Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN

DI KABUPATEN LANGKAT

Refiswal*); Iskandarini**); Tavi Supriana***)

*) Alumni Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian


Universitas Sumatera Utara
**) dan ***) Dosen Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penyuluh merupakan salah satu faktor yang penting dalam penyampaian informasi teknologi kepada petani. Kinerja
penyuluh yang baik sangat mempengaruhi peningkatan produksi. Di Kabupaten Langkat, kinerja penyuluh masih belum
optimal. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja penyuluh, terdiri dari: a) faktor internal, yaitu: pendidikan formal,
pelatihan, umur, motivasi, pemanfaatan media penyuluhan, dan masa kerja/ pengalaman kerja; b) faktor eksternal
yaitu: ketersediaan sarana dan prasarana, sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, jumlah desa binaan, jumlah
kelompok tani binaan, teknologi informasi, tingkat partisipasi aktif petani, hubungan dalam organisasi, dan dukungan
pembinaan dan supervisi. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan strategi peningkatan kinerja penyuluh pertanian
di Kabupaten Langkat. Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang
digunakan adalah analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi peningkatan kinerja penyuluh
pertanian di Kabupaten Langkat adalah dengan menerapkan strategi agresif, yaitu: 1) memberikan informasi,
teknologi, dan inovasi-inovasi terbaru; 2) peningkatan intensitas kegiatan penyuluhan; 3) peningkatan kompetensi
fungsional penyuluh; 4) peningkatan jenjang karir dan kesejahteraan penyuluh; dan 5) peningkatan peran organisasi
penyuluhan.

Kata Kunci: kinerja, penyuluh, strategi

PENDAHULUAN Eksternal; yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar


penyuluh itu sendiri. Beberapa faktor eksternal
Penyuluhan di Indonesia berada dalam penyuluh yang dipertimbangkan berhubungan
kondisi keterbatasan dan kekurangan penyuluh. dengan kinerja penyuluh pertanian adalah:
Kinerja penyuluh pertanian yang baik merupakan ketersediaan sarana dan prasarana yang diperlukan,
dambaan kita semua demi suksesnya pembangunan sistem penghargaan, jarak wilayah kerja, jumlah
pertanian Indonesia. Keadaan petani saat ini yang desa binaan, jumlah kelompok tani binaan,
masih banyak terbelenggu oleh kemiskinan teknologi informasi, tingkat partisipasi aktif petani,
merupakan ciri bahwa penyuluhan pertanian masih hubungan dalam organisasi, dan dukungan
perlu untuk terus meningkatkan perannya dalam pembinaan dan supervisi.
rangka membantu petani memecahkan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di
mereka sendiri, terutama dalam aspek usaha tani atas, maka masalah yang akan dibahas dalam
mereka secara menyeluruh. penelitian ini adalah bagaimana strategi
Kinerja penyuluh harus ditingkatkan lagi peningkatan kinerja penyuluh pertanian di
menjadi lebih baik, sehingga kerjasama semua Kabupaten Langkat? Tujuan dalam penelitian ini
stakeholder pertanian untuk mewujudkannya. adalah menentukan strategi peningkatan kinerja
Menurut Hutapea (2012), ada dua faktor yang penyuluh pertanian di Kabupaten Langkat
mempengaruhi kinerja penyuluh pertanian dalam
bekerja secara professional, yaitu: a) Faktor
Internal; yaitu faktor-faktor yang berasal dari diri TINJAUAN PUSTAKA
penyuluh itu sendiri. Faktor internal terdiri dari:
pendidikan formal, pelatihan, umur, motivasi, Kinerja ialah cara melakukan pekerjaan
pemanfaatan media penyuluhan, dan masa kerja/ dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Jadi
pengalaman kerja penyuluh pertanian. b) Faktor kinerja ialah hal-hal yang dikerjakan dan cara
40 Agrica Ekstensia. Vol. 11 No. 1 Juni 2017: 39-45

mengerjakannya. Kinerja (prestasi kerja) ialah


hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang Faktor Internal:
1. Pendidikan formal
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan 2. Pelatihan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang 3. Umur
Kekuatan
diberikan kepadanya (Mangkunegara dan Prabu, 4. Motivasi
2000). 5. Pemanfaatan
media penyuluhan
Kinerja dapat diartikan sebagai hasil dari 6. Masa kerja/
suatu pekerjaan yang dapat dilihat atau yang dapat pengalaman kerja Kelemahan
dirasakan. Kinerja bisa diukur melalui standar
kompetensi kerja dan indikator keberhasilan yang
dicapai seseorang dalam suatu jabatan/ pekerjaan Strategi
tersebut (Padmowihardjo, 2010). Kinerja seseorang Peningkatan
Kinerja
ditentukan oleh kemampuan ketiga aspek perilaku
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Selama
antara kinerja yang dimiliki petugas dengan kinerja Faktor Eksternal:
1. Ketersediaan
yang dituntut oleh jabatannya terdapat + sarana dan
kesenjangan, petugas tersebut tidak dapat prasarana
berprestasi dengan baik dalam menyelesaikan 2. Sistem
tugas pokoknya. penghargaan
Strategi (strategy) adalah kerangka acuan 3. Jarak wilayah
kerja
yang terintegrasi dan komprehensif yang Peluang
4. Jumlah desa
mengarahkan pilihan-pilihan yang menentukan binaan
bentuk dan arah aktivitas-aktivitas organisasi 5. Jumlah kelompok
menuju pencapaian tujuan-tujuan (Henry tani binaan
6. Teknologi
Simamora, 1997). informasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja 7. Tingkat partisipasi Ancaman
penyuluh pertanian yaitu: a) Faktor Internal; terdiri aktif petani
dari: pendidikan formal, pelatihan, umur, motivasi, 8. Hubungan dalam
pemanfaatan media penyuluhan, dan masa kerja/ organisasi
9. Dukungan
pengalaman kerja penyuluh pertanian. b) Faktor pembinaan dan
Eksternal; terdiri dari: ketersediaan sarana dan supervisi
prasarana yang diperlukan, sistem penghargaan,
jarak wilayah kerja, jumlah desa binaan, jumlah
kelompok tani binaan, teknologi informasi, tingkat
partisipasi aktif petani, hubungan dalam organisasi, Gambar 1. Kerangka Penelitian
dan dukungan pembinaan dan supervisi.
Strategi peningkatan kinerja penyuluh
pertanian dilihat dari analisis faktor internal METODE PENELITIAN
(kekuatan dan kelemahan), dan faktor eksternal
(peluang dan ancaman). Dari analisis tersebut akan Metode Penentuan Lokasi
menghasilkan suatu strategi peningkatan kinerja Lokasi penelitian merupakan tempat
penyuluh. Analisis tersebut dapat dijadikan konsep dimana penelitian dilaksanakan, pada penelitian ini
atau kerangka penelitian seperti pada Gambar 1. lokasi penelitian dilaksanakan di 5 (lima)
kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat. 5
(lima) kecamataan tersebut adalah: Kecamatan
Secanggang, Kecamatan Sei Bingai, Kecamatan
Selesai, Kecamatan Tanjung Pura, dan Kecamatan
Wampu. Metode penentuan lokasi tersebut
dilakukan dengan metode purposive atau sengaja
berdasarkan atas pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas
pertimbangan-pertimbangan: (1) Kecamatan-
kecamatan tersebut merupakan 5 kecamatan
dengan jumlah penyuluh terbanyak; (2)
Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh... (Refiswal, Iskandarini dan Tavi Supriana.) 41

Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan daerah Erwin Suryatama (2014), menjelaskan


sentra pertanian; (3) Jarak lokasi dengan pusat bahwa SWOT adalah singkatan dari Strengths (S),
pemerintahan Kabupaten yang tidak terlalu jauh. Weaknesses (W), Opportunities (O), dan Threats
(T). Analisis SWOT sendiri memiliki tujuan untuk
Metode Penentuan Sampel memisahkan masalah pokok dan memudahkan
Tavi Supriana (2016), menyatakan bahwa pendekatan strategis dalam suatu bisnis atau
metode penentuan sampel merupakan proses organisasi.
pemilihan sejumlah individu (sampel) untuk suatu
penelitian, sehingga individu-individu tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar
(populasi). Pada penelitian ini, populasi adalah Adapun langkah-langkah analisis SWOT
jumlah semua penyuluh di lokasi penelitian yaitu yang dilakukan adalah:
semua penyuluh yang ada di 5 (lima) kecamatan 1. Identifikasi faktor-faktor internal dan faktor-
yang berjumlah 49 orang penyuluh. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi kinerja
rinciannya sebagai berikut: penyuluh.
1. Kecamatan Secanggang : 12 orang Berdasarkan landasan teori yang dibuat,
2. Kecamatan Sei Bingai : 11 orang maka dapat diklasifikasikan faktor-faktor
3. Kecamatan Selesai : 9 orang internal dan faktor-faktor eksternal yang
4. Kecamatan Tanjung Pura : 9 orang mempengaruhi kinerja penyuluh seperti yang
5. Kecamatan Wampu : 8 orang dapat dilihat pada Tabel 1.
Dalam penelitian ini, metode penentuan
sampel dilakukan dengan cara sensus terhadap Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
semua populasi, dimana semua populasi dijadikan kinerja penyuluh
sebagai sampel. Artinya, semua penyuluh yang ada
di 5 (lima) kecamatan tadi dijadikan sebagai Faktor Internal Faktor Eksternal
sampel penelitian yaitu berjumlah 49 sampel. - Pendidikan formal - Ketersediaan sarana
dan prasarana
- Pelatihan - Sistem penghargaan
Metode Pengumpulan Data - Umur - Jarak wilayah kerja
Pengumpulan data dilakukan dengan - Motivasi - Jumlah desa binaan
menggunakan sumber primer maupun sekunder. - Pemanfaatan media - Jumlah kelompok
Sumber primer merupakan sumber data yang penyuluhan tani binaan
diperoleh langsung dari lapangan, sedangkan - Masa kerja/ - Teknologi informasi
sumber sekunder adalah data yang diperoleh dari pengalaman kerja
sumber-sumber lain yang relevan, misalnya - Tingkat partisipasi
instansi-instansi pemerintah. Data yang diperoleh aktif petani
dari sumber primer disebut data primer, sedangkan - Hubungan dalam
data yang diperoleh dari sumber sekunder disebut organisasi
- Dukungan
data sekunder (Tavi Supriana, 2016).
pembinaan dan
Dalam penelitian ini, data primer diperoleh supervisi
dari penyuluh (Penyuluh PNS dan THL-TBPP di 5
lokasi penelitian), sedangkan data sekunder 2. Penentuan faktor S, W, O dan T.
diperoleh dari Dinas Pertanian dan Tanaman Faktor S, W, O dan T diperoleh setelah
Pangan Kabupaten Langkat, BPP 5 lokasi didapat nilai rata-rata masing-masing variabel
penelitian dan instansi-instansi terkait lainnya. hasil wawancara kuesioner yang dilakukan.
Faktor internal akan menghasilkan kekuatan
Metode Analisis Data (S) dan kelemahan (W), sedangkan faktor
Metode analisis data yang digunakan eksternal akan menghasilkan peluang (O) dan
dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis ancaman (T). Rincian penentuan faktor S, W,
SWOT. Rangkuti (2009), menerangkan bahwa O dan T dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel
analisis SWOT membandingkan antara faktor 3.
internal kekuatan (strengths) dan kelemahan
(weaknesses) dengan faktor eksternal peluang
(opportunities) dan ancaman (threats).
42 Agrica Ekstensia. Vol. 11 No. 1 Juni 2017: 39-45

Tabel 2. Penentuan faktor S dan W


Dari Tabel 4, didapat bahwa selisih skor
Kekuatan Kelemahan tertimbang antara kekuatan dan kelemahan
Faktor Internal
(S) (W)
- Pendidikan formal √
adalah 2,44; artinya titik ordinat pada matrik
- Pelatihan √ posisi kekuatan dan kelemahan adalah 2,44.
- Umur √
- Motivasi √ 4. Membuat matrik EFAS (Eksternal Factors
- Pemanfaatan media √ Analysis Strategic).
penyuluhan
- Masa kerja/ √
Matrik EFAS digunakan untuk
pengalaman kerja memperoleh suatu titik ordinat pada matrik
posisi antara peluang dan ancaman yaitu
Tabel 3. Penentuan faktor O dan T selisih skor tertimbang antara peluang dan
ancaman. Matrik EFAS strategi peningkatan
Faktor Eksternal
Peluang Ancaman kinerja penyuluh dapat dilihat pada Tabel 5.
(O) (T)
- Ketersediaan sarana dan √
prasarana
Tabel 5. Matrik EFAS strategi peningkatan
- Sistem penghargaan √ kinerja penyuluh
- Jarak wilayah kerja √ Skor Tertim
- Jumlah desa binaan √ Faktor Strategis Eksternal Bobot Skor bang (Bobot
- Jumlah kelompok tani √ x Skor)
binaan Peluang
- Teknologi informasi √ - Jarak wilayah kerja 0,10 3,22 0,32
- Tingkat partisipasi aktif √ - Jumlah desa binaan 0,10 3,37 0,34
petani - Tingkat partisipasi aktif 0,15 3,00 0,45
- Hubungan dalam √ petani
organisasi
- Dukungan pembinaan dan √
- Hubungan dalam 0,15 3,00 0,45
supervisi organisasi
- Dukungan pembinaan 0,10 4,00 0,40
dan supervisi
3. Membuat matrik IFAS (Internal Factors Jumlah skor peluang 0,60 1,96
Analysis Strategic). Ancaman
Matrik IFAS digunakan untuk memperoleh - Ketersediaan sarana 0,10 2,00 0,20
suatu titik ordinat pada matrik posisi antara dan prasarana
kekuatan dan kelemahan yaitu selisih skor - Sistem penghargaan 0,05 2,02 0,10
tertimbang antara kekuatan dan kelemahan. - Jumlah kelompok tani 0,10 1,00 0,10
Matrik IFAS strategi peningkatan kinerja binaan
penyuluh dapat dilihat pada Tabel 4. - Teknologi informasi 0,15 2,00 0,30
Jumlah skor ancaman 0,40 0,70
Tabel 4. Matrik IFAS strategi peningkatan kinerja Selisih (peluang – 1,26
penyuluh ancaman)

Skor Dari Tabel 5, didapat bahwa selisih skor


Tertimbang
Faktor Strategis Internal Bobot Skor
(Bobot x
tertimbang antara peluang dan ancaman
Skor) adalah 1,26; artinya titik ordinat pada matrik
Kekuatan posisi peluang dan ancaman adalah 1,26.
- Pendidikan formal 0,20 3,06 0,61
- Pelatihan 0,30 4,00 1,20 5. Penentuan matrik posisi dalam SWOT
- Motivasi 0,15 3,76 0,56 Dari matrik IFAS dan EFAS, diperoleh
- Masa kerja/ 0,15 3,37 0,51 dua titik ordinat hasil dari matrik posisi
pengalaman kerja kekuatan dan kelemahan dan matrik posisi
Jumlah skor kekuatan 0,80 2,88 peluang dan ancaman, yaitu:
Kelemahan - Titik ordinat pertama : selisih (kekuatan –
- Umur 0,10 2,39 0,24 kelemahan) = 2,44
- Pemanfaatan media 0,10 2,00 0,20
- Titik ordinat kedua : selisih (peluang –
penyuluhan
Jumlah skor kelemahan 0,20 0,44
ancaman) = 1,26
Selisih (kekuatan-kelemahan) 2,44
Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh... (Refiswal, Iskandarini dan Tavi Supriana.) 43

Maka, matrik posisi dalam SWOT dari IFAS STRENGTHS (S) WEAKNESSES
strategi peningkatan kinerja penyuluh adalah 1. Pendidikan (W)
formal 1. Umur
terlihat pada Gambar 2. 2. Pelatihan 2. Pemanfaatan
3. Motivasi media
4. Masa kerja/ penyuluhan
Peluang (O)
pengalaman
kerja
EFAS
OPPORTUNITIES STRATEGI SO STRATEGI WO
Kuadran 3 Kuadran 1 (O) 1) Memberikan 1) Pengkaderan
a. Jarak wilayah informasi, penyuluh
kerja teknologi, dan (1,e)
b. Jumlah desa inovasi-inovasi 2) Penempatan
1,2 binaan terbaru WKPP yang
6 c. Tingkat (1,2,4,c) dekat dengan
Kelemahan partisipasi aktif 2) Peningkatan tempat
Kekuatan petani intensitas tinggal
(W) (S) d. Hubungan kegiatan penyuluh
dalam penyuluhan (1,a,b,c)
organisasi (3,a,b,c) 3) Dukungan
e. Dukungan 3) Peningkatan penyediaan
Kuadran 4 Kuadran 2 pembinaan dan kompetensi fasilitas
supervisi fungsional media
penyuluh (2, e) penyuluhan
4) Peningkatan (2,d,e)
Ancaman (T) jenjang karir 4) Peningkatan
dan pemanfaatan
kesejahteraan media
Gambar 2. Matrik posisi strategi peningkatan penyuluh penyuluhan
(1,4,d,e) dalam
kinerja penyuluh 5) Peningkatan kegiatan
peran penyuluhan
Dari Gambar 2, terlihat bahwa posisi organisasi (2,c)
strategi berada pada posisi Kuadran 1; yaitu penyuluhan
merupakan situasi yang sangat (3,c,d,e)
THREATS (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
menguntungkan, dimana penyuluh memiliki a. Ketersediaan 1) Peningkatan 1) Memberikan
kekuatan dan peluang, sehingga dengan sarana dan sarana penghargaan
kekuatan yang dimiliki dapat memanfaatkan prasarana prasarana terhadap
peluang yang ada. Strategi yang harus b. Sistem penyuluhan penyuluh
diterapkan adalah strategi agresif. penghargaan (3,a) senior yang
c. Jumlah 2) Pemberian sudah
kelompok tani reward and mendekati
6. Penyusunan strategi dengan menggunakan binaan punishment masa pensiun
matrik SWOT d. Teknologi (3,4,b) (1,b)
informasi 3) Peningkatan 2) Melibatkan
intensitas petani dalam
Dari semua langkah-langkah analisis kunjungan ke hal
SWOT di atas, maka dapat dirumuskan kelompok tani pemanfaatan
beberapa strategi dengan menggunakan matrik (3,4,c) media
SWOT seperti yang terlihat dalam Gambar 3. 4) Peningkatan penyuluhan
teknologi (2,a)
informasi 3) Penempatan
berbasis online WKPP yang
(1,2,d) dekat dengan
tempat
tinggal
penyuluh
(1,c)

Gambar 3. Matrik SWOT strategi peningkatan


kinerja penyuluh
44 Agrica Ekstensia. Vol. 11 No. 1 Juni 2017: 39-45

Dari Gambar 3, dapat dirincikan strategi (dengan mempertimbangkan rata-rata


peningkatan kinerja penyuluh sebagai berikut: umur penyuluh yang sudah cukup tua,
1. Strategi SO jarak wilayah kerja yang tidak terlalu
Strategi yang dapat dilakukan jauh, rata-rata jumlah desa binaan
untuk meningkatkan kinerja penyuluh lebih dari 1 desa, dan tingkat
pertanian di Kabupaten Langkat dengan partisipasi aktif petani yang cukup
melihat kekuatan dan peluang yang tinggi)
dimiliki adalah sebagai berikut: c. Dukungan penyediaan fasilitas media
a. Memberikan informasi, teknologi, dan penyuluhan (dengan
inovasi-inovasi terbaru (dengan mempertimbangkan pemanfaatan
memanfaatkan tingkat pendidikan media penyuluhan yang rendah
penyuluh yang cukup tinggi, dikarenakan kurangnya fasilitas media
pelatihan-pelatihan, pengalaman kerja, penyuluhan dan didukung oleh
dan tingkat partisipasi aktif petani hubungan dalam organisasi yang baik
yang tinggi) serta dukungan pembinaan dan
b. Peningkatan intensitas kegiatan supervisi)
penyuluhan (dengan memanfaatkan d. Peningkatan pemanfaatan media
motivasi penyuluh yang tinggi, jarak penyuluhan dalam kegiatan
wilayah kerja yang cukup dekat, penyuluhan (dengan
jumlah desa binaan yang tidak terlalu mempertimbangkan tingkat partisipasi
banyak, serta tingginya tingkat aktif petani yang cukup tinggi, maka
partisipasi aktif petani) peningkatan pemanfaatan media
c. Peningkatan kompetensi fungsional penyuluhan dalam kegiatan
penyuluh (dengan memanfaatkan penyuluhan perlu ditingkatkan agar
pelatihan-pelatihan serta dukungan kegiatan penyuluhan tersebut lebih
pembinaan dan supervisi) menarik dan menyenangkan)
d. Peningkatan jenjang karir dan 3. Strategi ST
kesejahteraan penyuluh (dengan Strategi yang dapat dilakukan
memanfaatkan tingkat pendidikan, untuk meningkatkan kinerja penyuluh
masa kerja, hubungan dalam pertanian di Kabupaten Langkat dengan
organisasi, dan dukungan pembinaan melihat kekuatan dan ancaman yang
dan supervisi) dimiliki adalah sebagai berikut:
e. Peningkatan peran organisasi a. Peningkatan sarana prasarana
penyuluhan (dengan memanfaatkan penyuluhan baik di lembaga
motivasi, tingkat partisipasi aktif penyuluhan (BPP) maupun penyuluh
petani, hubungan dalam organisasi dan itu sendiri berupa akses jalan ke BPP
dukungan pembinaan dan supervisi) yang memadai, perlengkapan
2. Strategi WO perkantoran, komputer, laptop,
Strategi yang dapat dilakukan proyektor, sepeda motor, dan lain
untuk meningkatkan kinerja penyuluh sebagainya (dengan
pertanian di Kabupaten Langkat dengan mempertimbangkan motivasi
melihat kelemahan dan peluang yang penyuluh yang tinggi dan ketersediaan
dimiliki adalah sebagai berikut: sarana prasarana yang kurang
a. Pengkaderan penyuluh, dalam artian memadai)
Kabupaten Langkat perlu melakukan b. Pemberian reward and punishment
pembinaan, pengawasan mutasi dan terhadap lembaga penyuluhan (BPP)
perekrutan pegawai baru dalam maupun individu penyuluh itu sendiri
jabatan fungsional penyuluhan seperti BPP teladan dan penyuluh
(dengan melihat sebagian besar umur berprestasi (dengan
penyuluh sudah mendekati masa mempertimbangkan motivasi dan
pensiun, dan dukungan pembinaan pengalaman kerja penyuluh yang
dan supervisi) cukup tinggi dengan sistem
b. Penempatan WKPP yang dekat penghargaan yang dirasa pada saat ini
dengan tempat tinggal penyuluh masih kurang)
Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluh... (Refiswal, Iskandarini dan Tavi Supriana.) 45

c. Peningkatan intensitas kunjungan ke Saran


kelompok tani (dengan memanfaatkan
motivasi dan pengalaman kerja yang Diharapkan kerjasama antara penyuluh, petani,
tinggi dalam membina dan melayani organisasi penyuluhan, dan pemerintah agar dapat
kelompok tani binaan yang jumlahnya mengaplikasikan strategi agresif dalam
cukup banyak) peningkatan kinerja penyuluh untuk dapat
d. Peningkatan teknologi informasi meningkatkan kinerja penyuluh pertanian dimasa
berbasis online/ jaringan internet yang akan datang demi terciptanya pembangunan
(dengan melihat tingkat pendidikan pertanian Indonesia yang maju dan mandiri.
yang cukup tinggi, pelatihan-pelatihan
yang memadai untuk bisa menerima
teknologi informasi yang lebih maju) DAFTAR PUSTAKA
4. Strategi WT
Strategi yang dapat dilakukan Hutapea, T. M. M. 2012. Analisis Strategi
untuk meningkatkan kinerja penyuluh Peningkatan Kinerja Penyuluhan
pertanian di Kabupaten Langkat dengan Pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai.
melihat kelemahan dan ancaman yang USU. Medan.
dimiliki adalah sebagai berikut:
a. Memberikan penghargaan terhadap Mangkunegara dan Prabu. 2000. Manajemen
penyuluh-penyuluh senior yang sudah Sumber Daya Manusia. Penerbit PT.
mendekati masa pensiun (melihat Remaja Rosdakarya. Bandung.
umur penyuluh yang sudah cukup tua
dan sistem penghargaan yang selama Padmowihardjo, S. 2010. Psikologi Belajar
ini dirasa masih kurang) Mengajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
b. Melibatkan petani dalam hal
pemanfaatan media penyuluhan Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik
dengan cara membuat inovasi media Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT.
yang tradisional, murah dan mudah Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
dimengerti petani (mengingat
keterbatasan dalam penggunaan Simamora, H. 1997. Manajemen Sumber Daya
media penyuluhan dan ketersediaan Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta.
sarana prasarana yang masih kurang)
c. Penempatan WKPP yang dekat Supriana, T. 2016. Metode Penelitian Sosial
dengan tempat tinggal penyuluh Ekonomi. USU Press. Medan.
(mengingat umur penyuluh yang
sudah cukup tua dan jumlah Suryatama, E. 2014. Lebih Memahami Analisis
kelompok tani yang jumlahnya cukup SWOT dalam Bisnis. Penerbit Kata Pena.
banyak) Surabaya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Strategi peningkatan kinerja penyuluh pertanian di


Kabupaten Langkat adalah dengan menerapkan
strategi agresif, yaitu: 1) memberikan informasi,
teknologi, dan inovasi-inovasi terbaru; 2)
peningkatan intensitas kegiatan penyuluhan; 3)
peningkatan kompetensi fungsional penyuluh; 4)
peningkatan jenjang karir dan kesejahteraan
penyuluh; dan 5) peningkatan peran organisasi
penyuluhan.

Anda mungkin juga menyukai