Anda di halaman 1dari 21

Uji Kruskall Wallis

Kegunaan Uji KRUSKAL - WALLIS :


 Untuk menentukan apakah k sampel yg
independen tsb. berasal dari populasi-populasi
yang berbeda.
 Menguji hipotesis nol bahwa k sampel berasal
dari populasi yang sama atau identik dalam hal
harga rata-ratanya.
Dasar Pemikiran dan Metode:
• Masing-masing N observasi digantikan dengan
ranking-nya.
• Semua skor dlm seluruh k sampel diurutkan (ranking)
dalam satu rangkaian
• Skor terkecil diganti dengan ranking 1.
• Skor di atasnya di-ranking 2 dan yang terbesar di-
ranking N.
• N = jumlah seluruh observasi independen dalam k
sampel.
Prosedur Kruskal-Wallis:

 Perhatikan urutan (rank) dari kecil ke besar dari


pengamatan-pengamatan yij, ganti pengamatan-
pengamatan yij, dengan ranknya, yaitu Rij.
 Hitung jumlah rank untuk masing-masing
treatment, yaitu Ri. untuk i = 1, 2, ... , a
 Hitung statistik uji:
Prosedur… (Cont.):
 Jika ada proposi besar observasi dengan angka sama, hitung harga H dengan rumus
8.3, jika tidak gunakan rumus 8.1
 Metode untuk menilai signifikansi harga observasi H tergantung besar k pada
ukuran kelompok.
a. jika k = 3, & jika n1, n2, & n3 ≤ 5, gunakan tabel O. dbawah Ho dgn H sebesar
H observasi.
b. Signifikansi harga sebesar harga observasi H dapat ditaksir dengan tabel C.
dengan db = k – 1
Prosedur… (Cont.):
 Jika kemungkinan harga observasi H adalah sama dengan atau kurang dari α, maka
tolak Ho dan terima H1.
Hitung statistik uji:

Di mana:
k = banyak sampel
nj = banyak kasus dalam sampel ke-j
N = nj = banyak kasus dalam semua sampel

= jumlah seluruh k sampel (kolom-kolom)


Contoh :
Suatu survey terhadap variasi cost of dinner (dalam US $) pada tiga tipe restoran di suatu kota di Amerika menghasilkan data
sebagai berikut:

Sit-down Cafetaria Fast-food


Restaurant Restaurant
10.00 9.85 9.50
9.25 10.15 8.75
10.50 9.95 7.95
10.35 8.00 9.75
8.85 10.45 7.75
11.00 9.65 9.00
11.50 9.35 8.35
Penentuan Rangking:

Sit-down Cafetaria Fast-food


Restaurant Restaurant
15 13 10
8 16 5
20 14 2
17 3 12
6 18 1
21 11 7
19 9 4
R1 = 106 R2 = 84 R3 = 41
Perhitungan H:

= 8,1113
Konsultasi ke Tabel C:
Dalam contoh ini kita tidak menggunakan Tabel O
karena ni > 5, tetapi menggunakan Tabel C.
Pada Tabel C untuk H ≥ 8,1113 dengan dk = 3-1
= 2, peluang kemunculan di bawah Ho sebesar
p < 0,02 atau < 0,05 (α), maka menolak Ho,
sehingga dapat dibuat:
Kesimpulan:
Ada perbedaan cost of dinner pada jenis
restoran yang berbeda.
Contoh Lain…
 Sebuah penelitian dilakukan utk mengetahui pengaruh jarak dari rumah ke Asrama
terhadap frekuensi pulang kampung mahasiswa dalam satu semester. Jarak dari
rumah-Asrama diklasifikasikan: dekat (perjalanan 1 jam), sedang (perjalanan 1 – 4
jam), dan jauh (perjalanan > 4 jam).
 Dari 10 mahasiswa yg disurvei, diperoleh data sbb:

DEKAT 8 7 8 8
SEDANG 6 6 5
JAUH 3 2 4
 Akan diuji pernyataan bahwa jarak dari rumah ke asrama berpengaruh thd
frekuensi pulang kampung.
 Langkah :
 Diubah menjadi rangking, diurutkan dari yg paling kecil ke besar.

DEKAT 9 7 9 9
SEDANG 5,5 5,5 4
 N1 = 4  R1 = 34 (dekat)
JAUH 2 1 3
 N2 = 3  R2 = 15 (sedang)
 N3 = 3  R3 = 6 (jauh) n = 10
Uji Bonferroni

  Batas-batas pengujian untuk semua

  uji setiap pasangan menggunakan rataan peningkat

 N  N  1  1 1 
2

R j  R j*   B 
12
   
  ni ni*  

B  z 1  2g  
Data beriikut ini adalah tingkat prestasi siswa dari beberapa Lembaga Bimbingan Belajar yang berhasil
masuk PTN di beberapa periode ditulis dalam persen

No GO SSC Primagama
1 30.2 8.5 2.9
2 26.4 26.6 12.9
3 75.2 39.1 20.7
4 75.3 40.3 33.7
5 75.7 41 33.6

Selanjutnya akan dilakukan uji hipotesis untuk mengetahui apakah rata-rata siswa ketiga LBB
tersebut yang berhasil masuk di PTN ternama sama atau tidak dengan tingkat signifikansi 5 %.
Hipotesis
H0 : GO  Pr imagama   SSC
H1 : minimal ada satu mean yang tidak sama.
Taraf signifikansi α = 0,05
jumlah rank
Data LBB Rank
GO SSC Primagama
75,7 GO 15 15
75,3 GO 14 14
75,2 GO 13 13
62,4 GO 12 12
56,6 SSC 11 11
41 SSC 10 10
40,3 SSC 9 9
39,1 SSC 8 8
33,7 Primagama 7 7
33,6 Primagama 6 6
30,2 GO 5 5
20,7 Primagama 4 4
12,6 Primagama 3 3
8,5 SSC 2 2
2,9 Primagama 1 1
Jumlah 59 40 21
jumlah
3481 1600 441
Kuadrat

12  k R 2j  12  212 26 2 19 2 
H     3  N  1       3  15  1
N  N  1  j 1 n j  15  15  1  5 5 5 

H  7.72
Derajat bebas 2 dengan demikia nilai tabelnya adalah 5.99 < 7.72
sehingga dapat disimpulkan H0 dapat ditolak, jadi minimal ada sepasang
mean yang berbeda. Untuk mengetahui pasangan mana yang berbeda
dilakukan uji lanjut dengan uji bonferroni.

k  k  1 3  3  1
g  3
2 2

 
B  z 1  2g  z  1  6   1.96(0.9917)  1.944

Karenan ukuran sampelnya sama, nilai

 N  N  1  1 1 
2

B     
 12  ni ni*  
dihitung sekali yang digunakan untuk semua pasangan.

 N  N  1  15  15  1
1

 1 1   1 1
2 2

B       1.944       5.4984
 12  ni ni*    12  5 5
Selanjutnya dilakukan uji per pasangan
GO-SSC :
1

 N  N  1  1 1 
2

R j  R j*   B 
12
     (11.8  8)  5.4985   1.6985,9.2985
  ni ni*  
GO-Primagama:
1

 N  N  1  1 1 
2

R j  R j*   B 
12
     (11.8  4.2)  5.4985   2.1015,13.0985
  ni ni*  

SSC-Primagama:
1

 N  N  1  1 1 
2

R j  R j*   B 
12
     (8  4.2)  5.4985   1.6985,9.2985
  ni ni*  

Dari uji perpasangan di atas dapat disimpulkan bahwa pasangan yang berbeda
adalah GO-Primagama ( selang yang tidak emmuat nol).

Anda mungkin juga menyukai