Anda di halaman 1dari 31

Nama :

BIODATA Putu Sukarmen, S.P., M.M.


Pendidikan Formal :
S1 : Fakultas Pertanian Unsri, Palembang (1992-1998)
S2 : Pasca Sarjana FE Universitas Jember Jatim (2011-2013)

Pengalaman Belajar lainnya:


Research Student: FP Okayama University Jepang Tahun 1996
Kursus Manajemen Perkebunan Madya: Kampus LPP Yogyakarta 2009
Kursus Manajemen Perkebunan: Kampus LPP Yogyakarta Tahun 2011

Status Keluarga :
Istri : K Nissa
Anak : 1. I Putu Raditya Bagus Surya Kelana : S1 FP IPB Universitas, Bogor
2. I Made Wahyu Satya Dwi Putra: SMA Pribadi, Depok Jawa Barat
3. Ni Komang Adinda Sadwika Intaran: SD Pratiwi School, Depok Jawa Barat

Pengalaman Bekerja :
PT Perkebunan Nusantara XI (Persero) Jawa Timur (1999-2015)
Jabatan: General Manajer Tahun 2014
Jabatan: Kepala Divisi Tanaman Tahun 2015

PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Holding Perkebunan Jakarta (2016-2020)


Jabatan : Kepala Divisi Operasional Aneka tanaman

PT Buma Cima Nusantara PTPN VII (2020 sd Sekarang)


Jabatan: Direktur Utama

Motto :
Kerja ihklas, Keras, Tuntas

Alamat Rumah :
Grand Depok City Anggrek 3 B 12 No 16 Depok Jabar.
 
BUDIDAYA
TANAMAN TEBU

Disampaikan oleh :
Putu Sukarmen. S.P., M.M.
Direktur Utama PT. BCN PTPN VII
KLASIFIKASI TANAMAN TEBU
SYARAT TUMBUH & PERTUMBUHAN TEBU

Suhu 34 – 30 °C

Penyinaran
10 – 12 Kelembapan
jam/hari < 85%

Pertumbuhan
Ketinggian Optimal
pH 5,5 – 7,5
Lahan
> 500 mdpl

Kemiringan CH 1.000 – 2.000


Lahan < 3% mm/tahun
MEKANISME PEMBIBITAN TEBU BERJENJANG
Komposisi Waktu Tanam KBD Berdasarkan Sifat Kemasakan
Sifat Kemasakan OKT NOV DES JAN FEB MAR APRIL
Penataan Varietas M. Awal              
Kultur Jaringan M. Tengah              
M. Lambat              
KBP TOTAL              

Pengelompokan sifat kemasakan didasarkan pada kecepatan varietas


KBN merespon kondisi kering dengan kecepatan akumulasi sukrosa :

 Masak Awal : puncak kemasakan pada 1 -2 bulan setelah lengas


KBI tanah mencapai < 50 % kapasitas lapang atau muka air tanah > 60
cm dari permukaan tanah.
KBD
 Masak Tengah : puncak kemasakan pada 2 – 4 bulan setelah lengas
KTG tanah mencapai < 50 % kapasitas lapang atau muka air tanah > 60
cm dari permukaan tanah.
KBP: Kebun Bibit Pokok
KBN: Kebun Bibit Nenek  Masak Lambat : puncak kemasakan terjadi lebih dari 4 bulan
KBI: Kebun Bibit Induk setelah lengas tanah mencapai < 50 % kapasitas lapang atau muka
KBD: Kebun Bibit Datar air tanah > 60 cm dari permukaan tanah.
KTG: Kebun Tebu Giling
ALUR BUDIDAYA TANAMAN PLANT CANE (PC)

Garu II Pupuk II
7 hari setelah 2 – 2,5 Bln
Pembuatan Jalan Herbisida II
Bajak I garu I
Kebun Herbisida I 3 - 4Bln TMA
Kair Pupuk I 0 - 7 Hst
0 Hst
3 hari setelah Kultivasi II
garu II
2 – 3 Bln

Garu I
Land Clearing 7 hari setelah Kultivasi I
bajak I Irigasi 1,5 – 2 Bln Klentek
Tanam 0 - 3 Hst 6 & 9 Bln
ALUR BUDIDAYA TANAMAN RATOON CANE (RT)

Serak Seresah Kepras


Sulam
Pasca Tebang (1-3 hr stlh (1-7 hr stlh
(0-10 hst)
tebang) tebang)

Herbisida I Kultivasi I /
Pupuk
Pre Emergence Irigasi Putus akar
(7-10 hst)
(10-14 hst) (7 hst)

Herbisida II
Penyiangan Kultivasi II Klentek (6 & 9
Post emergence bulan)
(3– 5 bln) (2,5-3 bst)
(3-4 bst)
POTENSI TANAMAN TEBU

Produksi Tebu
> 120 Ton/Ha

Rendemen
> 10 %

Potensi tersebut bisa tercapai, bila tanaman tebu


dibudidayakan dengan baik.
Bagaimana
budidaya tanaman
tebu yang baik…??

PC & Ratoon
Kunci pokok budidaya tanaman tebu :
a. Pengolahan tanah dalam
b. Tanam tepat waktu dan sesuai varietas & sifat kemasakan
c. Pemupukan 5T (Tepat waktu, Tepat dosis, Tepat cara,
Tepat sasaran dan Tepat Tempat)
d. Pemeliharaan tepat waktu dan sesuai SOP
LAND PREPERATION (BAJAK)

01 Kedalaman olah 35-40 cm, lapisan olah terbalik rata.

Pelaksanaan pekerjaan menggunakan Unit


02 150 HP 4 WD, transmisi low
Arah Plow
Implement yang digunakan adalah Disc Plow (bajak piringan) 4 Harrow
03 Arah
mata 4 - 5 dengan diameter 36” atau Mouldboard plough. kairan
5

lama °
04 Implement pada posisi draft 7.

05 Rotasi per menit (RPM) 1.800.

Arah bajak I memotong dengan kemiringan 30-45o


06 terhadap barisan tunggul tebu
Lakukan bajak pinggiran selebar 5 meter setelah
07 selesai pekerjaan bajak I. Arah
Arah
Arah
Arah Bajak
Bajak
4
kairan
kairan 5
lama
lama °
LAND PREPERATION (GARU)

Kedalaman olah 30-40 cm, hasil garu I gembur dan remah


01

Pelaksanaan pekerjaan menggunakan Unit 150 HP 4 WD,


02 transmisi low 3.

Implement yang digunakan adalah Disc Plow (bajak piringan)


03 mata 4 - 5 dengan diameter 28”.

Implement pada posisi draft 7.


04

Rotasi per menit (RPM) 1.800.


05

Arah garu I memotong arah bajak II, Arah garu II tegak lurus Garu I
06

Garu I dilakukan 7 hari setelah bajak, Garu II dilakukan 5-7


07 hari setelah Garu I
LAND PREPERATION (KAIR)

Wheel Tractor (WT) 140-160 HP dengan implement Furrow


besar, 2-3 mata tyne.

Kedalaman olah 30 cm – 35 cm, arah kairan sesuai kontur.

Jarak tanam atau pusat ke pusat (PKP) 1,40 meter


Setelah selesai kair, dilakukan pembuatan jalan kontrol
setiap 50 m panjang row menggunakan tracktor
PELAKSANAAN TANAM PLANT CANE (PC)
Umbal Bibit
Setiap tumpuk sisi kiri & kanan 10 ikat
Jarak tiap tumpuk 12 mtr

PKP 140 Cm
Ecer Bibit
Bibit diletakan dalam row
Bibit rangkap 2(overlape 100%)
Penyusunan bibit secara berlapis
Penyusunan bibit dengan cara saling bertemu ujung pangkal PANJANG
7.142 meter
JURING
Cacah Bibit
Bibit di cacah menggunakan parang yang tajam dan bersih
Pencacahan dengan memotong bibit 2 – 3 ruas
Asumsi 12 Btng/mtr
POTENSI Tinggi 2,5 Mtr
PRODUKSI Bobot 0,5 Kg/mtr
Limbus Bibit
107 Ton/Ha
Limbus Manual Limbus Mekanis
Menurunkan tanah kiri Menggunakan tractor 90 HP
dan kanan kairan Implemen limek
menggunakan cangkul Kedalaman tyne 10 cm
Kecepatan pada L4
Tebal limbusan ± 10 cm
PEMUPUKAN

Pupuk diberikan ke tanaman dengan memenuhi kaidah


5T : Tepat waktu, Tepat dosis, Tepat cara, Tepat sasaran dan
Tepat Tempat

Syarat Mutu Pupuk :


UREA (Kandungan N 46%)
TSP (Kandungan P2O5 46%)
KCl (Kandungan K2O 60%)

Ingat …!!!
Harga pupuk mahal, jangan sampai terbuang percuma….!!
PELAKSANAAN IRIGASI

IRIGASI CURAH/ SPRINKLER


DILAKUKAN PADA AREAL DENGAN KEMIRINGAN > 8%
SETTING POMPA DAN PIPA
GUN NOZZLE DITARIK SEJAUH LEBAR KEBUN (MAX 220 m)
OPERASIONAL MESIN POMPA (1200 RPM TEKANAN 3-4 BAR)

IRIGASI ALUR/ FURROW


SETTING POMPA DAN PIPA
OPERASIONAL MESIN POMPA (1500 RPM TEKANAN 3-4 BAR)
ALIRAN AIR DIMULAI DARI LOKASI PALING TINGGI
SAAT MEMASUKI KAPASITAS LAPANG PIPA DIGESER KE ALUR SELANJUTNYA HINGGA
SELURUH ALUR TERAIRI
PENGENDALIAN GULMA (HERBISIDA)
Komposisi PC RT
Uraian Keterangan
Bahan % Dosis/Ha % Dosis/Ha
Herbisida Pra Eks lahan bero/gulma
Glifosat 50 3 ltr - -
Tumbuh tinggi setelah tutup
Ametrin 2 kg/3 ltr 2 kg/3 ltr Bubuk = 2 kg/ha atau
Herbisida I Diuron 100 2 kg/3 ltr 100 2 kg/3 ltr
cair = 3 ltr/ha
2,4 D 1,5 ltr 1,5 ltr
Ametrin 2 kg/3 ltr 2 kg/3 ltr
50 50
2,4 D 1,5 ltr 1,5 ltr
Herbisida II
Paraquat 2 ltr 2 ltr
50 50
2,4 D 1,5 ltr 1,5 ltr
Paraquat 2 ltr 2 ltr
50 50
Tordon 1 ltr 1 ltr
Herbisida III
Glifosat - 3 ltr
- 50
Tordon - 1 ltr

Herbisida untuk mengendalikan gulma :


• Tepat jenis
• Tepat dosis/konsentrasi
• Tepat aplikasi/cara
• Tepat waktu
HERBISIDA I (PRE EMERGENCE)
Persiapan
 Penyemprotan pra tumbuh dilakukan saat kondisi tanah sudah mapan, cukup lembab.
 Penyemprotan dilakukan pada pagi hari, pukul 06.00 – 10.00 (lahan lembab, angin kecil, penguapan rendah).
 Menyiapkan air bersih sebagai pelarut, gelas ukur, pengaduk, timbangan, dan ember uk. 10 liter.
 Penyemprotan pra tumbuh menggunakan unit boom sprayer dengan penarik traktor 90 HP.
 Persiapan traktor tangki air dan herbisida dilakukan pada hari sebelumnya pukul 14.00 – 16.00.
 Penyemprotan pra tumbuh pada tanaman Plant Cane (PC) dilakukan setelah pekerjaan irigasi, saat tebu berumur 0 – 7 hari.
 Pre emergence pada tanaman ratoon setelah pekerjaan pemupukan dan sulam, saat umur tebu 7-10 hari.
 Lakukan kalibrasi sebelum aplikasi herbisida dilakukan dan diulang setiap 1 minggu.
 Apabila tebu dan gulma sudah tumbuh, penyemprotan herbisida dilakukan secara manual.
 Lakukan pengamatan di areal yang akan disemprot untuk mengetahui kondisi dan jenis gulma yang ada.
 Pembuatan permintaan bahan (AU 58) sesuai dengan kondisi gulma dengan mengacu dosis rekomendasi

Pelaksanaan penyemprotan
 Encerkan setiap jenis herbisida (satu per satu) sesuai jumlah yang diperlukan menggunakan ember plastik dan diaduk sampai
homogen, Kemudian dimasukkan ke dalam tangki boom sprayer yang telah diisi air sejumlah 200 liter, aduk dengan mesin ecara
terus menerus dengan memutar PTO traktor.
 Tambahkan air ke dalam tangki boom sprayer sampai mencapai volume 600 liter (400 liter per Ha) sambil diaduk terus menerus.
 Lakukan pemeriksaan nozel sebelum aplikasi di luar petak kebun.
 Lakukan pengawasan secara terus menerus terhadap terjadi penyumbatan nozel.
 Penyemprotan dilakukan pada pagi hari, pukul 06.00 – 10.00 (lahan lembab, kecepatan angin rendah, penguapan rendah).
 Penyemprotan menggunaka kecepatan transmisi low 4, rpm 1500 dengan tekanan pompa 3 bar.
 Setiap akan mengisi kembali tangki boom sprayer, lakukan pembersihan nozel menggunakan sikat.
 Memulai operasi pre emergence, dari pinggir kebun dan posisi tractor pada row ke empat sebagai as tengah tractor, putaran berikut
pada row ke 12, row ke 20 demikian seterusnya setiap kelipatan 8.
 Selesai operasi pre emergence dilakukan pencucian Boom Sprayer.
 Laporkan secara tertulis penggunaan herbisida dan catat prestasi kerja setiap hari.
HERBISIDA II (POST EMERGENCE)

 Post emergence ditujukan untuk mengendalikan gulma yang telah tumbuh menggunakan Knapsack
Sprayer dengan nozle polijet biru.
 Volume air pelarut 300 liter/Ha.
 Lakukan kalibrasi sebelum pelaksanaan penyemprotan dengan knapsack.
 Larutkan setiap jenis herbisida (satu per satu) sesuai jumlah yang diperlukan menggunakan ember
plastik dan diaduk sampai homogen kemudian dicampurkan ke dalam drum sehingga volume air 150
liter, dan sekali pencampuran untuk kebutuhan 0,5 Ha.
 Volume larutan setiap knapsack sprayer 15 liter, dan untuk 1 Ha penyemprotan setara dengan 20
knapsack larutan herbisida.
 Kapasitas kerja 1,4 HOK/ Ha.
 Menyiapkan perlengkapan perbaikan knapsack sprayer berupa tang, obeng dan cadangan nozzle.
 Pengisian knapsack ditempatkan pada drum pendek untuk menampung tumpahan larutan.
 Kapasitas 1 knapsack larutan untuk 400 meter juring (8 juring @ 50 m atau 4 juring @ 100 m).
 Post emergente dilakukan pada umur tebu 90-120 hari.
 Pancaran larutan herbisida dari nozzle berupa kabut dan gawang spraying overlape ditengah barisan
tanaman tebu.
PENGENDALIAN GULMA (PENYIANGAN)

01 Siapkan alat kerja berupa cangkul dan arit

Buat rencana petak kebun yang akan dilakukan sulam


01 (Populasi gulma > 30%)

01 Siapkan tenaga kerja

Bersihkan gulma pada juringan tebu menggunakan


01 alat cangkul dan arit
PENGENDALIAN SERANGAN HAMA PENGGEREK
Pengendalian hama
 Early Warning System (EWS)
 Mekanis : roges, tangkap kupu & telur
 Biologis : penebaran pias & parasit

1 2

Aplikasi Karbofuran / Prevaton Penyebaran Musuh Alami


KLENTEK

Klentek
 Sanitasi kebun
KLENTEK I : UMUR 6 BULAN
 Mengurangi trash saat tebang KLENTEK II : UMUR 9 BULAN
 Menekan hama
 Mengoptimalkan metabolisme
tanaman tebu PENGATURAN TENAGA KERJA (2
BARIS TEBU PER ORANG)

PELEPAH TEBU KERING DIRONTOKKAN


DIMULAI DARI DAUN KE -7

PELEPAH HASIL KLENTEK DISUSUN DI


ANTARA BARISAN TANAMAN TEBU
TRASH MULCHING (SERAK SAMPAH)

1. Siapkan alat kerja berupa garu atau tongkat besi berbentuk cakar.
2. Buat rencana petak kebun yang akan di Trash Mulching.
3. Siapkan tenaga kerja.
4. Tarik tumpukan sampah sisa tebangan mneggunakan garu atau
cakar besi dan diserakkan merata hingga menutupi permukaan
tanah, tetapi tidak menutupi barisan tunggul tanaman tevu di petak
kebun sehingga pertumbuhan tunas tidak terganggu.
5. Trash Mulching dilaksanakan segera setelah petak kebun selesai
ditebang (1-7 hari setelah tebang).
KEPRAS

1. Siapkan alat kerja berupa parang atau cangkul yang tajam.


2. Buat rencana petak kebun yang akan di kepras
3. Siapkan tenaga kerja.
4. Tunggul tebu bekas tebangan dipotong menggunakan
parang atau cangkul yang tajam hingga mepet permukaan
tanah dan tunggul tidak pecah atau rusak.
5. Kepras dilaksanakan segera setelah pelaksanaan trash
mulching selesai (1-7 hari setelah tebang).
SULAM TANAMAN RATOON

1. Siapkan alat kerja berupa cangkul

2. Buat rencana petak kebun yang akan dilakukan sulam (Gap > 15%)

3. Siapkan tenaga kerja.

4. Siapkan kebutuhan benih

5. Sisipkan benih tebu pada juring yang tidak tumbuh


KULTIVASI (PUTUS AKAR/ OFF BARRING)

1. Kultivasi I pada tanaman Ratoon dilakukan segera


setelah kepras, sebelum pekerjaan pemupukan
mekanis.
2. Kecepatan Wheel Tractor (WT) 90 HP, transmisi low 4,
dengan menggunakan implement disc, posisi
implement pada draft 4. Rotasi per menit (RPM) 1500-
1800. Kedalaman olah 15-20 cm.
3. Arah operasi Kultivasi searah dengan barisan tanaman
tebu dan posisi letak roda traktor melangkahi barisan
tanaman tebu, tidak menginjak tanaman tebu dan
tidak mematahkan tanaman tebu
KULTIVASI (BUMBUN/ ON BARRING)

Untuk membuat gulutan dipangkal tanaman agar tebu lebih kokoh


dan kuat sehingga tidak mudah roboh terhadap terpaan angin

Bumbun dilakukan pada tanaman tebu berumur 2-3 bulan


Menggunakan unit tractor 90 HP dan implement disc bedder dengan
ukuran disc 22 inc sebanyak 4 buah, operasi menggunakan transmisi
L3 rpm 1.800 pada posisi draft control
Atur implement disc bedder sesuai dengan gulutan yang dikehendaki
dengan ketinggian 10-15 cm dari pangkal batang tanaman tebu

Operasi unit searah dengan barisan tanaman tebu dan posisi roda
berada di inter row tidak menginjak dan mematahkan batang tebu
KOMPOSISI KANDUNGAN BATANG TEBU

Nira
(70%)
Air

Nira Tebu
70%

Ampas
(30%) Zat Padat Sukrosa (gula)
Larut 12%
(brix)
17% Bukan gula 5%
PELAKSANAAN TEBANG MUAT ANGKUT (TMA)

Umur tanaman sesuai


MANIS (PC = 12 bulan, Ratoon 11,5 - 12 bulan)

Memiliki kandungan gula Masuk jadwal tebang


(Pol) yang tinggi FK < 25 dan KDT ≤ 100

SEGAR Tebu yg sudah ditebang harus segera


diangkut ke pabrik

Lama Waktu Tebu Ditebang Tebu hijau” tebang angkut giling ≤ 36 jam
Sampai Digiling Tebu terbakar” tebang angkut giling ≤ 24 jam

Kadar kotoran (trash) < 5 %

BERSIH Yang termasuk dalam komponen trash


adalah : pucuk tebu, daun, akar, tanah,Tebu
mati & sogolan.
Kadar Kotoran/Trash (Sogolan = anakan tebu yang jumlah ruasnya
Yang Dibawa Oleh Tebu masih kurang dari 10 ruas)
KRITERIA TEBANGAN

Cara Tebang Tebu yang Benar

Keterangan :

1. Potongan pucuk salah (Trash)


2. Potongan benar
3. Potongan salah (Loss Cane)

3 RUAS 5 RUAS

1 2 3
TERIMA
KASIH
KEMENTERIAN
BADAN USAHA
MILIK NEGARA
REPUBLIK
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai