Anda di halaman 1dari 11

PRODUKSI TUMBUHAN KELOR

KELOMPOK 1
1. Ririn Ambarwati (19025010001)
2. Marina Ayu Febriyanti (19025010008)
3. Aldila Selsha (19025010134)
4. Sarah Nurmala Putri R (19025010135)
5. Wildan Rizky F (19025010181)
PENDAHULUAN
Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam) salah satu tanaman sumber pangan
sehat dan berhasiat obat (kesehatan). Tanaman kelor menjadi pilihan yang layak
karena tanaman kelor dapat hidup di lahan kritis. Sehubungan dengan semakin
mahalnya harga minyak dunia, tanaman ini dapat menjadi pengganti sumber
minyak. Oleh karena itu, budidaya tanaman ini diharapkan mampu
menyediakan sumber bahan bakar alternatif atau substitusi, dapat meningkatkan
taraf hidup dan tambahan penghasilan masyarakat (khususnya petani), dapat
menanggulangi kemiskinan dan penambahan hasil devisa, serta memperbaiki
lingkungan, dan sekaligus penyangga sumber pangan dan obat.
PENGERTIAN KELOR
Moringa oleifera adalah salah satu tanaman herbal yang tumbuh di Indonesia,
sumber daya alam yang sering digunakan bagi kesehatan. Tanaman herbal
berguna menjadi pengobat penyakit dan peningkat kesehatan tubuh. Moringa
oleifera mengandung berbagai phytochemical seperti alkaloid, flavonoid,
steroid, glikosida dan lain-lain dapat digunakan sebagai antimikroba,
antioksidan, antikanker, antidiabetes. Moringa oleifera adalah tanaman silangan
yang termasuk dalam famili Moringaceae. Moringa oleifera memiliki sebutan
lain yaitu pohon lobak atau pohon stik drum oleh penduduk setempat dan
merupakan makanan pokok yang populer di berbagai belahan dunia
KARAKTERISTIK KELOR
Kelor merupakan jenis tumbuhan perdu berumur panjang berupa semak atau
pohon dengan ketinggian 7-12 meter. Batang kelor memiliki karakter berkayu
(lignosus), tegak, berwarna putih kotor, berkulit tipis dan mudah patah. Selain
itu, untuk cabangnya jarang dengan arah percabangan tegak atau miring serta
cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Moringa oleifera L mempunyai 8-10
pasang anak daun dengan arah yang berlawanan terhadap sumbu utama. Kelor
memiliki bunga biseksual (memiliki benang sari dan putik), berwarna putih dan
terletak pada ketiak daun dengan panjang 10-25 cm dan lebar 4 cm. Tanaman
kelor dapat tumbuh dengan baik pada suhu 25-35oC. Moringa oleifera tumbuh
paling baik di tanah berpasir atau liat dengan pH sedikit asam dan memiliki
ketinggian mulai dari 5 hingga 12 m
PRODUKSI KELOR

Persiapan
01 Pematangan 02 Pembibitan 03 Penanaman
IDENTIFIKASI POLA PERTUMBUHAN
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman tropis
yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Pembibitan tanaman
kelor dapat dilakukan dengan metode penyemaian langsung dengan biji atau
dapat juga dengan menggunakan teknik stek batang. Usia daun kelor yang siap
panen biasanya setelah tanaman tumbuh 1,5 - 2 meter. Bentuk batang kelor
bulat (teres) dan permukaannya kasar. Arah tumbuhnya lurus keatas atau biasa
yang disebut dengan tegak lurus (erectus). Kelor berbuah setelah berumur 12 –
18 bulan. Buah atau polong kelor berbentuk segitiga memanjang dengan
panjang 20 – 60 cm.
PERMASALAHAN BUDIDAYA KELOR
1. Cekaman Kekeringan
Tanaman kelor pada umumnya dibudidayakan pada lahan kering yang
pengairannya hanya mengandalkan dari curah hujan. Namun, saat terjadinya
cekaman kekeringan umumnya akan menghambat pertumbuhan dan hasil
produksi tanaman kelor. Hal tersebut dapat dilihat dari tingkat penurunan dan
pertambahan hasil biomas pada tanaman kelor. Untuk mengantisipasi dampak
buruk dari adanya cekaman kekeringan ini diperlukan strategi budidaya yang
tepat dan penggunaan varietas unggul yang toleran terhadap kekeringan.
2. Hama Penyakit
Budidaya kelor terdapat salah satu hama yang umumnya ditemukan di lapang
adalah hama ulat. Larva dari ngengat juga banyak menyerang tanaman pada
malam hari. Solusi yang dilakukan untuk serangan hama dengan memotong
kembali batang kelor, sehingga mengurangi tempat bertumbuhnya hama
tersebut. Penyakit yang menyerang tanaman kelor adalah Ganoderma. Gejala
awal yang ditimbulkan oleh penyakit ini adalah daun akan menguning, batang
membusuk, hingga akhirnya tanaman mati. Pengendalian yang dapat
dilakukan adalah dengan mencabut tanaman kelor dan mencangkul bekas
pertanaman yang terserang. Tanah yang telah berlubang kemudian disemprot
tricoderma dan dibiarkan selama 2-3 hari terpapar sinar matahari. Selain itu,
penggunaan pestisida nabati yang terbuat dari daun mimba, sereh, dan daun
KESIMPULAN
Tanaman kelor (Moringa oleifera Lam) salah satu tanaman sumber pangan
sehat dan berhasiat obat (kesehatan) serta sekaligus sumber alternatif bahan
bakar minyak. Selain itu, merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang
tumbuh dan berkembang di daerah tropis seperti Indonesia. Teknik dalam
memproduksi daun tanaman kelor lahan produksi yaitu melalui beberapa
tahapan diantarnya, persiapan pematang, persiapan bahan tanam (pembibitan),
dan penanaman. Akan tetapi terdapat permasalahan dalam proses budidaya
diantanya, cekaman kekeringan dan hama penyakit. Kedua hal ini, bisa
diantisipasi dengan cara budidaya yang tepat dan penggunaan varietas unggul
yang toleran terhadap kekeringan, mencabut tanaman kelor dan mencangkul
bekas pertanaman yang terserang serta beberapa pengendalian lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai