Anda di halaman 1dari 53

Produksi Benih Padi (Oryza sativa L.

)
Kelas Benih Penjenis (Breeder Seed)
di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Sukamandi Jawa Barat

Dewi Safitri
J3G113048

Program Keahlian Teknologi Industri Benih


Institut Pertanian Bogor
2016
Pendahuluan
Latar Belakang

Padi merupakan pangan pokok bagi hampir seluruh penduduk


Indonesia.

Produksi benih merupakan salah satu kegiatan pokok dalam


pengadaan benih, dan berperan sebagai kegiatan pokok yang
paling awal dilakukan (Eny et al 2013).

Benih penjenis (Breeder Seed / BS) dihasilkan dari


perbanyakan benih inti dan digunakan untuk benih sumber.
Tujuan
• mengembangkan pengetahuan,
Tujuan keterampilan dan kemampuan
mahasiswa dalam menganalisa dan
memahami berbagai persoalan
umum yang nyata dalam bidang kegiatan
Teknologi Industri Benih

Tujuan •mahasiswa dapat melakukan secara langsung produksi benih


padi kelas benih penjenis
•meningkatkan keterampilan dalam melakukan produksi benih

khusus
padi, mengetahui aspek-aspek dan prosedur dalam kegiatan
produksi benih padi di Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi,
Jawa Barat.
Metodologi
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan
selama dua bulan, mulai tanggal 9 Februari
hingga tanggal 8 April 2016.

Tempat Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di Balai Besar
Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat.
Metode Pelaksanaan

1 3
Pengenala 2 Partisipasi
Pengenala Langsung
n Keadaan
4 n Kondisi Kegiatan
Umum
Wawan Lapangan Produksi
Balai 5 Benih
cara, 6 7
Pengu
Diskusi Evaluas Pelapor
mpulan
dan i an
Data
Studi
Pustaka
Kondisi Umum BB Padi
Sejarah Singkat BB Padi Sukamandi

• Balai ini didirikan pada tahun 1972, pada mulanya


bernama Lembaga Pusat Penelitian Pertanian (LP3)
cabang Sukamandi

• 10 Agustus 1980 Institusi ini diresmikan oleh Presiden


Suharto sebagai Balai Penelitian Tanaman Pangan
Sukamandi (Balittan Sukamandi) sampai tahun 1994.

• SK Mentan No. 796/Kpts/OT.210/12/94 Balittan


Sukamandi berubah tugas dan fungsi menjadi Institusi
penelitian yang khusus menangani komoditas padi dan
bernama Balai Penelitian Tanaman Padi (BALITPA)
Gedung sekretariat BB Padi Sukamandi
(BB Padi 2015)
• SK Menteri Pertanian No.
12/Permentan/OT.1540/35/256/2006 01 Maret 2006
organisasi san tata kerja BALITPA berubah menjadi
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi)
Produksi Benih Padi
P
r
P
o
e
d
n
g
u
o
l
k
a
s
h
a
i
n

B
B
e
e
n
i
n
h
i
h

P
e
n
g
u
j
i
a
n

M
u
t
u

B
e
n
i
h

Pelabelan dan Pengemasan


Produksi Benih Padi
1. Perencanaan produksi
benih
Perencanaan produksi benih disusun berdasarkan :

Evaluasi

Permintaan
pelanggan

Stok atau
persediaan benih
sebelumnya
2. Pengolahan Lahan Penggolahan II
Pembajakan I

Penggenangan I

Pembuatan pola
tanam

Penggenangan
Pengolahan III II
3. Persemaian

Tahapan pembuatan persemaian:


• Pembuatan bedengan
tinggi : 5-10 cm
Lebar : 100-120 cm
Panjang : sesuai kebutuhan
pertanaman

• Penanaman malai dibenamkan Persemaian Nuckeus seed untuk


dalam barisan yang terpisah (1 produksi benih BS
(BB Padi 2014)
malai = 1 baris semai, jarak antar
malai = 20 cm)
Tabel Jumlah malai produksi benih BS MT II 2015
Sukamandi

No. Varietas Jumlah malai Tanggal


(malai) persemaian
1 Inpari 12 300 25-11-2015

2 Inpari 13 600 25-11-2015

3 Inpari 22 600 25-11-2015

Sumber : Dokumen Pertanaman Produksi Benih BS Musim tanam (MT) II BB Padi (2015)
4. Penanaman
• Pindah tanam dilakukan pada bibit berumur ±18-21 hari

• Ketentuan penanaman :
jarak tanam = 40 cm x 20 cm
1 baris tanaman = 50 tanaman
1 lubang tanam = 1 bibit
5. penyulaman

Penyulaman dilakukan 7 hari setelah tanam


dengan menggunakan bibit yang sama dari
varietas dan umur yang sehat berasal dari
dederan yang terletak diujung barisan.
6. Pengairan

 Pengairan dilakukan sesuai dengan kondisi


cuaca dan fase pertumbuhan tanaman.
Tabel Fase pertumbuhan tanaman dan tinggi air lahan
produksi padi

No Fase pertumbuhan tanaman Tinggi air Rekomendasi tinggi Keterangan


atau umur tanaman (cm) air (cm)

1. *1-2 HST (Setelah - 3 Didiamkan selama 3


tanam) hari
2. *4-5 HST - Macak-macak Didiamkan ± 10 hari

3. 15-50 HST (fase vegetatif) 5.3 5 Didiamkan sampai


menjelang fase
generatif
4. 50-100 HST (fase generatif) 3.2 3 Didiamkan 7 hari
menjelang panen

Sumber : Wawancara dengan Penanggung jawab lahan produksi benih Padi dan hasil
pengamatan tinggi air di lahan produksi BB Padi (2016)
keterangan:*hasil wawancara (2016) HST = Hari Setelah Tanam
7. Pemeliharaan Tanaman
3.
2.
1. Pengendalia
Penyiangan
pemupukann Hama dan
Penyakit
Pemelih
araan
Tanama
n
Pemupukan tanaman
Tabel Dosis pemupukan tanaman padi

Luas Lahan Dosis Rekomendasi Aplikasi Pupuk


Varietas Umur Tanaman Jenis Pupuk
(m2) (Kg ha-1) (Kg perluas lahan)

Inpari 12 1000 7 HST Urea 100 10

NPK Majemuk (15:15:15) 50 5


4 MST
NPK Majemuk (15:15:15) 150 15
7 MST Urea 50 5

NPK Majemuk (15:15:15) 50 5


Inpari 13 2000 7 HST Urea 100 20

NPK Majemuk (15:15:15) 50 10


4 MST
NPK Majemuk (15:15:15) 150 30
7 MST Urea 50 10

      NPK Majemuk (15:15:15) 50 10

Sumber : Wawancara dengan Penanggung jawab lahan produksi benih Padi BB Padi (2016)
Keterangan : HST = Hari Setelah Tanam MST = Minggu Setelah Tanam
 
Penyiangan

 Penyiangan
dilakukan pada saat
tanaman berumur
20 -25 HST.

Cyperus rotundus

Echinochloa crussgalli L Limnocharis flava


Wereng coklat
Hama dan Penyakit Tanaman

LTBS (Linier Trap Barrier System)


Tikus Penyakit
Beluk

sundep
hama penggerek
batang
Ustilaginoidea virens
Tabel Jenis pestisida dan rekomendasi dosis/ha produksi benih padi

Aplikasi Dosis
Luas pestisida
Jenis Hama/Penyakit Rekomendasi
Lahan Bahan Aktif perluasan lahan
Pestisida atau sasaran dosis ha-1
(m2)

40000 Insektisida MIPC 50% Wereng coklat 0.5 - 1 kg ha-1 2 – 4 kg ha-1

Hama Pelipat Daun


wereng punggung 0.5 - 1 kg ha-1 2 – 4 kg ha-1
putih
Walang Sangit
1.5 - 2 kg ha-1
Belalang 6 – 8 kg ha-1

Insektisida Penggerek Batang 1 - 2 g l-1 4 - 8 g l-1


Dimehipo 45% (Scirpophaga
+ imidakplorid incertulas)
wereng coklat 2 - 4 g l-1 8 – 16 g l-1

Sumber : Wawancara dengan Penanggung jawab lahan produksi benih Padi BB Padi (2016)
8. Roguing

ketentuan roguing tanaman padi kelas benih BS


“lebih dari empat tanaman terdapat CVL maka, satu baris tanaman dibuang”
Tabel Pengamatan jumlah CVL dan off type fase generatif
 

No. Varietas Luas Jumlah CVL Jumlah off type Jumlah tanaman
lahan (tanaman (tanaman atau terserang
(m2) atau rumpun) rumpun) penyakit
(tanaman atau
rumpun)
1 Inpari 12 1000 1 19 -
2 Inpari 13 2000 - 21 -
3 Inpari 22 2000 3 32 2
Sumber : BB Padi (2016)
9. Proses Sertifikasi

Verifikasi pengolahan Lahan

Pemeriksaan Pertanaman

Verifikasi Kebersihan Alat Panen dan Alat


Pengolahan Benih
a. Verifikasi pengolahan Lahan
 Verifikasi pengolahan lahan dilakukan
sebelum pengolahan tanah dilakukan oleh
staff mutu untuk memeriksa sejarah
tanaman sebelumnya dan pemeriksaan
lahan yang akan dijadikan lahan produksi
benih kelas benih BS.

2m

Isolasi Jarak
b. Pemeriksaan Pertanaman

Pemeriksaa
n fase
Pemeriksaan masak
fase
generatif
Pemeriksaa
n fase
vegetatif
b. Pemeriksaan Pertanaman
Pemeriksaan fase vegetatif
Dilakukan pada umur ±30 HST (awal) dan
berumur 50-55 HST (akhir).

Fase Vegetatif awal


b. Pemeriksaan Pertanaman
Pemeriksaan fase Generatif
Dilakukan pada fase berbunga ±85-90 HST.

Pemeriksaan fase masak


Dilakukan pada fase berbunga umur 100-115
HST dengan Seleksi baris tanaman.
b. Pemeriksaan Pertanaman
Tabel Rata-rata hasil pemeriksaan fase generatif
No Parameter Varietas Hasil Deskripsi Keterangan
Pemeriksaan Varietas
1 Kehalusan daun Inpari 13 Kasar - -
Inpari 12 Kasar - -
Inpari 22 Kasar - -
2 Warna helaian daun Inpari 13 Hijau Hijau Sesuai
Inpari 12 Hijau Hijau Sesuai
Inpari 22 Hijau Hijau Sesuai
3 Sudut daun Inpari 13 Tegak Tegak Sesuai
bendera Inpari 12 Agak Tegak Agak tegak Sesuai
Inpari 22 Tegak Tegak Sesuai
4 Tinggi tanaman Inpari 13 101.8 cm ±102 cm Sesuai
Inpari 12 98.2 cm ±99 cm Sesuai
Inpari 22 110.1 cm ±103 cm Sesuai
5 Bentuk tanaman Inpari 13 Tegak Tegak Sesuai
Inpari 12 Tegak Tegak Sesuai
Inpari 22 Tegak Tegak Sesuai

Sumber : BB Padi (2016)


S

Tabel Hasil Pemeriksaan Fase Masak


No Parameter Varietas Hasil Pemeriksaan Deskripsi Varietas Keterangan

1 Bentuk gabah Inpari 13 Panjang Ramping Panjang Ramping Sesuai


Inpari 12 Ramping Ramping Sesuai
Inpari 22 Panjang Panjang Sesuai

2 Warna gabah Inpari 13 Kuning bersih Kuning bersih Sesuai


Inpari 12 Kuning bersih Kuning bersih Sesuai
Inpari 22 Kuning bersih Kuning bersih Sesuai
3 Tingkat Inpari 13 Sedang Sedang Sesuai
kerontokan Inpari 12 Sedang Sedang Sesuai
Inpari 22 Sedang Sedang Sesuai
4 Tingkat Inpari 13 Sedang Sedang Sesuai
kerebahan Inpari 12 Sedang Sedang Sesuai
Inpari 22 Tinggi Toleran Sesuai

Sumber : BB Padi (2016)


Tabel Pemeriksaan mutu di lapangan

Hasil parameter pemeriksaan

No Varietas CVL dan off Isolasi jarak Isolasi Keterangan


type (%) (m) Waktu
(hari)
1 Inpari 12 0 2 0 Lulus
2 Inpari 13 0 2 0 Lulus
3 Inpari 22 0 2 0 Lulus
*standar lapangan 0 2 21

Sumber : BB Padi (2016)


Keterangan : *Kepmentan (2015)
Gambar Tanaman
c. Verifikasi kebersihan alat panen dan
pengolahan benih

 Verifikasi kebersihan
alat panen dilakukan
sebelum melakukan
pemanenan dan
pengolahan.

 Alat dan bahan : karung,


Air screen cleaner, arit,
lantai jemur, Tresher,
gudang pengolahan
10. Panen
Waktu panen ditentukan jika umur berbunga
telah mencapai optimal. Kondisi ini ditandai
oleh sebagian besar (80 % - 90%) malai telah
menguning.
11. Perontokan
Perontokan malai padi biasanya dilakukan
langsung disawah, setelah tanaman padi di
potong dan ditumpuk diatas terpal kemudian
padi dirontokkan dengan cara digebot atau
menggunakan Tresher.
12. Pengolahan

1. Penerimaan benih
2. Pengeringan benih
3. Pembersihan dan pemilahan benih
4. Penimbang benih
Penerimaan Benih

Penerimaan benih
dilakukan dengan cara
menimbang GKP
(Gabah Kering Panen)
benih.
Pengeringan Benih
Pembersihan dan pemilahan Benih

Pembersihan dan
pemilahan benih BS di
UPBS BB Padi
Sukamandi
menggunakan alat
air screen cleaner.
Penimbangan

Penimbangan dilakukan
dengan menggunakan
timbangan dan
pencatatan bobot benih
bersih untuk mengetahui
hasil benih yang
didapatkan.
Tabel Hasil perhitungan rendemen benih padi

Hasil Panen
Luas
Kelas Tanggal KA KA Rendemen
varietas lahan GKP GKK Benih
Benih panen Awal Akhir Benih (%)
(m2) (Kg) (Kg) (Kg)
(%) (%)

11/3/201
Inpari 12 BS 1000 280 24.6 237 11.5 221 78.9
6
15/3/201
Inpari 13 BS 2000 761 23.7 628 11.7 590 77.5
6
19/3/201
Inpari 22 BS 2000 71 25.3 56 11.2 50 70.4
6

Sumber : BB Padi (2016)


Keterangan : GKP = Gabah Kering Panen
KA = Kadar Air
GKK = Gabah Kering Kotor
Pengujian Mutu Benih

1. Penetapan Kadar Air


Benih
Pengujian rutin
2. Analisis Kemurnian Fisik
Benih

PENGAMBILAN 3. Penilaian Daya


CONTOH BENIH Berkecambah Benih
Pengambilan contoh
Benih
Tabel Penimbangan bobot contoh kerja benih padi

No. Varietas Kelas Benih Bobot contoh *Standar


kerja (g) Lab. Min.
(g)
1 BS 70.02 70
Inpari 6
2 BS 70.00 70
Inpari 25
3 BS 70.01 70
Inpari 28
4 BS 70.01 70
Cilamaya muncul
Sumber : BB Padi (2016)
Keterangan : *Kepmentan (2015)
Penetapan Kadar air
• UPBS BB Padi menggunakan standar ISTA
Rules 2013 dalam penetapan kadar air
Tabel Hasil Pengujian Kadar Air Benih

Kelas *Standar Lab


Varietas %KA Hasil
Benih (maks.)
Inpari 6 BS 10.2 13 Memenuhi standar
inpari 25 BS 11.5 13 Memenuhi standar
inpari 28 BS 11.0 13 Memenuhi standar
cilamaya muncul BS 10.4 13 Memenuhi standar
Rata-rata 10.8
Sumber : BB Padi (2016)
Keterangan :*Kepmentan (2015)
Analisis kemurnian fisik benih
• Analisis kemurnian dilakukan dengan memisahkan contoh
kerja dalam komponen benih murni, benih tanaman lain dan
kotoran benih.
• Analisis kemurnian fisik benih dilakukan berdasarkan ISTA
Rules 2013
Tabel Hasil Pengujian Kemurnian Fisik Benih

Hasil Pengujian komponen kemurnian benih


Varietas BM (%) KB (%) BTL (%)
Inpari 6 100.0 T (0.01) 0.0
Inpari 25 100.0 T (0.03) 0.0
Inpari 28 99.9 0.1 0.0
Cilamaya muncul 100.0 T (0.04) 0.0
*Standar Lab. 99.0 1.0 0.0
Sumber : BB Padi (2016)
Keterangan : BM = Benih murni
KB = Kotoran Benih
BTL = Benih Tanaman Lain
*Kepmentan (2015)
Pengujian Daya Berkecambah Benih
Tabel Hasil Pengamatan Daya Berkecambah
Kriteria kecambah (%)
*Standar
Kelas Lab
Varietas benih KN KAb BSTT BM %DB
Inpari 6 BS 97 3 0 0 80
Inpari 25 BS 98 2 0 1 80
Inpari 28 BS 97 2 0 1 80
Cilamaya muncul BS 97 2 0 1 80
Sumber Rata-rata: BB Padi (2016) 97 2 0 1
Keterangan : KN = Kecambah Normal
KAb = Kecambah Abnormal
BSTT = Benih Segar Tidak Tumbuh
BM = Benih Mati
*Kepmentan (2015)
Pelabelan dan Pengemasan Benih

• Label benih berisi hasil dari


pengujian mutu di Laboratorium,
varietas, kelas benih yang
disetujui oleh Pemulia tanaman.

• Pengemasan benih dilakukan


dengan bahan kemasan
Polyethilene, benih dikemas 5 kg
kemasan-1
Kesimpulan
• Produksi benih padi kelas benih BS (Breeder seed) di BB Padi Sukamandi meliputi
kegiatan produksi benih, pengolahan benih dan pengujian mutu benih.

• Hasil pemeriksaan pertanaman di Lapangan varietas Inpari 12, Inpari 13 dan Inpari 22
dinyatakan lulus karena memenuhi syarat pemeriksaan tanaman

• Hasil Pengujian Laboratorium benih padi untuk varietas Inpari 6, Inpari 25, Inpari 28 dan
Cilamaya muncul dinyatakan lulus dan telah mengacu pada ISTA (International Seed
Testing Association) Rules 2013

Saran
• Kegiatan pemupukan sebaiknya dilakukan pengukuran warna daun dengan menggunakan

Bagan Warna Daun (BWD) agar diketahui tanaman kekurangan atau kelebihan unsur hara

• Proses pengambilan sampel benih di gudang sebaiknya dilakukan sesuai prosedur yang
ditetapkan serta pengambilan secara acak agar mewakili lot seluruh benih.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai