Anda di halaman 1dari 18

APLIKASI KELOMPOK 3

PENGELOLAAN
PENANGGULANGAN
BENCANA DENGAN 1. ALFI AFIATA
2. KETTRINA
PENDEKATAN HESSANTI
3. PUTRI OKTAVIANI
KOMPREHENSIF 4. PUTRI
PADA SETIAP FASE PUSPITASARI
5. VALENTIA BECTI
(PREVENTION, WIDYANA
6. VERA MAIFITA
MITIGATION, JULIYANTI
PLANNING/RESPONS
E/RECOVERY)
Managemen
Pengelolaan
Bencana
Bencana alam adalah suatu kejadian alam
atau buatan manusia , tiba tiba atau
progesif yang menimbulkan dampak yang
dahsyat sehingga komunitas yang terkena
harus merespon dengan tindakan yang
luar biasa.
Managemen bencana pada dasarnya
berupaya untuk menghindarkan
masyarakat dari bencana baik dengan
mengurangi kemungkinan munculnya
hazard maupun mengatasi kerentanan.
LIMA MODEL MANAJEMEN
BENCANA

1. Disaster management 2 . P re - d u r i n g p o s t d i s a s t e r
continuum model model

3. Contanct expand model 4. The crunch and release model

5. Disaster risk reduction


framework
PENGELOLAAN PENANGGULANGAN BENCANA
(PENCEGAHAN DAN MITIGASI)
MITIGASI AKTIF
1. Pembuatan dan penempatan 5. Penyuluhan dan peningkatan
tanda-tanda peringatan, bahaya, kewaspadaan masyarakat
larangan memasuki daerah 6. Perencanaan daerah
rawan bencana penampungan sementara dan
2. Pengawasan terhadap jalur-jalur evakuasi jika terjadi
pelaksanaan berbagai peraturan bencana
tentang penataan ruang, ijin 7. Pembuatan bangunan struktur
mendirikan bangunan (IMB), dan yang berfungsi untuk mencegah,
peraturan ain yang berkaitan mengamankan dan mengurangi
dengan pencegahan bencana dampak yang ditimbulkan oleh
3. Pelatihan dasar kebencanaan bencana, seperti tanggul, dam,
bagi aparat dan masyarakat penahan erosi pantai, bangunan
4. Pemindahan penduduk dari tahan gempa dan sejenisnya
daerah yang rawan bencana ke
daerah yang lebih aman
MITIGASI PASIF

1. Penyusunan peraturan 6. Pengkajian / analisis


perundang – undangan risiko bencana
2. Pembuatan peta rawan 7. Internalisasi PB dalam
bencana dan pemetaan muatan lokal pendidikan
masalah 8. Pembentukan organisasi
3. Pembuatan atau satuan gugus tugas
pedoman/standar/prosedur bencana
4. Pembuatan 9. Perkuatan unit-unit
brosur/leaflet/poster sosial dalam masyarakat,
5. Penelitian / pengkajian seperti forum
karakteristik bencana 10. Pengarus utamaan PB
dalam perencanaan
pembangunan
Adakalanya kegiatan mitigasi ini digolongkan
menjadi
1. mitigasi yang bersifat nonstruktural (berupa
peraturan, penyuluhan, pendidikan).
2. bersifat structural (berupa bangunan dan
prasarana)
B. KESIAPSIAGAAN

1. Pengaktifan pos-pos siaga 5. Penyiapan sistem informasi


bencana dengan segenap unsur dan komunikasi yang cepat dan
pendukungnya terpadu guna mendukung tugas
2. Pelatihan siaga / simulasi / kebencanaan
gladi / teknis bagi setiap sector 6. Penyiapan dan pemasangan
penanggulangan bencana (SAR, instrument sistem peringatan
sosial, kesehatan, prasarana dini (early warning)
dan pekerjaan umum)
7. Penyusunan rencana
3. Inventarisasi sumber daya kontinjensi (contingency plan)
pendukung kedaruratan
8. Mobilisasi sumber daya
4. Penyiapan dukungan dan (personil dan prasarana / sarana
mobilisasi sumber daya logistik perlatan)
C. TANGGAP DARURAT

1. Pengkajian secara pengkajian 3. Penyelamatan dan evakuasi


secara cepat dan tepat terhadap masyarakat terkena bencana
lokasi, kerusakan, kerugian, dan 4. Pemenuhan kebutuhan dasar
sumber daya
5. Perlindungan terhadap
2. Penentuan status keadaan kelompok rentan
darurat bencana
6. Pemulihan dengan segera
prasarana dan sarana vital
D. PEMULIHAN

1. Perbaikan lingkungan daerah 6. Rekonsiliasi dan resolusi


bencana konfliK
2. Perbaikan prasarana dan 7. Pemulihan sosial, ekonomi,
sarana umum dan budaya
3. Pemberian bantuan perbaikan 8. Pemulihan keamanan dan
rumah masyarakat ketertiban
4. Pemulihan sosial psikologis 9. Pemulihan fungsi
5. Pelayanan kesehatan pemerintahan
10. Pemulihan fungsi pelayanan
publik
TAHAP REKONSTRUKSI

1. Pembangunan kembali 5. Partisipasi dan peran serta


prasarana dan sarana lembaga dan organisasi
2. Pembangunan kembali kemasyarakatan, dunia usaha
sarana sosial masyarakat 3. dan masyarakat
Pembangkitan kembali 6. Peningkatan kondisi sosial,
kehidupan sosial budaya ekonomi, dan budaya
masyarakat 7. Peningkatan fungsi pelayanan
4. Penerapan rancang bangun publik
yang tepat dan penggunaan 8. Peningkatan pelayanan
peralatan yang lebih baik dan utama dalam masyarakat
tahan bencana
UU NO.24 TAHUN 2007 MENYATAKAN “PENYELENGGARAAN
PENANGGULANGAN BENCANA ADALAH SERANGKAIAN UPAYA
YANG MELIPUTI PENETAPAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
YANG BERISIKO TIMBULNYA BENCANA, KEGIATAN
PENCEGAHAN BENCANA, TANGGAP DARURAT, DAN
REHABILITASI”

Rumusan dari UU tersebut


Managemen bencana
mengandung dua pengertian
dasar : 1. Managemen risiko (mitigasi,
kesiapsiagaan, pra bencana)
1. Penanggulangan bencana
sebagai sebuah rangkaian atau 2. Managemen
siklus kegawatdaruratan (saat
bencana)
2. Penanggulangan bencana
dimulai dari penetapan 3. Managemen pemulihan
kebijakan pembangunan yang (pasca bencana)
didasari risiko bencana dan
diikuti tahap kegiatan
pencegahan bencana, tanggap
darurat, dan rehabilitasi
PENGELOLAAN BENCANA

1. Perencanaan dalam 5. Pengendalian dalam


pengelolaan bencana pengelolaan bencana
Perencanaan pengelolaan
bencana
6. Pengawasan dalam
2. Pengorganisasian dalam pengelolaan bencana
pengelolaan bencana
3. Kepemimpinan dalam
7. Pengangguran dalam
pengelolaan bencana
pengelolaan bencana
4. Pengkoordinasian dalam
pengelolaan bencana
8. Keuangan dalam pengelolaan
bencana
PENGELOLAAN BENCANA
TERPADU

Ti ga e l em en p e ng e lol aa n
be nc a na

1. Enabling environment
2. Peran institusi
3. Alat managemen
APLIKASI PENGELOLAAN PENANGGULAN BENCANA DENGAN
PENDEKATAN KOMPREHENSIF PADA SETIAP FASE
(PREVENTION, MITIGATION, PLANNING/RESPONSE/RECOVERY)

1. Preventif (kesiapsiagaan) 2. Mitigation (mitigasi)


Persiapan rencana untuk a. Menerbitkan peta rawan
bertindak ketika tejadi (atau bencana
kemungkinan akan terjadi) b. Memasang rambu-rambu
bencana atau segala upaya peringatan, bahaya dan larangan di
sistematis dan terencana untuk wilayah bencana
mengantisipasi kemungkinan c. Mengadakan pelatihan
terjadinya bencana dan penanggulangan bencana kepada
mencegah jatuhnya korban jiwa warga diwilayah rawan bencana d.
dan kerugian harta benda Menyiapkan tempat penampungan
sementara dijalur-jalur evakuasi
jika bencana terjadi e.
Memindahkan masyarakat yang
tinggal diwilayah bencana
ketempat yang aman
3. PLANNING/ RESPONSE/
RECOVERY
a. Bersifat kedaruratan
b. Peran medis
c. Simpati dan bantuan
kemanusiaan mengair deras
d. Masalah koordinasi dan
konflik kepentingan menonjol
e. Adanya peran pemerintah,
LSM (lembaga swadaya
masyarakat) & masyarakat
KESIMPULAN PENANGGULANGAN BENCANA DI
INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG RI
NOMOR 24 TAHUN 2007 MENJELASKAN BEBERAPA
TAHAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PENANGANAN BENCANA YAITU KESIAPSIAGAAN
(PREPAREDNESS), MITIGASI (MITIGATION), TANGGAP
DARURAT (RESPONSE), REHABILITASI/ PEMULIHAN
(REHABILITATION/RECOVERY), DAN REKONTRUKSI
(RECONSTRUCTION)
NAIK DELMAN PERGI KE KOTA
JANGAN LUPA MEMBELI ALPUKAT
DEMIKIAN PRESENTASI MATERI KITA
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai