dibebankan xx
Selisih BOP (laba) xx BOP Sesungguhnya xx
Selisih BOP (laba) xx
Menutup selisih BOP Selisih BOP xx Selisih BOP xx
Harga Pokok Penj. xx Harga Pokok Penj. xx
Mencatat barang jadi Persediaan Brg Jadi xx Persediaan Brg Jadi xx
Persediaan BDP xx BDP-BBBL xx
BDP-BTKL xx
BDP-BOP xx
Mencatat persediaan Tidak ada ayat jurnal Persediaan BDP xx
BDP akhir BDP-BBBL xx
BDP-BTKL xx
BDP-BOP xx
Mencatat Penjualan dan Kas / Piutang Dagang xx Kas / Piutang Dagang xx
harga pokok penjualan Penjualan xx Penjualan xx
Diagram
arus biaya
produksi.
91