Perang Banten
Perang Banten
SEJARAH INDONESIA:
PERANG
BANTEN
KELOMPOK 1
1. Ahmad Syauqi 6. Karina Talida
LATAR
01 BELAKANG 02 TOKOH
JALANYA HASIL
03 PERLAWANAN 04 PERLAWANAN
01
LATAR
BELAKANG
Secara garis besar latar belakang Perang Banten terjadi
karena dua hal
Ketika terjadi sengketa antara kedua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Purbaya,
Belanda ikut campur dengan bersekutu dengan Sultan Haji untuk menyingkirkan Sultan
Ageng Tirtayasa. Saat Tirtayasa mengepung pasukan Sultan Haji di Sorosowan (Banten),
Belanda membantu Sultan Haji dengan mengirim pasukan yang dipimpin oleh Kapten
Tack dan Saint-Martin.
03
JALANYA
PERLAWANAN
Perlawanan Perang Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Saat itu banyak
dibangun pengairan/irigasi untuk keperluan pertanian dan perang. Pada tahu 1671 sultan ageng
Tirtayasa mengangkat putra mahkota Abdulnazar Abdulkahar sebagai raja pembantu yang lebih
dikenal dengan nama Sultan Haji. Sultan Haji bertanggung jawab atas segala urusan dalam negeri
sedangkan Sultan Ageng Tirtayasa bertanggung jawab atas urusan luar negeri dibantu putranya yang
lain Pangeran Arya Purbaya. Sultan Haji yang merasa kawatir tidak dinobatkan sebagai raja karena
takut tersaingi oleh Pangeran Arya kemudian bekerja sama dengan VOC untuk merebut tahkta
kesultanan Banten. Dengan demikian timbulah pertentangan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng
Tirtayasa.
Dari persengkongkolan ini VOC mengeluarka 4 syarat kepada Sultan Haji terhadap bantuan yang
diberikan VOC yaitu;
Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC
Monopoli Lada di Banten dikuasai oleh VOC dan harus menyingkirkan pedagang dari Persia,
India dan Cina.
Banten harus membayar denda berjumlah 600.000 ringgit apabila ingkar janji
Pasukan banten yang berjaga di daerah pesisir dan pedalaman Priangan harus segera ditarik
Kembali
Strategi yang dilakukan VOC untuk memanfaatkan situasi ini adalah Devide Et Impera (Politik Adu
Domba) VOC mendapatkan celah kelemahan dari Sultan Ageng Tirtaysa melalui putranya yaitu
Sultan Haji.
VOC dan Sultan Haji berhasil merebut Istana Surosowan dan menjadi Sultan Banten pada tahun
1681. Pasca direbutnya Istana Surosowan, Sultan Ageng Tirtayasa berpindah ke daerah Tirtayasa
(Serang) untuk mendirikan keraton baru dan mengumpulkan bekal untuk merebut kembali keraton
Surosowan. Dalam Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (1981) karya M.C Ricklefs, disebutkan
bahwa Sultan Ageng Tirtayasa melakukan upaya perebutan kembali Istana Surosowan pada 1682.
Pasukan Sultan Ageng mampu mendesak pasukan Sultan Haji dalam penyerangan tersebut,
sehingga Sultan Haji meminta bantuan VOC. Sultan Haji dan VOC mampu meredam perlawanan
dan berhasil memukul mundur pasukan Sultan Ageng dan Pangeran Purbaya hingga ke Bogor.
04
AKHIR PERLAWANAN
AKHIR DARI PERANG BANTEN!