Anda di halaman 1dari 5

PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS)

BUDIDAYA PADI SAWAH PRODUKTIVITAS TINGGI


Penerapan Inovasi Integrated Crops Land Management (ICLM) / PTT Plus
Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Implementation of Integrated Crop Land Management (ICLM) / ICM Plus
for Enhancing Crop Productivity and Quality of Yield Harvest
TAHAPAN URAIAN PELAKSANAAN POLA TANAM TABELA
KEGIATAN
Persiapan Lahan  Semprot gulma dan senggang dengan Gramoxone, dosis
7-10 hari sebelum 2-3 liter/ha, biarkan selama 1-2 hari
tanam  Bajak sawah secara sempurna (OTS = olah tanah
sempurna), sambil memperbaiki pematang
 Biarkan sawah tergenang air, guna menekan pertumbuhan
gulma
 1-2 hari sebelum tanam, basmi hama keong dengan
Bestnoid 60 WP, dosis 500 g/ha
 Lakukan pengendalian hama tikus, gunakan Klerat sesuai
dengan juknisnya

Persiapan Benih.  Jam 4 sore, lakukan seleksi benih dengan cara


30-40 kg benih per perendaman dalam baskom besar dengan larutan garam
ha (200 gram per 10 liter air) selama 5-10 menit, diaduk,
Baskom Besar buang gabah yang hampa, lalu tiriskan.
 Selanjutnya benih direndam dalam larutan Cruiser (dosis
5 ml/10 liter) selama 12-14 jam.
 Untuk perendaman benih 30-40 kg cukup gunakan 1 botol
Cruiser (12,5 ml)
 Setelah itu, benih ditiriskan, lalu diperam selama 24 jam.
Catatan : air Cruiser jangan dibuang karena dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida dengan cara disemprotkan
pada tanaman.
 Esok paginya, benih yang sudah mulai berkecambah siap
disebar dipersemaian.
Persiapan  Lakukan persiapan dan pembersihan alat serta pengaturan
ATABELA jarak lubang keluarnya benih sesuai dengan jarak tanam
yang diinginkan (legowo 2:1 dan atau 4:1)

 Usahakan kondisi areal persawahan macak-macak


Teknik Tanam  Sebelum benih dimasukkan, pastikan lubang keluarnya
TABELA benih tertutup
 Masukkan benih ke dalam tabung sesuai kebutuhan
selanjutnya ditutup
 Pasang tali untuk memandu titik awal mulai menarik alat
ATABELA (agar rapi dan lurus).

Persiapan Tanam  Lakukan Penyemprotan Logran 75 WG di areal


dan Tanam persawahan 2-3 hari sebelum bibit ditanam, dengan dosis
(Pengendalian 20 gram/hektar, disemprotkan dalam kondisi lahan macak-
gulma pratumbuh macak (berair setinggi mata kaki).
dan penyemprotan  1 hari sebelum tanam, lakukan penyemprotan JMS +
POC Cakrabumi BioBoost dan Bioaktivator secara merata di areal
G-05) persawahan
Pemeliharaan Teknologi Pemupukan (waktu dan dosis per hektar) :
Tanaman  Umur 10-12 HSTb, lakukan kocor Bioaktivator + NPK
(Pemupukan dan Organik Cair dan Biang Pupuk secara merata dan
Perlindungan sesuai dosis anjuran
Tanaman)  Umur 27-30 HSTb = 400 kg NPK Pelangi + 100 kg Urea
+ 300 kg Petroganik (Optional) + 10 kg Petrobio dan 10
Varietas Padi kg Procal / anti asam (semua dicampur lalu disebar
Unggul : merata )
Mekongga, Batang  Umur 32-35 HSTb, kocor dengan NPK Organik dan
Gadis, Cibogo, Biang Pupuk
Ciherang, Cigeulis,  Umur 47 dan 62 HSTb, dianjurkan pemupukan lewat
Ciliwung, INPARI daun dengan POC
(kondisional) dan  Cakrabumi 5-in-1 (Booster) sesuai anjuran.
IR-64
Teknologi Pengendalian Gulma Purna Tumbuh :
 Umur 24-30 HSTb, penyemprotan Topshot / Apiro, dosis
sesuai anjuran, dalam kondisi sawah berair setinggi 1-2
cm, dan dipertahankan minimal 2 hari

Teknologi Perlindungan Tanaman dan Peningkatan Hasil


Panen :
 Umur 12-15 HSTb, penyemprotan Virtako, Amistartop
dosis masing-masing 100 ml/ha dan POC Cakrabumi 5-
in-1 sesuai anjuran
 Umur 45-47 HSTb, penyemprotan Virtako dosis100 ml/ha,
Filia dosis150 ml/ha dan POC Cakrabumi 5-in-1 sesuai
anjuran
 Umur 61-62 HSTb (fase primordial), penyemprotan
Virtako dan Score dosis masing-masing 100 ml/ ha.dan
POC Cakrabumi 5-in-1 sesuai anjuran
 Umur 47 dan 52, bisa ditambahkan Plenum (200 gram/ha)
bila ada gejala wereng
 Malai keluar 5-10%, semprot Alika dan Score, dosis
masing-masing 100 ml/ ha.
 Malai keluar 70-80%, penyemprotan Alika dan
Amistartop, dosis masing-masing 100 ml/ ha.
 Malai keluar 100%, penyemprotan Alika, dosis : 100
ml/ha (dianjurkan).
Panen dan  Panen dilakukan bila bulir padi sudah menguning (masak
Ubinan fisiologis 90-95%).
(Guna mengetahui  Lakukan ubinan guna mengetahui produktivitas sesuai
tingkat Juknis BPS. Caranya : ubinan berukuran 2,5 x 2,5 m, lalu
produktivitas) potong rumpun padi yang ada didalam petak ubinan, ambil
gabahnya dan timbang hasilnya (kg), kemudian di kali
dengan 1600 guna mengetahui nilai GKP (Gabah Kering
Panen). Selanjutnya GKP dikali dengan 0.8602 untuk
memperoleh GKG (Gabah Kering Giling).
Prinsip kerja : 5 AS (Keras, Cerdas, Ikhlas, Tuntas dan Mawas), serta 5 T
(Tepat Sasaran, Jenis, Waktu, Dosis dan Cara)
Edisi : SEPTEMBER 2022
Disusun oleh :
M Chary Septyadi (0852-5028-5818) dan Tarbiyatul Munawwarah (0822-5050-8416)
PETUNJUK TEKNIS (JUKNIS) UNTUK SL-PTT

BUDIDAYA PADI SAWAH PRODUKTIVITAS TINGGI


Penerapan Inovasi Integrated Crops Land Management (ICLM) / PTT Plus
Mendukung Pertanian Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
Implementation of Integrated Crop Land Management (ICLM) / ICM Plus
for Enhancing Crop Productivity and Quality of Yield Harvest

TAHAPAN URAIAN PELAKSANAAN POLA TANAM TABELA


KEGIATAN PTT PTT Plus / ICLM
Persiapan  Semprot gulma dan senggang dengan Gramoxone, dosis 2-3
Lahan liter/ha, biarkan selama 1-2 hari
7-10 hari  Bajak sawah secara sempurna (OTS = olah tanah sempurna),
sebelum tanam sambil memperbaiki pematang
 Biarkan sawah tergenang air, guna menekan pertumbuhan
gulma
 1-2 hari sebelum tanam, basmi hama keong dengan Bestnoid
60 WP, dosis 500 g/ha
 Lakukan pengendalian hama tikus, gunakan Klerat sesuai
dengan juknisnya
Persiapan  Jam 4 sore, lakukan seleksi benih dengan cara perendaman
Benih. dalam baskom besar dengan larutan garam (200 gram per 10
30-40 kg benih liter air) selama 5-10 menit, diaduk, buang gabah yang
per ha hampa, lalu tiriskan.
Baskom Besar  Selanjutnya benih direndam dalam larutan Cruiser (dosis 5
ml/10 liter) selama 12-14 jam.
 Untuk perendaman benih 30-40 kg cukup gunakan 1 botol
Cruiser (12,5 ml)
 Setelah itu, benih ditiriskan, lalu diperam selama 24 jam.
Catatan : air Cruiser jangan dibuang karena dapat
dimanfaatkan sebagai pestisida dengan cara disemprotkan
pada tanaman.
 Esok paginya, benih yang sudah mulai berkecambah siap
disebar dipersemaian.
Persiapan  Lakukan persiapan dan pembersihan alat serta pengaturan
ATABELA jarak lubang keluarnya benih sesuai dengan jarak tanam yang
diinginkan (legowo 2:1 dan atau 4:1)

Teknik Tanam  Usahakan kondisi areal persawahan macak-macak


TABELA  Sebelum benih dimasukkan, pastikan lubang keluarnya benih
tertutup
 Masukkan benih ke dalam tabung sesuai kebutuhan
selanjutnya ditutup
 Pasang tali untuk memandu titik awal mulai menarik alat
ATABELA (agar rapi dan lurus).
Persiapan  Lakukan Penyemprotan  1 hari sebelum tanam, lakukan
Tanam dan Logran 75 WG di areal pengkocoran JMS + BioBoost
Tanam persawahan 2-3 hari dan Bioaktivator secara
(Pengendalian sebelum bibit ditanam, merata di areal persawahan
gulma dengan dosis 20
pratumbuh dan gram/hektar,
penyemprotan disemprotkan dalam
POC kondisi lahan macak-
Cakrabumi G- macak (berair setinggi
05) mata kaki).
Pemeliharaan Teknologi Pemupukan Teknologi Pemupukan
Tanaman (waktu dan dosis per (waktu dan dosis per hektar) :
(Pemupukan hektar)  Umur 10-12 HSTb, pupuk Urea
dan  Umur 10-12 HSTb, pupuk dosis 25 kg/ha plus kocor
Perlindungan Urea dosis 25 kg/ha Bioaktivator + NPK Organik
Tanaman) (tabur merata) Cair dan Biang Pupuk secara
 Umur 27-30 HSTb = merata dan sesuai dosis anjuran
Varietas Padi : 400 kg NPK Pelangi +
Mekongga, 75 kg Urea + 300 kg  Umur 27-30 HSTb = 400 kg
Batang Gadis, Petroganik (Optional) + NPK Pelangi + 75 kg Urea +
Cibogo, 10 kg Petrobio dan 10 kg 300 kg Petroganik (Optional) +
Ciherang, Procal / anti asam 10 kg Petrobio dan 10 kg
Cigeulis, (semua dicampur lalu Procal / anti asam (semua
Ciliwung, disebar merata ) dicampur lalu disebar merata )
INPARI  Umur 32-35 HSTb, kocor
(kondisional) Teknologi Pengendalian dengan NPK Organik dan
dan IR-64 Gulma Purna Tumbuh : Biang Pupuk
 Umur 24-30 HSTb,  Umur 47 dan 62 HSTb,
penyemprotan Topshot / dianjurkan pemupukan lewat
Apiro, dosis sesuai daun dengan POC Cakrabumi
anjuran, dalam kondisi 5-in-1 (Booster) sesuai
sawah berair setinggi 1-2 anjuran.
cm, dan dipertahankan
minimal 2 hari Teknologi Pengendalian Gulma
Purna Tumbuh :
Teknologi Perlindungan  Umur 24-30 HSTb,
Tanaman dan Peningkatan penyemprotan Topshot /
Hasil Panen : Apiro, dosis sesuai anjuran,
 Umur 12-15 HSTb, dalam kondisi sawah berair
penyemprotan Virtako, setinggi 1-2 cm, dan
Amistartop dosis masing- dipertahankan minimal 2 hari
masing 100 ml/ha
 Umur 45-47 HSTb, Teknologi Perlindungan
penyemprotan Virtako Tanaman dan Peningkatan
dosis100 ml/ha, Filia Hasil Panen :
dosis150 ml/ha Umur 61-  Umur 12-15 HSTb,
62 HSTb (fase penyemprotan Virtako,
primordial), Amistartop dosis masing-
penyemprotan Virtako masing 100 ml/ha dan POC
dan Score dosis masing- Cakrabumi 5-in-1 sesuai
masing 100 ml/ ha. anjuran
 Umur 47 dan 52, bisa  Umur 45-47 HSTb,
ditambahkan Plenum penyemprotan Virtako
(200 gram/ha) bila ada dosis100 ml/ha, Filia dosis150
gejala wereng ml/ha dan POC Cakrabumi 5-
 Malai keluar 5-10%, in-1 sesuai anjuran
semprot Alika dan Score,  Umur 61-62 HSTb (fase
dosis masing-masing 100 primordial), penyemprotan
ml/ ha. Virtako dan Score dosis
 Malai keluar 70-80%, masing-masing 100 ml/ ha dan
penyemprotan Alika dan POC Cakrabumi 5-in-1 sesuai
Amistartop, dosis anjuran
masing-masing 100 ml/  Umur 47 dan 52, bisa
ha. ditambahkan Plenum (200
 Malai keluar 100%, gram/ha) bila ada gejala
penyemprotan Alika, wereng
dosis : 100 ml/ha  Malai keluar 5-10%, semprot
(dianjurkan). Alika dan Score, dosis masing-
masing 100 ml/ ha.
 Malai keluar 70-80%,
penyemprotan Alika dan
Amistartop, dosis masing-
masing 100 ml/ ha.

Panen dan  Panen dilakukan bila bulir padi sudah menguning (masak
Ubinan fisiologis 90-95%).
(Guna  Lakukan ubinan guna mengetahui produktivitas sesuai Juknis
mengetahui BPS. Caranya : ubinan berukuran 2,5 x 2,5 m, lalu potong
tingkat rumpun padi yang ada didalam petak ubinan, ambil gabahnya
produktivitas) dan timbang hasilnya (kg), kemudian di kali dengan 1600
guna mengetahui nilai GKP (Gabah Kering Panen).
Selanjutnya GKP dikali dengan 0.8602 untuk memperoleh
GKG (Gabah Kering Giling).
Prinsip kerja : 5 AS (Keras, Cerdas, Ikhlas, Tuntas dan Mawas), serta 5 T
(Tepat Sasaran, Jenis, Waktu, Dosis dan Cara)
Edisi : SEPTEMBER 2022
Disusun oleh :
M Chary Septyadi (0852-5028-5818) dan Tarbiyatul Munawwarah (0822-5050-8416)

Anda mungkin juga menyukai