Anda di halaman 1dari 8

Latar Belakang

PT. PAL Indonesia Destructive Test/Non Pengelasan yang


Pengelasan
(Persero) Destructive Test Lolos Uji Tes

Pengelasan Cacat Pada


Metode
Ulang Pengelasan

Meminimalkan
Statistical Quality
Adanya Cacat pada Usulan Perbaikan
Control
Pengelasan
Rumusan Masalah Tujuan Penelitian
1. Apa saja jenis welding defect? 1. Mengidentifikasi jenis welding
2. Apa jenis welding defect yang defect.
mendominasi? 2. Mengidentifikasi jenis welding
3. Bagaimana menentukan defect yang mendominasi .
pengendalian kualitas pada
pengelasan? 3. Menentukan pengendalian
kualitas pada pengelasan.
4. Bagaimana menentukan penyebab
terjadinya welding defect? 4. Menentukan penyebab
5. Bagaimana menentukan usulan terjadinya welding defect.
perbaikan yang dapat 5. Menentukan usulan perbaikan
direkomendasikan untuk yang dapat direkomendasikan
mengurangi jumlah welding defect? untuk mengurangi jumlah
welding defect.
Batasan Penelitian Asumsi Penelitian
1. Data yang didapatkan hanya 1. Pada saat penelitian dianggap
beberapa sampel yang diberikan data welding defect yang
dari pihak PT. PAL Indonesia diperoleh sudah memenuhi
(Persero). untuk dianalisa.
2. Pengambilan Data dilakukan pada
2. Pada saat penelitian tidak ada
area Divisi Jaminan Kualitas
Departemen Rekayasa Umum. perubahan pada manajemen
di PT. PAL Indonesia (Persero)
3. Pengambilan sampel data
welding defect dilakukan pada
Divisi Jaminan Kualitas
Departemen Rekayasa Umum
selama satu bulan yaitu 13
September – 15 Oktober 2021.
Mulai

Tahap Identifikasi Studi Pustaka Studi Lapangan

Tahap Pengumpulan Data:


Pengumpulan Data Data Welding Defect

Pengolahan Data:

1. Scatter Diagram
Metodologi
Tahap Pengolahan
Data 2. Control Chart
3. Diagram Pareto

Penelitian
4. Fishbone Diagram

Analisa Data dan Pembahasan:

Tahap Analisa dan 1. Jenis welding defect


Pembahasan 2. Welding defect yang dominan
3. Penyebab dan usulan perbaikan

Kesimpulan dan Kesimpulan dan Saran


Saran

Selesai
Analisa dan Pembahasan
1. Berdasarkan data yang diperoleh jenis cacat yang terjadi pada produk kapal BRS W-303 di PT. PAL
Indonesia (Persero) yaitu:
a. Incomplete Fusion
b. Incomplete Penetration
c. Porosity
d. Slag Inclusion
 
2. Dari hasil scatter diagram menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jumlah produksi
dengan welding defect. Bisa dipastikan bahwa dengan jumlah produksi yang banyak tidak
berpengaruh terhadap cacat pada pengelasan.
 
3. Dari hasil control chart menunjukkan bahwa cacat pada pengelasan tidak ada yang melebihi batas
UCL dan LCL yang artinya tingkat cacat pada pengelasan dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Analisa dan Pembahasan
4. Dari hasil diagram pareto dapat diketahui bahwa prosentase
kumulatif cacat tertinggi adalah incomplete penetration.

5. Dari hasil fishbone diagram didapatkan beberapa penyebab dari


Incomplete Penetration sebagai berikut:
Faktor Permasalahan yang Terjadi
Metode Kesalahan teknik pengelasan
  Kesalahan desain celah (grove)
  Jarak root face yang berlebihan
Mesin Arus listrik kurang besar
  Travel speed kurang tepat
Manusia Welder terburu-buru
  Welder kurang berpengalaman
Lingkungan Adanya kotoran-kotoran pada
root face
Usulan Perbaikan Faktor
Metode
Permasalahan yang Terjadi
Kesalahan teknik pengelasan
Usulan Perbaikan
Melakukan
sesuai
pengelasan
dengan WPS
(Welding Procedure
Spesification)

  Kesalahan desain celah Memperbaiki desain


(grove) celah (grove)
  Jarak root face yang Memposisikan root face
berlebihan 2-4 mm
Mesin Arus listrik kurang besar Memperbesar arus listrik
sesuai dengan welding
prosedur
  Travel speed kurang tepat Mengatur travel speed
secara tepat
Manusia Welder terburu-buru Inspeksi pada saat
pengelasan
  Welder kurang Diadakan training
berpengalaman mengenai pengelasan
Lingkungan Adanya kotoran-kotoran Membersihkan kotoran-
pada root face kotoran yang ada pada
root face

Anda mungkin juga menyukai