Anda di halaman 1dari 42

REVIEW JOURNAL & TUGAS AKHIR

No Topic Observer

Eigar Lamgok Tardok


Analisis Percepatan Waktu Menggunakan
Departemen Teknik Kelautan
Metode CPM dan PERT pada Proyek
1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Pembangunan Dermaga Pelabuhan
Surabaya
Tanjung Priok

Antisipasi Keterlambatan Waktu


Penyelesaian Proyek dengan Menggunakan
Metode What If Analysis Siti Nur Fatimah
dan Crash Program Program Studi Teknnik Industri
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Universitas Islam Sultan Agung
Jembatan Kaligawe - Semarang) Semarang
3

M. Taqwa Sitompul
Bidang Studi Manajemen Rekayasa
Penerapan Metode Monte Carlopada Konstruksi
Penjadwalan Proyek Konstruksi Departemen Teknik Sipil
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Universitas Sumatera Utara
Apartemen The Reiz Condo Medan) Medan

Pamela Putri Dinanty


Perbaikan Penjadwalan Proyek "12.000 Fakultas Sains dan Teknologi
CMB LNG BUNKER VESSEL (MOL)" Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
pada Industri Perkapalan Melalui Penerapan Riau
Simulasi Monte Carlo Pekanbaru

5
Penjadwalan Pembanguan Menara Alfa Jendry Masinambow
Omega Di Kota Tomohon dengan Program Studi Teknik Sipil
Menggunakan Metode PERT (Program Universitas Kristen Indonesia
Evaluation And Review Technique) Tomohon
6
Muhammad Reza Firmansyah
Analisa Perencanaan Proyek Kapal Cepat Jurusan Teknik Kelautan
Rudal Dengan Metode CPM dan What if Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Analysis Surabaya

7
Evaluasi Penjadwalan Waktu dan Biaya pada
Pembuatan Kapal Perang SSV-1 BRP
TARLAC (LD-601) Di PT. PAL Indonesia Ita Puspitasari
(Persero) Surabaya Dengan Metode Jalur Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Kritis Universitas Jember

Reza Kurniawan
Studi Keterlambatan Proyek Pembangunan Jurusan Teknik Kelautan
Kapal Kargo Dengan Metode Bow Tie Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Analysis Surabaya
9

Analisis Perencanaan Penjadwalan Proyek


Konstruksi Dengan Menggunakan Metode Muhammad Dio Ariqsyah
Critical Path Method Dan Critical Chain Departemen Teknik Industri
Project Management (Studi Kasus: PT. Universitas Sumatera Utara
Pelindo 1) Medan

10

Penerapan Metode Critical Project Guna Wirawan


Management(CCPM) dan Critical Path Departemen Teknik Kelautan
Method(CPM) pada Penjadwalan Proyek Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Perbaikan Kapal BC30002 Surabaya
11

R. Lestari
Pengendalian Jadwal Proyek Isolasi Boiler Program Studi Teknik Industri
Dengan Metode Time Cost Trade Off Di PT. Universitas Indraprasta PGRI
Athirah Gemilang Mandiri Jakarta

12

Galan Regatama, Wilma Amirudin, Imam


Pujo Mulyanto
Laboratorium Konstruksi
Analisis Network Planning Reparasi Kapal Departemen Teknik Perkapalan
SPB TITAN 70 Dengan Metode Critical Universitas Diponegoro
Path Method Semarang
13

Aiful Firmansyah, Enny Aryanny


Program Studi Teknik Industri
Penjadwalan Proyek Pembuatan Lambung Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Kapal Cepat Rudal dengan Critical Path Jawa Timur
Method Di Divisi Kapal Perang PT. XYZ Surabaya

14

Aprilia Zein Malau


Departemen Matematika
Aplikasi Metode Critical Chain Project Fakultas Matematika dan Ilmu Pegetahuan
ManagementDalam Pemasangan Dinding Alam
Proyek Area Mall Podomoro City Deli Universitas Sumatera Utara
Medan Medan
15

Pengendalian Biaya dan Waktu pada Proyek


Penyelesaian Gedung Perawatan OBSGYN Raden Aisyah Nur
dan Anak (Dua Lantai) Jurusan Sipil
(Studi kasus: RSUD Kolonedale Kabupaten Fakultas Teknik
Morowali Utara) Universitas Hasanuddin

16

Ganesstri Padma Arianie, Nia Budi


Perencanaan Manajemen Proyek Dalam Puspitasari
Meningkatkan Efisiensi Dan Efektifitas Jurusan Teknik Industri
Sumber Daya Perusahaan Universitas Diponegoro
(Studi Kasus: Qiscus Pte Ltd) Semarang
17

Astrid Aisya Rahmi, Imam Pujo Mulyanto,


Optimalisasi RepairSchedule SPOB. Prosper Untung Budiarto
Three 3537 DWT Dengan Critical Path Laboratorium Konstruksi
Method Guna Antisipasi Keterlambatan Departemen Teknik Perkapalan
Proyek Universitas Diponegoro

18

Optimalisasi Biaya dan Waktu Pekerjaan


Pada Saluran Pelimpah (Spillway) Dengan Rizal Setiawan, Tamrin Rahman, Marwedi
Menggunakan Metode Least Cost Analysis Jamal
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Program Studi Teknik Sipil
Bendungan Tapin, Desa Pipitak Jaya, Universitas Mulawarman
Kalimantan Selatan) Samarinda
19

Analisa Penjadwalan Waktu Dengan Metode Dino Caesaron, Andrey Thio


Jalur Kritis dan PERT Pada Proyek Teknik Industri dan Magister
Pembangunan Ruko (JL. Pasar Lama No.20, Universitas Indonesia
Glodok) Depok

20

Wateno Oetomo, Priyotno, Uhad


Analisis Waktu dan Biaya Dengan Metode Pegawai Negeri Sipil
Crash Duration Pada Keterlambatan Proyek Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII
Pembangunan Jembatan SEI Hanyu Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian
Kabupaten Kapuas Pekerjaan Umum dan Perumhan Rakyat
Tools
Publish Year Diagram
What If Crash Monte
CPM PERT TCTO Kurva S Network
Analysis Program Carlo
Planning

2018 √ √ √

√ √

2019
√ √

2018

2021

2019
√ √

2017

2017

2015

2021

2017
√ √

2021

2019

2020

2019

2018

√ √

2017
√ √

2020

√ √

2020
√ √ √

2015

2017
ls
Bow Tie Least Cost Diagram Tulang
CCPM PDM
Analysis Analysis Ikan


√ √


Summary
Background

Dalam tugas akhir ini dilakukan analisis


percepatan proyek pada pembangunan dermaga Tanjung Priok
dengan metode penjadwalan Critical Path Method untuk
mengetahui aktivitas-aktivitas yang berada di lintasan kritis dan
Program Evaluation and Review Techique untuk mengetahui
probabilitas proyek dapat selesai tepat waktu

Pada bulan Desember 2018 proyek


mengalami permasalahan, penyebab
permasalahan ini yaitu banjir, rob, air kiriman dan sampai
sekarang masih belum
bisa diprediksi. Sehingga jadwal yang
dirancang sebelumnya menggunakan
pengendalian kurva S oleh pemilik
maupun sub kontraktor mengalami
kemunduran.
Ketidakpastian dalam proyek dapat dikategorikan sebagai risiko
dalam pelaksanaan
proyek. Risiko terhadap waktu menjadi hal penting dalam
manajemen risiko. Solusi yang dapat dilakukan terhadap
ketidakpastian adalah dengan menerapkan penjadwalan
probabilistik. salah satu metode probabilistik yang digunakan
adalah simulai monte carlo.

PT. KSS merupakan galangan perkapalan yang memproduksi


salah satunya yaitu blok kapal, pada pelaksanaan proyek
pembuatan blok kapal adanya ketidakpastian durasi proyek
sehigga perlu diselesaikan dengan menerapkan metode simulasi
monte carloyang bertujuan untuk mengetahui probabilitas durasi
dan presentase probabilitas dari durasi waktu dalam sebuah
proyek sehingga penjadwalan dengan mnggunakan software
microsoft project lebih optimal.

Dalam penelitia ini, penulis melakukan studi terhadap data


penjadwalan proyek konstruksi milik PT. Cahaya Abadi Lestari
yaitu proyek pembangunan menara Alfa Omega dengan
menerapkan metode PERT yang kemudian bertujuan untuk dapat
mengetahui masa penyelesaian pekerjaan yang paling efektif
denga tingkat keberhasilan 99%.
Kinerja buruk yang menyebabkan keterlambatan waktu,
rendahnya kualitas, dan pembengkakan biaya seringkali terjadi
dalam suatu proyek. Penjadwalan mempunyai peranan yang
penting untuk mengendalikan sebuah proyek. Dalam proyek
kapal ini sudah di desain mulai awal tahun 2016, tahap fabrikasi
mulai bulan september 2016 dan diharapkan selesai pada akhir
tahun 2017, dibahas pula mengenai analisis pengerjaan proyek
yang nantinya dapat digunakan sebagai referensi agar tidak
terjadi keterlambatan proyek.

Estimasi waktu dan biaya dalam suatu proyek diperlukan


optimalisasi
suatu sumber daya yang ada serta meminimalkan kendala namun
tetap mendapatkan hasil yang optimal. Tujuan penelitian ini
adalah menganalisis waktu optimal dan total biaya optimal, serta
membandingkan perbedaan antara metode yang dilakukan oleh
perusahaan dengan metode CPM (Critical Path Method) dalam
menyelesaikan pembuatan kapal perang SSV-1 BRP TARLAC di
PT. PAL Indonesia

Analisa semi kuantitatif terhadap keterlambatan proyek


pembangunan kapal kargo 800T Self Propeled Cement Barge
Tonasa Lines dengan panjang kapal (LOA) 112,7 m, tinggi kapal
7,9 m dan lebar kapal 24 m menggunakan metode bow-tie
analysi.Metode ini adalah gabungan antara metode fault tree
analysi(FTA) dan event tree analysis(ETA) dimana setelah
digabung menjadi satu dalam bow-tie analysis akan dihasilkan
langkah pencegahan akar permasalahan dan pegurangan akibat
permasalahan tersebut dengan bantuan barrier pada diagram
bow-tie.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Pelabuhan Indonesia 1
adalah konsultan/kontraktor belum tepat melakukan perencanaan
sehingga terjadi keterlambatan serta penambahan waktu pada
pelaksanaan proyek. Perencanaan penjadwalan proyek yang
diterapkan oleh konsultan/kontraktor menggunakan metode
secara umum. Hal ini menyebabkan penjadwalan proyek belum
terukur dengan tepat. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah
tersebut perlu dilakukan perencanaan penjadwalan proyek yang
tepat dengan menggunakan metode critical path method dan
critical chain project management dengan bantuan software
microsoft project.

Analisa yang sering digunakan adalah dengan metode Critical


Path Method(CPM). Tetapi dalam kenyataan yang terjadi di
lapangan, perencanaan dengan menggunakan metode CPM dan
metode tradisional lainnya dinilai kurang efisien karena tidak
mempertimbangkan produktivitas dari setiap pekerjaan di
dalamnya dan menambahkan waktu aman yang menyebbkan
durasi proyek menjadi semakin panjang.
PT. Athirah Gemilang Mandiri merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang kontraktor dan supplier.
Proyek yang sedang dijalankan yaitu proyek isolasi boiler dimana
mengalami keterlambatan dalam penyelesaian proyek dengan
tujuan untuk mengetahui total waktu serta biaya optimal yang
harus dikeluarkan setelah pelaksanaan proyek dipercepat supaya
dapat mengatasi keterlambatan yang terjadi serta memberikan
solusi mengenai biaya yang harus dikeluarkan agar lebih efisien.

Penyelesaian proyek reparasi pada kapal


sering tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkn dalam
kontrak. Penelitian ini membutuhkan objek data berupa main
scheduleproyek, sehingga dilakukan analisa aktivitas yang
merupakan lintasan kritis pada proyek reparasi kapal SPB
TITAN 70 dengan tujuan untuk mendapatkan diagram network
planning, aktivitas sensitif dan jalur kritis proyek serta
perhitungan produktifitas sumber daya dan alat kerja terhadap
proyek reparasi kapal SPB TITAN 70.
Menurut pengamatan di lapangan, aktivitas produksi pembuatan
Kapal Cepat Rudal cenderung mengalami keterlambatan proses
pengerjaan yang lama sehingga menghambat kinerja produksi
dan menambah waktu kerja yang menyebabkan penyerahan
produk ke konsumen tidak sesuai dengan target waktu yang telah
ditetapkan. Penelitian terdahulu menunjukan crash program
dengan penambahan tenaga kerja dapat memperoleh efisiensi
waktu dan biaya hingga beberapa persen. Dengan adanya
permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian penjadwalan
pembuatan lambung Kapal Cepat Rudal dengan menggunakan
Critical Path Method (CPM) di PT. XYZ dengan tujuan untuk
menentukan waktu penyelesaian proyek pembuatan lambung
Kapal Cepat Rudal di PT. XYZ.

Podomoro City Deli Medan (PCDM) adalah proyek properti


berskala besar pertama di Medan. Dalam proyek area mall
terdapat kegiatan pemasangan dinding. Dinding merupakan salah
satu bagian penting dalam bangunan, tetapi penundaan
pemasangan dinding di proyek ini dapat terjadi karena
pengerjaan kegiatan lain pada proyek ini. Hal ini mengakibatkan
waktu yang telah direncanakan menjadi tidak optimal, maka
diperlukan metode yang tepat agar waktu pembangunan menjadi
optimal. Dengan begitu waktu yang digunakan menjadi lebih
singkat dan biaya yang telah direncanakan dapat berkurang.
Penyebab keterlambatan yang sering terjadi adalah akibat
pengaruh faktor cuaca, kurang memadainya kebutuhan pekerja,
material ataupun peralatan, kesalahan perencana atau spesifikasi.
Keterlambatan dalam pelaksanaan proyek konstruksi dapat
diatasi dengan melakukan percepatan dalam pelaksanaannya agar
dapat mencapai target rencana. Namun dalam pengambilan tentu
harus memperhatikan faktor pembiayaan sehingga hasil yang
diharapkan yaitu biaya minimum tanpa mengabaikan mutu sesuai
standar yang diinginkan. Salah satu metode percepatan durasi
yang dapat digunakan adalah metode pertukaran waktu dan biaya
atau time cost trade off. Tujuan dari metode ini adalah
mempercepat waktu pelaksanaan proyek dan menganalisis
pengaruh waktu dapat dipersingkat dengan penambahan biaya
sehingga dapat diketahui percepatan yang paling maksimum dan
biaya yang paling minimum.

Perkembangan pada era teknologi masa ini sejalan


dengan berkembangnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa
teknologi, seperti Qiscus Pte Ltd. Perencanaan proyek tersebut
dapat disusun menggunakan Work Breakdown Structure (WBS),
Cirital Path Method (CPM) dan Program Evaluation and Review
Technique (PERT). Manajemen proyek dapat pula digunakan
untuk memperkirakan adanya percepatan proyek (crasing) pada
Qiscus Pte Ltd. Dengan penyusunan suatu manajemen proyek
yang baik, maka dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang
diperlukan dalam menjalankan proyek, sehingga dapat
meminimasi kerugian biaya akibat kemungkinan keterlambaran
proyek.
Perbaikan/reparasi kapal adalah suatu kegiatan yang
dilakukan berkala untuk mengecek kondisi kapal yang jadwalnya
ditentukan oleh aturan kelas untuk tiap-tiap kapal. Dalam
melakukan pengedokan atau reparasi kapal tentu dilakukan
penjadwalan pekerjaan yang akan dilakukan agar sesuai dengan
waktu yang diinginkan oleh owner, karena tentu memengaruhi
biaya yang dikeluarkan. Data yang digunakan adalah data kapal
SPOB. Prosper Three yang merupakan reparasi khusus yaitu
modifikasi ruang muat dikarenakan nilai floodable length yang
tidak sesuai dengan aturan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI),
sehingga harus menambahan kompartemen pada ruang muat
dengan cara penambahan 4 sekat baru pada frame 40 & 84.
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang harus mendapatkan
perhatian khusus oleh pimpinan proyek karena pekerjaan
dilakukan hampir dari awal hingga akhir proyek. Untuk itu perlu
dibuatkan penjadwalan yang optimal, dengan metode critical
path method (CPM).

Pada proyek bendungan memiliki tingkat pressure kerja


yang sangat tinggi, salah satu resiko yang dihadapi adalah
keterlambatan waktu pelaksanaan. Pada proyek pembangunan
bendungan Tapin terdapat beberapa item pekerjaan yang
kemungkinan mengalami keterlambatan, hal itu disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti cuaca, jumlah pekerja dan juga beberapa
masalah mobilisasi alat dan bahan menuju proyek dimana lokasi
proyek tersebut berada pada pedalaman yang susah untuk
dijangkau dan masih banyak lagi. Tujuan utama penelitian ini
adalah mendapatkan titik optimal hubungan antara waktu dengan
biaya proyek, sehingga diperoleh biaya yang minimum untuk
mempersingkat waktu pelaksanaan proyek. Dalam hal ini
kemudian dilakukan perbandingan antara waktu dan biaya
proyek sebelum dan sesudah crashing.
Keterlambatan penyelesaian proyek merupakan masalah yang
sering muncul dan berdampak pada keseluruhan pekerjaan
proyek. Untuk mengantisipasi keterlambatan tersebut, maka
dilakukan dengan beberapa alat pengendalian. Alat-alat yang
digunakan adalah metode Jalur Kritis (Critical Path Method),
PERT (Program Evaluation and Review Tecnique), Crashing
Project dan Diagram Tulang Ikan. Metode Jalur Kritis dan PERT
dilakukan untuk mendapatkan gambaran bagaimana jika proyek
dilakukan pengendalian dengan kedua alat tersebut. Crashing
project dilakukan untuk melihat besaran biaya jika kegiatan
proyek mengalami keterlambatan serta dilakukan analisa faktor-
faktor penyebab keterlambatan itu sendiri.

Dalam pembangunan suatu proyek konstruksi, pengendalian


biaya proyek merupakan hal yang penting dalam proses
pengelolaan biaya proyek. Dalam kegiatan suatu proyek akan
banyak
didapati masalah seperti penggunaan material yang boros, tenaga
kerja yang kurang terampil dan waktu penyelesaian proyek yang
tidak tepat waktu sehingga menyebabkan pemborosan biaya yang
tidak sesuai perencanaan. Salah satu jembatan yang ada di
Kabupaten Kapuas adalah jembatan Sei Hanyu. Dimana
pembangunan jembatan ini untuk meningkatkan sarana
transportasi darat sehingga diharapkan dapat membawa kemajuan
diberbagai bidang. Pada data awal perencanaan proyek, waktu
penyelesaian proyek selama 1082 hari kalender dengan nilai
kontrak sebesar Rp 58,141 Milyar. Dari data tersebut perlu
dilakukan penelitian analisis waktu dan biaya dengan Metode
Time Cost Trade Off (TCTO) pada proyek pembangunan
Jembatan Sei Hanyu, sehingga ditinjau secara ekonomis, proyek
tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Summary
Result Sitasi

Berdasarkan analisis yag dilakukan


durasi CPM ialah 427 hari dengan probabilitas
81,56%.
Untuk analisa percepatan menggunakan metode
TCTO diketahui bahwa durasi optimal proyek adalah
385 hari dengan mengurangi biaya sebesar Rp.
406.585.761,29 pada penambahan 1 jam lembur

Berdasarkan hasil penelitian penjadwalan


proyek yang digunakan pada proyek pembangunan
jembatan Kaligawe menggunakan penjadwalan
pengendalian kurva S, dimana dalam kurva S
pada penjadawalan proyek ini hanya sebatas
mengetahui
presentase pelaksanaan proyek pada setiap harinya
dan hanya
terlihat kapan pelaksanaan proyek itu dimulai dan
kapan proyek
itu akan berakhir. pada penelitian ini pejadwalan
proyek peneliti membuat menggunakan software
microsoft project 2010.
Pada sotware ini dapat diketahui kegiatan mana yang
harus didahulukan terlebih dahulu atau dapat
diketahui jalur kritisya.
dari jalur kritis dapat mempercepat pelaksanaan
proyek tanpa
mempengaruhi kegiata lainnya dengan cara crashing
program dan what if analysis.
Pada penelitian ini dilakukan simulasi monte
carlopada
durasi pekerjaan optimis, paling disukai, dan pesimis
hasil survey pada pihak kontraktor geung Apartemen
The Reiz Condo Medan. Perbedaan jadwal yang
dianalisis dan dibandingkan pada penelitian ini
adalah pada total durasi pekerjaan dan besarnya
probabilitas selesainya pekerjaan sesuai jadwal. Dari
hasil simulasi menggunakan software Crystal Ball
telah diketahui probabilitas penyelesaian pekerjaan
proyek hasil simulasi monte carlo tiap pekerjaan
yang telah disusun menjadi jadwal pada software
microsoft projectmenghasilkan durasi mean selama
419 hari dengan probabilitas sebesar 71,26%. Jadwal
dari hasil simulasi memiliki probabilitas yang lebih
besar bila dibadngkan dengan jadwal rencana yang
memiliki durasi selama 358 hari dengan probabilitas
sebesar 0,89%.

Berdasarkan hasil dari simulasi monte carlo dengan


menggunakan software crystal ball maka didapatlah
durasi tercepat untuk pengerjaan proyek blok kapal
H402 yaitu selama 64 hari dengan presentase
kemungkinan keberhasilan 0%, durasi terlama yaitu
83 hari dengan probabilitas 65%, sedangkan durasi
rencana yaitu selama 80 hari dengan probabilitas
94,7%. Kemudian untuk pengerjaan blok H501A
durasi tercepat yang dihasilkan yaitu 74 hari dengan
probabilitas 0%, durasi terlama yaitu 82 hari dengan
probabilitas 100%, sedangkan durasi rencana yaitu
selama 75 hari dengan probabilitas 9,8%.

Penjadwalan proyek awal membutuhkan durasi


selama 270 hari, sedangkan dengan menggunakan
metode PERT dalam penjadwalan proyek
pembangunan Alfa Omega di Tomohonhanya
membutuhkan waktu 245 hari dengan tingkat
keberhasilan sebesar 99,9%. Oleh karena itu,
implementasi PERT lebih cepat 25 hari daripada
penjadwalan rencana awal proyek.
Dari hasil penilitian, untuk mencegah keterlambatan
aktifitas Sub. Assembly (C) dibutuhkan 13 tambahan
pekerja dan 14 jam tambahan jam kerja, atau
tambahan 723 ∑ manhour. Sedangkan untuk
mencegah keterlambatan aktifitas Install Outfitting &
Piping (T) dibutuhkan 6 tambahan pekerja dan 7 jam
tambahan jam kerja, atau tambahan 331 ∑ manhour.

Berdasarkan hasil analisis network planning


dengan menggunakan metode CPM didapatkan
waktu penyelesaian pembuatan kapal perang yaitu
selama 444 hari dibanding waktu yang ditentukan
oleh perusahaan selama 456 hari dengan biaya yang
sama sebesar USD 43.490.000. Sehingga dapat
ditarik kesimpulan, metode yang digunakan oleh
perusahaan dan metode CPM memiliki tingkat
efisiensi waktu sebesar 2,6% dengan tingkat efisiensi
biaya sebesar 0%.

Dari hasil analisa menggunakan FTA didapatkan


hasil total peluang kejadian top event keterlambatan
berkisar antara 1 minggu - 1,5 tahun diakibatkan
berbagai macam faktor dan dikenai denda perharinya
yaitu 1% dari total nilai kontrak Rp.
122.000.000.000,-. Jadi denda berkisar antara Rp.
854.000.000,- higga Rp. 65.880.000,-. Gabungan
dari kedua analisa tersebut terdapat dalam diagram
bow-tie analysisdalam bentuk barier untuk ancaman
dari FTA yang berfungsi sebagai pecegahan dan
barier untuk konsekuensi dari ETA yang berfungsi
sebagai pengurangan akibat keterlambatan.
Dari hasil penelitian didapatkan waktu penyelesaian
proyek yang sebelumnya 290 hari kerja menjadi
lebih cepat selama 232 hari jika seluruh buffer tidak
dikonsumsi. Penerapan tersebut juga berdampak
pada biaya penghematan tenaga kerja adalah Rp.
1.574.237,51/hari. Penghematan biaya tenaga kerja
sebesar Rp. 36.207.462,71 akan terjadi jika project
buffer yang berjumlah 23 hari tidak dikonsumsi dan
penghematan sebesar Rp. 34.633.225,20 juga akan
terjadi jika feeding buffer yang berjumlah 22 hari
tidak dikonsumsi. Sehingga total penghematan
sebesar Rp. 70.840.687,92 ika seluruh buffer tidak
dikonsumsi.

Dilakukan perbandingan durasi hasil penerapan


metode
CCPM dengan metode CPM pada studi kasus
perbaikan kapal di PT. ABC. Penjadwalan awal
proyek menggunakan metode tradisional berupa
gantt chart yang kemudian di-breakdown lebih detail
dan lengkap dengan hubungan antar aktivitasnya ke
dalam bentuk CPM, dan kemudian akan
dibandingkan dengan durasi hasil dari penjadwalan
CCPM yang telah meghilangkan multitasking,
menghilagkan safety timepada tiap aktivitas dan
memberi buffer dalam pengerjaannya. Berdasarkaan
hasil analisa, bahwa urasi CCPM lebih cepat 27
dibandingkan dengan CPM dan menghemat biaya
sebesar Rp. 342.380.000,-.
Untuk menyelesaikan masalah dalam penjadwalan
proyek pada penelitian ini, menggunakan metode
CPM dan TCTO. CPM merupakan metode yang
berorientasi pada waktu, metode ini mengidentifikasi
jalur kritis pada aktifitas yang ditentukan
ketergantungan antar aktifitasnya. Sedangkan TCTO
merupakan metode pertukaran waktu dan biaya
dimana memberikan alternatif kepada perencana
proyek untuk menyusun perencanaan yang terbaik
sehingga mengoptimalkan waktu dan biaya dalam
menyelesaikan proyek. Dari hasil perhitungan,
diketahui bahwa total waktu optimal setelah
pelaksanaan proyek dipercepat yaitu 44 hari dari
durasi waktu normal 48 hari mk diperlukan
percepatan waktu selama 4 hari agar selesai sesuai
trget utama. Selanjutnya biaya optimal setelah
dipercepat sebesar Rp. 643.249.048,- dari biaya
normal sebesar Rp. 642.171.700,- terjadi
penambahan biaya setelah dipercepat sebesar
menjadi Rp. 1.107.348,-.

Dari hasil penelitian, menunjukkan nilai diagram


network planningdengan 30 tenaga kerja
diperkirakan mengalami keterlambatan menjadi 42
hari dengan 25 aktivitas kritis bernilai
slack nol dari target proyek yang dicapai adalah 32
hari. Maka proyek mengalami crashing proyek
menjadi 32 hari dan proyek diperkirakan terjadi
penambahan tenaga kerja sebesar 52 tenaga kerja
dengan 19 aktivitas kritis bernilai slack negatif
dimana dibutuhkan durasi kegiatan baru. Pada
proyek reparasi kapal SPB TITAN 70 di PT.
Samudera Marine Indonesia dihasilkan produktifitas
yang berpengaruh terhadap pekerjaan sebesar 24,2
kg/perorang (perhari) untuk sumber daya, 5 buah
(perhari) untuk mesin las, dan 2 buah (perhari) untuk
forklift.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data,
maka dapat diambil kesimpulan : Proses produksi
lambung kapal yang dilakukan perusahaan
membutuhkan waktu selama 101 hari dengan total
biaya sebesar Rp 35.644.943.000,-. Setelah
dilakukan Crash Program maka pelaksanaan proyek
berkurang menjadi 80 hari dengan pengurangan
waktu selama 21 hari total biaya sebesar Rp
35.229.389.000,- sehingga terjadi pengurangan biaya
sebesar Rp 415.554.000,- atau penurunan biaya
sebesar 1,16% dibandingkan biaya awal.

Berdasarkan hasil penelitian, Semua kegiatan pada


pemasangan dinding area mall Podomoro City Deli
Medan merupakan jalur kritis setelah jaringan kerja
disusun menggunakan Precedence Diagram Method
(PDM). Sehingga semua kegiatan tidak boleh ada
penundaan pekerjaan. Buffer time yang diperoleh
dengan menggunakan metode Critical Chain Project
Management (CCPM) adalah 0 hari untuk
pemotongan safety time 0%, 27 hari
untuk pemotongan safety time 10%, 53 hari untuk
pemotongan safety time 20%, 80 hari untuk
pemotongan safety time 30%, 107 hari untuk
pemotongan safety time 40%, dan 133 hari untuk
pemotongan safety time 50%.
Dari hasil penelitian, perhitungan dimulai dengan
mencari lintasan kritis dan kemudian dilakukan
crashing untuk mendapatkan cost slope. Selanjutnya
penekan durasi dimulai dari aktivitas yang memiliki
cost slope terendah. Dari hasil kedua pemambahan
jam lembur tersebut, penambahan 4 (empat) jam
lembur lebih menguntungkan dari segi biaya dan
waktu karena hanya terjadi peningkatan total biaya
dalam jumlah yang relatif kecil dan efisiensi waktu
yang dihasilkan lebih tinggi dibanding pada
penambahan 7 (tujuh) jam lembur.

Dalam menjalankan proyek Hayyan oleh


Qiscus Pte Ltd, terdapat 4 aspek kerja yaitu terkait
dengan tahap pengumpulan data & informasi dan
perekrutan SDM (requirement), tahap perancangan
desain proyek (design), tahap pengembangan sistem
(development), dan tahap penjaminan kualitas
(integration & test) yang membutuhkan 5 orang
pekerja dan dalam waktu selama 38 hari berdasarkan
Critical Path. Probabilitas aktivitas dilaksanaakan
sesuai dengan jumlah hari pada critical path adalah
50%. Terdapat probabilitas penundaan aktivitas
sebesar 50%, yang artinya proyek mungkin
dilaksanakan lebih dari 38 hari. Percepatan
pelaksanaan proyek Hayyan (Crashing)
menghasilkan suatu trade off bagi client terhadap
biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dengan adanya
crashing menimbulkan peningkatan biaya menjadi
Rp 50.325.996,- sedangkan total biaya proyek tanpa
adanya crashing sebesar Rp 47.525.996,-
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
yang sudah dilaksanakan, reschedule pada proyek
kapal SPOB. Prosper Three 3538 DWT dengan
metode CPM dan crashing pada durasi kontrak
selama 30 hari menjadi 24 hari. Pengurangan
durasi ini dilakukan dengan 2 alternatif, yaitu
penambahan tenaga kerja dan 3 jam lembur/hari.
Dengan penambahan tenaga kerja dari 39 orang
menjadi 51 orang mengakibatkan waktu kerja lebih
pendek sebanyak 12 hari dan menyebabkan
penambahan biaya sebesar 1%. Sedangkan dengan
lembur menyebabkan penambahan biaya sebesar
35%. Serta dengan adanya perhitungan
produktivitas pada painting sehingga dapat
mengoptimalkan waktu pekerjaan dari durasi awal
selama 14 hari menjadi 8 hari tanpa penambahan
tenaga kerja sehingga menghemat pengeluaran
biaya tenaga kerja.

Alternatif percepatan yang digunakan yaitu


penambahan tenaga kerja dan penambahan jam kerja
(lembur), dari 1 jam lembur hingga 3 jam lembur.
Perhitungan dimulai dengan mencari lintasan kritis
menggunakan Microsoft Project 2019, dan diagram
CPM. Kemudian dilakukan crashing untuk
mendapatkan cost slope kegiatan yang berada pada
lintasan kritis, selanjutnya dilakukan analisis untuk
mendapatkan biaya dan waktu yang optimum. Dari
hasil analisis diperoleh waktu dan biaya optimum
pada penambahan jumlah tenaga kerja yaitu 922 hari
dengan biaya total Rp. 123.787.319.959,04.
Sehingga, persentase percepatan waktu penyelesaian
proyek adalah 15,49% dan persentase pengurangan
biaya adalah 0,78%.
Hasil dari Metode Jalur kritis dan PERT yaitu
terdapat keterlambatan penyelesaian proyek. Hasil
dari Crashing Project adalah berupa pertukaran
waktu dan biaya serta terdapat faktor-faktor
penyebab keterlambatan yang terdiri dari manusia,
material, metode, mesin dan lingkungan.
Penyelesaian proyek dengan Metode Jalur Kritis
memakan waktu 196 hari kerja, penyelesaian dengan
PERT juga diperoleh hasil yang sama yaitu 196 hari
dengan probabilitas selesai sebesar 61%, serta
probabilitas terselesaikan 99% jatuh pada hari
ke_x0002_209. Pengolahan dengan Crashing Project
terdapat pemangkasan durasi pekerjaan sebanyak 16
hari dengan peningkatan biaya sebesar Rp
20.260.000 , serta pengolahan dengan Diagram
Tulang Ikan terdapat faktor penyebab keterlambatan
terbesar adalah minimnya pengawasan dari pihak
perusahaan.

Waktu yang diperlukan untuk mempercepat


pelaksanaan pembangunan jembatan Sei Hanyu
Kabupaten Kapuas selama 1038 hari kalender (148
minggu), dapat dipercepat 44 hari dari perencanaan
semula 1082 hari kalender (155 minggu). Dengan
adanya percepatan penyelesaian pembangunan
jembatan Sei Hanyu Kabupaten Kapuas diperlukan
tambahan biaya sebesar Rp175.160.710,43 dengan
penambahan biaya (cost slope) sebesar Rp.
3.980.925,24 per hari selama 44 hari, sehingga biaya
optimal yang diperlukan untuk mempercepat
pelaksanaan pembangunan jembatan Sei Hanyu
Kabupaten Kapuas adalah sebesar Rp.
45.102.729.928,11 yang semula direncanakan
sebesar Rp 44.927.569.217,68. Sehingga terjadi
penambahan biaya akibat percepatan pelaksanaan
sebesar = 0,390 % dari biaya yang direncanakan.
Dan Keuntungan Kontraktor Pelaksana sebesar Rp.
7.753.233.857,26 atau 0,172%.

Anda mungkin juga menyukai