Anda di halaman 1dari 30

BAB 8

SISTEM
EKSKRESI
Sumber : skeeze, pixabay.com
Dapatkah Anda menyebutkan fungsi organ
penyusun sistem ekskresi pada gambar berikut?

Sumber : en.wikipedia.org
A. SISTEM EKSKRESI
Organ sistem ekskresi pada manusia: ginjal, hati, paru-
paru, dan kulit.
Fungsi sistem ekskresi:
• Menurunkan kadar zat produk metabolisme (metabolit)
dalam tubuh agar tidak menyebabkan akumulasi.
• Melindungi sel-sel tubuh dari zat-zat yang bersifat racun.
• Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh (homeostasis).
• Membantu mempertahankan suhu tubuh.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
1. Fungsi Ginjal

• Mengeluarkan zat sisa organik dan racun.


• Mengatur keseimbangan konsentrasi ion-ion penting dalam tubuh.
• Mengatur keseimbangan asam-basa.
• Menjaga tekanan darah.
• Mengatur produksi sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang.
• Mengendalikan konsentrasi nutrisi darah.
• Mengubah vitamin D yang inaktif menjadi aktif.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
2. Struktur Ginjal
• Bagian-bagian ginjal: lobus ginjal, hilus (hilum), sinus ginjal, parenkim ginjal, dan
pelvis renalis.
• Jaringan penyusun parenkim: korteks (bagian luar) dan medula (bagian dalam).
• Korteks tersusun atas nefron, yaitu unit struktural dan fungsional terkecil dari ginjal.
Pada nefron terdapat komponen pembuluh (arteri aferen, glomerulus, arteri eferen,
dan kapiler peritubuler) dan komponen tubuler (kapsul Bowman, tubulus kontortus
proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
• Medula terdiri atas massa triangular yang disebut piramida ginjal, yang akan
berhubungan dengan saluran pengumpul urine.
Struktur ginjal
Struktur nefron
Sumber : en.wikipedia.org
Korpus renalis (glomerulus dan kapsul Bowman)
Sumber : en.wikipedia.org
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
3. Proses Pembentukan Urine
a. Filtrasi glomerulus
• Yaitu proses penyaringan plasma bebas protein melalui kapiler
glomerulus ke dalam kapsul Bowman.
• Cairan yang difiltrasi akan melewati membran glomerulus yang mampu
menahan sel darah dan protein plasma, serta melewatkan air dan molekul
berukuran kecil.
• Hasil filtrat glomerulus (urine primer): mengandung air dan zat terlarut
(glukosa, klorida, natrium, dll), tanpa protein plasma dan elemen seluler.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
b. Reabsorpsi
• Yaitu proses penyerapan kembali zat yang dibutuhkan oleh tubuh.
• Terjadi di tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
• Zat yang diserap masuk ke kapiler peritubuler dan dikembalikan ke
sistem peredaran darah.
• Zat yang diabsorpsi: ion natrium, ion klorin, glukosa, air, urea, dan
ion anorganik.
• Hasil reabsorpsi disebut urine sekunder.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
c. Augmentasi
• Yaitu transpor aktif yang memindahkan zat-zat tertentu dari darah ke
dalam urine.
• Terjadi di kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus
kolektivus.
• Zat yang dipindahkan:
• Ion hidrogen, amonia, kreatinin, asam hipurat, obat-obatan
tertentu, dan zat kimia asing.
• Ion kalium
Jalur pembentukan urine
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
4. Penyimpanan Sementara Urine dan Berkemih
• Urine dari duktus kolektivus ke pelvis renalis, ke ureter, kemudian
ke vesika urinaria (kandung kemih).
• Dinding kandung kemih berlipat-lipat sengan struktur otot yang
dapat meregang untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan urine.
• Keinginan buang air kecil disebabkan isi urine dalam kandung
kemih sudah mencapai 170 – 230 mL.
• Urine dari kandung kemih mengalir ke uretra kemudian melalui
lubang luar dibuang keluar tubuh.
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
5. Faktor yang Memengaruhi Proses Pembentukan Urine
• Faktor internal
• Hormon ADH: mengontrol pengeluaran urine.
• Hormon insulin: menurunkan kadar glukosa darah.
• Sistem renin-angiotensin-aldosteron
• Faktor eksternal
• Suhu lingkungan
• Jumlah air yang diminum
• Alkohol dapat menghambat pembebasan ADH
A. SISTEM EKSKRESI
Ginjal
6. Karakteristik Urine
• Sifat fisik urine: volume normal 800 – 2500 mL/hari, warna kuning
pucat sampai kuning tua, berat jenis 1,003 – 1,035 g/cm3, pH 4,7 –
8, bau khas amonia.
• Komposisi urine: zat buangan nitrogen (urea, asam urat, dan
kreatinin), benda keton, asm hipurat, toksin, zat kimia asing,
pigmen, enzim, vitamin, hormon, dan elektrolit.
• Urine tidak normal: albumin, glukosa, sel darah merah, zat kapur,
batu ginjal, dan badan keton dengan jumlah berlebihan.
A. SISTEM EKSKRESI
Hati (Hepar)
1. Fungsi Hati
• Sekresi empedu, cairan yang berasal dari perombakan sel darah merah yang
sudah tua dan disimpan dalam kantung empedu atau dialirkan ke duodenum.
Berfungsi membantu pencernaan lemak, mengaktikan lipase, membantu
absorpsi lemak di usus, dan mengubah zat yang tidak dapat larut di dalam air
menjadi larut.
• Menghasilkan hormon trombopoietin, albumin, hormon angiotensinogen, enzim
arginase, enzim glutamat-oksaloasetat transferase, glutamat-piruvat transferase,
dan laktat dehidrogenase.
• Menyimpan glikogen, lemak, zat besi, zat tembaga, serta vitamin A, D, dan B12.
A. SISTEM EKSKRESI
Hati (Hepar)

• Mengaktifkan vitamin D.
• Fagosit bakteri oleh sel Kupffer.
• Degradasi hormon insulin dan hormon lain.
• Degradasi amonia menjadi urea.
A. SISTEM EKSKRESI
Hati (Hepar)
A. SISTEM EKSKRESI
Paru-paru

• Berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme berupa CO2


dan H2O yang berbentuk uap air.
• Keduanya dihasilkan pada proses katabolisme intraseluler
di mitokondria untuk menghasilkan energi berupa ATP.
• Zat sisa CO2 dan H2O diangkut oleh darah menuju jantung,
ke paru-paru, kemudian dibuang keluar tubuh melalui
saluran pernapasan.
A. SISTEM EKSKRESI
Kulit
1. Fungsi Kulit
• Ekskresi, perlindungan, pengaturan suhu badan, metabolisme, dan komunikasi.
2. Struktur Kulit
• Epidermis, terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum (sel-sel pipih), stratum
granulosum (prekursor pembentukan keratin), stratum spinosum, dan stratum
basalis/germinativum (terdapat melanosit yang menghasilkan pigmen melanin).
• Dermis, terdiri atas lapisan papilar (jaringan ikat areolar renggang) dan lapisan
retikuler (jaringan ikat ireguler).
• Hipodermis (subkutaneus),mengikat kulit dengan organ di bawahnya,
mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan ujung saraf.
A. SISTEM EKSKRESI
Kulit
3. Kelenjar pada Kulit
• Kelenjar keringat, di lapisan dermis.
• Ekrin, kelenjar sederhana, meluas ke seluruh tubuh.
• Apokrin, kelenjar besar dan bercabang dengan penyebaran
terbatas pada bagian tubuh tertentu.
• Kelenjar sebaseus
Mengeluarkan sebum yang biasanya dialirkan ke foliker rambut.
Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak, dan pecahan
sel.
Sumber : commons.wikimedia.org
Diagram kulit
A. SISTEM EKSKRESI
Kulit
4. Kontrol Pengeluaran Keringat
• Pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus di otak.
• Jika darah yang melewati hipotalamus melebihi batas normal
(panas), rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatis ke
kulit.
• Pembuluh darah melebar, aliran darah di kulit meningkat, terjadi
konduksi panas, dan panas terbuang.
• Pengeluaran keringan dipengaruhi oleh: lingkungan, aktivitas
tubuh, emosi, dan kondisi psikis.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Sistem Urinaria
• Glukosuria, ekskresi glukosa ke dalam urine.
• Albuminuria, glomerulus gagal melakukan penyaringan protein.
• Batu ginjal, adanya endapan senyawa kalsium dan asam urat pada rongga ginjal atau
kandung kemih.
• Diabetes mellitus, banyaknya glukosa dalam urine karena kurangnya hormon insulin
untuk mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan di hati.
• Diabetes insipidus, produksi urine berlebihan dan encer karena kekurangan hormon
ADH.
• Poliuria, kelebihan produksi air seni akibat rasa haus yang terus-menerus atau
mengonsumsi cairan yang bersifat diuretik.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Sistem Urinaria

• Gagal ginjal (anuria), ginjal gagal memproduksi urine.

• Uremia, darah banyak mengandung urea karena ginjal


gagal membuang urea keluar dari tubuh.
• Nefritis, radang nefron karena infeksi bakteri
Streptococcus sp.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan Fungsi Hati

• Penyakit hati, disebabkan oleh infeksi virus, Amoeba


penyakit disentri, cacing, plasmodium, dan Toxoplasma sp.
• Sirosis hati, berubahnya sel-sel hati menjadi jaringan ikat
fibrosa sehingga kehilangan fungsinya.
• Hemokromatosis, kelainan genetik yang menyebabkan
tubuh terlalu banyak menyerap zat besi dari makanan
sehingga banyak tersimpan di dalam organ-organ tertentu.
B. GANGGUAN SISTEM EKSKRESI
Gangguan pada Kulit
• Eksem (dermatitis), radang kulit akibat faktor keturunan, emosi dan stres, atau kontak
dengan senyawa alergen.
• Kadas/kurap, bercak merah karena infeksi jamur.
• Kudis, gatal akibat infeksi tungau dan kutu air.
• Athlete’s foot, infeksi jamur di sela-sela jari kaki.
• Vitiligo, gangguan pigmentasi kulit.
• Jerawat, radang kulit atau pori-pori tersumbat akibat infeksi bakteri, perubahan hormonal,
atau kotoran.
• Pruvitus kutanea, gatal karena iritasi saraf sensoris perifer.
• Kalvus, penyakit mata ikan karena virus/bakteri dan gesekan terus-menerus
C. TEKNOLOGI SISTEM EKSKRESI
• Hemodialisis (cuci darah), proses pembersihan darah dari zat-zat sisa
metabolisme melalui proses penyaringan di luar tubuh.

• Transplantasi ginjal, terapi penggantian ginjal pasien dengan ginjal dari orang
yang hidup atau yang sudah meninggal.

• ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy), penghancuran batu saluran


kemih menggunakan gelombang kejut yang ditransmisikan dari luar tubuh.

• Skin grafting, memindahkan sebagian atau seluruh ketebalan kulit dari donor ke
resipien yang membutuhkan.
D. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
Sistem Ekskresi pada Annelida
• Alat: Metanefridium
• Setiap segmen tubuh cacing tanah memiliki sepasang nefridium, kecuali tiga
segmen pertama dan terakhir
• Metanefridium terdiri dari nefrostom, nefridium, dan nefridiofor

• Mekanisme:
1. Cairan tubuh ditarik oleh nefrostom, masuk ke dalam saluran nefridium
2. Zat-zat yang masih berguna (glukosa, air, dan ion-ion) diserap oleh darah untuk
diedarkan kembali
3. Zat-zat sisa (amonia, urea, garam, dan sedikit air) dikeluarkan melalui
nefridiofor
D. SISTEM EKSKRESI PADA HEWAN
Sistem Ekskresi pada Serangga
• Alat: Pembuluh Malpighi (misalnya pada belalang)
• Pembuluh Malpighi berupa kumpulan serabut halus bewarna putih kekuningan
• Pangkalnya melekat pada dinding usus
• Terletak di antara usus tengah dan usus belakang

• Mekanisme:
1. Darah mengalir melewati pembuluh Malpighi
2. Ketika cairan bergerak melewati bagian proksimal pembuluh, bahan-bahan yang mengandung
nitrogen diendapkan kembali menjadi asam urat
3. Air dan garam-garam diserap kembali melalui proses osmosis dan transpor aktif
4. Kristal asam urat masuk ke dalam usus dan diekskresikan bersama-sama feses melalui anus.

Anda mungkin juga menyukai