PEMBEBASA
N IRIAN
BARAT
Kelompok 4
LATAR BELAKANG
PEMBEBASAN IRIAN BARAT
Irian Barat terletak di tepi bagian barat Pulau Irian dan merupakan propinsi terluas di
Indonesia. Dalam sidang BPUPKI ditegaskan bahwa wilayah Republik Indonesia
mencakup seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda, yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke. Oleh karena itu, ketika Indonesia merdeka maka Irian Barat sudah
seharusnya ikut merdeka. Hasil persetujuan KMB(Den Haag 23 Agustus-2 November
1949) diantaranya adalah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia, kecuali wilayah
Irian Barat yang rencananya akan dikembalikan setahun kemudian. Namun hingga
tahun 1950 Belanda tidak juga menyerahkan wilayah Irian Barat kepada pemerintah
Republik Indonesia.
Berikut ini beberapa langkah diplomasi
dalam penyelesaian Irian Barat :
1. Kabinet Sukiman pada tahun 1951 menyatakan bahwa hubungan Indonesia dengan
Belanda merupakan hubungan bilateral biasa, bukan hubungan Unie-Statuut.
2. Pada tanggal 3 Mei 1956, pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II diumumkan pembatalan hasil
KMB.
3. Pada tanggal 17 Agustus 1956, dibentuk Provinsi Irian Barat dengan ibu kotanya di Soasiu
(Tidore) dan Zaenal Abidin Syah (Sultan Tidore) sebagai gubernurnya. Provinsi Irian Barat
meliputi Irian, Tidore, Oba, Weda, Patani, dan Wasile.
4. Tanggal 18 November 1957 di Jakarta diadakan rapat umum pembebasan Irian Barat.
5. Pada tahun 1958, pemerintah menghentikan kegiatan-kegiatan konsuler Belanda di Indonesia.
6. Pada tanggal 8 Februari 1958, dibentuk Front Nasional Pembebasan Irian Barat.
7. Pada tanggal 17 Agustus 1960, diumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Belanda.
Isi TRIKORA
KONFRONTA
1. Gagalkan pembentukan Negara boneka
SI MILITER Papua buatan Belanda.
Untuk meningkatkan
perjuangan, Dewan Pertahanan
Nasional merumuskan Tri
Komando Rakyat (TRIKORA)
2. Kibarkan Sang Merah Puti h di Irian
yang dibacakan Presiden Barat Tanah Air Indonesia.
Soekarno tanggal 19 Desember
1961 di alun-alun Yogyakarta.