Disusun Oleh
Eky adtya prastama, S.Ked
Noor Anisa, S.Ked
Pembimbing :
dr. Rosmaryati Manalu, Sp. M
Kornea
Aqueous humor
Lensa
Corpus vitreus
Retina
LINTASAN PENGLIHATAN
Ametropia
Ametropia dalam bahasa yunani ametros berarti
tidak sebanding atau tidak seimbang sedangkan ops
berarti mata. adalah keadaan pembiasan mata
dengan panjang bola mata yang tidak seimbang.
Hal ini terjadi akibat kelainan kekuatan pembiasan
sinar media penglihatan atau kelainan bentuk bola
mata.
Ametropia aksial : terjadi akibat sumbu bola mata
lebih panjang atau lebih pendek sehingga
bayangan benda difokuskan didepan atau
dibelakang retina
Koreksi bedah
Laser in situ Keratomileusis
(LASIK)
Laser Subepitelial
Keratomileusis (LASEK)
Keratomi Radikal
Komplikasi Miopia
blasio retina
Ablasio Retina
Strabismus
Ambliopia
Hipermetropia
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
Visus dasar dengan snellen chart, visus
dengan pinhole
Refraksi subyektif dengan cara trial and
error
3. Pemeriksaan penunjang
Funduskopi
Refraktometer
Tatalaksana Hipermetropia
Non bedah
Koreksi dengan lensa sferis
terbesar yang memberikan visus
terbaik dan dapat melihat dekat
yanpa kelelahan
Tidak diperlukan lensa sferis
positif pada hipermetropia
ringan, tidak ada astenopia
akomodatif, tidak ada
strabismus
Bedah
LASIK (Laser in situ
keratomileusis)
LASEK (Laser sebepithelial
keratomileusis)
Komplikasi Hipermetropia
Strabismus
Glaukoma sekunder
Astigmatisme
Astigmatisme merupakan kondisi
dimana sinar cahaya tidak
direfraksikan dengan sama pada
semua meridian dan berkas
cahaya difokuskan pada 2 garis
titik yang seling tegak lurus
akibat kelainan kelengkungan
kornea
Klasifikasi Astigmatisma
Reguler Ireguler
Astigmatisma yang memperlihatkan Astigmatisma yg terjadi
kekuatan pembiasan bertambah atau memiliki 2 meridian saling
berkurang perlahan-lahan secara tegak lurus.
teratur dari satu meridian ke
meridian berikutnya. Terjadi akibat kelengkungan
Bayangan terjadi dgn bentuk yg kornea pada meridian yg
tertatur dapat berbentuk garis, sama berbeda sehungga
lonjing atau lingkaran
bayangan menjadi ireguler
Terjadi akibat infeksi kornea,
trauma, distrofi, atau
kelaianan pembiasan
Klasifikasi astigmatisme dilihat dari kondisi optik:
1. Simple hypermetropia astigmatism
2. Simple myopia astigmatism
3. Compound hypermetropia astigmatism
4. Compound miopic astigmatism
5. Mixed astigmatism
Manifestasi Klinik Astigmatisme
Manifestasi klinik:
1. Distorsi bagian-
bagian lapang
pandang
2. Tampak garis
vertikal, horizontal
atau miring yang
tidak jelas
3. Memegang bahan
bacaan dari dekat
4. Sakit kepala, mata
berair dan cepat lelah
5. Memiringkan kepala
agar dapat melihat
jelas
Diagnosis Astigmatisme
• Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda astigmatisme
• Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visusdengan menggunakan Snellen Chart
b. RefraksiPasien diminta untuk memperhatikan kartu tes
astigmatisme dan menentukan garis yang mana yang tampak
lebih gelap dari yang lain. untuk pemeriksaan objektif, bisa
digunakan keratometer, keratoskop, dan videokeratoskop
c. Motilitas okular, penglihatan binokular, dan akomodasi
d. Penilaian kesehatan okular dan skrining kesehatan umum
termasuk reflek cahaya pupil, tes konfrontasi, 27 penglihatan
warna, tekanan intraokular, dan pemeriksaan menyeluruh
tentang kesehatan segmen anterior dan posterior dari mata dan
adnexanya. Biasanya pemeriksaan dengan ophthalmoskopi
indirect
Penatalaksanaan Astigmatisme